Share

Bab 60 ~ Ke Gisella

last update Last Updated: 2024-11-25 23:36:17

Sepanjang jalan selama menyetir, Gisela tidak kunjung mereda tangisnya. Selama lima tahun dia bertahan, memendam perasaan untuk Joel, hingga harapannya jadi kenyataan saat keluarganya menyepakati perjodohan mereka dan Joel menyetujuinya. Gisela pikir, dia sudah bisa memiliki Joel sepenuhnya, siapa sangka kalau semua harapannya hanya sebuah harapan semu.

Joel, pria yang selama ini Gisela impikan, ternyata tak pernah benar-benar mencintainya. Meski mereka telah resmi bertunangan, hatinya selalu terpaut pada wanita lain.

Awalnya, Gisela mencoba menutup mata, walau Joel memiliki wanita lain. Dia terus meyakinkan dirinya sendiri bahwa Joel hanya akan menikah dengannya dan menjadi miliknya. Cinta bisa tumbuh seiring waktu. Namun, kenyataan berbicara sebaliknya.

Joel jarang sekali menunjukkan perhatian atau kasih sayang. Dia lebih sering sibuk dengan urusannya sendiri, dan ketika berbicara pun, hanya membahas hal-hal formal tanpa kehangatan. Puncaknya, sekarang, Joel sudah sangat melukai p
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
anadesiana
gisella harus sering-sering dipertemukan sm Kyle nh, biar tumbuh benih-benih cinta, dan moveon dr joel.
goodnovel comment avatar
fitri hd
udahlah Gisella sama kyle aja yang sudah pasti sukanya sama kamu
goodnovel comment avatar
Jeon Shanty
sepertinya mmng takdir ingin Gisella bersama Kyle bkn Joel, buktinya Kyle bisa membuat Gisella tertawa. namun tetap saja yg dicintai Gisella hanya Joel. jika Gisella lbh bnyk berkomunikasi dgn Kyle kurasa pandangan Gisella akan berubah untuk Joel dan bisa membuka hati untuk orang yg lbh mencintainya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 61 ~ Rasa Bersalah

    “Apa yang terjadi?” tanya Aerline sangat terkejut melihat apa yang terjadi dengan kaca mobil Joel yang retak dan pecah. “Joel, ini-?” Aerline menoleh ke arah Joel yang tak bereaksi di sana. “Ini ulah Gisela,” gumam Joel. “Kita naik mobil kantor saja. Aku akan hubungi montir untuk memperbaiki mobilnya,” ucap Joel yang seakan tidak mempermasalahkan hal yang terjadi. Aerline masih mematung di tempatnya, matanya menatap kaca mobil yang pecah dengan bingung. “Gisela? Kenapa dia melakukan ini?” tanyanya, suaranya mengandung nada ketidakpercayaan.Joel menarik napas panjang, lalu menggeleng pelan. “Dia mungkin kecewa dan marah padaku. Mungkin karena aku membatalkan pernikahan kami,” ucapnya dengan nada datar, seakan hal itu adalah sesuatu yang biasa terjadi.Aerline diam, dia tidak tau harus berkomentar apa. Dia sendiri bisa memahami perasaan Gisela yang merasa terkhianati dan dikecewakan. “Ayo, ke mobil kantor saja,” ajak Joel berjalan ke area lain dan Aerline mengikutinya dari belakang

    Last Updated : 2024-11-27
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 62 ~ Alasan Dibalik Perjodohan

