Home / Romansa / JODOH ISTIKHARAH / MIMPI YANG SAMA

Share

MIMPI YANG SAMA

last update Last Updated: 2022-02-04 03:23:27

BAB 3

Detak jantung Dea berdegub sangat kencang, ketika netranya tidak sengaja bertemu dengan netra milik Arfan, begitu juga dengan Arfan, ia merasakan hal yang sama dengan Dea, sama-sama merasa grogi. Hanya saja, Arfan pandai menyembunyikan itu semua.

Dea memberanikan diri melirik Arfan, dia memang terlihat sangat tampan hari ini, apalagi dengan baju formal yang ia pakai, sama persis seperti pemeran CEO tampan di novel yang baru saja ia baca. Walaupun, Arfan memang benar-benar seorang CEO tampan di dunia nyata, pemilik perusahaan besar di tempat abangnya bekerja.

“Dea, kuliah siang ya?” tanya Arfan lagi, membuat Dea tersadar dari lamunannya.

Dea menoleh pada Arfan yang sudah duduk di depannya sambil tersenyum manis.

‘Ya Allah, kenapa jadi deg-degan gini, padahal udah sering lihat Bang Arfan tersenyum seperti itu,’ gumam Dea.

Angga yang melihat adiknya hanya diam saja, menepuk tangannya pelan.

“Astagfirullah!” pekik Dea terkejut, “Abang! Ngagetin aja, deh!” tambahnya.

“Kamu ditanya Arfan malah bengong,” Angga melirik Arfan.

Dea ikut melirik Arfan sekilas, lalu ia kembali menundukan wajahnya, ia benar-benar merasa malu dan canggung ketika tau kalau Arfan masih menatapnya.

“I—iya, Abang! Hari ini Dea kuliah siang,” papar Dea, ia melirik Angga yang kini duduk di samping Arfan, seolah ia bertanya pada kakaknya menggunakan bahasa isyarat, kenapa Angga tidak memberitahunya tentang kedatangan Arfan yang tiba-tiba itu.

“Kita ada meeting di Puncak siang ini, kebetulan mobil Abang juga lagi ada di bengkel! Jadi, Abang minta Arfan jemput ke sini,” jelas Angga yang tau isi pikiran adiknya itu, membuat Dea tersenyum canggung dan melirik Arfan.

Jantungnya masih belum kembali normal sejak tadi Arfan menatapnya, dan sekarang Arfan selalu menampilkan senyumnya yang manis itu lagi, lama-lama Dea bisa terkena serangan jantung kalau sering bertemu dengan makhluk tampan yang kini ada di depannya. Padahal, kemarin-kemarin ia tidak pernah merasa seperti ini bila bertemu dengan Arfan, kenapa hari ini rasanya berbeda.

‘Kenapa jadi aneh gini sih! Apa yang sebenarnya terjadi padaku?’ batin Dea.

“Abang berangkat ya, De! Tolong bilang sama bunda, maaf Abang enggak pamit sama bunda,” pamit Angga membuyarkan semua lamunan Dea.

“Iya, nanti Dea sampaikan,” sahut Dea.

Dea masih menatap Angga, sampai dia menghilang di balik pintu, lalu menoleh kepada Arfan yang masih tersenyum manis padanya.

“Kenapa senyum-senyum?” tanya Dea jutek.

“Enggak apa-apa! Kamu tambah cantik kalau lagi marah gitu!” goda Arfan.

“Apa sih, enggak jelas banget, deh! Udah deh sana berangkat? Tuh, Bang Angga sudah menunggu!” ketus Dea.

Bukannya marah, Arfan malah tersenyum melihatnya gadis di depannya ketus padanya, justru ia terlihat sangat menggemaskan di mata Afran. Andai saja boleh, ia ingin sekali mencubit pipinya yang merona itu.

“Ya sudah! Abang berangkat kerja dulu ya, Dea!” pamit Arfan.

“Hemm!” sahut Dea.

“Kuliah yang bener ya, supaya kamu cepat lulus. Nanti, kalau kamu sudah lulus, Abang mau——“ Arfan menggantung ucapannya.

“Mau apa?” tanya Dea penasaran.

Arfan tersenyum manis sembari menaik turunkan alisnya, lalu menatap manik Dea yang terlihat penasaran.

