Home / CEO / Jadi Budak Kakak Ipar / MENGIRIM RAFAEL

Share

MENGIRIM RAFAEL

Author: Ummu Amay
last update Last Updated: 2024-01-19 11:28:39

Sepanjang hari itu Felisha lebih banyak berdiam diri. Bahkan, teman satu bangkunya di salah satu kelas —Feby, bisa melihat perbedaan yang terjadi pada diri gadis itu.

Hingga dosen yang sejak satu setengah jam lalu memberikan materi tentang ekonomi publik di hadapan para mahasiswa itu keluar kelas, Feby langsung berbisik di dekat Felisha yang tengah membereskan buku dan peralatan tulisnya ke dalam tas.

"Apakah kamu sedang punya masalah, Feli?"

"Hah! Tidak. Kenapa begitu?" Ada keterkejutan yang tampak di wajah Felisha ketika sosok perempuan di sebelahnya menanyakan kabarnya.

"Aku perhatikan sejak tadi kamu terus melamun sepanjang Pak Zaki berbicara di depan kelas. Aku sampai berdoa semoga beliau tidak menegur kamu seperti yang pernah dilakukannya pada Gea tempo hari."

Felisha tersenyum canggung. Tapi, sesaat kemudian ia hanya menggeleng.

"Terima kasih karena sudah mengkhawatirkan aku, Feb."

"Sungguh, andai kamu mau cerita aku akan dengarkan." Feby kembali bicara.

"Terima kasih seka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jadi Budak Kakak Ipar   MAINAN BARU ALAN

    Alan menatap dengan tatapan datar dan dingin. Sangat kejam, bahkan Felisha seperti tidak mengenal sosok lelaki di depannya sekarang. "Aku akan menuruti semua perintah Kak Alan."Tiba-tiba ada seringai yang muncul di bibir Alan. Lelaki itu sepertinya senang dengan jawaban yang keluar dari mulut Felisha. Setelah itu mereka pun kembali berjalan menuruni tangga. Ada pilu dan nyeri yang Felisha rasakan kala mendengar namanya dipanggil oleh Rafael dari arah belakang. "Tante Feli!" Anak itu memanggil dengan suara lembut dan pelan, membuat Felisha tak bisa tidak untuk menengok dan tersenyum kepada sang keponakan. Seolah mengatakan jika ia akan menggendongnya nanti, Felisha mencoba menggerakkan bibirnya ke arah Rafael juga sang baby sitter. Hanya respon diam yang ditunjukkan Bu Rumi yang berjalan di sebelah perempuan berseragam putih-biru di belakang Felisha tersebut. Gadis itu kembali menatap ke depan. Perasaannya begitu sakit demi menyadari kehidupannya yang berubah sekian derajat paska

    Last Updated : 2024-01-20
  • Jadi Budak Kakak Ipar   RENCANA TES DNA

    Felisha tampak menggigit bibirnya ketika Alan masih menikmati tubuhnya. Meski ada sensasi lain di luar rasa marah karena lagi-lagi ia dilecehkan oleh sang kakak ipar, gadis itu memilih diam sebab ancaman yang masih terngiang di otaknya. 'Diam dan menuruti perintah ku atau keluargamu hancur?'Ancaman itu bukan gertakan semata. Felisha tahu kalau Alan akan melakukan apa yang sudah diucapkannya tersebut. Menghancurkan keluarganya bukanlah sesuatu yang sulit. Sangat mudah ia membuat kedua orang tuanya menderita bahkan sampai terlunta-lunta di jalanan seperti seorang gelandangan. 'Ishh!'Kembali Felisha hanya bisa mendesis pelan. Rasa geli ia rasakan seiring sensasi gila akibat sentuhan lidah Alan di anggota tubuhnya. 'Tuhan! Aku harap ini segera berlalu,' pinta Felisha dalam hati sebab ia seperti tak kuat lagi menahan setiap sentuhan yang Alan lakukan terhadapnya. Lelaki itu tampak menikmati aksinya. Tak peduli dengan gelinjang tubuh sang adik ipar, ia malah menganggap jika gadis yang

