Share

Di Luar Bayangan

Penulis: HADAZTA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Saat sinar matahari pertama menyapa cakrawala, Danu keluar dari hutan lebat, langkahnya berat namun wajahnya tegas. Pengorbanan Sari masih terasa berat di hatinya, beban yang mengancam menghancurkannya, tapi dia tahu tidak bisa tenggelam dalam kesedihan – tidak ketika nasib Desa Tumbal dan dunia di luar sana masih dipertaruhkan.

Di sampingnya, Nyi Roro berjalan dengan anggun, wajahnya penuh dengan kesedihan yang dalam. Sang dukun telah menyaksikan ritual yang mengerikan yang merenggut nyawa Sari, dan Danu tahu bahwa dia juga merasakan penderitaan yang sama.

Saat mereka mendekati desa, Danu bisa merasakan ketegangan di udara, kekhawatiran orang-orang yang telah menghadapi kengerian dari kejahatan kuno itu. Namun ada juga rasa tujuan baru, tekad kuat yang telah terbentuk dari trauma bersama mereka.

Pak Tarman berdiri di tengah desa, ekspresinya tegang dengan kekhawatiran, tapi matanya bersinar dengan harapan saat Danu dan Nyi Roro mendekat. Sang tetua melangkah maju, pandangannya bergan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Kenangan yang Menghantui

    Bayangan pohon tua membentang di jalan setapak yang dihiasi sinar matahari, menciptakan pelukan dingin yang membuat Sari merinding. Dia berhenti, jari-jarinya menyentuh kulit pohon yang kasar sambil kenangan membanjiri pikirannya - kenangan tentang masa ketika adiknya, Tio, berlari di sampingnya, tawanya menggema di antara dedaunan yang lebat.Sudah bertahun-tahun sejak Tio menghilang secara misterius, tapi kesedihan masih membebani hati Sari. Dulu, dia adalah gadis yang ceria dan suka berpetualang, semangatnya secerah daun hijau yang menari tertiup angin. Sekarang, langkahnya pelan, tatapannya sering berhenti di tempat-tempat di mana Tio pernah ada.Jari-jari Sari mengepal, kukunya menusuk telapak tangan saat dia menatap jalan yang terbentang di depannya. Ini adalah jalan yang sama yang dia dan Tio lewati berkali-kali, jejak kaki kecil mereka meninggalkan bekas di tanah yang lembut saat mereka menjelajahi keajaiban tersembunyi di hutan. Tapi sekarang, jalan itu seolah mengejeknya, me

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Mengungkap Buku Harian Tio

    Udara dipenuhi aroma tanah basah dan dedaunan yang membusuk saat Sari melangkah lagi ke dalam hutan. Bayangan dari pohon-pohon tinggi tampak menutupinya, menjadi saksi bisu atas kekacauan yang telah berkecamuk dalam dirinya sejak Tio menghilang.Dengan napas yang menenangkan, Sari mempercepat langkahnya, kakinya bergerak dengan irama yang sudah familiar di jalan setapak yang berliku. Hutan dulu adalah tempat perlindungan, tempat di mana dia dan Tio bisa tenggelam dalam keajaiban alam dan misteri yang tersembunyi di bawah naungan dedaunan. Tapi sekarang, pelukan pohon-pohon yang dulu menenangkan terasa seperti cengkeraman yang mencekik, pengingat konstan akan kegelapan yang telah merasuk dalam hidup mereka.Saat Sari mendekati area terbuka tempat pohon ek tua berdiri, dia berhenti, tatapannya tertuju pada akar-akarnya yang bengkok dan menjulur keluar dari tanah seperti jari-jari yang menggeliat. Ini adalah tempat yang sama di mana dia dan Tio menghabiskan berjam-jam bermain, tawa merek

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Menyusuri Hutan

    Kanopi pohon yang tebal melemparkan bayangan panjang di jalan setapak hutan, menciptakan suasana yang membuat Sari merasa tidak nyaman. Dengan buku harian Tio terselip aman di lipatan jubahnya, dia melangkah maju, langkahnya semakin cepat saat dia menavigasi medan yang sudah akrab.Danu berjalan di sampingnya, alisnya berkerut karena konsentrasi saat dia mempelajari halaman-halaman usang yang dibagikan Sari. Kembalinya jurnalis itu ke Tumbal menjadi pemandangan yang menyenangkan, insting investigasi dan kecerdasannya menjadi aset berharga dalam pencarian mengungkap kebenaran tentang hilangnya Tio."Catatan di buku harian ini mengkhawatirkan," gumam Danu, matanya tak pernah lepas dari teks. "Tio jelas merasa ada sesuatu yang jahat mengintai di bayang-bayang, tapi dia tidak sempat menjelaskan sepenuhnya apa yang dia ketahui."Sari mengangguk, jari-jarinya mengencang di sekitar sampul kulit yang usang. "Kata-kata ini menghantui aku selama bertahun-tahun, bertanya-tanya apakah aku bisa me

