Share

PERTOLONGAN BERBAHAYA

Penulis: Alexa Ayang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-03 00:23:36

"Ada apa?" Tanya Wiku Sasodara pada Amasu saat acara perhelatan makan dimulai. Amasu menunjukan surat Rukma. Wiku Sasodara kemudian menarik lengan Amasu dengan cepat untuk mencari tempat yang aman.

"Jangan katakan apa-apa. Setelah ini kita temui Rukma."Kata Wiku Sasodara.

"Tapi...?" Amasu mencoba mencegah Sang Wiku.

"Aku tidak peduli. Aku harus menyelamatkan anak itu. Ia berbeda dengan Jentra. Anak itu lebih memiliki kemurnian hati daripada kau dan Jentra." Kata Wiku Sasodara.

"Tapi guru.....Pangeran Balaputeradewa dan Maharaja Samarattungga sudah memutuskan...."Amasu masih mencoba memperingatkan gurunya.

"Aku tidak peduli. Pangeran juga tidak peduli bukan dengan perasaanku, mengapa aku harus memikirkannya. Biarlah di rasakan nanti karma perbuatannya. Kita hanya belum tahu apa yang akan dia terima, bukan?" Wiku Sasodara berargumen.

"Tadi guru bilang kepada Rakai Panaraban untuk tidak berurusan dengan orang-orang Walaing. Kenapa sekarang guru malah mau menyelamatkan putri yang mu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   KEKECEWAAN JENTRA

    Sebagai pengantin baru, Jentra memboyong keluarga kecilnya ke rumahnya. Namun dengan beberapa perubahan karena Candrakanti menolak menemukan jejak Sriti di tempat itu. Jentra mengikuti apapun yang dikatakan Candrakanti asal itu membuat hati istri cantiknya itu bahagia. Jentra sebenarnya juga ingin membawa ibu dan paman mertuanya, namun keduanya menolak dengan alasan rumah Candrakanti yang lama harus juga ada yang mengurusnya. "Ayah...ayolah, aku ingin berkuda." Rengek Gyandra putri semata wayang mereka. "Tentu. Sabarlah sedikit. Ibumu sedang membuatkan bekal untuk kita. Sayang bukan kalau tidak dimakan." Kata Jentra dengan sabar. Akhirnya setelah sekian lama, ia benar-benar bisa memeluk putrinya tanpa perasaan takut atau ragu. Ia menarik Gyandra ke pangkuannya. "Kemarilah. Biar ayah mengepang rambutmu. Kau cantik. Mirip dengan ibumu. Kelak aku tidak akan membiarkan para pria itu mendekatimu." Kata Jentra "Lalu, kau akan menjadikannya Bikkuni?" Sahut Candrakanti sambil meletakan k

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-03
  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   CINTA YANG ANEH

    Jentra merasakan kehangatan pelukan istrinya dan perlahan-lahan kemarahannya mereda. Ia mencium Candrakanti perlahan lalu kembali menangis di pundak istrinya."Mengapa orang jatuh cinta itu selalu bodoh?" Tanya Jentra"Karena cinta itu adalah perasaan paling aneh yang dimiliki manusia, Kakang. Kau tidak bisa menentang Rukma sekarang. Cinta yang begitu besar, kekuatannya melebihi air dan api."Kata Candrakanti"Iya, kau benar. Aku hanya takut kehilangan Rukma. Hanya dia yang menemaniku saat aku kehilangan semuanya. Itu sebabnya aku tidak rela jika melihatnya harus mati di usia semuda itu hanya untuk perempuan yang tidak layak untuknya."Kata Jentra."Layak dan tidak layak hanyalah cara pandang kita saja terhadap sesuatu, Kakang. Seperti diriku? Putri seorang perampok, hidup dihutan, tanpa bekal dan kepandaian apapun. Namun seorang Panglima besar Medang sepertimu toh tetap menjatuhkan pilihannya padaku. Hingga bicara seperti itu di depan wiku Sasodara."Kata Candrakanti"Bicara apa?"Tanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-04
  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   TAMU BERBAHAYA

