Share

Bab 63 ~ Gisela yang Mabuk

Penulis: Kinan Larasati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-28 22:58:52
“Sampai kapan kamu akan minum? Sudah cukup, Gisela. Kamu sudah sangat mabuk,” cegah Kyle menahan gelas Gisela yang ingin kembali menuangkan vodka ke dalam gelasnya.

“Cukup!” Kyle menahannya dengan segera.

“Apa sih? Jangan menggangguku, aku ingin minum!” ucap Gisela dengan sangat kesal dan menatap Kyle di depannya dengan sorot mata tajam penuh permusuhan.

Kyle menghela napas panjang, mencoba menahan kesabarannya. Ia menatap Gisela yang wajahnya mulai memerah, efek alkohol sudah jelas terlihat. Tangannya tetap memegang gelas Gisela erat, tidak berniat menyerah begitu saja.

“Gisela, lihat dirimu sekarang,” ucap Kyle dengan suara tegas tapi penuh kepedulian. “Kamu bahkan tidak bisa berdiri dengan benar. Apa kamu ingin membuat masalah untuk dirimu sendiri?”

Gisela mendengus, menarik tangannya dari Kyle dengan kasar. “Kamu pikir kamu siapa? Aku bisa mengurus diriku sendiri, Kyle. Jangan bertindak seperti kamu peduli!” Seruan itu diiringi dengan tawa getir yang jelas mencerminkan kepedihan di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
anadesiana
Kyle, kasih faham sm gisella, kalo cinta tidak bisa dipaksakan. gisella sm Kyle aja y, dia perhatian gt sm kamu.
goodnovel comment avatar
Jeon Shanty
Gisela semoga km bisa menghadapi masalah ini dgn bijak walau di sini km dan Joel sama² terluka. suatu saat km pasti akan mendapatkan cinta yg besar dri pria yg mencintaimu walau itu bukan Joel. km cantik km punya segalanya dan km bisa mendapatkan pria manapun jdi tetap percaya diri ya.
goodnovel comment avatar
Yanti Wijaya
Gisel yang mabuk mengungkapkan isi hatinya kepedihan yang dirasakan y akibat perbuatan joel yg memilih mengakhiri hubungan mereka demi wanita lain. Tp mau gmna lg cinta g bisa dipaksakan gisel lebih baik kamu ma kylee sjh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 64 ~ Bukan Teman yang Buruk

    “Um… “ Gisela membuka matannya cukup lebar karena terkejut saat menyadari, ruangan yang dia tempati bukanlah kamarnya. Dia bangkit dari posisinya sambil membuka selimut dan melihat pakaiannya yang ternyata masih lengkap. “Ternyata masih lengkap,” gumamnya bernapas lega. Dia menoleh ke sampingnya dan betapa terkejutnya Gisela di sana sampai dengan spontan menedang tubuh Kyle hingga jatuh berguling ke lantai. “Argh!” ringisnya saat tubuhnya membentur lantai dan terasa sakit. “Ke… kenapa kita ada di sini berdua?” tanya Gisela menatap Kyle dengan tatapan tajam penuh emosi. Kepala Kyle muncul di sana dan menatap Gisela dengan tatapan sayu. “Apa seperti ini, caramu mengucapkan terima kasih?” sindir Kyle.Kyle mengusap punggungnya yang sakit akibat terjatuh, sambil tetap menatap Gisela dengan ekspresi campuran antara lelah dan geli. “Aku menyelamatkanmu tadi malam, tahu? Dan balasannya, aku ditendang ke lantai seperti karung beras. Bagus sekali,” gumamnya dengan nada penuh sindiran.G

