Beranda / CEO / JERAT PESONA CEO DINGIN / BAB 21 ANNA YANG DIBENCI

Share

BAB 21 ANNA YANG DIBENCI

Penulis: Sigma Rain
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Saya tidak merasa, seperti itu, Tuan! Saya memang seorang pelayan dan kenyataan itu tidak akan berubah, setelah saya menikah, seperti yang Anda inginkan, Tuan!” sahut Anna, sambil menekan rasa sakit di hatinya.

Setelah mengucapkan kalimat itu, Anna hndak berlalu pergi dari hadapan Ray, tetapi dengan cepat tangannya ditarik Ray, sehingga ia jatuh ke dalam pelukan Ray.

Pinggang Anna dengan kasar dipegang Ray, sampai-sampai kuku-kuku jarinya terasa menusuk pinggang Anna.

“Mengapa Tuan, suka sekali menyakiti saya?” Tanya Anna, sambil menahan ringisan.

Ray melayangkan tatapan mencemooh ke arah Anna. “Kau, tahu Anna! Kalau menikah denganku tidak akan ada adegan romantis dan manis!”

Setelahnya, Ray mendorong Anna menjauh, lalu ia memungut tongkat yang ia pakai untuk berjalan, yang terjatuh ke tanah.

Anna memperhatikan Ray yang melangkah dengan terpincang menuju rumah. Ia merasa sakit, karena kata-kata dan perbuatan Ray.

‘Apa sebaiknya aku pergi saja, daripada menikah, yang belum pasti aku a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   BAB 22 KEDATANGAN TAMU DI RUMAH RAY

    “Biarpun ini rumah Tuan, tidak seharurnya Tuan melakukannya! Saya memerlukan privasi di rumah ini,” ucap Anna.Ray hanya diam saja, tetapi ia keluar juga dari kamar Anna. Tadinya, ia bermaksud untuk memastikan keadaan Anna, kalau ia baik-baik saja.Dan ternyata wanita itu terlihat segar, walaupun di keningnya ada luka memar. Namun, ia sepenuhnya baik-baik saja.Ray berjalan menuju ruang kerjanya, besok ia dan timnya akan menghadiri pameran maritim. Dan dalam pameran itu perusahaan kapal miliknya turut serta memamerkan produksi kapal mereka.Telepon yang terletak di atas meja kerja Ray berbunyi dengan nyaring. Ray pun mengangkat sambungan telepon itu.“Halo, ada apa?” Tanya Ray di sambungan telepon dengan suara dingin.“Ray! Aku sudah berada di bandara kau harus menjemputku sekarang juga!” sahut suara di ujung sambungan telepon.Ray menjauhkan gagang telepon dari telingnya. Ia tidak suka dengan kedatangan mendadak adik beda Ibu dengannya itu, yang hanya membuat masalah saja dalam hid

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   BAB 23 MAKAN MALAM BERSAMA

    “Sa-ya tidak bermaksud berkata, seperti itu,” ucap Anna dengan gugup.Dirinya sama sekali tidak menyangka, kalau Ray akan muncul di dapur ini. Bukankah seharusnya Ray masih berada di ruang kerja disibukkan dengan pekerjaannya.Ray berjalan memasuki dapur dengan terpincang, karena kakinya yang masih cidera. Ia melayangkan tatapan yang dingin kepada Anna.Sebenarnya Ray tidak peduli dengan apa yang dikatakan Anna kepada dirinya. Hanya saja mengetahui Anna yang mengatakan tidak menyukainya, sedikit mengusik egonya.“Apa yang kau lakukan di sini, Deb?” Tanya Ray kepada adiknya.Adik Ray melayangkan tatapan mengejek ke arah Ray. “Kau khawatir aku akan menyakiti calon istrimu? Kau tidak perlu cemas, ia bisa membela dirinya sendiri. Ini adalah urusan dua orang wanita!”Ray membalas senyum adiknya dengan sinis. Ia, lalu duduk di samping Debbie. “Anna, buatkan kopi untukku!”“Anda sudah cukup banyak minum kopi untuk hari ini!” sahut Anna.Debbie mencibir ke arah Ray. “Kenapa kalian berdua terl

