Hotel Fornicatio adalah hotel terbesar dan termewah di Granda Peko.Beberapa hari yang lalu, Keluarga Sanjaya membeli hotel itu dan memberikannya kepada Edward.Sesuai perjanjian, Edward akan mengelola hotel dengan fasilitas tak terbatas itu sesuka hatinya selama satu tahun. Apapun yang terjadi pada hotel itu selama satu tahun ke depan akan menjadi pertimbangan utama dalam menentukan kelayakannya untuk menjadi pemimpin Keluarga Sanjaya.Besok adalah hari pertama Edward akan mulai mengelola Hotel Fornicatio.“Besok, kamu sudah bisa berangkat ke Granda Peko dan mulai mengelola Hotel Fernicatio. Kamu berhak melakukan apapun terhadap hotel itu. Kamu boleh bermitra dengan siapapun, mempekerjakan siapapun, atau bahkan menjualnya kepada siapapun – semua terserah padamu. Apapun yang kamu lakukan, semuanya akan menjadi tanggung jawabmu sepenuhnya dan akan dinilai sebagai pencapaianmu pada tahun depan. Apakah kamu mengerti?” ujar Kakek Sanjaya menerangkan aturan permainan yang berlaku selama Ed
Hari ini adalah hari pertama Edward mengelola Hotel Fornicatio.Hal pertama yang dia lakukan adalah merenovasi hotel itu. Dia memerintahkan untuk mengubah lantai paling atas hotel itu menjadi tempat tinggal dan kantor pribadinya, lengkap dengan segala fasilitas yang super mewah.Proses renovasi itu berlangsung selama satu minggu. Hampir setengah dana anggaran operasional hotel tersedot untuk menyelesaikan pekerjaan itu.Selain merenovasi hotel, dia juga mengubah nama hotel itu menjadi New Fonicatio Hotel.Edward bahkan menggelar pesta besar-besaran untuk meresmikannya.Dia mengundang hampir semua orang yang dikenalnya, terutama yang berasal keluarga-keluarga teratas Morenmor. Selain itu, dia juga mengundang tokoh-tokoh Granda Peko. Lebih dari itu, dia bahkan mengundang semua teman sekelasnya semasa bersekolah di Lectio High School dulu.Cukup dengan melihat daftar tamu yang diundang Edward, siapapun dapat langsung menilai bahwa pesta peresmian New Fornicatio Hotel akan menjadi perayaa
Acara peresmian New Fornicatio Hotel berlangsung meriah hingga larut malam.Tepat tengah malam, Fransisca Dewi Cantika mempersembahkan penampilan terbaiknya sebagai puncak sekaligus penutup acara itu. Suara emasnya mengalun merdu mengiringi langkah para tamu dan undangan yang akan pulang.Satu per satu, para tamu dan undangan beranjak pergi meninggalkan New Fornicatio Hotel.Isabela dan Victoria menyempatkan diri menemui Leon secara pribadi sebelum pulang.“Leon, tolong maafkan Adelia. Aku yakin dia tidak bermaksud menyusahkanmu. Besok aku akan menghubunginya dan menegurnya secara langsung,” ucap Victoria ketika berpamitan pada Leon.“Tidak perlu, Nyonya. Saya sama sekali tidak menyalahkan Adelia,” cegah Leon berpura-pura mencegah, namun sebenarnya bermaksud mendorong agar Victoria benar-benar menghubungi Adelia. Dia ingin melihat, bagaimana Keluarga Desplazado akan mempengaruhi hubungan antara ibu dan anak itu terhadap Keluarga Sanjaya.Victoria tersenyum dan berkata tegas, “Setidakn