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 65 ~ Canggung

    “Pagi, Lin!” sapa Maya membuat Aerline tersenyum padanya. “Pagi, Maya.” Mereka berdiri di depan pintu lift yang ada di lobi untuk menuju ke ruangan kerjanya. Saat sedang berdiri di sana, Leon tiba dan menyapa mereka berdua. “Pagi, Bu Maya, Hai, Lin,” sapa Leon tersenyum merekah pada Aerline. “Hai, Le.” Aerline berusaha memalingkan wajahnya, dia merasa tidak enak hati pada Maya yang terlihat menundukkan kepalanya saat Leon menunjukkan sapaan yang berbeda. Leon menyapa Aerline dengan begitu akrab, sedangkan menyapa Maya dengan formal. Aerline merasa suasana menjadi sedikit canggung. Ia melirik Maya, yang masih menundukkan kepala, lalu kembali tersenyum tipis pada Leon, mencoba meredakan ketegangan."Jadi, kalian berdua ada jadwal rapat hari ini?" tanya Leon, nada suaranya tetap ceria. Namun, matanya lebih sering tertuju pada Aerline.Aerline menanggapi dengan anggukan singkat. "Iya, nanti siang. Rapat proyek baru di lantai 10."Maya ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 66 ~ Meeting Produk Baru

    Siang itu, semuanya berkumpul di ruang meeting. Joelio, Aerline, Maya, BM Heiner, Leon dan Manager divisi keuangan, pengadaan, divisi produksi dan divisi pemasaran. Untuk membahas proyek baru perusahaan mereka yang bergerak di bidang skincare. Ruang meeting itu dipenuhi suasana profesional, dengan semua pihak yang terlibat duduk mengelilingi meja besar. Beberapa presentasi sudah dimulai, tetapi Aerline bisa merasakan ketegangan kecil di udara, terutama dengan kehadiran semua pihak yang terlibat dalam proyek baru ini.Joelio duduk di ujung meja, dengan sikap tenang dan penuh kewibawaan, sementara BM Heiner yang berdiri di depan mereka menjelaskan dengan antusias mengenai perkembangan terbaru proyek mereka. Leon duduk dengan santai, sesekali melirik Aerline, tapi lebih banyak memperhatikan presentasi BM Heiner. Maya tampak serius, namun matanya sesekali melirik ke arah Leon. Begitu juga dengan manager divisi lainnya, yang tampaknya tengah mencatat dengan seksama setiap detail yang dib

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 67 ~ Tekanan

    “Kamu sudah tiba, Joel. Duduklah,” ucap Abraham membuat Joel duduk dihadapan Abraham. Saat ini, mereka berdua berada di ruang pribadi sebuah restoran. Terlihat ada berbagai menu lezat tertata di atas meja dengan sangat menggugah. Tetapi tidak berlaku untuk Joel yang terlihat tidak berselera makan. “Kenapa memanggilku datang?” tanya Joel tanpa basa-basi. “Kamu masih bersikap dingin pada Ayahmu. Kita sudah lama tidak makan bersama, Joel. Duduklah, dan kita nikmati makan malam bersama,” ujar Abraham duduk di kursi. Joel pun mengambil duduk di hadapan Abraham. “Setelah Anda menikah dengan Bailee... hubungan kita tidak pernah akur. Jadi, langsung pada intinya saja, kenapa Anda memanggil saya kemari?” tanya Joel. Abraham menghela napas, tatapannya melembut namun penuh kewaspadaan. “Joel, aku tahu hubungan kita tidak lagi seperti dulu. Tapi aku tetap ayahmu, dan ada hal penting yang perlu kita bicarakan.”Joel menyilangkan tangan di