    Rakai Panaraban menerima kedatangan Mpu Kumbhayoni dan beberapa pengikutnya dengan tangan terbuka. Namun beberapa abdinya sendiri mulai berbisik-bisik cemas, mengingat orang-orang ini adalah buronan kerajaan Medang. "Gusti, apa tidak terlalu berbahaya menerima mereka di sini. Pasukan sandi Medang pasti sudah mencium kemana mereka akan pergi." Kata Tumenggung Sudana. "Tapi ke mana mereka bisa pergi, Sudana? Mereka saudara kita. Sesama wangsa Sanjaya."Kata Rakai Panaraban. "Benar dimas Tumenggung Sudana. Kasihan mereka, jika kita bersikap begitu dingin. Apakah kita harus mengusir mereka? Apalagi kangmas Panaraban dan Mpu Kumbhayoni adalah saudara sepupu." Kata Dyah Meitala. "Saya tahu, Gusti ayu. Namun keberadaan mereka membahayakan sima kita. Bagaimana jika kemudian Rakai Garung atau Maharaja Samarattungga kemudian menyalahkan kita dan menghancurkan Sima kita. Padahal tempat ini adalah perlindungan terakhir wangsa Sanjaya yang masih benar-benar melestarikan peninggalan mendiang Mah

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-05
  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   PERSAINGAN

    Ganika begitu gelisah ketika ia tanpa sengaja mendengar percakapan bahwa ayahnya meninggal di dalam tahanan dan telah diperabukan. Kesedihan mencengkeram begitu dalam sehingga ia tidak menyadari ketika dirinya diperhatikan oleh Mahamentri I Halu. "Gandhali, mengapa kau begitu gelisah? Adakah yang menganggu pikiranmu?"Tanya Pangeran Balaputeradewa. Ganika yang masih belum terbiasa dengan nama baru yang diciptakannya sendiri, meskipun mendengar ia tidak terlalu memperhatikan. Sehingga Pangeran Balaputradewa akhirnya menarik sedikit selendang Ganika dengan sayang. Ganika yang tersendat jalannya tiba-tiba tersadar. "Ohh...!"Teriaknya lirih. "Kau sedang memikirkan siapa? Sampai kupanggil-pun kau tidak mendengarkannya?"Tanya Pangeran Balaputeradewa. ""Aduh....maaf beribu maaf, Gusti. Hamba tidak memperhatikan kedatangan paduka. Saya sedang berpikir untuk kembali ke tempat asal saya, Gusti. Tetapi saya masih berpikir panjang karena setelah dirampok saya tidak punya ongkos untuk pulang."

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-06
  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   CERITA GUNUNG UDARATI

    Ganandara dan Kawindra menghadap Pangeran Balaputeradewa setelah sembuh dari sakitnya sekembali dari mendaki Udarati. "Apa yang sebenarnya terjadi? Hingga kau kembali dengan keadaan seperti itu tanpa membawa apa-apa." Tanya Pangeran Balaputeradewa dengan nada sedikit dingin. "Ampuni kami, Gusti. Kami tahu, Gusti kecewa karena kami pulang dengan tangan hampa. Namun Gunung Udarati adalah Gunung yang luar biasa, Gusti. Hanya mereka yang memiliki kesucian hati yang akan mampu menembus hutan larangan bernama suksma Ngulandara itu." Kata Ganandara "Benar, Gusti. Kami bahkan menyaksikan kematian yang lebih mengerikan daripada di dalam peperangan. Hantu-hantu yang tak berbentuk, tak berwajah mampu menembus tubuh manusia dan mencuri jiwanya."Lanjut Kawindra sambil menahan air matanya. "Dan kau ingin aku percaya dongeng anak-anak seperti itu? Lalu untuk apa kau berlatih bertahun-tahun sebagai prajurit sandi yang tangguh dan hebat. Kau tahu nilaimu adalah satu nyawa prajurit sandi sama besar