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   BAB 24 SIKAP PERMUSUHAN DEBBIE

    “Itulah yang akan saya lakukan, Nona! Membereskan semua ini, sahut Anna pelan.Ray melipat tangan di depan dada, diam memperhatikan apa yang terjadi antara Anna dan Debbie. Ia menanti apa yang akan dikatakan Anna untuk membela dirinya.Ia tidak akan membela salah seorang dari mereka. Dirinya hanya akan menjadi pengamat saja melihat perseteruan antara Anna dan Debbie.“Huh! Kau memang pelayan yang tidak tahu diri dan melunjak hanya, karena akan menjadi calon Istri kakakku!” ucap Debbie.Dengan wajah kesal Debbie berjalan menuju pintu keluar. Dan ketika itulah ia baru menyadari, kalau Ray berdiri diam sedari tadi.“Apakah kau akan membela calon Istrimu, yang seorang pelayan itu?” ejek Debbie.Ray menatap tajam adiknya itu. “Apakah aku harus mengingatkanmu, kalau Ibumu dulu juga pelayan!”Wajah Debbie berubah menjadi merah, karena marah. Ia terlihat tidak suka mendengar Ray mengungkit masa lalu almarhumah Ibunya.“Ibuku dan calon Istrimu jelas sekali berbeda! Dan kau tidak perlu menginga

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   BAB 25 DEBBIE MASUK PENJARA, RAY SANTAI

    “Apa! Mengapa harus memanggil polisi? Pelayan itu jatuh sendiri dan tidak ada perlunya sama sekali untuk memanggil polisi!” seru Debbie dari atas tangga.uta Ray memutar badan dari melihat pelayannya, ke arah Adiknya. Ia menatap Adiknya itu dengan tatapan tidak suka. “Kita akan membuktikan ucapanmu! Di rumah ini ada kamera pengaman untuk mengawasi apa yang terjadi di rumahku!” tegas Ray. Dengan cepat, sambil melompati dua anak tangga sekaligus Debbie mendekati Ray. Ia berhenti tepat satu anak tangga di atas Ray. Diguncangnya badan Ray dengan keras, sambil berteriak. “Kau tidak boleh melakukannya! Aku tidak mau masuk penjara!” Ray dengan kasar melepaskan pegangan Debbie. Tatapan matanya sedingin es, begitu pula dengan ucapannya. Ia mengatakan kepada Debbie, kalau dirinya tidak akan membiarkan Debbie begitu saja, setelah ia membuat Anna terluka. “Kau harus mendapatkan hukuman atas apa yang kau lakukan, agar kau tidak berani mengulanginya kembali!” kata Ray. Pelayan Ray yang terdia

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   BAB 26 KUNJUNGAN MENDADAK RAY

    “Calon Istrimu yang melakukannya! Jikalau kau ingin marah, silakan saja marahi dirinya,’’ sahut Debbie, sambil tersenyum lebar.Ray menggerutu mendengarnya. ia melihat adiknya dengan dingin. Ia mengusir adiknya untuk keluar dari kamar.Ray berjalan menuju kamar mandi untuk menuntaskan kegiatan alamiahnya, setelah keluar ia tidak melihat Adiknya lagi.‘Sepertinya aku harus ke rumah sakit untuk melihat keadaan Anna,’ batin Ray.Ia berjalan menuju walking closet, lalu diambilnya kemeja dan juga celana kain. Selesai berpakaian Ray berjalan keluar kamar.Ia menuruni tangga menuju lantai satu, ketika itulah Ray melihat Debbie sedang menyeret kopernya keluar rumah.“Rupanya, kau sudah sadar diri juga! Kartu kredit dan Atm mu sudah kublokir. Kau harus bekerja, kalau ingin uang,” ucap Ray dengan dingin.Debbie langsung menghentikan langkah dan menoleh ke arah Ray, dengan tatapan yang berapi-api. Wajahnya pun menjadi merah, karena marah.Dilepaskannya tangannya dari koper yang ia pegang. Ia ber