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 68 ~ Jadi taruhan

    “Pagi... “ sapa Aerline tersenyum melihat Joel yang sedang sibuk menyajikan sarapan di atas meja. Terlihat dua piring berisi roti isi sayur, beef, telur, sosis, alpukat dan toping lainnya. “Pagi,” sapa Joel. “Duduklah, kita sarapan bersama.” Aerline tersenyum tipis dan mendekat ke meja makan. Ia menarik kursi dan duduk, sementara Joel dengan cekatan meletakkan secangkir kopi hangat di hadapannya.“Kamu memasak sendiri?” tanya Aerline sambil melirik piring yang terlihat begitu rapi dan menggugah selera.“Ya, tentu saja,” jawab Joel santai sambil duduk di kursi seberangnya. “Bukankah ini lebih spesial dibanding sarapan di restoran?”Aerline terkekeh kecil. “Ya, kurasa masakanmu jauh lebih baik dibanding makanan di restoran,” gurau Aerline.Joel tersenyum kecil, menyandarkan tubuhnya ke kursi. “Apa kamu sedang mengejekku?” tanya Joel yang sudah duduk dihadapan Aerline.Aerline hanya tertawa kecil, “Mana mungkin aku berani mengejek bosku sendiri,” kekehnya.Ia mengambil roti is

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 69 ~ Bertemu Gisela

    Ddrrttt... Aerline menatap layar ponselnya saat ponselnya berdering dan nomor asing muncul di sana. “Siapa, ya?” gumamnya. Aerline pun menerima panggilan tersebut tanpa menaruh kecurigaan apa pun. "Halo... " "Tinggalkan Joelio, atau kau akan mati!" Degh! Aerline tertegun di sana saat mendengar suara pria menakutkan di seberang sana. Tubuhnya bergetar hebat dan jantung berdebar sangat cepat.Aerline terdiam, tangannya yang memegang ponsel gemetar. Ia mencoba menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri, meskipun suara ancaman itu masih terngiang di telinganya.“Siapa ini? Apa maksudmu?” tanya Aerline, suaranya bergetar namun tetap mencoba terdengar tegas.“Bukan urusanmu siapa aku. Ini peringatan terakhir. Tinggalkan Joelio, atau aku pastikan kau tidak akan selamat,” suara itu kembali terdengar, tajam dan penuh ancaman, sebelum sambungan terputus begitu saja.Aerline menatap ponselnya dengan mata meleba

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 70 ~ Salahkah Kalau Egois?

    “Hai, Lin… “ Leon menyapa Aerline yang hendak pergi ke mejanya. “Hai, Le.” Aerline hanya melihat sekilas dan memalingkan wajahnya. Tanpa kata, Aerline berjalan melewati Leon, tetapi pria itu menahan pergelangan tangan Aerline di sana. “Ada apa?” tanya Aerline masih berusaha menghindari tatapan Leon. Pria itu menyampaikan rambut Aerline yang menutupi area pipinya dan terlihat memar di sana. “Siapa yang melakukannya, Lin?” tanya Leon. “Bukan urusanmu!” ucap Aerline menepis tangan Leon dan berusaha pergi tetapi Leon tidak menyerah dan kembali memegang lengan Aerline. “Aku tanya sekali lagi, siapa yang melakukannya?” tanya Leon penuh penekanan. Aerline terdiam sejenak, menundukkan wajahnya untuk menyembunyikan ekspresi yang sulit ia kendalikan. Ia menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan air mata yang mulai menggenang. “Leon, lepaskan aku. Aku tidak ingin membicarakan ini,” ujarnya dengan suara lirih, nyaris seperti bisikan.Leon menghela napas, menatap Aerline dengan sorot mata y

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 71 ~ Kehadiran Lyman

    “Gimana kabarmu, Lin?” tanya Lyman yang saat ini sedang ada di cafetaria kantor. “Kabarku baik. Abang, kenapa bisa datang ke sini? Bukannya, Abang di Indonesia?” tanya Lyman. “Hmm... sebenarnya Joel menghubungiku beberapa waktu lalu dan memintaku datang,” ucap Lyman. “Apa terjadi sesuatu?” tanya Aerline menatap Lyman. Bukannya menjawab, Lyman malah menatap Aerline intens dan mulai membuka suaranya. “Sebenarnya ada masalah apa antara kamu dan Joel?” tanya Lyman dengan serius.Aerline terkejut mendengar pertanyaan itu. Dia menatap Lyman dengan mata yang sedikit melebar, seolah mempertanyakan apakah dia harus menjawabnya. Meskipun begitu, Aerline tahu bahwa Lyman tidak akan berhenti bertanya sampai ia mendapatkan jawaban.Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba meredakan gelisah yang mulai muncul di dadanya. “Aku sendiri tidak tahu ada hal apa. Dia merahasiakannya dariku. Aku juga penasaran, kenapa dia menghubungi kamu?” tanya Aerline, berusaha meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04