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Mengungkap Masa Lalu

    Hutan yang gelap seakan-akan menekan Sari dan Danu saat mereka mengikuti Nyi Roro semakin dalam ke dalam lebatnya dedaunan. Udara dipenuhi dengan aroma tanah basah dan daun yang membusuk, terasa berat dan menyesakkan seperti kain tebal yang menutupi mereka.Pikiran Sari berputar dengan penemuan yang mereka temukan di tempat terbuka tadi – energi aneh yang berdenyut, simbol-simbol ritual yang rumit terukir di tanah. Semua itu menunjukkan kekuatan gelap supernatural yang entah bagaimana telah menjebak adiknya, Tio, memerangkapnya di antara dunia fisik dan dunia gaib.Saat mereka menavigasi jalan setapak yang berliku, Sari tak bisa menahan diri untuk memperhatikan perubahan halus di lanskap. Pohon-pohon tampak tumbuh lebih tinggi, cabang-cabangnya yang bengkok menjulur ke langit seperti jari-jari yang kusut. Semak-semak menjadi lebih padat dan kusut, seolah-olah hutan itu sendiri berusaha menghalangi kemajuan mereka.Danu berjalan di sampingnya, alisnya berkerut karena konsentrasi, matan

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Menghadapi Bayangan

    Udara di dalam gua terasa berat dengan energi aneh, sebuah muatan yang bisa dirasakan Sari hingga ke saraf-sarafnya. Saat dia dan Danu mengikuti Nyi Roro, cahaya obor yang berkedip-kedip menciptakan bayangan yang menari di dinding gua yang kasar, menciptakan suasana yang membuat bulu kuduk berdiri.Jari-jari Sari menggenggam erat buku harian Tio yang sudah usang, berat yang familiar memberi rasa nyaman di tengah ketidakpastian. Dengan setiap langkah, dia bisa merasakan rasa sakit dan kerinduan yang telah menghantuinya selama bertahun-tahun, rasa kehilangan adiknya yang selalu menemani.Saat mereka masuk lebih dalam ke dalam gua, Sari tidak bisa mengabaikan ukiran-ukiran rumit di dinding – simbol-simbol dan pola-pola aneh yang seakan berdenyut dengan energi supernatural. Nyi Roro berhenti, wajahnya yang keriput tampak serius saat dia menelusuri ukiran-ukiran itu dengan jarinya yang bengkok."Ini adalah ritual kuno, diwariskan dari generasi ke generasi," gumam shaman tua itu, suaranya n

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Saran dari Sang Dukun

    Energi yang berdetak-detak memenuhi ruang ritual terasa hampir tak tertahankan, udara tebal dengan kekuatan kuno dan janji mengungkap kebenaran yang lama tersembunyi. Sari berdiri di tengah lingkaran rumit, matanya terpejam, pikirannya berusaha meraba-raba gema samar suara Tio yang baru saja terdengar di kegelapan beberapa saat lalu."Tio," bisiknya, suaranya hampir tak terdengar di atas nyanyian Nyi Roro yang terus-menerus. "Aku di sini. Aku tidak akan meninggalkanmu, apapun yang harus aku hadapi."Sari merasakan tangan lembut di pundaknya, dan dia membuka matanya untuk menemukan tatapan khawatir Danu tertuju padanya. Ekspresi wartawan itu penuh dengan empati dan tekad, pengingat diam bahwa dia tidak sendirian dalam perjalanan yang menakutkan ini."Sari, kamu siap?" Suara Nyi Roro memecah energi yang berdetak itu, nadanya yang serius membasahi Sari seperti air dingin.Dengan menguatkan diri, Sari mengangguk, jari-jarinya menggenggam erat buku harian Tio yang sudah usang. "Aku harus s