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   BAB 27 RAY CEMBURU ATAU MARAH

    “Anda salah Tuan! Saya tidak mungkin melakukan hal itu. Saya hanya ingin mengambil barang-barang saya saja, karena masa sewa apartemen itu sudah habis,” sahut Anna denan mimik wajah kecewa, karena tuduhan dari Ray.Ray mendengarkan penjelasan Anna diam tidak memberikan tanggapannya. Ia tetap duduk di samping Anna, tanpa mengeluarkan suara.Anna menjadi tidak nyaman dengan sikap Ray, karena dirinya merasakan suasana yang panas memancar dari diri Patrick.Anna mendesah kecewa, sambil melirik Patrick dan sialnya bersamaan dengan Ray, yang juga melirik ke arahnya.“Kau tidak akan pergi sendiri ke apartemenmu!” Tegas Ray.Anna menatap heran ke arah Ray. “Terserah kau saja bersama siapapun ynng kau perintahkan untuk menemaniku, aku setuju saja,” sahut Anna.“Apakah kau akan kecewa, kalau orang yang akan menemanimu itu aku?” Tanya Ray.“Mengapa hrus kecewa? Bukankah kita akan menikah, sehingga wajar saja, kalau kau terlihat bersama denganku,” sahut Anna.Senyum sinis terbit di sudut bibir Ra

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   BAB 28 RAY YANG KERAS

    “Tu- maksud saya, Ray! Saya hanya meminta tolong kepadanya, karena saya masih merasa pusing untuk berjalan sendiri!” sahut Anna pelan.Ia hendak memejamkan mata, karena rasa pusing yang mendera kepalanya. Namun, ia tidak berani dengan adanya Ray di dalam kamarnya.Tadinya ia berharap Ray akan bisa bersikap, seperti seorang Ayah baginya, karena usia mereka yang terpaut jauh.Ray bukannya keluar dari kamar Anna, tetapi ia justru duduk di ranjang Anna. Tepat di dekat kepala wanita itu.“Kepalamu hanya hangat saja, kau pasti becanda sedang sakit kepala. Kau hanya ingin bermalas-malasan saja,” ejek Ray.Bosan mendengarkan ejekan Ray. Anna menepis pelan tangan Ray yang sedang meraba keningnya.Ia, kemudian menyingkap selimut yang membalut tubuhnya, lalu menjejakkan kaki ke lantai hendak berjalan keluar dari kamarnya.“Apa yang akan kau lakukan, Anna? Berjalan dan membuatmu pingsan, agar aku membopongmu!” bentak Ray.Anna berhenti berjalan ia menoleh ke arah Ray, dengan wajahnya yang masih

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   BAB 29 ANNA TIDUR DI KAMAR RAY

    “Anna, aku harus pergi!” Bisik pelayan, yang merupakan teman Anna dengan suara yang gugup.Ia, lalu berjalan melewati Ray yang berdiri di samping pintu dengan tatapan tertuju ke arah Anna.“Permisi Tuan!” ucap teman Anna pelan ketika ia berada di dekat Ray.Ray hanya diam saja tidak menjawab ucapan dari pelayannya.Dan begitu pelayan itu sudah keluar dari kamarnya Ray menutup pintu dan berjalan mendekati Anna, yang telah duduk dari berbaringnya.“Katakan kepadaku, Anna! Kenapa kau ingin pergi dari sini?” Tanya Ray dingin.Anna menelan ludah dengan sukar. Mendengar suara Ray yang dingin ditambah tatapan tajamnya, yang seperti hendak membunuhnya saja.“Seharusnya, sebagai pria yang sudah tua, kamu bisa memaklumi diriku yang masih muda ini,” ucap Anna lirih.Sontak saja Ray melotot ke arah Anna. Tangannya yang besar dan dihiasi rambut berwarna gelap terulur mencengkeram dagu Anna dengan kasar.Jantung Anna berdebar dengan kencang, karena merasa takut. Ia sudah salah bicara dan membuat Ra