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   RUMAH BARU

    "Jadi ini rumah barumu, Gandhali. Kau bisa lebih leluasa tinggal di sini bersama Nini Suli. Kelak nanti jika sudah waktunya aku akan memperkenalkanmu dengan Kakakku Permaisuri Sri Kahulunan."Kata Pangeran Balaputeradewa. "Terima kasih, Gusti."Jawab Ganika dengan perasaan sedikit kacau karena ia tidak berharap bertemu dengan keluarga kerajaan yang telah menghancur leburkan keluarganya. "Oh ya, aku juga mendengar insidenmu dengan dayang Sriti beberapa waktu yang lalu. Hal itu jangan terlalu kau pikirkan. Sriti memang begitu tetapi untuk menjaga keamananmu, aku menempatkan Rukma dan Sena bergantian menjagamu. Jangan sungkan untuk meminta tolong pada mereka. Meskipun mereka perwira muda, mereka akan patuh pada perintahmu." Kata Pangeran Balaputeradewa. "Baik, Gusti. Kebaikan Anda, saya tidak mampu membalasnya. Hanya Dewa Agung yang akan memberikan banyak berkat untuk samua kemurahan anda kepada saya." Jawab Ganika tanpa mengalihkan pandangannya dari lantai. "Gandhali. Aku tidak memin

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   KEKESALAN SRITI

    "Mengapa Pangeran Balaputeradewa sama sekali tidak melirik kepadaku? Padahal apa kurangnya aku coba? Memang sih kalau dibandingkan dengan gadis itu, ia lebih muda dan cantik sekali. Kalau jadi laki-lakipun aku pasti sudah jatuh cinta. Tapi aku sepertinya pernah melihat gadis itu tapi dimana ya?" Tanya Sriti dalam hati. Wajah Ganika memang seperti tidak asing bagi Sriti. Tetapi ia begitu penasaran dan terus mencoba mengingatnya, sampai tidak sadar ketika Pangeran Balaputeradewa datang dan memperhatikannya. "Heiii, Sriti!"Panggilnya. Seketika Sriti tergagap dari lamunannya dan dengan senyum ia menyambut kedatangan Mahamentri I Halu itu sambil menghaturkan sembah. "Ada yang Gusti perlukan dari saya sehingga Gusti memanggil saya?" Tanya Sriti. "Ya. Aku memanggilmu karena aku ingin memberikanmu tugas sebagai perajurit sandi." Kata Pangeran Balaputeradewa. "Tapi Gusti. Yang Mulia Maharaja menugaskan saya untuk melayani Gusti." Jawab Sriti. "Lha iya itu bentuk pelayananmu kepadaku ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   SEBUAH PERINGATAN

    "Mengapa kau begitu pendiam, Rukma? Apakah kau marah padaku." Tanya Ganika."Tidak Gusti Gandhali. Hamba tidak berani." Jawab Rukma."Kau berubah sekarang? Mengapa?"Ganika kembali mencecar Rukma dengan pertanyaan.Rukma hanya diam sambil mengukir sebuah patung kayu. Ia mengukir sosok Dewi Tara yang candinya baru dilihat akhir-akhir ini saat melintasi Kewu. Ia begitu kagum pada sosok Tara yang mengayomi, agung dan tenang. Tara juga merupakan perwujudan dari welas asih dan kehampaan."Rukma, apakah sosok dewi yang sedang kau ukir itu jauh lebih penting dari menjawab pertanyaanku?" Ganika meraih tangan Rukma hingga tak sengaja pisau Rukma melukai jari manis Ganika."Ah, maafkan saya Gusti. Saya sungguh tidak sengaja." Kata Rukma.Rukma yang panik dan tidak melihat ada kain di sekitarnya untuk menghentikan pendarahan di jari Ganika, ia segera menghisapnya dengan bibirnya. Ganika tersipu malu meskipun sedikit kesakitan. Sadar yang dilakukannya bisa mengundang pergunjingan, Rukma kemudian