    Last Updated : 2024-01-21
  • Jadi Budak Kakak Ipar   MENITIPKAN RAFAEL

    Sejenak Felisha bisa melihat tatapan mematikan yang Alan tunjukan padanya juga pengasuh Rafael. Gadis itu tahu, kakak iparnya menuduh dirinya jika sampai rahasia ini terbongkar suatu saat nanti. "Yah ... aku sih terserah kamu saja. Tapi, aku harap kamu mau bersabar menunggu hasilnya. Ini bukan perkara main-main kalau kamu memang serius menganggap hal ini."Terlihat ekspresi Alan yang tak puas dengan ucapan sahabatnya sendiri. Tapi, ia tidak bisa berbuat apapun karena dokter yang duduk di hadapannya saat ini adalah salah satu dokter yang ia percaya sangat ahli di bidangnya. "Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu. Kabari aku jika hasilnya sudah keluar. Lebih cepat kamu memberi kabar itu, lebih baik untukku."Alan berkata sembari berdiri dari tempat duduknya. Terlihat Luna yang selalu siap berdiri di belakangnya, menarik bangku yang sebelumnya sang tuan tempati dan menggesernya ke pinggir. "Tentu saja. Aku tidak akan menunda-nunda hasilnya," jawab sang dokter. "Jadi, kamu yakin akan m

    Last Updated : 2024-01-23
  • Jadi Budak Kakak Ipar   ADA YANG MENDEKATI

    "Aku harus kembali ke kampus, Kak."Di tengah perjalanan pulang, Felisha memberi tahu Alan jika ia masih ada kelas di kampusnya. Lelaki itu memang tidak bertanya, tetapi Felisha sengaja memberi tahu sebab ia khawatir jika lelaki itu kembali menaikkan sekat hitam di depan dan berencana melakukan kegiatan yang terjadi tadi. Tak ada jawaban apapun yang keluar dari mulut Alan, tiba-tiba mobil yang Luna lajukan berhenti. "Kalau begitu kamu bisa turun sekarang." Alan menatap Felisha sinis. Felisha tampak cemas. Namun, ia memilih untuk segera turun sembari menarik tas kuliahnya dan menutup pintu mobil setelah menginjakkan kedua kakinya ke tanah. Setelah itu mobil kembali melaju cepat. Meninggalkan Felisha yang berada di satu tempat yang masih jauh dari kampusnya. 'Bukankah ini lebih baik dibanding kamu berada di dalam mobilnya?' tanya Felisha pada dirinya sendiri. Gadis itu lalu mengeluarkan ponsel dari dalam tas. Ia berniat memesan ojek online demi mengantarnya ke kampus. Tapi, belum

    Last Updated : 2024-01-24
  • Jadi Budak Kakak Ipar   MENCOBA MENGHINDAR

    Reflek Felisha menengok dan ia bisa melihat rombongan mahasiswi populer kampus menatap sinis dan emosi padanya. Namun, karena mereka tidak berbuat apa-apa kecuali terus bicara dan menjelekkannya, Felisha pun tidak merespon dan memilih diam dan meneruskan langkahnya menuju parkiran. "Enggak usah didengerin. Mereka cuma iri aja, aku yakin.""Ya, aku juga tahu," jawab Felisha pelan. "Andai mereka tahu kalau si Erik itu yang maksa," lanjutnya. "Enggak akan ngaruh. Mau kamu yang minta dianter atau si Erik yang maksa, bagi mereka perempuan tetap yang salah.""Ehm, ya. Sedihnya jadi perempuan." Felisha menjawab lemah. Pulang kampus kali ini Felisha memilih untuk ikut bareng dengan Gina. Meski sebelumnya ia juga mendapat tawaran dari Erik yang akan dengan senang hati mengantarnya pulang. Tapi dengan pemaksaan yang sama, Felisha berhasil menolak tawaran Erik tersebut. "Aku ikhlas kok, Fel!""Iya, Rik. Ini aja aku udah makasih banget karena kamu enggak bikin aku telat."Gaya Erik bak pembal

