“Tuan Martin?!”Adelia segera melompat dan melemparkan diri ke dalam pelukan Martin. Begitu saja, air mata bahagia langsung mengalir membasahi kedua pipi gadis berparas bidadari itu. Dia tak pernah menduga bahwa lelaki gagah yang dulu pernah menyelamatkan dirinya dari pelecehan empat orang pemabuk di hotel murahan itu, ternyata masih hidup.Kecuali Leon dan Kakek Sanjaya, memang tak seorangpun yang mengetahui bahwa Martin sebenarnya masih hidup. Walaupun tak pernah menemukan jenazahnya, hampir semua orang – termasuk Adelia, menyangka bahwa Martin telah meninggal dunia.Namun, hari ini Martin justru muncul di depan Wisma Adulterium!Lelaki gagah yang kini hanya memiliki sebelah lengan itu bahkan tersenyum dan mengusap lembut punggung Adelia.“Ayo, masuk ke dalam mobil dulu. Ada yang ingin aku bicarakan dengan kalian,” ucap Martin seraya mendorong lembut tubuh kekasih anak angkatnya yang masih menangis tersedu-sedu itu.Adelia menurut tanpa membantah.Dia segera kembali ke dalam mobil d
Leon mengantarkan Adelia ke Wisma Adulterium saat hari sudah menjelang gelap.Dia tidak mampir sama sekali, namun langsung pergi bersama Martin.Mereka pergi ke sebuah rumah tua di pinggiran Granda Peko.Rumah itu adalah rumah pribadi Martin. Tidak terlalu besar, namun pekarangannya amat luas. Halaman depan merupakan taman dan tempat parkir, sedangkan pekarangan belakang adalah sebuah kebun tak terurus yang lebih tepat dianggap sebagai sebuah hutan kecil.Di hutan kecil itu, ada sebuah kolam yang bentuk dan luasnya hampir menyerupai sebuah telaga kecil. Ada sebuah pulau buatan kecil dengan sebuah pondok unik di atasnya, terdapat tepat di tengah kolam itu.Tidak ada jembatan menuju ke pulau itu.Hanya ada sebuah perahu kecil, lengkap dengan dua batang dayung panjang yang terbuat dari campuran besi dan kayu.“Walaupun kolam ini terlihat tenang dan tidak terlalu dalam, tapi jangan pernah berani mencoba berenang untuk menyeberang. Ada banyak ikan buas di kolam ini, aku sengaja memeliharan
Leon meninggalkan pondok rahasia Martin pada keesokan harinya.Dia pergi pagi-pagi sekali, bahkan sebelum matahari terbit sempurna di ufuk timur.Dia langsung menuju New Fornicatio Hotel untuk menemui Edward.Namun, suasana hotel itu sudah tidak sama lagi.Empat orang pria asing bertubuh tegap tampak berdiri di dekat pintu utama hotel. Mereka mengenakan seragam petugas keamanan hotel. Selain itu, beberapa orang lagi tampak tersebar di sekitar lapangan parkir dan pintu gerbang. Sekilas, total ada lebih dari 20 orang yang terlihat saat Leon memasuki area hotel.Walaupun Leon tidak memedulikan mereka, tapi orang-orang asing berseragam petugas keamanan itu peduli pada kehadiran Leon.Mereka mengadang Leon tepat di depan pintu lobby.Logat asing yang kental terdengar ketika salah satu dari dua orang satpam di depan pintu utama menegur Leon dengan kasar, “Mau kemana?”Sementara temannya menanyai Leon, satpam asing yang lain tampak menatap Leon dengan sorot benci dan penuh penghinaan. Terlih
“Ada apa ribut-ribut?”Edward mengedarkan pandangannya. Selain keempat orang pengawalnya, dia juga menemukan keberadaan Leon dengan cepat. Tak butuh penjelasan, dia langsung dapat menyadari apa yang tengah terjadi.Dia segera tahu bahwa keempat pengawalnya telah bersitegang dengan Leon.Dia kemudian melambaikan tangan dengan gerakan acuh tak acuh seraya berkata dengan nada jijik, “Biarkan dia masuk, dia hanya pelayanku!”Apa?Hanya pelayan?Tanpa sadar, pengawal asing yang tadi ditampar oleh Leon mengusap pipinya yang masih bengkak dan terasa sakit. Dia sama sekali tak pernah menyangka bahwa hari ini, dia akan ditampar oleh seorang pelayan!Namun, dia tak bisa berbuat apa-apa.Tamparan Leon yang amat kuat telah menghancurkan rasa percaya dirinya.Lebih dari itu, Edward juga sudah mengizinkan Leon untuk masuk. Bagaimana mungkin dia masih punya kesempatan untuk melampiaskan sakit hatinya?“Baik, Bos!” ujar pengawal asing itu pasrah sambil bergeser untuk memberi jalan bagi Leon.Leon seg