Bukan hanya Sarah Finn yang khawatir. Leon juga menyadari bahwa New Fornicatio Hotel dapat langsung bangkrut kapan saja! Dia tahu bahwa setiap manuver yang dilakukan oleh Bronson dan Robert selaku manajer umum dan wakil manajer umum New Fornicatio Hotel benar-benar dijalankan tanpa perhitungan yang matang. Pemborosan dan pembengkakan biaya terjadi hampir pada setiap kegiatan. Kebocoran anggaran terjadi di mana-mana! Kebangkrutan hanyalah soal waktu. Apalagi, pembangunan kasino dan aula pertandingan beladiri tak juga kunjung selesai. Padahal anggaran yang sudah dihabiskan untuk pembangunan kedua ikon New Fornicatio Hotel itu telah jauh melampaui budget. Lebih dari itu, rencana pembukaan kasino dan aula pertandingan beladiri di New Fornicatio Hotel sudah terlanjur tersebar ke seluruh pelosok Granda Peko. Semua orang sudah terlanjur menancapkan perhatian mereka pada hotel milik Edward itu. Sebagian menanti dengan penasaran, sementara sebagian yang lain menunggu sambil menyiapkan b
Leon terus memantau.Statusnya sebagai pelayan rendahan penyambut tamu di New Fornicatio Hotel membuat tak seorangpun memperhatikan aktifitasnya. Dia dapat mengamati setiap orang yang datang maupun yang pergi tanpa khawatir dicurigai.Beberapa kali, dia bahkan menyempatkan diri untuk mencuri dengar pembicaraan orang-orang di lobby – demi memperoleh sedikit informasi.“Luar biasa, aku tidak menyesal sama sekali! Gadis-gadis di sini tak kalah cantik daripada gadis-gadis Wisma Adulterium!” Seorang pengunjung berperut buncit berkata pada temannya yang bertubuh kerempeng dengan nada puas.Si kerempeng menyahut dengan nada mencemooh, “Tentu saja mereka sama cantiknya! Sebagian besar gadis-gadis di sini memang berasal dari sana. Aku mengenal beberapa di antaranya, mereka memang pindahan dari Wisma Adulterium.”“Benarkah? Kalau begitu, apakah gadis-gadis di kasino New Alea juga berasal dari Wisma Adulterium?” tanya si buncit setengah tak percaya.Si kerempeng mengangguk, “Hampir semuanya! Mau
Kakek Sanjaya menemui Isabela dan Victoria Desplazado pada saat hari sudah hampir siang. Dia mengundang ibu dan nenek Adelia itu untuk makan siang bersama. “Maaf, aku harus membuat kalian menunggu begitu lama. Aku tak dapat langsung menemui kalian karena ada beberapa hal yang tidak dapat kutinggalkan. Mudah-mudahan jamuan ini dapat sedikit menebus kesalahanku, karena telah membiarkan kalian menunggu terlalu lama. Silakan,” ujar Kakek Sanjaya ramah. “Terima kasih, Tuan Besar. Keluarga Sanjaya sangat ramah, bagaimana mungkin kami merasa bosan? Kami bahkan tidak merasa menunggu sama sekali.” Isabela menyahut sopan. Kekek Sanjaya tertawa lepas. Selanjutnya, mereka mulai menikmati hidangan tanpa banyak bicara. Isabela dan Victoria agak terkejut saat Adelia tiba-tiba bergabung bersama mereka. Gadis berparas bidadari terlihat sangat dekat dan akrab dengan Kakek Sanjaya. Sebaliknya, dia justru tampak sedikit kaku dan canggung saat berhadapan dengan ibu dan neneknya sendiri. Bagaimanapun,
Isabela dan Victoria akhirnya meninggalkan mansion Keluarga Sanjaya dengan membawa kekecewaan dan kemarahan. Dari raut wajah kedua wanita Desplazado itu, sepertinya mereka telah bertekad untuk menghentikan Edward dengan cara mereka sendiri.Mereka berencana untuk menghancurkan New Fornicatio Hotel dengan gaya Granda Peko!Bagaimanapun, Granda Peko didirikan oleh wanita!Seluruh dunia tahu bahwa Granda Peko tidak didirikan dengan mengandalkan kekuatan yang menakutkan, melainkan dibangun secara