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09

Bab terbaru

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   SEBUAH HUKUMAN

    Balaputerdewa dihadapkan pada majelis Pamgat yang dipimpin oleh Maharaja sendiri.Jentra, Rukma, Amasu dan Sasodara yang hadir di situ terpekur dengan sedihnya. Sebagai Mahamentri, kedatangan Balaputeradewa dikawal dan dijaga ketat oleh pasukan kawal istana maupun para Sanditaraparan. Namun kehadirannya dalam majelis itu masih diperkenankan memakai pakaian kebesarannya.Wiku Wirathu membuka sidang dengan pembacaan sutera dan segera setelahnya, para Pamgat yang terdiri dari pangeran-pangeran sepuh dan para Wiku duduk baik sebagai penuntut maupun sebagai pembela. Banyak Pangeran sepuh wangsa Syailendra yang berdiri dibelakang Sang Mahamentri I Halu. Tapi yang muda lebih banyak menentangnya karena fanatisme wangsa dianggap sebagai pemahaman kuno yang sudah tidak relevan dengan perkembangan jaman. Sementara hakim yang mengadili adalah Maharaja sendiri di dampingi, Mahamentri I Hino yang dalam hal ini diwakili Rakai Pikatan, Wiku Wirathu dan Wiku Sasodara.Semua tuntutan dibacakan untuk m

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   RUNTUHNYA SANG BALAPUTERADEWA

    Ternyata kekuatan tentara Walaing, benar-benar tidak dapat dibandingkan dengan kekuatan pasukan Medang. Mereka menggulung kekuatan tentara Walaing seperti badai menelan segala yang dilewatinya, meskipun pesan Sang Rakai adalah tidak membunuh tapi hanya melumpuhkan saja. Welas asih dan dhamma yang diajarkan para Wiku ternyata begitu merasuk dalam hati Sang Pikatan sehingga peperangan yang dilakukan-pun seminimal mungkin membawa korban jiwa.Sementara Jentra menyusup memasuki kedaton Walaing yang telah mulai terbakar api. Rupanya Sang Balaputeradewa-pun telah bertekad untuk melakukan puputan yang artinya bahwa jika ia kalah maka ia akan menghadapi mahapralaya itu dengan kematiannya sendiri. Saat Balaputeradewa melihat pasukan belakangnya telah mencapai ambang kehancuran dan tentara musuh mulai menjejakan kaki ke halaman istananya. Ia telah mulai mencabut pedang dan kerisnya siap menjemput maut sebagai seorang ksatria dan Mahamentri wangsa besar yang dibanggakannya."Berhenti tuanku. Dul

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   PUPUTAN

    "Gusti, apa Gusti akan yakin akan melakukan perang Puputan. Sekali lagi hamba mohon Gusti, jangan gegabah memutuskan untuk perang puputan. Gusti harus ingat bahwa di Walaing, bukan hanya peninggalan Walaing saja yang harus tuanku jaga. Tetapi di Walaing ada Abhaya Giri Wihara peninggalan Syailendra Wangsa Tilaka yang lainnya yaitu Sri Maharaja Rakai Panangkaran. Apa Gusti akan membiarkan putera wangsa Sanjaya menghancurkannya hingga rata dengan tanah." Aswin menyembah hingga hidungnya menempel ke tanah."Tetapi ini adalah masalah harga diri dan kehormatan Aswin. Apa kau rela kita akan hidup sebagai orang yang kalah dan dicemoohkan setiap kali? Itu-pun kalau Sri Maharaja Samarattungga tidak menghukum mati kita juga. Jadi apa bedanya Aswin?" Sahut Balaputeradewa saat bersiap untuk kembali ke Walaing."Permohonan saya, Iswari dan Karmika tetap sama Gusti. Lebih baik kita kehilangan harga diri dan kehormatan daripada kita berdosa kepada leluhur wangsa Syailendra. Apalagi putra tuanku masi