Bab terbaru

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   AKHIR BAHAGIA UNTUK ANNA

    Ray yang berada di ujung sambungan telepon berseru memanggil nama Istrinya. ‘Anna! Apa yang terjadi? Siapa yang masuk kamarmu? Apa yang dilakukan orang itu?’ Tanya Ray tidak sabar.Sayangnya hanya suara dengung yang berasal dari ponsel Anna saja. Sementara Anna sendiri tidak memberikan jawaban kepada Ray.Makanan yang sudah ada di atas meja Ray terlupakan. Ia langsung menghubungi orang kepercayaannya.‘Halo, apakah kamu sudah sampai di salon tempat Istri saya berada?’ Tanya Ray, begitu sambungan telepon terhubung.‘Saya sedang dalam perjalanan, Tuan! Saya berusaha secepat mungkin untuk sampai di tempat Istri Anda berada,’ sahut orang kepercayaan Ray.‘Cepatlah!’ perintah Ray.Ray menutup sambungan telepon, ia berjalan keluar dari ruang kerjanya dengan terburu-buru. Sorot mata dan wajahnya yang penuh dengan amarah membuat staf hotel urung menyapanya. Mereka menghindari untuk berbicara dengan bos nya itu, daripada kena marah.Sesampainya di luar sopir Ray sudah siap membukakan pintu. Ia

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   KE SALON KECANTIKAN

    Anna yang sedari tadi terus-menerus untuk masuk kamar tidak dapat lagi menahan emosinya. “Mengapa tidak kamu dan pria itu, kalian semua memerintahkan kepadaku untuk masuk kamar? Apa kalian pikir saya akan aman di sana? Bagaimana, kalau pria itu menyusup masuk kamar, sementara kalian berdua tidak ada?”Ray menggaruk kepalanya yang mendadak terasa gatal. Ia ingin bersikap tegas kepada Istrinya itu, tetapi ia juga harus jujur, kalau Anna pastinya merasa tidak yakin dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi.“Turunlah kamu ke bawah! Dan lakukan apa yang tadi saya perintahkan,” tegas Ray kepada sopirnya.Sopir itu menganggukkan kepala, sambil memberikan sikap hormat kepada Ray. Ia berjalan meninggalkan Ray dan Istrinya yang tetap berada di tempat mereka berdiri.Ray merangkul pundak Anna, lalu membimbingnya untuk masuk kamar mereka. “Sekarang kita nikmati saja sarapan ini selagi masih panas.” ajak Ray ketika dilihatnya, kalau di atas meja sudah tersaji makanan dan minuman.Mau tidak mau An

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   ANNA DIAWASI

    Anna memejamkan mata, sebelum ia memutuskan untuk mengikuti perintah nakal dari suaminya. “Kamu membuatku bersikap liar, Ray!”Ray memasangkan bathrobe ke badan Anna, lalu memegang pundak Istrinya dengan lembut. “Ini belum liar, seperti apa yang kuinginkan!”Anna berjalan mendahului Ray keluar kamar mandi, sambil berkata, “Saya tidak akan mau memenuhi fantasimu untuk bersikap liar!”Dalam tiga langkah panjang Ray sudah berhasil mensejajari langkah Anna. Ia mengatakan kepada Istrinya itu, kalau dirinya tidak akan memaksa, tetapi Anna sendirilah yang akan melakukannya.Anna memutar bola mata, ia tahu pasti suaminya akan menggunakan pesona maskulinnya. Yang dengan mudah akan membuat Anna bersedia melakukan apa saja untuk menyenangkan suaminya itu.Keduanya, kemudian berganti pakaian bersih. Setelahnya, Anna dan Ray berjalan keluar kamar menuju ruang makan.“Ray! Saya merasa, kalau ada yang mengintip kita.” Anna berhenti berjalan, ia melihat ke arah jendela kaca. Ia tadi merasa melihat ad