”Mau lamar kamu!” pungkas Arfan, lalu ia pergi meninggalkan Dea yang masih terperangah karena ucapannya itu.

Dea benar-benar dibuat speechless dengan ucapan Arfan barusan, kini perasaannya menjadi kacau dan galau. Tidak dipungkiri, ia juga merasa senang ketika mengingat kejadian yang baru saja membuat jantungnya berdebar kencang itu.

————

Di kampus, seharian ini Dea disibukan dengan tugas-tugas kuliahnya, ia juga mencari beberapa bahan untuk persentasi besok. Rencananya, ia akan mengambil skripsinya pada semester enam, agar ia bisa cepat-cepat wisuda.

Ets, bukan karena tadi pagi Bang Arfan yang bilang mau melamarnya ya, tapi memang sebelumnya Dea sudah berencana seperti itu dan sudah disetujui oleh dosen pembimbingnya agar Dea mengambil wisuda secepatnya.

“Dea ...!” panggil Bisma, ketika ia sedang berjalan di koridor kampus.

“Iya! Ada apa, Bisma?” Dea menoleh pada Bisma.

“Pulang bareng aku, yuk?” ajak Bisma.

Bisma menarik tangan Dea, tapi Dea mencoba melepaskan kembali tangannya, lalu ia memundurkan langkahnya menghindari Bisma.

“Maaf, Bisma! Aku dijemput Bang Angga,” ujar Dea berbohong, ia tidak mau jika Bisma mengantarnya pulang.

“Enggak apa-apa, nanti aku yang izin sama abang kamu, kamu pulangnya bareng sama aku,” ujar Bisma memaksa.

Dea benar-benar kecewa pada Bisma, dia sudah lancang menyentuh dan menarik tangannya dan sekarang dia juga memaksanya ikut pulang dengannya. Meskipun, dia sudah menyampaikan niatnya melamar Dea, bukan berarti dia bebas untuk menyentuhnya.

“Lain kali saja ya, Bisma! Permisi …!” Dea pergi meninggalkan Bisma menuju halte bus yang tidak jauh dari kampusnya.

Bisma menatap kepergian Dea, ada rasa kesal di hatinya karena dia telah menolak ajakannya, bahkan ia merasa harga dirinya telah diinjak-injak oleh Dea.

‘Bisa-bisanya seorang Bisma Adiyaksa ditolak oleh gadis macam kamu, Dea!’ gumam Bisma, ”aku akan membuat kamu menyesal, telah menolak ajakanku, Dea!” Bisma mengepalkan tangannya.

————

Kini Dea sudah berada di kamarnya, ia sedang melepas penat dari rutinitas yang banyak menguras tenaga dan pikirannya hari ini.

Malam ini, Dea memutuskan melaksanakan shalat istiharoh lagi, ini kali kedua ia melakukannya, semoga kali ini ia mendapat jawaban yang tepat dan dapat meyakinkan hatinya yang masih ragu. Setelah selesai shalat dan berdoa, Dea bergegas menuju ranjangnya, merebahkan tubuhnya untuk menyelami mimpi indahnya.

“Astagfirullah aladzim,” Dea terperanjat dengan napas yang terburu-buru ketika ia terbangun dari tidurnya.

Matanya melirik jam yang ada di dinding kamarnya, ternyata baru pukul satu malam dan itu artinya, ia baru tidur sekitar tiga jam saja.

‘Kenapa Bang Arfan lagi yang muncul di mimpiku, Ya Allah? Apa benar kalau Bang Arfan itu adalah jodohku?’ gumam Dea, ‘apa yang harus aku lakukan? Bang Arfan itu enggak suka sama aku, dia itu hanya menganggapku sebagai adiknya saja,’ lirih Dea.

Dea mencoba memejamkan matanya agar ia bisa kembali tidur dengan nyenyak, tapi itu tidak bisa terjadi. Ucapan Arfan di kamar Angga waktu itu, kembali terngiang-ngiang di telinganya.

“Fan, kalau misalnya tidak ada gadis lain selain Dea, apa yang akan kamu lakukan?” tanya Angga.

“Dea itu sudah saya anggap seperti adik saya sendiri, tidak mungkin saya mencintai Dea,” jawab Arfan.

Degg,

Mengingat itu semua, membuat air mata Dea menetes membasahi pipinya.