    Saat ini, Joel dan Aerline menikmati makan malam mereka di balkon, dengan pemandangan langit malam yang indah dan sebuah kolam renang di lantai bawah. Menu seafood yang spesial yang dimasak oleh Aerline. Joel dan Aerline duduk berhadapan di meja balkon yang diterangi oleh cahaya lembut dari lampu dinding yang tidak terlalu terang. Angin malam yang sejuk membawa suasana menjadi lebih romantis dan aroma wangi dari menu seafood yang disiapkan Aerline. Di langit, bulan bersinar terang, menambah keindahan malam mereka. Cahaya bulan yang lembut memantul di permukaan kolam renang, menciptakan suasana romantis yang sempurna di balkon itu.Aerline menatap Joel dengan penuh harap sambil menopang dagunya di tangan. "Gimana masakannya, enak?" tanyanya dengan senyum malu-malu.Joel mengangguk sambil menyuapkan potongan makanan lagi ke dalam mulutnya. "Ya, ini sangat enak," jawabnya tulus, lalu menambahkan, "Kamu benar-benar berbakat, Aerly. Ini salah satu hidangan seafood terbaik yang pernah aku

    Last Updated : 2024-11-27
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 63 ~ Gisela yang Mabuk

    “Sampai kapan kamu akan minum? Sudah cukup, Gisela. Kamu sudah sangat mabuk,” cegah Kyle menahan gelas Gisela yang ingin kembali menuangkan vodka ke dalam gelasnya.“Cukup!” Kyle menahannya dengan segera.“Apa sih? Jangan menggangguku, aku ingin minum!” ucap Gisela dengan sangat kesal dan menatap Kyle di depannya dengan sorot mata tajam penuh permusuhan.Kyle menghela napas panjang, mencoba menahan kesabarannya. Ia menatap Gisela yang wajahnya mulai memerah, efek alkohol sudah jelas terlihat. Tangannya tetap memegang gelas Gisela erat, tidak berniat menyerah begitu saja.“Gisela, lihat dirimu sekarang,” ucap Kyle dengan suara tegas tapi penuh kepedulian. “Kamu bahkan tidak bisa berdiri dengan benar. Apa kamu ingin membuat masalah untuk dirimu sendiri?”Gisela mendengus, menarik tangannya dari Kyle dengan kasar. “Kamu pikir kamu siapa? Aku bisa mengurus diriku sendiri, Kyle. Jangan bertindak seperti kamu peduli!” Seruan itu diiringi dengan tawa getir yang jelas mencerminkan kepedihan di

    Last Updated : 2024-11-28
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 64 ~ Bukan Teman yang Buruk

    “Um… “ Gisela membuka matannya cukup lebar karena terkejut saat menyadari, ruangan yang dia tempati bukanlah kamarnya. Dia bangkit dari posisinya sambil membuka selimut dan melihat pakaiannya yang ternyata masih lengkap. “Ternyata masih lengkap,” gumamnya bernapas lega. Dia menoleh ke sampingnya dan betapa terkejutnya Gisela di sana sampai dengan spontan menedang tubuh Kyle hingga jatuh berguling ke lantai. “Argh!” ringisnya saat tubuhnya membentur lantai dan terasa sakit. “Ke… kenapa kita ada di sini berdua?” tanya Gisela menatap Kyle dengan tatapan tajam penuh emosi. Kepala Kyle muncul di sana dan menatap Gisela dengan tatapan sayu. “Apa seperti ini, caramu mengucapkan terima kasih?” sindir Kyle.Kyle mengusap punggungnya yang sakit akibat terjatuh, sambil tetap menatap Gisela dengan ekspresi campuran antara lelah dan geli. “Aku menyelamatkanmu tadi malam, tahu? Dan balasannya, aku ditendang ke lantai seperti karung beras. Bagus sekali,” gumamnya dengan nada penuh sindiran.G

    Last Updated : 2024-11-28
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 65 ~ Canggung