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   MANDI BERSAMA

    Ray menjadi gusar mendengar apa yang dikatakan oleh Anna. Wajahya menjadi merah, dengan tatapan yang menyorot marah. “Kenapa menjadi pengecut, Anna? Kenapa kau suka sekali melarikan diri dari masalah?”Anna memaksakan diri untuk tetap menatap mata Ray, walaupun dalam hati ia merasa ciut melihat tatapan Ray. Kedua tangannya berkeringat dingin, tetapi ia harus menguatkan dirinya. “Saya buk annya ingin melarikan diri dari pesta itu. Hanya saja saya tidak yakin akan bisa menjadi seorang wanita yang anggun.”“Kamu terlalu memikirkan apa yang belum terjadi! Berhentilah untuk berpikir, seperti itu,” tegas Ray.Anna memejamkan mata, ia tampak berusaha untuk menenangkan dirinya, agar tidak berteriak kepada Ray, karena suaminya itu memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Satu hal yang berbeda dengan dirinya.Ia menjauhkan dirinya dari Ray berdiri di depan cermin besar. Dilihatnya pantulan dirinya, dengan mata yang sembab, karena terlalu banyak menangis. Dilepasnya ikat rambut, sehingga rambutn

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   BERBINCANG SANTAI

    Anna mengambil pisau dari atas meja dapur, lalu ia genggam dengan erat. Jantungnya berdebar kencang, saat didengarnya suara langkah kaki dari arah luar rumah. ‘Ya, Tuhan! Siapa yang berada di luar dan tadi ia sudah masuk ke rumah ini? Diriku memang ceroboh, karena lupa mengunci pintu. Bagaimana, kalau itu adalah Derek dan ia mencoba untuk mencelakai diriku lagi?’ batin Anna.Tangan Anna terulur hendak menutup pintu dapur, ketika dilihatnya sebuah bayangan panjang. Lutut Anna terasa lemas, tetapi ia tetap memaksakan kakinya untuk tetap berdiri. Dengan tangan yang bergetar ia tetap memegang pisau berharap dapat dijadikan sebagai senjata untuk membela dirinya.“Anna! Apa yang kau lakukan berdiri di situ dengan pisau yang ada di tanganmu? Kau tidak mencoba untuk bunuh diri, bukan?” Tanya Ray dengan santainya.Mata Anna melotot tidak percaya, begitu melihat siapa yang berdiri di depannya. Pisau yang ia pegang jatuh ke lantai sampai menimbulkan bunyi yang nyaring.Begitu tersadar dari rasa

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   BERBALIK ARAH

    Anna berjalan cepat mendekati Ray, begitu sudah dekat ia mengangkat kedua tangan hendak memukul dada bidang suaminya. “Kamu tidak punya hati, Ray!” maki Anna.Ray dengan cepat menangkap tangan Anna, lalu menghempaskannya dengan kasar. “Kamu yang sudah membuatku melakukannya!”Usai mengatakan hal itu Ray berjalan, lalu masuk mobilnya. Ia tidak peduli, ketika didengarnya suara tangis Anna.Sopir Ray menatap Anna dengan rasa tidak nyaman, karena melihat wanita itu bertengkar dengan bosnya sampai menangis.“Selamat tinggal, Nyonya Anna! Semoga Anda baik-baik saja.” sopir itu, kemudian memasuki mobil, karena ia mendengar suara tidak sabar dari tuannya.Anna hanya diam mematung tidak menyahut ucapan dari sopir Ray, yang memang tidak menunggu tanggapan darinya. Dipandanginya mobil itu perlahan menjauh sampai menghilang dari pandangan.Dirinya berjalan menuju bangku kayu yang berada di bawah pohon, lalu duduk di sana. Dirapatkannya jaket yang ia pakai, karena udara semakin dingin saja.‘Bagai