Leon akan membawa Edward ke Wisma Adulterium.Dia bermaksud mempertemukan semua pihak untuk memperjelas status Edward dalam Keluarga Sanjaya dan keluarga Desplazado. Selain itu, dia juga hendak melihat bagaimana sikap dan tanggapan mereka. Apakah mereka menerima atau menyangkal, semua akan menjadi bahan pertimbangan baginya untuk menentukan tindakan selanjutnya.Bagaimanapun, Martin sebagai guru dan ayah angkatnya, juga telah memberitahu tentang ancaman dan bahaya yang mungkin terjadi jika dia salah langkah dalam menangani persoalan ini.Leon sadar, hari ini akan menjadi hari yang sangat penting.Dia berencana untuk meminta Adelia yang mengungkap identitas Edward yang sebenarnya. Baagaimanapun, gadis berparas bidadari itu adalah orang yang pertama mengetahui bahwa Edward ternyata bukan anak kandung mendiang Jenderal Charles Sanjaya!Leon menghela napas panjang lalu mengembuskannya berat. Sekilas, dia melirik ke arah Edward yang duduk dengan sikap angkuh di kursi penumpang di sampingny
Edward kembali ke kantornya di New Fornicatio Hotel dengan pikiran dan perasaan kacau balau.Walaupun tidak percaya sama sekali pada laporan hasil tes DNA yang ditunjukkan oleh Adelia, dia tetap khawatir jika masalah ini akan mempengaruhi perjalanannya menuju tahta Keluarga Sanjaya. Apalagi, dia juga cukup dapat merasakan bahwa hubungannya dengan Kakek Sanjaya pada beberapa waktu belakangan ini memang kurang harmonis.Dia masih ingat betul bagaimana pemimpin Keluarga Sanjaya itu pernah menunjukkan kemarahan dan rasa tidak suka terhadap dirinya secara terbuka di depan seluruh anggota keluarga. Waktu itu, Kakek Sanjaya bahkan lebih memilih untuk menyerahkan cincin kebesaran Keluarga Sanjaya kepada Leon ketimbang kepada dirinya.Edward sadar, posisinya sebagai Tuan Muda Keluarga Sanjaya memang mulai goyah sejak saat itu!Mengingat semua itu, tiba-tiba saja kebenciannya terhadap Leon meningkat beberapa kali lipat hingga cukup untuk menyingkirkan hati Nurani dan akal sehatnya.“Tidak ada j
Soraya bukan tidak tahu perkembangan.Sebagai orang yang paling bertanggung jawab menjadikan Edward sebagai cucu Kakek Sanjaya, dia tentu sudah memperhitungkan bahwa suatu hari perbuatannya akan terungkap. Namun, dia tidak pernah menduga bahwa hari itu akan tiba sebelum dia berhasil menancapkan pengaruhnya di Keluarga Sanjaya secara luas dan mendalam.Sejauh ini, dengan statusnya sebagai istri kedua mendiang Jenderal Charles Sanjaya, dia baru bisa mempengaruhi sebagian kecil pengawal dan pelayan di istana kediaman Keluarga Sanjaya. Selain itu, ada juga beberapa anggota keluarga utama dan keluarga cabang yang sudah menyatakan dukungan terhadapnya.Tentu saja, status Edward sebagai Tuan Muda Keluarga Sanjaya yang diyakini akan menjadi pengganti Kakek Sanjaya di kemudian hari, juga merupakan pertimbangan utama yang menyebabkan para pelayan dan pengawal serta beberapa anggota keluarga utama dan keluarga cabang itu bersedia untuk memberikan dukungannya.Namun, beberapa pada bulan terakhir,
Soraya sudah tahu bahwa Edward bukan lagi Tuan Muda Keluarga Sanjaya. Dia bahkan juga tahu bahwa Leon adalah orang yang ditugaskan untuk menangani segala sesuatu yang berkaitan dengan pencabutan status Edward sebagai Tuan Muda Keluarga Sanjaya, termasuk aset dan kepemilikan lain yang selama ini berada di tangan mantan tuan muda itu. Sesungguhnya Soraya cukup sadar bahwa Edward sudah tidak berguna lagi untuk menunjang rencananya menguasai kekayaan Keluarga Sanjaya. Dia bahkan sudah berencana untuk menghabisi Edward! Namun, dia terpaksa menunda rencananya karena anak yang telah dia rawat selama 24 tahun itu ternyata masih dapat dimanfaatkan untuk menjalin kerjasama dengan musuh bebuyutan Keluarga Sanjaya. Bagaimanapun, bekerjasama dengan Keluarga Wijaya tentu merupakan strategi terbaik untuk bisa menyerang dan menjatuhkan Keluarga Sanjaya! Walaupun dia tidak terlalu yakin bahwa penikahan antara Edward dengan Grace akan dapat terlaksana, dia tetap percaya bahwa pertemuan antara diri