Senangnya jika bisa berdekatan dengan pujaan hati, berbeda dengan Citra yang hanya bisa menatap iri mereka. Ia tidak sanggup lagi jika harus berlama-lama di aula ini. Jadi Citra menghindar dan pergi ke tangga darurat. Ia hanya duduk-duduk saja di tangga sambil menatap ponselnya.
Citra merasa miris. Ia sudah beberapa kali menahan egonya dengan memberanikan diri mengirim pesan terlebih dahulu pada Dewa. Jangankan dibaca dan dibalas, terkirim saja tidak. Beberapa kali Citra juga mencoba untuk menelepon, tapi hanya ada suara operator.
*
Acara launching malam ini juga sukses. Tidak ada kendala selama acara berlangsung. Itu membuat yang terlibat dalam launching ini merasa senang.
Sejak dimulainya Proyek Motor A ini membuat mereka yang terlibat menjadi kesulitan tidur, apalagi ditambah jam tidur mereka yang terganggu karena terlalu sering lembur. Akhirnya setelah rangkaian acara dari awal hingga akhir berja
Citra baru saja selesai mandi sepulang dari acara launching di aula Hotel Adya.Biasanya sebelum tidur Citra pasti akan membuka I-padnya untuk mengecek jadwal Brian besok. Namun tubuhnya sangat lelah sekali. Kakinya juga sangat pegal. Saking lelahnya sehingga saat ia merebahkan diri di tempat tidurnya ia langsung tidur dengan nyenyak.Bayangkan saja, sehari-hari Citra hanya menggunakan sepatu heels yang tingginya hanya 4cm, tapi untuk malam ini ia sengaja menggunakan sepatu heels yang tingginya 9cm. Semua itu ia lakukan untuk menunjang penampilannya, supaya ia terlihat cantik di mata Dewa, karena ia pikir Dewa akan hadir. Nyatanya Dewa tidak datang sama sekali, padahal Dewa selalu hadir jika ada acara malam.Ddrrrtt ddrrrtt ddrrrttMas Dewa is calling…*Akhirnya seumur hidupnya selama 27 tahun ini Arin bisa merasakan pacaran. Sekalinya pacaran langsung dapat lelaki kaya nan tampan. Beruntungnya Arin.Flashback“Mau ngga kamu jadiin aku pacar kamu?” tanya Dariel.Dariel cukup cemas me
Lina sedang makan siang sendiri di kantin. Selama Arin disibukkan dengan proyek Motor A ini Lina jadi sering sendiri. Lina termasuk orang yang cuek sangat tidak cocok dengan rekan kerjanya yang lain yang biasa mengurusi kehidupan orang lain, alias selalu ikut campur dengan kehidupan orang lain.Hanya Arin yang cocok dengannya dan mau berteman dengannya, sekarang ditambah Citra.Tiba-tiba saja ada yang duduk di samping Lina. Lina tidak menghiraukan orang tersebut dan melanjutkan makannya, kali aja dia hanya mau numpang duduk. Jika dilihat dari ekor mata Lina, sepertinya orang tersebut laki-laki.Lelaki tersebut tidak makan, hanya menopang kepalanya di atas meja sambil memandangi Lina yang sedang makan. Lina risih dengan sikap lelaki tersebut. Ia tidak ingin melihat siapa lelaki itu yang berani memandangnya.Lina selesai dengan makanannya lalu minum. Baru saja Lina beranjak dari duduknya, lelaki itu ma
Masih dengan perut Sean yang lapar, Dariel malah membawanya ke kantor Dariel, katanya ada yang harus dikerjakan oleh Sean disana.Sean dari tadi hanya bersungut menahan emosinya yang disebabkan oleh cacing perutnya yang sudah berdemo. Namun ia tidak berani jika harus marah sekarang pada Dariel, ada juga nanti dia yang dihabisi Dariel.Yang kita tau hanya Dariel yang ramah dan baik hati, tapi Sean tahu Dariel itu seperti apa. Jika Dariel bekerja menggunakan dengan seluruh isi otaknya dalam keadaan emosi, maka siap-siap saja perusahaanmu habis saat itu juga.Kalau lawan bisnis Dariel di Chicago, Amerika sudah hafal dengan sifat Dariel, jadi mereka tidak akan berani macam-macam dengan Dariel. Hanya pure bussiness.Apa yang dilakukan Brian adalah hal terbodoh yang pernah Dariel temui. Jika pebisnis lain pasti memata-matainya untuk menjatuhkan perusahaan-perusahaan milik Dariel, yang mereka lakukan bisa s