perlahan-lahan dengan kelembutan yang menghanyutkan. Tanpa kekerasan sedikitpun, sudah banyak kekuasaan dan kesombongan yang tumbang dan berakhir hina di tempat itu!Granda Peko adalah tempat di mana semua orang tersenyum bahagia, bahkan ketika mereka sedang jatuh bangkrut!Kakek Sanjaya tahu persis tentang hal itu.Dia juga tahu bahwa Keluarga Desplazado adalah penguasa Granda Peko.Orang terkaya Morenmor itu memang sengaja mendorong Isabela dan Victoria agar menggunakan kekuatan Granda Peko unt
“Resepsionis di sini, selamat malam. Adakah yang dapat kami bantu?” Seorang gadis muda berwajah cantik menjawab telepon di tengah malam. Dia adalah resepsionis New Fornicatio Hotel. “Ini kamar 1170. Dapatkah kamu menghentikan keributan di kamar sebelah? Aku tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan, tapi kami tidak bisa tidur karenanya!” “Baik, Nyonya. Mohon maaf atas ketidak-nyamanannya. Kami akan segera mengatasinya.” Telepon ditutup, namun langsung berdering kembali. Kali ini dari kamar nomor 1172. Keluhannya sama, tentang keributan di kamar sebelah! “Sepertinya, tamu di kamar 1171 memang sangat mengganggu!” gerutu resepsionis cantik itu saat menghubungi manajer lantai 11 untuk menyampaikan keluhan dari penghuni kamar nomor 1170 dan 1172. Hendrik Prakoso adalah manajer lantai 11. Dia segera memeriksa data tamu di kamar nomor 1170, 1171 dan 1172 untuk memastikan latar belakang mereka. Walaupun semua kamar di lantai 11 hanyalah kamar standar yang tidak mungkin dihuni oleh oran
Grace tak bisa berbuat apa-apa.Pesan rahasia yang dikirimkan Winston amat jelas. Setiap kalimat tersusun dengan sempurna dan terasa amat sesuai dengan situasi yang tengah berlangsung, menimbulkan kesan yang begitu nyata dan hampir tak mungkin untuk disangkal.Apalagi, dia pun telah terlanjur kelepasan memberi jawaban tak jujur kepada Adelia.Akhirnya, Grace hanya bisa terdiam pasrah – hingga bahkan tak sadar keningnya berdarah.Sementara di sisi lain, Adelia tampak terengah-engah menahan murka. Rentetan kata kasar dan caci maki yang meluncur deras dari celah bibirnya seolah tak pernah cukup untuk meluapkan amarah dan rasa kecewa di hatinya. Lebih dari itu, emosinya bahkan tidak berkurang sedikit pun walau hampir semua barang yang dapat dijangkaunya telah dia ambil dan lemparkan ke tubuh Grace!Beruntung, masih ada sedikit kewarasan yang tersisa dalam benak Adelia.Wanita jelita yang hampir sepenuhnya dikuasai emosi itu akhirnya berhenti mengamuk. Dengan suara yang melengking tinggi,
Saling todong antara Grace dan para petugas keamanan rumah sakit Medicamento Hospital masih terus berlangsung. Tak ada pihak yang mau mengalah, tetapi tak ada pula yang berani untuk memulai tembak-menembak.Kedua belah pihak sama-sama menunggu.Sementara itu, Edward telah dibawa ke ruang perawatan.“Beritahu Nyonya Adelia, Tuan Edward ternyata benar-benar keracunan!” ucap seorang dokter muda setelah memeriksa kondisi Edward.Selang beberapa saat, Adelia pun tiba di ruang perawatan Edward.“Bagaimana keadaannya?” tanya wanita berparas bidadari itu dengan nada suara yang terdengar sedikit panik.Dokter menggeleng lemah lalu menjawab lirih, “Maaf, Nyonya. Kami masih belum dapat mengidentifikasi racun di dalam tubuh Tuan Edward. Untuk sementara, kami hanya dapat memperlambat penyebaran racun itu supaya tidak membahayakan organ vital.”Seorang perawat laki-laki kemudian menambahkan, “Sebenarnya, kita dapat menggali informasi dari wanita yang membawa Tuan Edward ke sini. Akan tetapi, wanita