Bab terbaru

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 87 ~ Rasa Kecewa

    “Lin?” Lyman masuk ke dalam ruang rawat Aerline. “Bang?” jawab Aerline melihat ke arah Lyman. Lyman berjalan mendekati Aerline yang duduk terbaring di atas ranjang rumah sakit. “Kenapa malam itu tidak tunggu Abang sih?” tanya Lyman terlihat begitu khawatir. “Aku baik-baik saja, Bang,” ujar Aerline di sana. “Kamu itu,” ucap Lyman sampai tidak bisa berkata apa-apa. “Syukurlah kalau kamu baik-baik saja. Abang sangat mencemaskanmu, Lin. Semalaman Abang keliling cari kamu,” ucap Lyman. “Maaf, Bang.” “Kalau terjadi sesuatu padamu, bagaimana Abang jelasin ke Kaivan? Kamu berharga untuk keluargamu, Lin. Jangan merasa sendiri, Abang di sini untuk jaga kamu,” ucap Lyman mengusap kepala Aerline dengan lembut.Aerline menunduk, merasa hangat mendengar kata-kata Lyman. Dia tidak menyangka Lyman begitu peduli padanya, bahkan rela mencari dirinya sepanjang malam."Maafkan aku, Bang. Aku nggak bermaksud bikin abang khawat

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 86 ~ Kondisi Aerline

    “Um... “ Aerline perlahan membuka matanya dan melihat sekeliling ruangan. Dia meringis kecil sambil memegang kepalanya yang terasa berat. Dia menoleh ke arah punggung tangannya yang dipasang infusan di sana. “Apa aku ada di rumah sakit?” gumamnya berusaha mengingat apa yang terjadi. “Kamu sudah siuman, Lin?” pertanyaan itu membuat Aerline menoleh ke sumber suara dan melihat sosok Leon di sana dan terlihat pria itu baru saja terbangun dari tidurnya. “Leon?” tanya Aerline. “Aku melihatmu pingsan dan tergeletak di pinggir jalan. Jadi, aku bawa kamu ke rumah sakit, menurut dokter kamu terkena usus buntu dan harus segera di operasi,” jawab Leon. “Operasi?” Aerline mengernyitkan dahinya. “Ponselmu mati, jadi aku tidak punya pilihan lain selain menandatangani surat persetujuannya. Aku sangat khawatir padamu,” ucap Leon. Aerline tersenyum di sana. “Terima kasih, Leon. Berkatmu, aku bisa selamat,” ujarnya

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 85 ~ Kejutan untuk Joel

    “Apa semuanya sudah sesuai?” tanya Aerline pada pelayan di restoran yang sudah dia booking jauh-jauh hari untuk acara ulang tahun Joel. Dia ingin memberikan kejutan spesial untuk Joel. “Semua sudah disiapkan dengan sangat baik, Nona. Kami hanya tinggal menunggu kode dari anda,” ucap pelayan itu. “Baiklah, terima kasih.” Aerline tersenyum lebar di sana. “Kalau begitu, saya permisi,” pamit pelayan tersebut. Aerline merapikan gaun cantik yang dikenakannya. Dia sengaja memakai gaun warna violet, karena menurut Joel, dia selalu cantik kalau memakai warna itu. Wanita itu duduk di kursi sambil melihat jam tangannya. “Masih ada 20 menitan lagi sampai Joel datang. Astaga, aku deg-degan sekali. Semoga saja, acaranya berjalan dengan lancar,” gumam Aerline tersenyum lebar. Dia sengaja membooking area rooftop sebuah restoran untuk merayakan ulang tahun Joel. Dia juga sudah menyiapkan beberapa kejutan kecil, di mana mereka akan memotong kue