”Kenapa, Abang bohong sama Dea, padahal abang sudah janji akan menikah dengan Dea, kalau Dea sudah besar,” lirih Dea.

***

Related chapters

  • JODOH ISTIKHARAH   KEBIMBANGAN

    BAB 4Pagi ini, Dea terbangun dengan keadaan hati yang tidak baik, perasaannya gelisah dan tidak menentu, bahkan ia hanya tidur dua jam saja dan itu membuatnya tidak bersemangat menjalani aktifitas hari ini.Dengan langkah perlahan Dea keluar dari kamarnya, menuruni tangga yang terasa sangat panjang menuju meja makan untuk bergabung dengan keluarganya yang sedang sarapan pagi.“Pagi Ayah, pagi Bunda, pagi Abang!” sapa Dea ketika ia melihat semua keluarganya sudah berkumpul di meja makan.“Pagi, Sayang!” sahut Bunda dan Ayah.Dea duduk di samping Angga, lalu mengambil sehelai roti tawar dan mengolesinya dengan selai coklat kesukaannya.“Kamu kenapa, Dek! Kelihatannya enggak semangat gitu,” Angga melirik adiknya.“Enggak apa-apa!” Dea menggeleng.Ayah dan Bunda menatap putrinya, memastikan apa yang baru saja dikatakan oleh putranya dan memang benar, putrinya terlihat lesu dan tidak bersemangat, b

    Last Updated : 2022-02-04
  • JODOH ISTIKHARAH   LAUHUL MAHFUDZ

    BAB 5“Dea!” panggil seseorang, membuat Dea dan Bisma menoleh.‘Bang Arfan! Ngapain dia kesini?’ gumam Dea.Arfan menghampiri Dea yang sedang berdiri di depan gerbang kampusnya, dari air mukanya Dea terlihat sangat terkejut melihat kedatangannya yang tiba-tiba.“Dea, Abang disuruh jemput kamu sama Angga! Dia sedang ada meeting, jadi enggak bisa jemput kamu,” jelas Arfan.“Iya, Bang! Ayok kita pulang!” Dea mengangguk, “Bisma, maaf ya aku pulang duluan,” Dea tersenyum, lalu pergi meninggalkan Bisma.“Enggak bisa gitu dong, Dea! Kamu harus pulang bareng aku,” Bisma tidak terima karena Dea menolak ajakannya.Arfan menepis tangan Bisma yang akan menyentuh tangan Dea, lalu ia menatap tajam laki-laki itu.“Jangan pernah kamu berani menyentuh Dea, kalau sampai kamu menyentuhnya, kamu akan tau akibatnya! Ingat itu!” ancam Arfan, lalu ia pergi menyusul Dea yang sudah b

    Last Updated : 2022-02-04
  • JODOH ISTIKHARAH   MASIH RAGU

    BAB 6Mimpi yang baru saja dialami oleh Dea, benar-benar terasa sangat nyata, bahkan tangannya masih terasa sakit ketika Arfan menariknya tadi, padahal itu semua hanya mimpi.Dea memutuskan untuk beranjak dari ranjangnya, lalu ia melangkah ke kamar mandi untuk berwudhu, ia akan membaca murotal qur’an untuk menenangkan hatinya, karena hanya dengan cara itu, perasaannya akan menjadi lebih baik.Ayat demi ayat lantunan surah yang ia baca terdengar syahdu menghangatkan jiwanya, menemaninya menghabiskan malam yang sebentar lagi akan berganti menjadi pagi, hingga terdengar suara azan subuh yang berkumandang, barulah Dea menyudahinya.“Sodakallah hul’azim,” Dea menutup al qur’an kecilnya dan menyimpan kembali di tempat semula.Tok…Tok…Tok…“Dea, Sudah bangun belum, Nak!” terdengar suara bunda dari luar kamarnya.“Iya, Bun! Aku sudah bangun,” teriak Dea dari dalam kamar.Dea