Hari itu, Edward memang tak mungkin dihubungi.Sejak tadi malam, putra Victoria Desplazado yang juga merupakan suami Grace Wijaya itu telah dikurung di salah satu gudang bawah tanah pabrik obat Sanus Pharmacy. Dia ditangkap dan dikurung oleh Winston Wijaya karena ketahuan menelepon ibunya, pada suatu sore dua hari yang lalu.Saat itu, Winston mendengar bahwa Edward siap bekerja sama untuk mengusir orang-orang dari Negara Vicinus yang bercokol di pabrik obat Sanus Pharmacy.Seolah terinspirasi oleh pembicaraan telepon yang tak sengaja didengarnya tersebut, Winston selaku tetua Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus langsung menyusun rencana untuk menjadikan Edward sebagai mata-mata.Demi memuluskan rencananya, dia memerintahkan Riana Blake agar meracuni Edward!Selain itu, dia juga memaksa Grace untuk membantu.“Sebentar lagi, Negara Vicinus mungkin akan terlibat dalam perang terbuka melawan Morenmor. Keluarga Wijaya adalah keluarga teratas di Negara Vicinus, tentu harus melakukan yang te
Keesokan harinya, bukan hanya Keluarga Prasojo yang datang ke istana kediaman Keluarga Sanjaya untuk mendapatkan bantuan persenjataan.Bersama Keluarga Prasojo, datang pula ratusan orang utusan dari belasan keluarga besar kelas dua maupun kelas tiga yang lain. Tanpa banyak pertimbangan, mereka pun segera didata dan diangkat sumpah sebagai anggota pasukan milisi. Bukan hanya itu, mereka bahkan langsung diperintahkan untuk mengikuti pelatihan singkat di Alun-alun Kota bersama ribuan orang pasukan pengawal dari beberapa keluarga teratas Morenmor.Begitu saja, tiga kelompok besar tentara gabungan pun langsung terbentuk.Kelompok pertama adalah pasukan inti yang jumlahnya hampir mencapai 5.000 orang, seluruhnya dibekali dengan persenjataan yang cukup lengkap. Mereka adalah gabungan pasukan dari benteng perbatasan dan tentara keamanan kota Morenmor. Kesetiaan mereka pada Keluarga Sanjaya dan Keluarga Hanjaya tak perlu diragukan lagi.Adapun kelompok kedua adalah pasukan pendukung yang berju
Suasana Morenmor memang telah berubah total.Sirine alarm tanda bahaya terdengar meraung-raung di seantero kota, seolah ingin berebut perhatian dengan suara derum mesin ratusan kendaraan tempur berlapis baja yang sejak dua hari terakhir memang sudah banyak terlihat berseliweran di beberapa ruas jalan utama yang biasanya hanya didominasi oleh mobil-mobil mewah dan mahal.Selain itu, seluruh aula dan ruang pertemuan di hampir setiap kediaman keluarga teratas dan terkaya Morenmor tampak dipenuhi oleh para tetua dan tokoh penting dari keluarga inti maupun keluarga cabang. Semuanya berkumpul dan membahas masalah yang sama, pengumuman Gubernur Morgan Hanjaya tentang sikap dan ultimatum Presiden Negara Pecunia – yang memerintahkan untuk menjemput kembali Stempel Jabatan Gubernur Morenmor sebelum tujuh hari!Ternyata, pagi tadi – Gubernur Morgan Hanjaya telah membuat salinan surat balasan dari Presiden dan mengirimkannya kepada seluruh pemimpin keluarga kaya Morenmor.