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Pertarungan Terakhir

    Energi yang berdenyut memenuhi ruang ritual kuno hampir membuat Sari kewalahan, sebuah kekuatan yang tampak meresap hingga ke tulang-tulangnya. Saat dia berdiri di tengah lingkaran rumit itu, cahaya lilin yang berkelap-kelip memancarkan bayangan yang menari di dinding kasar, menciptakan suasana yang menakutkan dan dunia lain.Pikiran Sari berputar kencang, dibebani oleh kata-kata Nyi Roro dan tugas besar yang ada di hadapannya. Untuk membebaskan roh Tio dari cengkeraman entitas jahat yang telah menangkapnya, dia harus menghadapi kedalaman jiwanya sendiri – bayangan kesedihan dan rasa bersalah yang telah menghantuinya selama bertahun-tahun.Suara sang dukun tua bergema di ruang itu, nyanyiannya menjadi denyut ritmis yang seakan selaras dengan detak jantung Sari. Danu berdiri di sampingnya, ekspresinya penuh kekhawatiran dan tekad yang tak tergoyahkan, mengingatkan bahwa dia tidak sendirian dalam perjalanan berbahaya ini.Saat nyanyian Nyi Roro mencapai puncaknya, Sari merasakan perubah

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Menyelesaikan Masa Lalu

    Saat Sari melangkah keluar ke jalanan sepi di Tumbal, rasa kehilangan karena kepergian Tio terasa berat di hatinya. Desa itu hening, hampir seperti tengah memberikan penghormatan diam-diam kepada cobaan yang telah ia lalui.Pandangan Sari melayang ke arah tempat-tempat yang akrab di sekitarnya – sumur tua di mana ia dan Tio bermain saat kecil, pohon ek yang pernah menjadi tempat persembunyian rahasia mereka, serta jalan berliku yang menuju ke dalam hutan. Setiap tempat menyimpan kenangan manis sekaligus pahit, mengingatkan akan kehidupan yang pernah ia bagi dengan saudaranya yang tercinta.Saat ia berjalan menyusuri jalanan yang sepi, Sari tidak bisa mengabaikan perubahan halus yang telah terjadi di desa. Udara terasa lebih segar, bayangan tidak lagi terasa menakutkan, dan para penduduk yang keluar dari rumah mereka tampak membawa harapan dan ketahanan baru.Seolah-olah kegelapan yang pernah menyelimuti Tumbal akhirnya telah terangkat, entitas jahat yang mengancam untuk menghancurkan

Bab terbaru

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Perang Teknologi

    Setelah berhasil mendapatkan akses ke data sindikat Black Phoenix, Danu dan timnya dihadapkan pada tantangan terbesar mereka: menghancurkan markas utama sindikat tersebut. Black Phoenix tidak hanya memiliki pasukan yang terlatih, tetapi juga dilengkapi dengan teknologi canggih yang bisa mengubah jalannya pertempuran kapan saja.Danu mengumpulkan timnya di markas sementara. "Kita sudah sejauh ini. Tidak ada jalan untuk mundur," katanya dengan tegas. "Kita harus menghancurkan mereka sekali dan untuk selamanya."Emily mengangguk setuju. "Aku akan menyiapkan semua peralatan yang kita butuhkan. Kita akan memanipulasi teknologi mereka dan menggunakannya untuk melawan mereka."Lara merapikan senjatanya. "Kita harus sangat berhati-hati. Mereka pasti sudah menyiapkan perangkap untuk kita."Tom, yang sedang memeriksa peta lokasi, menatap Danu. "Do you think we can do this, Danu? They have some of the best technology out there."Danu menjawab dengan tegas, "Yes, we can. We have Emily on our side

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Teknologi yang Mengancam

    Setelah berhasil menyelamatkan Lila, Danu dan timnya kembali ke markas sementara mereka di Eropa Timur. Meskipun lega bisa menyelamatkan teman lama mereka, mereka tahu bahwa misi mereka belum selesai. Mereka harus menghancurkan sindikat Black Phoenix yang telah menyiksa dan mencuci otak Lila selama lima tahun.Lila duduk di ruang briefing, mencoba mengingat setiap detail yang mungkin berguna bagi tim. "Mereka memiliki teknologi canggih yang sangat sulit dikalahkan," kata Lila. "Drone, AI, sistem keamanan yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Mereka selalu selangkah di depan kita."Danu mendengarkan dengan seksama. "Kita butuh bantuan ahli teknologi. Aku tahu seseorang yang bisa membantu."Tom mengangkat alisnya. "Who do you have in mind?""Dr. Emily Carter," jawab Danu. "Dia ahli dalam AI dan sistem keamanan. Aku akan menghubunginya."Danu mengambil ponselnya dan mulai mengetik pesan. "Aku harap dia bisa segera datang. Kita tidak punya banyak waktu."Beberapa jam kemudian, Dr. Emily C