    “Pagi, Lin!” sapa Maya membuat Aerline tersenyum padanya. “Pagi, Maya.” Mereka berdiri di depan pintu lift yang ada di lobi untuk menuju ke ruangan kerjanya. Saat sedang berdiri di sana, Leon tiba dan menyapa mereka berdua. “Pagi, Bu Maya, Hai, Lin,” sapa Leon tersenyum merekah pada Aerline. “Hai, Le.” Aerline berusaha memalingkan wajahnya, dia merasa tidak enak hati pada Maya yang terlihat menundukkan kepalanya saat Leon menunjukkan sapaan yang berbeda. Leon menyapa Aerline dengan begitu akrab, sedangkan menyapa Maya dengan formal. Aerline merasa suasana menjadi sedikit canggung. Ia melirik Maya, yang masih menundukkan kepala, lalu kembali tersenyum tipis pada Leon, mencoba meredakan ketegangan."Jadi, kalian berdua ada jadwal rapat hari ini?" tanya Leon, nada suaranya tetap ceria. Namun, matanya lebih sering tertuju pada Aerline.Aerline menanggapi dengan anggukan singkat. "Iya, nanti siang. Rapat proyek baru di lantai 10."Maya ak

    Last Updated : 2024-11-29
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 66 ~ Meeting Produk Baru

    Siang itu, semuanya berkumpul di ruang meeting. Joelio, Aerline, Maya, BM Heiner, Leon dan Manager divisi keuangan, pengadaan, divisi produksi dan divisi pemasaran. Untuk membahas proyek baru perusahaan mereka yang bergerak di bidang skincare. Ruang meeting itu dipenuhi suasana profesional, dengan semua pihak yang terlibat duduk mengelilingi meja besar. Beberapa presentasi sudah dimulai, tetapi Aerline bisa merasakan ketegangan kecil di udara, terutama dengan kehadiran semua pihak yang terlibat dalam proyek baru ini.Joelio duduk di ujung meja, dengan sikap tenang dan penuh kewibawaan, sementara BM Heiner yang berdiri di depan mereka menjelaskan dengan antusias mengenai perkembangan terbaru proyek mereka. Leon duduk dengan santai, sesekali melirik Aerline, tapi lebih banyak memperhatikan presentasi BM Heiner. Maya tampak serius, namun matanya sesekali melirik ke arah Leon. Begitu juga dengan manager divisi lainnya, yang tampaknya tengah mencatat dengan seksama setiap detail yang dib

    Last Updated : 2024-11-29
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 67 ~ Tekanan

    “Kamu sudah tiba, Joel. Duduklah,” ucap Abraham membuat Joel duduk dihadapan Abraham. Saat ini, mereka berdua berada di ruang pribadi sebuah restoran. Terlihat ada berbagai menu lezat tertata di atas meja dengan sangat menggugah. Tetapi tidak berlaku untuk Joel yang terlihat tidak berselera makan. “Kenapa memanggilku datang?” tanya Joel tanpa basa-basi. “Kamu masih bersikap dingin pada Ayahmu. Kita sudah lama tidak makan bersama, Joel. Duduklah, dan kita nikmati makan malam bersama,” ujar Abraham duduk di kursi. Joel pun mengambil duduk di hadapan Abraham. “Setelah Anda menikah dengan Bailee... hubungan kita tidak pernah akur. Jadi, langsung pada intinya saja, kenapa Anda memanggil saya kemari?” tanya Joel. Abraham menghela napas, tatapannya melembut namun penuh kewaspadaan. “Joel, aku tahu hubungan kita tidak lagi seperti dulu. Tapi aku tetap ayahmu, dan ada hal penting yang perlu kita bicarakan.”Joel menyilangkan tangan di

    Last Updated : 2024-11-30
  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 68 ~ Jadi taruhan