    Last Updated : 2024-01-26
  • Jadi Budak Kakak Ipar   MENGHINDARI DUA LELAKI

    Felisha melihat Erik yang sudah turun dari motor bersama seorang perempuan yang ternyata adalah Feby dengan perasaan bingung luar biasa. Belum lagi Gina yang seolah menunggunya menjelaskan tentang apa yang tengah terjadi terhadap mereka saat ini. "Feli! Siapa lelaki ini?" tanya Erik yang berjalan ditemani Feby di sampingnya. Sempat Felisha berkata dalam hati, betapa serasinya Erik dan Feby, tetapi pikiran itu segera berlalu dan tidak dianggapnya penting sekarang. Seketika Felisha melihat ke arah Alan yang tetap terlihat tenang dengan ekspresinya yang tersenyum penuh makna. "Di-dia, eh ... kakak ipar aku." Felisha menjawab jujur. Alan masih tersenyum ketika Felisha mengakui statusnya yang adalah suami dari kakaknya. Tidak marah meski ia telah dikhianati oleh istrinya yang kabur bersama laki-laki lain. Gina mengangguk. Ia mengerti sekarang. Meski hatinya kesal juga karena sang kawan sempat berbohong ketika mengatakan tidak mengenali kakak iparnya tersebut. Tapi, ia berasumsi jika

    Last Updated : 2024-01-27
  • Jadi Budak Kakak Ipar   MENUNGGU

    Seketika Felisha menengok, menatap heran Gina yang kini malah terlihat cengengesan. "Terbebani gimana?""Iya, enggak iri atau cemburu gitu dengan pencapaian Kak Dina yang bisa punya suami ganteng banget."Felisha menggeleng cepat. "Apanya yang iri? Biasa aja.""Ih, ini anak bener-bener, yah! Enggak normal atau gimana sih!""Enak aja enggak normal!" Felisha melempar tisu ke arah Gina yang berhasil menghindar. "Ya, habisnya. Kok bisa biasa aja punya kakak ipar ganteng gitu.""Ya, terus aku harus gimana? Teriak-teriak gitu di jalan?""Bukan gitu juga konsepnya. Emang kamu enggak tertarik atau terpesona sama wajahnya yang, ehm ... aku yakin semua mahasiswi di kampus kita enggak akan ada yang bisa nolak sama sosoknya."Alan memang tampan, Felisha akui itu. Tapi, apakah ia tertarik atau terpesona terhadap kakak iparnya tersebut? Gadis itu bisa menjawab tegas, tidak!Andai boleh jujur dan ia bisa memberi tahu Gina, saat ini ia malah sangat membenci laki-laki itu. Dengan segala sikap dan ak

    Last Updated : 2024-01-29
  • Jadi Budak Kakak Ipar   TERENGGUT

    Felisha tiba-tiba melepaskan diri dari cengkeraman Alan. Ciuman yang lelaki itu lakukan terpaksa terhenti ketika Felisha menjauhkan kepalanya, lalu bergerak mundur. "Jangan, Kak Alan. Aku mohon. Aku tidak ingin menjadi apa yang Kaka bilang tadi," ucap Felisha dengan derai air mata yang mulai jatuh. "Tidak ada yang meminta pendapatmu di sini, Felisha," balas Alan dengan bibir menyeringai. Tangannya menyapu lembut bibirnya sendiri yang baru saja melahap penuh nafsu bibir gadis di depannya itu. "Aku akan carikan perempuan yang mungkin cocok dengan kemauan Kaka. Aku yakin ada banyak teman mahasiswi yang mau dan tertarik dengan Kaka.""Jadi, kamu sendiri tidak tertarik begitu?" tanya Alan yang kini perlahan mulai mendekat. Felisha menggeleng. "Aku tidak bisa karena mau bagaimana pun Kak Alan adalah kaka iparku."Alan berhenti tepat setelah Felisha tak bisa lagi mundur sebab dinding kamar menjadi ujung gerakannya. "Jadi, apakah aku perlu membuat status baru untuk kita supaya kamu mau m