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Penyelamatan Lila

    Danu dan timnya bekerja tanpa lelah sepanjang malam, menganalisis peta dan informasi yang mereka peroleh dari Irina. Mereka tahu bahwa waktu mereka terbatas. Lila, seorang agen yang dianggap tewas lima tahun lalu, ternyata masih hidup dan ditahan oleh sindikat Black Phoenix.“Ini adalah lokasi penahanan yang paling mungkin,” kata Tom sambil menunjukkan titik di peta. “Tempat ini adalah gudang tua di pinggiran kota, jauh dari keramaian.”Danu mengangguk. “Kita harus bergerak cepat. Semakin lama kita menunggu, semakin besar risiko bagi Lila.”Mereka menyusun rencana dengan hati-hati, memastikan bahwa setiap langkah diperhitungkan dengan baik. Mereka tahu bahwa penyelamatan ini akan berbahaya, tetapi tidak ada pilihan lain.Saat matahari mulai terbit, Danu dan timnya sudah siap. Mereka berangkat menuju lokasi penahanan dengan menggunakan van yang tidak mencolok. Dalam perjalanan, suasana di dalam van terasa tegang. Setiap orang mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk.“Kita harus t

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Pengkhianatan dalam Tim

    Setelah berhasil menggagalkan pengiriman senjata Black Phoenix, Danu dan timnya kembali ke markas sementara mereka di Praha. Malam itu, suasana di apartemen terasa tegang. Mereka tahu bahwa keberhasilan mereka hanya sementara. Masih ada pengkhianat di antara mereka yang harus ditemukan.“Kita harus segera menemukan siapa pengkhianat ini,” kata Danu dengan nada tegas sambil melihat ke arah peta di dinding. “Jika tidak, segala usaha kita bisa sia-sia.”Tom mengangguk setuju. “I’ve already started planting false information, hoping to catch the mole. We should know soon enough.”Lara, yang baru saja kembali dari tugasnya, masuk ke ruangan dengan wajah serius. “Aku mendapat beberapa informasi tambahan tentang Black Phoenix. Tapi aku merasa ada yang aneh. Mereka sepertinya tahu gerak-gerik kita.”Danu berpikir sejenak. “Mereka pasti mendapat informasi dari dalam. Kita harus lebih berhati-hati.”Keesokan harinya, Danu dan timnya berkumpul di ruang pertemuan. Tom telah menyiapkan beberapa do

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Pertemuan Rahasia

    Pagi itu, di sebuah apartemen kecil di pinggiran kota Praha, Danu dan timnya sedang merencanakan langkah berikutnya. Lila sedang beristirahat setelah malam yang panjang, dan Danu merasa sedikit lega melihatnya aman. Namun, masalah mereka masih jauh dari selesai.“Tom, kita perlu lebih banyak informasi tentang sindikat ini. Kita harus memastikan bahwa kita memiliki rencana yang solid sebelum menyerang lagi,” kata Danu sambil memeriksa peta yang tergantung di dinding.Tom mengangguk. “I agree. We need to know their weak points. That’s why I’ve set up a meeting with Irina again. She might have more intel for us.”Mereka memutuskan untuk bertemu dengan Irina di sebuah lokasi yang lebih aman. Tom telah memilih sebuah kafe kecil yang tersembunyi di sudut kota, tempat yang ideal untuk bertemu tanpa menarik perhatian.Beberapa jam kemudian, Danu dan Tom tiba di kafe yang dimaksud. Tempat itu hampir kosong, hanya ada beberapa pelanggan yang duduk sambil menikmati kopi mereka. Irina sudah menun