    Last Updated : 2022-02-24
  • JODOH ISTIKHARAH   KENYATAAN

    BAB 7Ternyata benar dugaannya, Dea hanya mendengar separuh saja pembicaraannya dengan Arfan, dia tidak tahu kalau Arfan mengatakan hal lain tentang dirinya. Akhirnya, Angga memutuskan untuk menceritakan apa saja yang Arfan katakan pada adiknya.Flashback,“Fan, kalau di dunia ini tidak ada gadis lain selain Dea, apa yang akan kamu lakukan?” tanya Angga.Mereka berdua sedang melakukan permainan Truth or Dare. Kali ini, Arfan yang harus menjawab pertanyaan Angga dengan jujur dan cepat, karena pilihannya jatuh pada Truth.“Memangnya tidak ada pertanyaan yang lain selain itu?” bukannya menjawab pertanyaan, Arfan malah meminta Angga untuk mengganti pertanyaannya.“Tidak ada, hanya itu yang tiba-tiba terlintas di kepalaku,” papar Angga, ”cepat jawab! Jangan kelamaan mikirnya,” pinta Angga.Arfan menghela napasnya yang terasa sangat berat, mencoba menguatkan hatinya yang sedang rapuh karena patah hati, ia

    Last Updated : 2022-02-28
  • JODOH ISTIKHARAH   CALON ISTRI

    BAB 8Mendengar Angga membahas hal itu, membuat Arfan sedikit kesal pada sahabatnya itu, ia bahkan kembali mengecek Laptopnya lagi, ia tidak suka jika harus membahas hal yang bisa merubah harinya menjadi buruk.Begitu juga dengan Angga, ingin sekali ia melempar sahabatnya itu dari atas gedung, bagaimana tidak, ia sudah bicara panjang lebar, tapi dia hanya diam saja. Dasar Arfan menyebalkan!“Kamu enggak mau tau siapa orangnya yang dipilih, Dea?” Angga menatap Arfan dengan tatapan tajam.“Untuk apa saya tau? Toh, bukan urusan saya juga 'kan?” ujar Arfan datar.Angga menatap tidak percaya dengan yang baru saja Arfan katakan, bagaimana bisa dia berkata seperti itu, Dea itu adiknya, harusnya dia ikut perduli, bukan acuh seperti itu.“Ini semua bakalan jadi urusan kamu, Arfan!” sarkas Angga.“Kenapa jadi urusan saya? Yang menikah ‘kan adik kamu, bukan saya!” sanggah Arfan.“Karena yang a

    Last Updated : 2022-02-28
  • JODOH ISTIKHARAH   JODOH ISTIKHARAHKU

    BAB 9“Saya mau jemput CALON ISTRI!” pungkas Arfan.Deg …!‘Bang Arfan sudah ada calon istri! Siapa? Kenapa Bang Angga tidak pernah cerita padanya,’ batin Dea.Mendengar Arfan mengatakan itu, ada rasa yang mengganjal di hatinya, tapi Dea mencoba bersikap biasa saja, menyembunyikan rasa perih yang kini ia rasakan.“Memangnya, siapa calon istri Abang?” Dea menatap wajah Arfan yang sejak tadi selalu tersenyum.Wajah Arfan terlihat sangat bahagia karena ia akan bertemu dengan calon istrinya, itu semua terlihat jelas oleh Dea.“Orangnya ada di depan saya, sedang berdiri menatap saya,” papar Arfan.Dea mencari siapa orang yang dimaksud oleh laki-laki di depannya, tapi ia tidak melihat orang lain yang ada di depan dia, selain Tia dan dirinya.“Memangnya siapa? Orang yang ada di depan Abang hanya ada Tia dan ak--” ucapan Dea terhenti, ketika ingatannya tiba-tiba terpikir sesuatu

    Last Updated : 2022-02-28
  • JODOH ISTIKHARAH   WILL YOU MERRY ME

    BAB 10“Will You Merry Me?” ucap Arfan, mengeluarkan sebuah cincin berlian dari saku celananya.Antara terkejut dan juga senang, Dea benar-benar dibuat syok untuk kesekian kalinya.“A—Aku, bingung harus jawab apa,” ucap Dea gugup.“Nanti malam saya akan datang ke rumah kamu dengan orang tua saya, kamu bisa persiapkan apa yang akan kamu katakan," Arfan tersenyum, lalu ia memberikan cincin tadi kepada Dea.Dea menyernyitkan dahinya, ia bingung kenapa Arfan memberikan cincin ini padanya, sedangkan ia belum menjawab lamarannya.“Kenapa ini diberikan kepadaku, Bang?” akhirnya Dea benar-benar menanyakannya.“Kamu pakai saja di jari manismu, saya tau kamu pasti akan menerima lamaran saya,” dengan penuh percaya diri Arfan mengatakan itu semua.Dea menatapnya tidak percaya, tidak habis pikir pada laki-laki yang kini sedang duduk di sampingnya, dia bisa percaya diri tingkat tinggi seperti ini