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 84 ~ Bersamanya Aman

    “Jangan lupa dengan wine yang akan jadi pelengkap makan malam kita,” ucap Joel.“Aku akan mengambilkan wine kualitas terbaik, sebentar.” Tambah pria itu berlalu pergi dari sana meninggalkan Aerline yang masih menikmati makanannya.Joel kembali beberapa saat kemudian dengan sebotol wine berlabel premium di tangannya. “Ini dia, wine terbaik untuk melengkapi makan malam kita,” ucapnya sambil tersenyum.Aerline menatap botol itu dengan kagum. “Kamu benar-benar mempersiapkan semuanya dengan sempurna, Joel. Aku terkesan.”Joel hanya tersenyum kecil sambil membuka botol wine tersebut dengan anggun. Ia menuangkan wine ke dua gelas, lalu menyerahkan salah satunya kepada Aerline. “Untuk malam yang tidak akan pernah kita lupakan.”Aerline menerima gelas itu sambil menatap Joel dengan lembut. “Untuk malam ini, dan untuk kita,” ujarnya sambil mengangkat gelasnya untuk bersulang.Mereka berdua menyeruput wine itu dengan perlahan, menikmati rasa anggur yang lembut dan kaya. Angin pantai yang sepoi-s

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 83 ~ Liburan Bersama

    “Wah, apakah ini vila yang kamu maksud?” tanya Aerline saat dia menuruni mobil dan melihat suasana vila di bibir pantai. “Ya, ini adalah vila pribadi. Aku sengaja membookingnya. Jadi, tidak akan ada orang lain lagi selain kita berdua di sini,” ucap Joel memeluk Aerline dari belakang. Wanita itu tersenyum hangat dan memegang tangan Joel yang melingkar di perutnya."Tempat ini indah sekali, Joel," ucap Aerline, memandang hamparan pantai dengan pasir putih yang berkilauan diterpa sinar matahari. Suara ombak yang tenang dan angin laut yang sejuk memberikan suasana damai yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.Joel menunduk sedikit, menyandarkan dagunya di bahu Aerline. "Aku ingin kamu merasa tenang dan melupakan semua beban yang ada," ucapnya lembut.Aerline menolehkan wajahnya sedikit, menatap Joel dengan penuh rasa syukur. "Terima kasih, Joel. Aku tidak tahu harus berkata apa lagi. Ini lebih dari cukup."Joel melepaskan pelukan itu perlahan, mengambil tangan Aerline dan membawanya ma

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 82 ~ Kembali Luluh

    “Kamu masih marah padaku?” tanya Joel mendekati Aerline yang masih kerja di meja kerjanya. Hari sudah malam, semua rekan kerjanya sudah pulang lebih dulu. Sedangkan Aerline harus lembur karena sempat tidak masuk, membuat pekerjaannya cukup menumpuk. Wanita itu menengadahkan kepalanya dan menatap Joel di depannya. "Aku tidak marah padamu, Joel,” jawab Aerline. “Aku paham posisimu, dan aku coba mengerti.” “Tapi kamu terus menghindariku seharian ini, apa kamu akan terus bersikap begitu? Padahal aku sangat merindukanmu,” ujar Joel yang duduk dihadapan Aerline sambil memegang tangan wanita itu. “Akhir-akhir ini, hubungan kita semakin renggang dan jauh, aku sangat merindukanmu.” Joel tersenyum di sana.Aerline menarik tangannya perlahan dari genggaman Joel, lalu menghela napas dalam-dalam. Ia menatap Joel dengan sorot mata yang bercampur antara lelah dan keraguan.“Joel, aku tidak menghindarimu,” ucapnya pelan, suaranya terdengar