    Last Updated : 2024-01-31

Latest chapter

  • Jadi Budak Kakak Ipar   PENYESALAN ALAN

    "Katakan, apa ia sudah berhasil melakukannya?"Kata 'melakukan' yang Alan maksud sangat bisa Felisha pahami dengan jelas. Suaminya pasti berpikir bahwa Gani telah berhasil melecehkannya karena kondisi Felisha saat itu yang hampir tak berbusana. "Menurut Kak Alan?" sahut Felisha dingin. "Jangan menantangku, Felisha. Jawab saja pertanyaanku karena cuma kamu satu-satunya yang ada di sana.""Kenapa tidak Kaka tanyakan saja pada lelaki brengsek itu. Berharap saja ia berkata jujur.""Andai ia masih hidup pun aku tak sudi bertanya padanya."Sontak Felisha terkejut. Jadi, benar anggapannya jika suara tembakan itu tertuju pada Gani. "Kenapa? Kamu tidak rela lelaki itu mati?""Apa sebenarnya yang Kak Alan harapkan dari jawabanku?""Aku hanya ingin tahu sejauh apa dia melakukannya padamu.""Lalu, setelah tahu Kaka mau apa?" Felisha menatap Alan marah. Lelaki itu berjalan mendekat, lalu berdiri di sisi ranjang. Tampak tatapannya yang begitu dingin dan penuh amarah. "Kaka mau menceraikan aku,

  • Jadi Budak Kakak Ipar   PENYELAMATAN

    Gani tertawa mendengar pertanyaan yang Felisha ajukan. Menurutnya Felisha tak perlu tahu apa yang terjadi atas hubungannya dengan Dina, kakak sepupunya itu. "Dina bosan. Pengusaha itu terlalu monoton. Jadi, ia memutuskan untuk pergi sejenak untuk bersenang-senang.""Monoton? Apa maksudmu?" tanya Felisha tak mengerti. Tawa Gani semakin kencang seolah Felisha telah melakukan sesuatu yang lucu di depannya. "Apalagi, Feli? Menurutmu apa yang monoton kalau bukan urusan ranjang?" sahut Gani tertawa. "Seks," lanjutnya berkata pelan. Seketika Felisha paham. Sejenak ia membayangkan apa yang Gani katakan. 'Monoton? Apakah Kak Dina seseorang yang hyper? Bagaimana bisa ia menilai kalau Kak Alan seorang yang monoton?' benak Felisha bertanya. Sejauh yang Felisha rasakan selama melayani Alan, lelaki itu sama sekali tidak monoton. Alan sangat aktif dan penuh gaya. Namun, entahlah. Mungkin bagi seorang Felisha yang selama ini tak pernah melakukan hubungan intim dengan orang lain kecuali dengan

  • Jadi Budak Kakak Ipar   MENGULUR WAKTU

    Saat ini hanya tinggal Felisha dan Gani saja di dalam ruangan. Dina sudah pergi bersama orang-orang bayarannya sebab tak ingin melihat aksi yang Gani lakukan terhadap Felisha. "Tak ingin melihat wanita ini mati tersiksa?" tanya Gani sesaat sebelum Dina pergi meninggalkannya. "Kau gila kalau berpikir aku mau melihat kalian bersenang-senang," balas Dina waktu itu. Yang kemudian mendapat respon tawa mengerikan dari mulut Gani. Sekarang giliran Felisha yang ketakutan karena membayangkan hal apa yang hendak lelaki itu lakukan kepadanya. 'Sampai membuat calon bayi di dalam kandunganku mati, itu berarti ada dua kemungkinan. Tapi, apakah ia akan setega itu padaku?' batin Felisha demi membayangkan hal mengerikan tentang kemungkinan buruk yang akan terjadi. "Kamu tahu, aku serius ketika mengatakan bahwa wajahmu sangat mempesona. Jadi, aura wanita yang sedang hamil memang tak bisa dipungkiri begitu menggoda." Perkataan Gani tentang Felisha yang sempat membuat Dina cemburu, kembali lelaki it