    Last Updated : 2022-02-28
  • JODOH ISTIKHARAH   MENIKAH

    BAB 11Hari pernikahan yang ditentukan oleh Arfan tiba. Acara dilaksanakan secara sederhana dan berlangsung di rumah Dea, itu semua atas permintaan Dea karena menyetujui keinginan Arfan untuk menyelenggarakan pernikahan secepatnya. Tidak ada resepsi mewah seperti yang Arfan inginkan, bahkan Arfan hanya boleh mengundang teman-teman dekatnya saja yang menghadiri resepsi pernikahan mereka.Dea menatap pantulan dirinya di cermin yang ada di kamarnya, hari ini ia terlihat sangat berbeda dari biasanya, kebaya putih yang dihiasai payet mutiara membuatnya terlihat sangat anggun dan cantik.“Kamu terlihat sangat cantik, Dek! Arfan pasti langsung terpesona jika melihatmu seperti ini,” Angga menatap takjub adiknya, dilihat dari sisi manapun Dea terlihat sangat cantik dan mempesona.“Terima kasih atas pujiannya, Abang!” Dea menoleh pada Angga, ”baru sadar ya, punya adik yang cantiknya maksimal sepertiku?” Dea menaik turunkan alisnya sambil tersenyum.Angga memutar

    Last Updated : 2022-03-11

Latest chapter

  • JODOH ISTIKHARAH   YANG TIDAK DIINGINKAN

    BAB 16Sesuai keinginan Dea, kini mereka sudah berada di sebuah pasar raya yang ada di belakang komplek perumahannya.Awalnya, Arfan ingin mengajak istrinya makan malam di restauran mewah yang ada di Jakarta Utara. Tapi, semuanya gagal total karena tiba-tiba Dea meminta berhenti di tempat ini.“Kenapa baksonya enggak dimakan, Bang? Abang enggak suka ya?” Dea menatap mangkok bakso milik Arfan yang masih terisi penuh.“Suka!” jawab Arfan datar.“Kalau suka dimakan dong, apa mau aku suapi?” tutur Dea basa-basi, mana mungkin ia berani melakukan itu di tempat umum seperti ini.Berbeda dengan Arfan, ia justru tersenyum senang setelah mendengar istrinya mengatakan itu, dengan cepat ia mengangguk dan memberikan mangkok bakso miliknya pada Dea.“Kenapa ini diberikan kepadaku? Abang enggak suka baksonya ya?” Dea menatap suaminya dengan tatapan bingung.“Suapi!” pinta Arfan sambil menaik turunkan alisnya.“Hah? Maksudnya?” bukannya tidak menge

  • JODOH ISTIKHARAH   BERKENCAN

    BAB 15 “Siapa yang mencariku, Bi?” tanya Arfan. “Saya tidak tau, Pak! Dia tidak menyebutkan namanya,” sahut Mbok Surti. Arfan berjalan menuruni tangga menuju ruang tamu, ia ingin tahu siapa orang yang mencarinya di jam-jam kerja seperti ini. Sedangkan Dea melanjutkan masuk ke kamar ditemani Mbok Surti Sampai di bawah, Arfan menghampiri tamunya dan ternyata dia adalah salah satu karyawan di perusahaannya. “Selamat siang, Pak! Maaf karena saya telah mengganggu waktu istirahat bapak,” ucap karyawan Arfan yang bernama Danu. “Ada perlu apa kamu ke sini?” Arfan menatap Danu, kini dia sedang menundukan wajahnya. “Sa—Saya mau minta tolong, Pak! Saya butuh pinjaman, sepuluh juta saja, Pak!” terang Danu. Sebenarnya, Danu merasa segan mengatakan ini pada Arfan, tapi hanya Arfan satu satunya harapannya, ia sudah mencari pinjaman ke tempat lain dan tidak ada satu pun orang yang membantunya. “Kalau boleh tau, untuk apa uang sebanyak itu?” tanya Arfan. Bagai