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 81 ~ Kekhawatiran Maya

    “Aerline… “Semua rekan kerjanya kembali menyambut kedatangannya di kantor setelah tidak masuk kerja selama tiga hari. “Kamu baik-baik saja, Lin?” tanya Lita. “Kamu sakit apa sebenarnya? Kami khawatir banget, tau.” Kali ini Agnes yang berbicara. “Sakit asam lambung,” jawab Aerline tidak mengatakan yang sebenarnya kalau dia sakit Gerd. Aerline berusaha tersenyum pada rekan-rekannya yang tampak benar-benar khawatir. “Maaf ya, bikin kalian khawatir. Aku sudah lebih baik sekarang,” katanya sambil menepuk bahu Lita dengan lembut.“Kamu harus lebih jaga kesehatan, Lin,” ujar Maya dengan nada penuh perhatian.“Iya, jangan terlalu memaksakan diri di kantor,” tambah Agnes, menatap Aerline dengan pandangan serius.Aerline mengangguk kecil. “Aku akan lebih hati-hati. Terima kasih sudah peduli,” jawabnya tulus. Meski mencoba terdengar ringan, hatinya sedikit berat karena tahu mereka tidak mengetahui sepenuhnya apa yang ia alami belakangan ini.“Ngomong-ngomong, Leon nyariin kamu tadi pagi,”

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 80 ~ Kejadian Kecelakaan Gisela

    Gisela sedang duduk di atas kursi roda, Joel mendorong kursi rodanya berjalan-jalan ke taman rumah sakit. “Kenapa sih, masih ngurusin aku? Kamu gak paham, seberapa susuahnya aku menahan diri untuk tidak terbawa perasaan dengan aktingmu itu.” keluh Gisela. Joel masih diam membisu di sana, dia hanya bisa menghela napasnya. “Mata-mata Ayahmu ada di mana-mana,” ucapnya. “Aku ingin kamu tahan sebentar saja, karena situasi ini pun tidak menyenangkan bagiku. Aku ingin memastikan orang-orang yang kucintai aman, maka aku tidak akan mengganggumu lagi,” ujar Joel berkata dengan kejamnya membuat Gisela terdiam, hatinya sakit bukan main mendengar perkataan kasar Joel di sana. Dia tahu, semua ini hanya akting saja, dia juga tahu kalau Joel tidak bersungguh-sungguh padanya. Tapi dengan bodohnya, dia masih tetap berharap dan terbawa perasaan oleh perhatian Joel yang tidak nyata itu. Gisela bodoh, saat berkenalan dengan Joel dan sikapnya yang kadang baik padanya

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 79 ~ Mimpi Buruk

    Dor! “Tidak!” Aerline terperanjat bangun dari tidurnya. Nafasnya terengah dan keringat sudah membanjiri seluruh tubuhnya. Dia melihat sekeliling ruangan, ternyata dia tertidur di sofa ruang tengah apartemennya. Cahaya matahari sudah menerobos masuk ke celah jendela apartemennya. “Ternyata hanya mimpi,” gumamnya masih mencoba mengatur napasnya yang terengah-engah.Aerline memegangi dadanya, mencoba menenangkan detak jantungnya yang masih berdebar kencang. Mimpi itu terasa begitu nyata, seperti dia benar-benar terperangkap dalam kegelapan yang menyesakkan. Dia memejamkan mata sejenak, mencoba mengingat apa yang baru saja dialaminya dalam tidur.Gambaran teror yang menakutkan, sampai muncul sosok berjubah hitam yang ingin membunuhnya. Mimpi itu membawa rasa sakit yang sulit dijelaskan, seolah-olah itu adalah cerminan dari semua yang mungkin akan terjadi padanya.Aerline menghela napas panjang, lalu bangkit perlahan dari sofa. Dia berjalan ke dapur untuk meng

DMCA.com Protection Status