    “Pagi... “ sapa Aerline tersenyum melihat Joel yang sedang sibuk menyajikan sarapan di atas meja. Terlihat dua piring berisi roti isi sayur, beef, telur, sosis, alpukat dan toping lainnya. “Pagi,” sapa Joel. “Duduklah, kita sarapan bersama.” Aerline tersenyum tipis dan mendekat ke meja makan. Ia menarik kursi dan duduk, sementara Joel dengan cekatan meletakkan secangkir kopi hangat di hadapannya.“Kamu memasak sendiri?” tanya Aerline sambil melirik piring yang terlihat begitu rapi dan menggugah selera.“Ya, tentu saja,” jawab Joel santai sambil duduk di kursi seberangnya. “Bukankah ini lebih spesial dibanding sarapan di restoran?”Aerline terkekeh kecil. “Ya, kurasa masakanmu jauh lebih baik dibanding makanan di restoran,” gurau Aerline.Joel tersenyum kecil, menyandarkan tubuhnya ke kursi. “Apa kamu sedang mengejekku?” tanya Joel yang sudah duduk dihadapan Aerline.Aerline hanya tertawa kecil, “Mana mungkin aku berani mengejek bosku sendiri,” kekehnya.Ia mengambil roti is

    Last Updated : 2024-12-01

Latest chapter

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 111 ~ Tolong Jangan Pergi

    “Bagaimana kondisinya, Bang Richard?” tanya Aerline langsung menghampiri Richard yang baru saja keluar ruang operasi. “Perluru di tubuhnya sudah berhasil dikeluarkan dan pendarahan yang terjadipun sudah berhasil di tangani. Tetapi, karena terlalu banyak kehilangan darah, kondisinya masih belum stabil dan masih kritis. Kami akan membawa pasien ke ruang ICU,” jelas Richard di sana.Aerline menelan ludah dengan berat, mencoba menahan emosinya yang hampir meledak. “K-kritiskah?” tanyanya dengan suara bergetar, matanya yang merah menatap penuh harap pada Richard.Richard mengangguk perlahan. “Iya, tetapi kita sudah melewati tahap paling genting di ruang operasi. Sekarang tinggal bagaimana tubuh Joel merespons perawatan berikutnya di ICU.” Kaivan yang berada di samping Aerline, meremas bahu adiknya dengan lembut untuk memberinya kekuatan. “Kamu dengar sendiri, Lin? Operasinya berhasil. Itu langkah besar,” ucapnya mencoba menenangkan Aerline.Namun, Aerline masih sulit m

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 110 ~ Keadaan Joel

    “Joel, bertahanlah, kumohon... “ Aerline terus memegang tangan Joel yang saat ini berada di atas brankar rumah sakit. Para perawat berjalan cepat sambil mendorong brankar yang ditempati Joel, tangan Aerline yang penuh dengan darah, tidak kunjung terlepas dari tangan Joel. “Kumohon bertahanlah, Joel. Jangan tinggalkan aku,” isaknya.Aerline tak bisa menghentikan tangisnya, suara isakan yang keluar dari tenggorokannya begitu dalam dan penuh penderitaan. Semua yang ada di sekelilingnya seolah menghilang, hanya ada Joel, dan ia ingin sekali menyelamatkannya, meski ia tahu ini adalah hal yang di luar kekuatannya.Mereka sampai di ruang gawat darurat, dan para dokter segera bergerak cepat, memindahkan Joel ke meja perawatan. Aerline dipaksa untuk mundur, namun tangannya tetap terulur, berharap ada sesuatu yang bisa menghubungkannya dengan Joel, yang kini terbaring lemah.Seorang dokter mendekat, mencoba menenangkan Aerline. “Coba tenang, Nona. Kami akan melakuk

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 109 ~ Accident

    “Pak, apa ini masih lama?” tanya Aerline begitu gelisah sambil melihat jam tangan di pergelangan tangannya. Ya, sejak kemarin dia terus merasa bimbang, sampai akhirnya dia memutuskan untuk menemui Joel dan bicara kembali. Ini adalah kesempatan terakhir dari Aerline untuk perasaannya sendiri. Kalau, sekarang situasi kembali seperti sebelumnya, dia memutuskan untuk menyerah walau sebenarnya hatinya masih begitu keras kepala dan ingin terus bersama Joel. “Sepertinya ada perbaikan jalan di depan sana,” ucap sopir taksi. Aerline menyesal karena tidak memakai ojeg online. “Kalau begitu saya turun di sini saja, Pak,” ucap Aerline. “Saya tahu jalan alternatif, Bu. Kalau buru-buru, saya akan coba ambil jalan itu,” ucapnya. “Boleh, Pak, terima kasih.”Aerline membuka tasnya dan mengeluarkan ponsel, mengetikkan pesan singkat kepada Lyman untuk memberi tahu bahwa dia akan segera menuju bandara. Rasanya berat sekali, tetapi dia tahu ini a