  • JODOH ISTIKHARAH   ISTANA IMPIAN

    BAB 14 “Cie… Cie… Sekarang sudah panggil sayang-sayang ya?” goda Angga. “Apa sih, Abang! Jangan mulai deh!” kesal Dea. Kini wajah Dea sudah memerah karena menahan marah dan malu. Bagaimana tidak, ini pertama kalinya ada laki-laki yang memanggil sayang di depan keluarganya. “Abang, jangan digoda terus adiknya,” tegur Bunda Ana,”nanti kamu juga akan seperti Arfan jika sudah menikah, itu adalah hal yang wajar, Nak!” tambahnya. “Iya, Bunda! Maaf,” ucap Angga sambil terkekeh, lalu ia melanjutkan sarapannya kembali, begitu juga dengan semua yang ada di sana kecuali Dea. Rasa laparnya tiba-tiba hilang, tapi jika tidak makan pasti bunda akan menegurnya, mubajir juga kalau makanannya dibuang, terpaksa Dea menghabiskan makanan yang sudah ada di piringnya. Setelah menyelesaikan sarapannya, Dea pamit pergi ke kamarnya, ia akan berkemas dan merapikan baju-baju yang dibawa ke rumah barunya. Melihat istrinya pergi, Arfan ikut menyusulnya ke kamar, tapi

  • JODOH ISTIKHARAH   MENEPATI JANJI

    BAB 13“Maksud Abang apa? Kenapa melakukan ini semua?” Dea memberikan paket yang tadi sudah ia buka pada Arfan.“Kenapa dikembalikan? Kamu tidak suka dengan hadiah yang saya berikan padamu?” tanya Arfan.Bukannya menjawab pertanyaan suaminya, Dea malah beranjak dan pergi, dengan cepat Arfan menarik pergelangan tangan istrinya, hingga membuat dia jatuh di atas pangkuannya.“Jangan pernah pergi dalam keadaan marah, selesaikan dulu, Dea!” Arfan melingkarkan tangannya di pinggang Dea.“Lepas, Bang! Jangan seperti ini,” Dea mencoba melepaskan tangan Arfan.“Jelaskan dulu, kenapa kamu mengembalikan barang pemberian saya? Apa kamu tidak menyukainya?” tanya Arfan lagi.Dea menghela napasnya, menyentuh tangan suaminya yang masih berada di pingganggnya.“Aku lebih suka Abang memberikannya sendiri tanpa melalui orang lain. Itu akan lebih berkesan untukku,” papar Dea.Arfan melepaskan tangannya, lalu meminta Dea berbalik menatapnya. Dengan perl

  • JODOH ISTIKHARAH   PANGGIL SAYANG

    BAB 12Dea mendorong tubuh Arfan hingga membuat dia terhempas ke lantai, ia benar-benar tidak ada pilihan lain selain melakukan itu.Arfan menahan rasa sakit di bokongnya, lalu ia beranjak dan duduk kembali di sisi ranjang. Arfan baru tahu satu hal, ternyata tenaga istrinya kuat juga, bisa mendorongnya sampai terjatuh ke lantai.“Abang mau ngapain lagi?” Dea memundurkan dirinya dan menjauh dari Arfan.“Kenapa mendorong saya, Dea?” bukannya menjawab pertanyaan istrinya, Arfan malah menanyakan hal lain.Dea menatap suaminya dengan tatapan waspada, sejak tadi dia selalu membuatnya spot jantung, beruntung ia tidak memiliki riwayat penyakit jantung.“Salah Abang, kenapa melakukan itu padaku,” papar Dea kesal.“Memangnya saya melakukan apa?” tanya Arfan tidak mengerti dengan apa yang istrinya katakan.“Tadi Abang mau--” Dea tidak melanjutkan ucapannya.Arfan menyipitkan matanya, menatap istrinya yang diam dan tidak melanjutkan ucapannya.