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Kerjasama dengan Musuh Lama

    Danu melangkah masuk ke sebuah kafe tua di pusat kota Praha. Kafe itu dipenuhi dengan aroma kopi yang kuat dan suara percakapan dalam bahasa Ceko. Dia melihat ke sekeliling, mencari wajah yang dikenalnya. Di sudut ruangan, seorang pria berpenampilan rapi dengan rambut abu-abu dan wajah tegas duduk sambil membaca koran. Itu adalah Tom, mantan kolega yang dulu sering bekerja dengannya dalam berbagai misi rahasia.Tom mengangkat pandangannya dan melihat Danu, memberikan isyarat untuk duduk. Danu berjalan ke arah meja Tom dan duduk di depannya.“Long time no see, Tom,” kata Danu dengan senyum tipis.Tom melipat korannya dan tersenyum kembali. “Danu, it's been a while. How are you holding up?”Danu menghela napas. “Not great, to be honest. Things have been complicated.”Tom mengangguk, memahami situasinya. “I heard about Lila. I can’t believe she’s alive. We need to get her back.”Danu mengangguk setuju. “That’s why I need your help. This syndicate is much more dangerous than we thought. T

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Penyergapan di Bandara

    Setelah kejadian di bandara, Danu menghabiskan beberapa jam di markas sementara yang terletak di sebuah apartemen sewaan di pusat kota. Bersama Maya dan Lara, mereka merencanakan langkah berikutnya dengan hati-hati. Danu menyadari bahwa mereka harus segera bertindak untuk menyelamatkan Lila sebelum sindikat memiliki kesempatan untuk memindahkannya ke tempat lain atau lebih buruk lagi, menghilangkannya.“Aku baru saja mendapat informasi terbaru dari Tom,” kata Danu, membuka email di laptopnya. “Dia mengatakan bahwa sindikat ini memiliki beberapa lokasi operasi yang mungkin bisa kita selidiki. Salah satunya berada di luar kota, di sebuah gudang lama.”Maya mengamati peta yang terpampang di layar. “Kita harus hati-hati. Jika sindikat ini benar-benar kuat dan terorganisir, mereka pasti memiliki sistem pengamanan yang ketat di sekitar gudang itu.”Lara, yang duduk di meja lain, menyimak dengan serius. “Apakah kita sudah mendapatkan informasi tentang jumlah personel yang mereka miliki di sa

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Kabar Buruk dari Masa Lalu

    Satu tahun telah berlalu sejak Danu dan timnya mengalahkan The Phantom dan menghancurkan sindikatnya. Kehidupan mereka di New York kembali tenang setelah berbulan-bulan pertarungan dan perjuangan. Markas mereka, yang terletak di lantai atas sebuah gedung pencakar langit modern, sekarang dipenuhi dengan peralatan canggih dan kenyamanan yang menandai kemenangan mereka. Namun, kedamaian yang mereka nikmati tampaknya tidak akan bertahan lama.Danu duduk di ruang kerjanya, memeriksa laporan-laporan terbaru di komputernya. Pikirannya terasa ringan saat dia memindai berita dan pembaruan yang datang, merasa sedikit nyaman dengan rutinitas baru mereka. Tiba-tiba, suara notifikasi email memecah keheningan ruangan. Subjek email itu, "Dari Masa Lalu," menarik perhatiannya.Dengan penasaran dan sedikit rasa cemas, Danu mengklik email tersebut. Di dalamnya terdapat sebuah video dengan durasi singkat. Hatinya berdegup kencang ketika dia menekan tombol play. Gambar di layar menampilkan seorang wanita

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Awal Baru

    Danu kembali ke New York dengan perasaan campur aduk. Meskipun sindikat berhasil dikalahkan, bekas luka fisik dan emosional masih membekas. Di tengah hiruk-pikuk kota yang tak pernah tidur, Danu berdiri di atap gedung apartemennya, merenungkan langkah berikutnya. Kilauan lampu kota menyapanya, mengingatkan pada kenangan pahit dan manis yang pernah ia alami di sini.Maya datang membawakan dua cangkir kopi. "Here, you might need this," kata Maya, menyodorkan secangkir kopi kepada Danu.Danu menerima cangkir itu dengan senyum tipis. "Thanks, Maya. It's been a while since we had a quiet moment like this."Maya duduk di sebelahnya, menikmati angin malam yang sejuk. "So, what's next for you, Danu?"Danu menghela napas panjang. "I've been thinking about setting up an independent investigation agency. Something that can operate without the bureaucratic red tape, focusing on international crimes."Maya mengangguk, memahami arah pikiran Danu. "That's a big step. But I think it's exactly what we

DMCA.com Protection Status