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 108 ~ Kabar Mengejutkan

    “Kok cepet banget udah balik?” tanya Lyman saat Joel sudah kembali ke apartemen temannya itu. Di sana juga ada Richard yang sedang duduk dan bermain kartu dengan Lyman. Mereka sama-sama memperhatikan Joel yang menghela napas panjang sambil duduk di sofa. “Kalian udah bicara? Kaivan sudah kasih izin, loh,” ucap Richard menimpali. “Dia gak mau bicara padaku dan memilih menghindar,” jawab Joel. “Dia benar-benar sudah menyerah padaku dan memutuskan untuk berkomunikasi lagi denganku,” Lyman dan Richard saling bertukar pandang. Keduanya memahami situasi sulit yang sedang dialami Joel, tetapi tidak tahu harus berkata apa. Mereka tahu betapa keras kepala Joel dalam mempertahankan perasaannya untuk Aerline."Ya, setidaknya kamu udah coba, bro," ujar Lyman mencoba menenangkan. "Kalau dia butuh waktu atau emang gak bisa lagi, mungkin kamu harus belajar nerima."Joel menyandarkan punggungnya ke sofa, menatap langit-langit apartemen dengan pandanga

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 107 ~ Kedatangannya

    Aerline masih membeku di tempatnya saat Joel berjalan mendekatinya. Wanita itu merasa ini hanya khayalannya saja, tetapi sosoknya begitu nyata, bahkan debaran jantungnya berdebar sangat cepat sekali. “Hei...” sapa Joel saat sudah berdiri di hadapan Aerline yang masih menatapnya dengan tatapan terkejut. “Joel?” gumamnya. Joel tersenyum canggung di sana. Dan situasinya semakin menegangkan, tatapan keduanya menyiratkan kerinduan yang begitu mendalam. “Aku udah izin sama Abangmu, katanya tidak boleh lebih dari jam sembilan,” ucap Joel membuka suaranya sambil melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. “Masih ada waktu satu jam lagi.” Joel kembali melihat ke arah Aerline di hadapannya. “Apa kamu bisa memberiku waktu untukku, Aerly?” tanya Joel. Aerline memalingkan wajahnya, tanpa mengatakan apa pun dia berjalan mendekati bibir pantai. Dia masih berpikir, kalau sosok Joel hanya halusinasinya saja.Namun, langkah Aerl

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 106 ~ Tiga Bulan Kemudian

    Tiga Bulan Kemudian... Aerline tidak menyangka kalau dia akan melewati waktu selama ini dengan segala kesibukannya bekerja, tanpa mengenal lelah dan waktu. Dia ingin seluruh pikirannya, hanya terfokus pada apa yang sedang dia kerjakan sekarang, walau terkadang, dia merasa lelah dan kembali teringat tentang sosok Joel. Kadang, dia ingin sekali bertanya pada Kaivan, apa mereka benar-benar menikah. Atau dia ingin bertanya pada Lyman, bagaimana kabar Joel di sana, apa dia sehat, apa dia bahagia. Sayangnya, Aerline sudah bertekad untuk benar-benar menghilangkannya dari pikiran, walau sangat sulit untuk menghilangkan nama Joel dari hatinya. Saat ini, Aerline sedang berjalan seorang diri menyusuri bibir pantai dengan menenteng tas tangannya. Sepulang meeting di luar kantor dengan klien, dia memutuskan untuk berjalan-jalan ke pantai dan menikmati waktu kesendiriannya. Aerline berjalan menyusuri dermaga yang terbuat dari kayu, berjalan sampai ke bagian u