  • JODOH ISTIKHARAH   MENIKAH

    BAB 11Hari pernikahan yang ditentukan oleh Arfan tiba. Acara dilaksanakan secara sederhana dan berlangsung di rumah Dea, itu semua atas permintaan Dea karena menyetujui keinginan Arfan untuk menyelenggarakan pernikahan secepatnya. Tidak ada resepsi mewah seperti yang Arfan inginkan, bahkan Arfan hanya boleh mengundang teman-teman dekatnya saja yang menghadiri resepsi pernikahan mereka.Dea menatap pantulan dirinya di cermin yang ada di kamarnya, hari ini ia terlihat sangat berbeda dari biasanya, kebaya putih yang dihiasai payet mutiara membuatnya terlihat sangat anggun dan cantik.“Kamu terlihat sangat cantik, Dek! Arfan pasti langsung terpesona jika melihatmu seperti ini,” Angga menatap takjub adiknya, dilihat dari sisi manapun Dea terlihat sangat cantik dan mempesona.“Terima kasih atas pujiannya, Abang!” Dea menoleh pada Angga, ”baru sadar ya, punya adik yang cantiknya maksimal sepertiku?” Dea menaik turunkan alisnya sambil tersenyum.Angga memutar

  • JODOH ISTIKHARAH   WILL YOU MERRY ME

    BAB 10“Will You Merry Me?” ucap Arfan, mengeluarkan sebuah cincin berlian dari saku celananya.Antara terkejut dan juga senang, Dea benar-benar dibuat syok untuk kesekian kalinya.“A—Aku, bingung harus jawab apa,” ucap Dea gugup.“Nanti malam saya akan datang ke rumah kamu dengan orang tua saya, kamu bisa persiapkan apa yang akan kamu katakan," Arfan tersenyum, lalu ia memberikan cincin tadi kepada Dea.Dea menyernyitkan dahinya, ia bingung kenapa Arfan memberikan cincin ini padanya, sedangkan ia belum menjawab lamarannya.“Kenapa ini diberikan kepadaku, Bang?” akhirnya Dea benar-benar menanyakannya.“Kamu pakai saja di jari manismu, saya tau kamu pasti akan menerima lamaran saya,” dengan penuh percaya diri Arfan mengatakan itu semua.Dea menatapnya tidak percaya, tidak habis pikir pada laki-laki yang kini sedang duduk di sampingnya, dia bisa percaya diri tingkat tinggi seperti ini

  • JODOH ISTIKHARAH   JODOH ISTIKHARAHKU

    BAB 9“Saya mau jemput CALON ISTRI!” pungkas Arfan.Deg …!‘Bang Arfan sudah ada calon istri! Siapa? Kenapa Bang Angga tidak pernah cerita padanya,’ batin Dea.Mendengar Arfan mengatakan itu, ada rasa yang mengganjal di hatinya, tapi Dea mencoba bersikap biasa saja, menyembunyikan rasa perih yang kini ia rasakan.“Memangnya, siapa calon istri Abang?” Dea menatap wajah Arfan yang sejak tadi selalu tersenyum.Wajah Arfan terlihat sangat bahagia karena ia akan bertemu dengan calon istrinya, itu semua terlihat jelas oleh Dea.“Orangnya ada di depan saya, sedang berdiri menatap saya,” papar Arfan.Dea mencari siapa orang yang dimaksud oleh laki-laki di depannya, tapi ia tidak melihat orang lain yang ada di depan dia, selain Tia dan dirinya.“Memangnya siapa? Orang yang ada di depan Abang hanya ada Tia dan ak--” ucapan Dea terhenti, ketika ingatannya tiba-tiba terpikir sesuatu

  • JODOH ISTIKHARAH   CALON ISTRI

    BAB 8Mendengar Angga membahas hal itu, membuat Arfan sedikit kesal pada sahabatnya itu, ia bahkan kembali mengecek Laptopnya lagi, ia tidak suka jika harus membahas hal yang bisa merubah harinya menjadi buruk.Begitu juga dengan Angga, ingin sekali ia melempar sahabatnya itu dari atas gedung, bagaimana tidak, ia sudah bicara panjang lebar, tapi dia hanya diam saja. Dasar Arfan menyebalkan!“Kamu enggak mau tau siapa orangnya yang dipilih, Dea?” Angga menatap Arfan dengan tatapan tajam.“Untuk apa saya tau? Toh, bukan urusan saya juga 'kan?” ujar Arfan datar.Angga menatap tidak percaya dengan yang baru saja Arfan katakan, bagaimana bisa dia berkata seperti itu, Dea itu adiknya, harusnya dia ikut perduli, bukan acuh seperti itu.“Ini semua bakalan jadi urusan kamu, Arfan!” sarkas Angga.“Kenapa jadi urusan saya? Yang menikah ‘kan adik kamu, bukan saya!” sanggah Arfan.“Karena yang a

DMCA.com Protection Status