  • Jadi Budak Kakak Ipar   SEBUAH PERINTAH

    Felisha merasakan suasana yang dingin dan lembab. Ia tak tahu ada di mana sekarang. Karena selain kedua matanya yang tertutup, suasana hening di tempat tersebut semakin membuat keberadaannya tak bisa dibayangkan. Wanita itu hanya ingat mobil yang Pak Zaky kendarai dihadang oleh rombongan mobil lain ketika ia sudah hampir sampai rumah. Beberapa orang berpakaian serba hitam, seperti pakaian para anak buah Alan, turun dari dalam mobil tersebut lalu menghampiri dan menarik paksa dirinya keluar. Felisha tak diam saja, termasuk Luna dan dua pengawal yang Alan tugaskan untuk menjaganya. Mereka melawan sampai akhirnya terjatuh dan tak berdaya sebab jumlah yang tidak sebanding. Bahkan, Felisha harus pingsan ketika salah seorang dari mereka memukul tengkuknya dengan kencang. Setelah itu ia tak lagi ingat apa yang terjadi. Berapa lama ia tak sadarkan diri hingga kemudian terbangun di sebuah tempat yang saat ini ia rasakan terasa mencekam. Bagian yang terlewati tak ada dalam memorinya. Lama Fe

  • Jadi Budak Kakak Ipar   PENCULIKAN

    Alan memutuskan untuk segera menyusul Felisha yang sudah pulang lebih dulu setelah tak ada hal apapun yang dilakukan oleh mereka berdua di kantor selain bertengkar. Alan yang baru saja mendapat pencerahan atas kelalaiannya terhadap sang istri, kini menyesali apa yang sudah terjadi. Alvaro, lelaki yang mendadak menjadi seorang penasihat perkawinan, rela menghabiskan waktunya di kantor setelah sebelumnya habis dimarahi oleh sang tuan. Dianggap tak becus memberi nasihat serta saran, yang nyatanya justru Alan sendiri yang salah menanggapi saran tersebut. "Aku akan pulang dengan pengawal. Kamu selesaikan saja laporan kegagalan proyek tahun lalu, lalu kirimkan hasilnya ke email-ku. Aku harus meminta maaf pada istriku karena kebodohan yang sudah aku buat."Alvaro senang mendengarnya. Itulah mengapa ia dengan penuh kerelaan lembur hari itu sebab tugas yang tak main-main Alan berikan. 'Semoga saja Nona Feli mau memaafkan Anda, Tuan. Sebab setahuku, wanita hamil akan sulit dibujuk apalagi un

  • Jadi Budak Kakak Ipar   TAK PEKA

    Sekian menit berjalan masih dengan diamnya Alan sebab aksi yang istrinya lakukan. Ciuman yang Felisha lakukan kali ini, entah mengapa membuatnya tidak terbuai. Ia hanya kaget karena istrinya bisa melakukan hal tersebut. Tak jua mendapatkan respon dari Alan, Felisha akhirnya melepaskan ciumannya. Ia menghentikan aksinya karena merasa jika lelaki itu tidak menyukainya. Alan melihat Felisha menunduk. Sedangkan Felisha melakukan hal itu karena tatapan mata Alan yang tajam seolah tengah menunjukkan suasana hatinya saat ini. "Maafkan aku." Felisha merendahkan dirinya dengan meminta maaf terlebih dahulu. Meski hatinya sendiri masih merasa tak rela karena keinginannya tidak dituruti. "Apakah kamu menyadari kesalahanmu?" tanya Alan dengan suara pelan dan berat. "Entah kesalahan mana yang Kaka maksud, tapi aku merasa jika aku harus meminta maaf.""Tidak tahu kesalahanmu, tapi kamu meminta maaf? Apakah itu bukan tindakan bodoh namanya?"Sejenak Felisha memberanikan diri untuk membalas tatap