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   ANNA DAN BERTEMU KEMBALI

    Anna menjadi terkejut mendengar suara Ray, sampai-sampai keranjang telur yang ada di tangannya terjatuh ke rumput. “R-Ray! Kenapa kamu ke sini? Bukannya kamu lebih senang bersama dengan mantan Istrimu?” Tanya Anna dengan suara tersendat.Ray memejamkan mata dengan tangan ia kepalkan di samping badan. Ia harus menahan dirinya untuk tidak mengguncang tubuh Anna, agar Istrinya itu sadar akibat kekacauan yang telah dibuatnya.Anna mengamati Ray dengan takut-takut. Ia dapat melihat suaminya itu sedang menahan amarah dan itu semua dikarenakan dirinya. Ia juga dapat melihat, kalau Ray tidak dalam kondisi baik-baik saja.“Ka-kamu terluka Ray, apa yang telah terjadi kepadamu?” Tanya Anna, dengan suara pelan.Ray mendengus mendengar pertanyaan Anna. “Apakah kamu peduli kepadaku? Ataukah itu hanya sekedar pertanyaan basa-basi saja!” sindir Ray.Anna menghela napas, ia sudah menduga, kalau Ray akan bersikap skeptis kepadanya, setelah apa yang ia lakukan. Akan tetapi, kesalahan tidak sepenuh pada

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   PENCARIAN TERUS BERLANJUT

    Sopir itu membalikkan badan dengan gaya malas-malasan. Dimasukkannya tangan ke saku celana. Ia menatap Ray, dengan raut wajah tidak terbaca. “Istri Anda sudah meninggalkan apartemen ini.”Mata Ray melotot, dengan langkah yang tertatih ia mendekati sopirnya itu, lalu mencengkeram kerah kemejanya. “Kenapa ia bisa pergi dan kamu tidak bisa mencegahnya? Kamu tidak becus dalam menjalankan tugas, yang saya berikan!”Ray memaki sopirnya itu, ia mengangkat tangan ke udara hendak melayangkan pukulan ke wajah sopirnya itu, tetapi dengan cepat ia mengubahnya dan memukul dinding yang ada di samping kepala sopirnya itu, sehingga tangannya menjadi terluka.Dirinya berjalan menjauh dari sopirnya itu, lalu melihat ke sekeliling kamar apartemen yang baru disadari oleh Ray, bahwa apartemen itu terkesan sederhana dan tidak mempunyai banyak perabot.“Saya sungguh menyesal, Tuan! Namun, saya tidak akan berhenti untuk mencari keberadaan Istri Anda. Saya akan mencarinya sampai dapat dan membawa kembali Nyon

  • JERAT PESONA CEO DINGIN   CLAIRE PEMBAWA MASALAH

    Ray menjadi terkejut, ia membalikkan badan. Ditatapnya pria yang baru saja melayangkan tinju ke arah pipinya, dengan keras. Ia berdiridari duduknya. “Saya juga tidak ingin berada di sini! Sekarang saya akan pergi dan katakan kepada istrimu untuk tidak menggangguku dan Istriku!”Ray berjalan menjauh dari suami Claire, dengan tangan terkepal di sisi badan. Ia gatal hendak balas menampar suami Claire. Hanya saja pria itu beruntung, karena Ray tidak ingin berurusan dengan pria itu.Ia hanya ingin cepat pergi dari tempat ini dan mencari keberadaan istrinya. Biar saja Claire menjadi tanggung jawab dari suaminya.‘Halo, apakah kamu sudah mendapatkan informasi kemana sopir taksi itu membawa istri saya?’ Tanya Ray, melalui telepon kepada sopir, sekaligus orang kepercayaannya.‘Saya saat ini sudah berada di depan gedung apartemen istri Anda, Tuan!’ sahut sopir Ray.‘Bagus! Saya sebentar lagi akan sampai di san. Tolong, kamu kirimkan alamatnya,’ ucap Ray.Ditutupnya sambungan telepon, lalu dima

DMCA.com Protection Status