Suasana di komplek Istana Kepresidenan Negara Pecunia mendadak heboh ketika sebuah helikopter tempur tiba-tiba terbang rendah di atas bangunan utama. Tanpa dikomando, ratusan orang pasukan pengawal Presiden pun berhamburan keluar dan berbaris membentuk formasi pertahanan. Semuanya bersenjata laras panjang dan langsung mengambil posisi siap menembak.Mendapati sambutan yang sama sekali tak ramah seperti itu, helikopter tak diundang itu pun segera terbang menjauh.Helikoter itu adalah helikopter yang ditumpangi Lucas, Leon dan Carlos.“Kita sudah mendapatkan perhatian mereka, Tuan Muda. Mohon izin untuk menjatuhkan paket,” ujar Lucas sambil menjaga ketinggian helikopter agar tetap berada di luar jarak tembak.Leon tak langsung menjawab.Dia malah menatap Carlos dan bertanya, “Bagaimana?”“Lakukanlah!” jawab Carlos singkat seraya mengangguk tegas.Leon tersenyum lalu berkata pada Lucas, “Jatuhkan
Hari masih sangat pagi ketika sebuah helikopter terlihat meninggalkan langit Morenmor. Tanpa pengawalan sama sekali, Leon dan Carlos berangkat ke Ibu Kota untuk mengembalikan Stempel Gubernur Morenmor kepada Presiden. Kecuali Lucas yang bertindak sebagai pilot, tidak seorang pun menyertai perjalanan mereka.“Carlos, apa rencanamu sebenarnya?” tanya Leon pelan, merasa penasaran dengan tindakan Carlos yang mengusir semua pengawal sesaat sebelum mereka tinggal landas.“Sederhana, kita buang stempel ini – lalu pulang!” jawab Carlos, ringan tanpa beban.Mendengar jawaban Carlos, Leon langsung teringat peristiwa belasan tahun lalu ketika putra gubernur itu membawa lari dan membuang semua tas milik teman-teman sekelas mereka di Lectio High School dulu.“Jangan bercanda, ini masalah serius!” tukas Leon, tak sepakat.Carlos mendengus pendek lalu bertanya santai tanpa rasa bersalah sedikit pun, “Kalau tidak dibuang, lalu mau diapakan? Kita sudah jelas telah
“Tutup pabrik obat Sanus Pharmacy!”“Usir orang-orang Vicinus dari Morenmor!”Orang-orang makin bersemangat meneriakkan dukungan dan kesiapan untuk berjuang bersama Keluarga Sanjaya.Akan tetapi, tiba-tiba Kakek Sanjaya justru mengangkat tangan memberi isyarat agar orang-orang berhenti meneriakkan kesiapan dan dukungan. Pemimpin keluarga teratas Morenmor itu tampak menatap tajam ke arah seorang perempuan setengah baya yang duduk di baris kedua deretan sebelah kanan.“Nyonya Victoria, apakah ada yang ingin kamu sampaikan?” tanya Kakek Sanjaya, lembut.Victoria tersenyum getir lalu menjawab lirih, “Sebagai penduduk Granda Peko yang masih merupakan bagian dari Morenmor, aku tentu akan mendukung setiap usaha untuk mengusir orang-orang Vicinus dari kota kita ini. Apalagi, Keluarga Desplazado dan Keluarga Sanjaya memang sudah menjadi satu kesatuan yang tidak akan terpisahkan sejak putriku Adelia menikah dengan cu
Hari itu, suasana Morenmor terasa tegang.Malam tadi, Gubernur Morgan Hanjaya mengumumkan keadaan bahaya dan penetapan darurat sipil melalui suatu pernyataan resmi yang disiarkan secara langsung oleh seluruh saluran televisi dan radio. Semua akses dari dan ke Morenmor ditutup sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian. Penduduk lokal diminta untuk tidak bepergian ke luar kota, sementara para pelancong dan pendatang diberi waktu 24 jam untuk segera meninggalkan kota. Selain itu, dia juga memanggil seluruh pemimpin dan tokoh penting keluarga-keluarga teratas Morenmor agar berkumpul di Balai Kota.Akibatnya, sejak pagi aula utama Balai Kota Morenmor telah dipenuhi oleh ratusan orang kaya dan berpenguruh dari seluruh penjuru kota.Tokoh-tokoh tua tampak berkumpul di area tersendiri yang terdapat di sebelah kiri panggung utama, berbaur dengan para pejabat dan petinggi militer. Sedangkan di area sebelah kanan, beberapa orang pemuda calon pewaris keluarga teratas terlihat duduk sambil b