  • Jadi Budak Kakak Ipar   TINDAKAN BERANI FELISHA

    Lima belas menit sudah Alan menunggu Felisha datang. Menurut kabar yang didapat, wanita itu hampir tak mau turun ketika mobil sudah berhenti di pelataran gedung kantor. "Anda tahu, Nona, saya dan semua pengawal akan mendapat hukuman jika Anda tak mau turun dan menemui tuan di atas." Untuk kali ini Luna terpaksa mengancam. Bukan omong kosong jika Felisha benar-benar tak mau keluar dan menemui sang tuan, maka ia dan semua pengawal yang mendapat penugasan hari itu, bisa dipastikan dipecat dari pekerjaan mereka. Felisha menatap Luna yang terlihat berusaha merayu. Namun, entah apa yang terjadi dengan dirinya, Felisha seperti kukuh dengan pendiriannya. "Aku cuma mau pulang, Luna. Aku lelah. Sejak pagi aku keluar rumah. Kalau aku turun dan menemui Kak Alan, entah sampai jam berapa aku baru bisa pulang dan istirahat." Felisha mencoba memberikan alasan atas keengganannya turun menemui sang suami. "Kalau Anda lelah, kenapa tadi Anda berpikir untuk pergi dengan kawan Anda? Tuan sudah tahu i

  • Jadi Budak Kakak Ipar   KISI-KISI RASA

    Felisha benar-benar merajuk. Setelah Gina mengajaknya pulang, ia justru mengiyakan ajakan Erik yang tiba-tiba datang menyusul. "Fel, serius?" tanya Gina yang sudah berdiri bersama Zaky, pacar barunya. "Iya. Udah lama juga aku enggak pergi ke pantai."Rupanya Erik mengajak Felisha untuk jalan-jalan ke pantai. "Ini masih panas loh!" seru Gina yang sedikit kurang setuju dengan tujuan Erik mengajak Felisha pergi."Sampe sana juga udah sore, pasti cuaca juga udah enggak panas kok, Gin!" Felisha mencoba menjelaskan supaya Gina tidak perlu mencemaskannya. "Rik, enggak bisa cari tujuan lain?" Kali ini Gina memilih berbicara dengan Erik. Lelaki itu hanya tersenyum seolah kekhawatiran Gina terlalu berlebihan. "Pantai pinggir kota, Gin. Enggak jauh. Lagian tempatnya juga adem. Enggak usah khawatir Felisha bakal kepanasan. Felisha-nya juga mau kok!" Erik tertawa menatap Gina. "Ya, ya, aku tahu. Aku cuma khawatir aja kalo Felisha sampai sakit lagi.""Loh! Memang kapan kamu sakit, Fel?" Erik

  • Jadi Budak Kakak Ipar   SEBUAH PERINGATAN

    "Anda main terlalu terburu-buru. Padahal saya belum selesai mengatakan tujuan saya datang kemari," ucap Gani dengan wajah yang sudah tak lagi seperti di awal. Beberapa luka memar berwarna keunguan muncul di sekitar wajah, seperti di area sudut bibir dan bawah mata. Alan yang sudah bisa dihentikan aksinya sebab emosi yang hadir karena ucapan lelaki di depannya itu, kini tampak terdiam di kursi kebesarannya bersama Alvaro. "Saya hanya ingin menawarkan sesuatu yang mungkin menguntungkan bagi perusahaan Anda.""Orang sepertimu mana pernah bisa dipercaya.""Tapi, orang seperti saya akan mencari apapun yang bisa menguntungkan. Termasuk bekerja sama dengan lawannya."Tawa mengejek masih bisa Gani lakukan meski tampangnya sudah 'hancur' sebab pukulan Alan. Sikap angkuh yang masih bisa ia tunjukkan demi membuat lawan bicaranya terpancing tak mampu membuat Alan kembali melancarkan aksinya. "Tak perlu kau katakan, aku tak akan mau bekerja sama.""Sungguh?""Aku tak perlu meyakinkan seseorang

DMCA.com Protection Status