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 105 ~ Tidak benar-benar Lupa

    “Gimana hari pertamamu, Lin?” tanya Kaivan sambil bersandar di pintu. Ini sudah jam pulang dan sebagian rekan kerjanya sudah pulang.Aerline menoleh dan tersenyum kecil. “Lelah, tapi aku menikmatinya.”“Bagus. Itu yang penting,” ujar Kaivan dengan bangga.Hari pertama Aerline di kantor berakhir dengan perasaan lega dan puas. Meski masih banyak yang harus dipelajari, dia tahu bahwa dia sudah mengambil langkah besar untuk keluar dari masa-masa sulitnya. Malam itu, saat dia pulang ke rumah, Aerline merasa lebih percaya diri dan penuh harapan untuk hari esok.“Kalau sudah selesai, ayo pulang. Kebetulan Khayra masak banyak, kamu makan malam di rumah Abang saja,” ucap Kaivan.“Dalam rangka apa nih?” tanya Aerline.“Tidak ada, hanya makan malam bersama saja,” jawabnya tersenyum merekah.“Baiklah.” Aerline membereskan meja kerjanya, mematikan laptop dan memasukkan ponsel ke dalam tas tangannya, Kemudian dia bangkit dari duduknya.“Yuk, Bang.”Kaivan mengangguk dan berjalan di samping Aerline

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 104 ~ Hari Pertama Bekerja

    Aerline berdiri di depan cermin besar di sudut kamarnya. Matanya menatap lekat pantulan dirinya, seolah mencari keyakinan di balik sosok yang tampak elegan namun sedikit gelisah. Kemeja putih dengan potongan simpel yang dipadukan blazer abu-abu terang membalut tubuhnya, memberikan kesan profesional yang biasa dia kenakan saat bekerja bersama Joel. Ya, sekali lagi nama Joelio terlintas di kepalanya.Dia menghela napasnya sambil merapikan helaian rambut yang tergerai di bahunya, memastikan setiap detail terlihat sempurna. Sepatu hak rendah yang berwarna senada dengan blazernya sudah siap di kaki. Aerline menarik napas panjang, mencoba menenangkan debaran di dadanya."Memulai aktivitas baru. Ya, aku harus fokus dan bisa beradaptasi dengan baik," gumamnya pelan, suaranya hampir tenggelam di ruangan yang sunyi. "Aku bisa melakukannya."Namun, di balik senyum tipis yang ia coba paksakan, ada perasaan ragu yang tak bisa sepenuhnya ia hilangkan. Apakah dia cukup mampu? Apa

  • Jadi yang Kedua: Jerat Pesona Mantan Kekasih   Bab 103 ~ Melanjutkan Hidup

    “Jadi, harus kembali sekarang?” tanya Aerline yang saat ini berada di bandara mengantar Leon untuk kembali. “Ya, aku harus kembali sekarang. Aku harap Mr. Hainer memberiku tambahan cuti, sayangnya sejak kemarin dia terus menghubungiku,” keluh Leon dengan ekspresi berpura-pura sebal membuat Aerline tersenyum di sana. “Ya, jangan sampai kamu jadi pengangguran karena aku,” kekeh Aerline. “Mungkin aku bisa numpang hidup padamu, Nona besar,” goda Leon. Aerline terkekeh di sana. “Tapi aku tidak biasa memelihara seorang pria.”Leon tertawa kecil mendengar jawaban Aerline, lalu mengangkat bahu seolah tidak tersinggung. “Kamu benar, aku terlalu mahal untuk dipelihara,” balasnya dengan nada bercanda, membuat Aerline menggeleng pelan.“Tapi, serius, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk menemaniku. Rasanya seperti recharge penuh sebelum kembali ke rutinitas,” ujar Leon dengan nada tulus.Aerline tersenyum lembut. “Sama-sama. Aku juga senang b

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status