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   PERMATA WANGSA SYAILENDRA

    Pangeran Balaputeradewa menembus kabut tebal dan dinginnya malam untuk menyambut kedua buah hatinya. Bersama Aswin ia berkuda tanpa atribut sebagai seorang Mahamentri. Pengawal yang menyertainya juga hanya enam sampai tujuh orang saja, juga tanpa atribut sebagai perajurit tapi menyamar sebagai warga biasa."Apakah tempat itu sangat jauh Aswin?" Tanya Pangeran Balaputeradewa."Ya tuanku. Tapi dengan berkuda cepat seperti ini saya memperkirakan tengah malam kita akan sampai." Jawab Aswin."Aku tidak bisa meninggalkan Walain terlalu lama, karena kakak iparku Samarattungga pasti sudah tidak sabar untuk memotong kepalaku ini." Jawab pangeran Balaputeradewa."Jangan berpikir yang buruk tuanku. Apalagi di saat tuanku memiliki putra. Anggaplah keduanya hadiah dari Yang Maha Agung sehingga kelak akan menjadi permata wangsa Syailendra. Saya rasa tuanku Samarattungga tidak akan segera menyerang saat fajar menyingsing karena mengerahkan puluhan ribu pasukan bukanlah hal mudah." Aswin mencoba mene

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   PERLAWANAN TERAKHIR SANG PANGERAN

    Aswin mengikuti Pangeran Balaputeradewa ke bangsal agung Perdikan Walaing. Seluruh pasukan telah dimobilisasi, namun warga asli Walaing memilih untuk menyembunyikan diri di gua-gua yang tersebar di pesisir Walaing. Mereka ketakutan jika peristiwa pembantaian beberapa tahun lalu terjadi lagi."Atreya! Atreya!" Teriak Pangeran Balaputeradewa memanggil orang kepercayaan untuk menghadap. Atreya tergopoh-gopoh datang dan menyembah."Sembah hamba paduka Mahamentri I halu. Tuanku sudah kembali. Apa yang bisa hamba lakukan untuk tuanku?" Tanya Atreya. "Perkuat pertahanan dan tutup semua jalan menuju Walaing. Siagakan semua tentara cadangan, pasukan gajah dan pasukan berkuda." Kata Sang pangeran."Baik paduka. Tapi siapa musuh kita kali ini hingga semua sumber daya dikerahkan?"TanyaAtreya."Apa pedulimu lakukan saja. Kita akan berperang melawan orang-orang Kedu. Orang-orang Samarattungga." Jawab Pangeran Balaputeradewa tanpa rasa hormat.Atreya seketika bersujud di bawah kaki Sang pangeran, b

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   KELAHIRAN KEMBALI

    Rukma memacu kudanya menuju rumah Sriti, namun di dalam perjalanan ia harus berhadapan dengan sisa-sisa pasukan Pangeran Balaputeradewa. Mereka mencegat Rukma dan menghentikan kudanya."Berhenti ki sanak. Kau orang dari Kedu mau melintas ke mana?" tanya salah seorang prajurit."Aku hendak masuk ke dalam kota, apa pedulimu?" Rukma balik bertanya."Apakah kau tidak tahu bahwa kekacauan sedang terjadi sehingga tidak seorang-pun boleh melintas wilayah ini." Kata prajurit yang lain lagi."Istriku hendak melahirkan, jadi kau ijinkan atau tidak kau ijinkan aku akan tetap lewat wilayah ini. Lagipula wilayah ini masih merupakan wilayah Kedu jadi mengapa kau menghalangiku." Kata Rukma sambil menarik tali kekang kudanya sehingga kudanya berdiri dengan dua kaki naik ke atas dan hendak menendang prajurit di hadapannya. Prajurit itu-pun mundur, dan saat ada jalan Rukma langsung menghela kudanya."Dia lari, kejar!" teriak prajurit-prajurit itu, sambil melemparkan tombak ke arah Rukma. Namun Rukma be