Aawww“Lama lo.”Itu Rizal dan Tama. Rizal yang berjalan ke toilet paling pertama. Saat dibelokan mau ke toilet, Tama melihat Rizal yang hanya bengong, sehingga Tama mendorong Rizal. Rizal melihat Dariel yang sedang menangkup wajah Arin, seperti orang yang akan berciuman. Efek angle memang bisa menipu. Dari sudut pandang Rizal, ia melihat Dariel dan Arin seperti akan berciuman.Arin langsung melepaskan tangkupan tangan Dariel di wajahnya, lalu berbalik membelakangi mereka semua. Tama yang tidak tau apa-apa hanya memiringkan kepalanya bingung. Rizal yang hampir jatuh karena di dorong Tama hanya bisa nyengir ke arah Dariel. Dariel yang ketahuan sedang berduaan dengan Arin hanya bisa mengalihkan pandangannya sambil menggaruk belakang kepalanya, gugup.EkhemDeham Dariel mencairkan suasana.Arin berjalan cepat menjauh dari lorong toilet menuju meja tempat mereka makan. Dariel mengekor dibelakang Arin. Saat berada di dekat Tama dan Rizal, Dariel menatap mereka berdua tajam, tanda untuk mem
Brian lari-larian di koridor rumah sakit. Ia terus mencari ruangan Kalya di rawat inap.Ketemu. Brian langsung masuk ke ruang rawat inap.Disana di ranjang rawat inap ada Kalya yang masih memejamkan matanya. Meskipun sedang tidur tapi wajahnya masih pucat pasi seperti menahan sakit.Yusup yang sedang duduk di sofa langsung berdiri menghampiri Brian yang ngos-ngosan.“Pak.”“Kalya masih belum sadar?”Yusup menggeleng sedih.Sekarang sudah jam 8 malam. Sudah terhitung 4 jam Kalya masih saja belum bangun dari pingsannya.“Saat tadi ke pameran Kalya datang siang. Datang-datang ke stand dia langsung kerja keliling sebar brosur seperti biasa. Tapi saat jam 2 siang dia balik ke stand. Dia ngeluh katanya perutnya sakit melilit, dada panas dan juga sesak. Kalya punya GERD dan saya ingat saat datan
“Jadi ceritanya …. “Flashback” Tetep terus selidiki tentang dia. Kalo ada yang baru langsung info ke gua sekecil apapun itu. Kalo dia emang orang yang seperti itu, maka gua harus hati-hati sama dia. “Dewa mengangguk mendapat perintah dari Brian dan langsung undur diri dari hadapan Brian. Ia langsung pergi keluar dari SFC. Biasanya ia akan menggoda Citra tapi bukan waktunya untuk bercanda.Tidak ingin menanggung resiko karena berurusan dengan sosok besar seperti Dariel, kemarin saja ia hampir tertangkap, jadi hari ini dia akan kembali ke kosnya. Ia harus berpikir matang untuk nyawanya juga agar aman.Dewa menyalakan komputernya. Pertama ia akan menyadap akun salah satu perusahaan kecil Dariel. Ia sudah tahu seluruh anak cabang perusahaan Dariel, ada juga daftranya ia sudah pegang. Jadi ia akan mulai dari yang terkecil.Tidak ad
Hari minggu yang cerah. Seolah langit ikut melancarkan acara kencan Arin dan Dariel yang akan mereka jalani hari ini.Pagi-pagi sekali Arin sudah disibukkan dengan memasak. Memang Dariel menginginkan kencan dengan belanja di mall, nonton bioskop, tapi Arin menolaknya dengan keras. Arin ingin benar-benar menghabiskan waktu dengan Dariel. Tercetuslah ide mereka akan piknik di taman.FlashbackArin hanya menyedekapkan kedua tangannya di depan dada dan melihat keluar jendela.Setelah Arin masuk mobil, Dariel langsung melajukan mobilnya untuk mengantar Arin pulang. Sudah dari tadi Dariel mengajak Arin bicara, tapi Arin masih tetap saja diam. Harusnya ia tidak asal bicara pada tukang ojek tadi, karena Arin malah benar-benar merajuk. Ucapan adalah doa, memang benar adanya.Hingga saat ini sudah sampai depan gang kontrakan Arin pun ia masih dengan mode diamnya.
“Onigiri, sandwich, kentang goreng, ayam krispi, nasi, keripik, kue basah, buah-buahan, jus, air putih… apa lagi ya? Udah kayaknya.”Takut ada yang terlewat, Arin saat ini sedang mendikte apa saja yang akan ia bawa untuk piknik nanti. Arin langsung mengambil keranjang piknik miliknya, lalu memasukkan makanan tersebut ke dalamnya. Arin juga sudah menyiapkan tikar, tisu baik yang basah maupun yang kering, obat nyamuk spray, sunscreen, box P3K, dan trash bag.Begitu rempongnya Arin dari pagi menyiapkan semuanya. Sudah seperti ibu-ibu yang menyiapkan perlengkapan liburan keluarganya. Tapi ia puas. Bagaimana pun ini merupakan kencan pertama Arin dan Dariel, jadi harus berkesan.Tok tok tokArin yang masih memasukkan perlengkapan piknik ke dalam tas langsung menghentikannya. Ia langsung buru-buru membuka pintu, sepertinya Dariel sudah datang.Benar saja, disana sudah