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   LUKA SANG PANGLIMA

    Jentra Kenanga dan Kunara Sancaka mulai kewalahan menghadapi ribuan anak panah yang dilepaskan pasukan Mahamentri I Halu. Tembok air yang mereka gunakan untuk menahan panah-panah itu mulai tergerus dan panah-panah mulai menembusi tubuh mereka. Melihat keadaan semakin genting, Rakai pikatan tidak tinggal diam, Ia merapalkan mantra kekuatan pengendalian tanahnya."Rana bantala!" Teriaknya. Seketika tanah di bawah panggung di mana pasukan pemanah Mahamentri I Halu terangkat dan memutar. Pasukan panah itu-pun mulai panik. Namun Mahamentri I Halu memerintahkan untuk terus menghujani mereka dengan panah-panah itu.Rakai Pikatan meningkatkan kapasitas energinya hingga akhirnya tidak hanya tanah tempat pijakan mereka yang bergerak dan memutar, namun batu-batu besar yang terpendam mulai melayang ke permukaan. Batu-batu besar itu mulai menyerang pasukan-pasukan panah itu seperti peluru yang ditembakan. Wiku Sasodara yang ada disitu juga tidak tinggal diam, ia-pun mulai juga bergerak untuk men

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   PEMILIK MUSTIKA UDARATI

    Perkawinan Agung antara Rakai Pikatan dengan Mahamentri I Hino benar-benar diselenggarakan dengan meriah. Banyak tamu yang hadir dalam perhelatan yang diselenggarakan selama hampir satu bulan. Rakyat-pun ikut menikmati kemeriahan pesta yang diselenggarakan istana dan mereka bisa menikmati aneka makanan serta jajanan gratis."Aku senang seluruh rakyat dapat menikmati pesta yang menyenangkan ini. Hanya semua pasti ada akhirnya bukan? Tidak selamanya kita akan berpesta. " Kata Andaka pada Kelwang, Munding dan Rukma."Benar. Tapi puncak acara yang sangat ditunggu adalah pemberian berkat bagi pengantin dari para Wiku. Aku jadi penasaran saja apa yang akan menjadi hadiah Wiku Wirathu dan Sasodara nanti bagi kedua mempelai." Rukma memang sedang bertanya-tanya apakah Wiku Sasodara benar-benar akan memberikan mustika Udarati pada kerajaan Medang atau justru menyimpannya untuk Pangeran Balaputeradewa."Kau benar Kakang Rukma. Aku juga sangat penasaran dan jika tidak salah. Puncaknya adalah mala

  • JENTERA SAKTI DAN MUSTIKA UDARATI   PERNIKAHAN AGUNG

    Bangunan suci di Bhumi Sambhara telah diresmikan. Semua orang berbahagia terutama para Wiku karena Bhumi Sambhara akan menarik banyak orang untuk datang dan bersembahyang di tempat suci itu. Sehingga persembahyangan itu tidak hanya mendatangkan berkat dari doa-doa mereka yang berziarah namun sekaligus akan menjadi pemicu peningkatan ekonomi Medang dari perdagangan dan wisatanya."Wiku Sasodara sekarang sampailah kita pada pemberian hadiah pada Silpin Agung yang telah menyelesaikan pembangunan Bhumi Sambhara Budura. Aku akan menganugerahkan gelar Rakai dan akan kuberikan wilayah Kailasa kepadanya." Maharaja Samarattungga bertitah. Mendengar berita itu Sang putri Dyah Meitala dan putranya Pikatan langsung berlutut. Warisan ayah mereka akhirnya kembali lagi kepadanya. "Mulai hari ini silpin Agung Medang akan bergelar Rakai, dan akan disebut sebagai Rakai Pikatan Dyah Saladu yang akan menguasai Keilasa dan sekitarnya di wilayah Kewu. Kami semua warga Medang berterima kasih kepadanya atas

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status