“Resepsionis di sini, selamat malam. Adakah yang dapat kami bantu?” Seorang gadis muda berwajah cantik menjawab telepon di tengah malam. Dia adalah resepsionis New Fornicatio Hotel. “Ini kamar 1170. Dapatkah kamu menghentikan keributan di kamar sebelah? Aku tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan, tapi kami tidak bisa tidur karenanya!” “Baik, Nyonya. Mohon maaf atas ketidak-nyamanannya. Kami akan segera mengatasinya.” Telepon ditutup, namun langsung berdering kembali. Kali ini dari kamar nomor 1172. Keluhannya sama, tentang keributan di kamar sebelah! “Sepertinya, tamu di kamar 1171 memang sangat mengganggu!” gerutu resepsionis cantik itu saat menghubungi manajer lantai 11 untuk menyampaikan keluhan dari penghuni kamar nomor 1170 dan 1172. Hendrik Prakoso adalah manajer lantai 11. Dia segera memeriksa data tamu di kamar nomor 1170, 1171 dan 1172 untuk memastikan latar belakang mereka. Walaupun semua kamar di lantai 11 hanyalah kamar standar yang tidak mungkin dihuni oleh oran
Rudolf memang baru mulai.Dia baru mengirimkan satu orang untuk membuat kekacauan di New Fornicatio Hotel. Padahal dia masih memiliki ribuan anak buah di luar sana dan dia tidak berencana untuk hanya menggunakan satu orang saja.Walaupun sudah cukup untuk membuat kekacauan, akan tetapi satu orang masih terlalu sedikit. Rudolf bermaksud menambahkan lebih banyak anak buahnya untuk ‘berlibur’ di hotel miliki Edward itu. Siapapun tahu, hotel yang dipenuhi dengan orang-orang kasar berpenampilan menyeramkan tidak akan pernah menjadi tempat yang nyaman untuk menghabiskan uang!Hari ini, Rudolf mengirim delapan belas orang anak buahnya yang lain.Mereka datang secara bergelombang ke New Fornicatio Hotel.Leon yang masih menjalani tugasnya sebagai pelayan penyambut tamu merasa ada yang tidak beres saat melihat kedatangan orang-orang ini. Sebagai seseorang yang telah dilatih ilmu beladiri oleh Martin selama bertahun-tahun, tentunya dia mampu merasakan niat jahat dari orang-orang ini.Namun, dia
Situasi di lobby New Fornicatio Hotel makin panas.Edward dan Bronson memantau setiap perkembangan melalui kamera tersembunyi yang banyak ditempatkan di sekitar ruang resepsionis dan area lobby. Hampir setiap sudut pandang dapat terpantau dengan baik, hingga tidak satupun detil peristiwa yang mereka lewatkan.“Sepertinya, Robert sedikit terdesak. Sebaiknya kamu segera turun untuk membantu. Bawa dua atau tiga orang petarung kita dari Auditorium Ad Mortem. Jangan terlalu banyak bicara, selesaikan secepatnya!” perintah Edward pada Bronson.“Baik. Aku turun sekarang,” sahut Bronson, patuh tanpa membantah.Beberapa saat kemudian, pintu lift di area lobby terbuka.Seorang lelaki gemuk dikawal oleh tiga pria tinggi bertubuh atletis terlihat keluar dari lift.Bronson dan tiga orang ahli seni beladiri berjalan santai menembus kerumunan. Dia langsung menghampiri Robert dan berdiri di sebelahnya dengan penuh percaya diri.“Selamat siang. Saya Bronson, manajer umum New Fornicatio Hotel. Tampaknya
Lucy Sasmita menatap jijik pria-pria berwajah seram di hadapannya.Dia terlihat sangat percaya diri menghadapi 12 orang lelaki di hadapannya.Wanita muda yang sekilas lebih mirip lelaki itu tahu bahwa pria-pria menyeramkan itu sama sekali tak sepadan dengan dirinya. Bagaimanapun, mereka hanyalah beberapa orang lelaki kasar yang cuma mengandalkan sedikit kekuatan fisik dan pengalaman berkelahi di jalanan.Sebaliknya, dia sudah menjadi juara taekwondo tingkat nasional sejak masih remaja. Bahkan, mungkin sekarang dia sudah menjadi juara dunia jika kaki kirinya tidak patah dalam sebuah pertandingan pada 10 tahun silam!Lucy mengembuskan napas berat ketika dia teringat kembali peristiwa 10 tahun lalu itu.Saat itu, kaki kirinya dipatahkan oleh Leon dalam pertandingan babak tambahan demi memperebutkan hadiah bonus sebesar satu miliar dari keluarga Sanjaya. Waktu itu, dia akhirnya memang berhasil mendapatkan hadiah uang satu miliar itu. Namun, dia harus menebusnya dengan sebelah kakinya dan
Rudolf memasuki lobby New Fornicatio Hotel tanpa bicara.Akan tetapi, sikap dan air mukanya jelas menunjukkan bahwa dia sedang menahan kemarahan yang nyaris tak terbendung.Dia tampak sedikit tercengang saat melihat dua sosok tubuh yang tergeletak tak sadarkan diri di lantai lobby New Fornicatio Hotel. Dengan sekali pandang, dia langsung mengenali bahwa salah satu di antara kedua sosok tak berdaya itu adalah anak buahnya.Rudolf kemudian menggunakan sebelah kakinya untuk membalik posisi sosok tubuh anak buahnya itu hingga terlentang.“Periksa!”Dua orang pengawal langsung bergerak melaksanakan perintah Rudolf.Tak butuh waktu lama, mereka segera menemukan bahwa kedua kaki orang yang masih tergeletak tak sadarkan diri itu telah patah pada kedua lutut dan salah satu tulang pahanya. Selain itu mereka juga mendapati bahwa hampir semua tulang pada sendi pergelangan kaki telah hancur atau terlepas.Lebih dari itu, mereka juga menemukan beberapa ruas tulang belakang di daerah pinggang telah
Leon memang sedang menulis takdir.Namun, dia tidak berniat untuk sembarangan menulis.Dia menatap tajam ke arah enam orang pengawal Rudolf, mencoba memilih mana di antara keenam orang yang harus dia jatuhkan paling awal. Semuanya tampak sama kuat, kecuali pengawal tua yang tadi sempat bentrok singkat dengan dirinya.Beberapa saat kemudian, Leon tersenyum tipis.Tampaknya dia sudah menentukan pilihan!Leon bergerak, lalu dua orang pengawal tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri.Tanpa memberi peringatan, ternyata Leon telah langsung memulai serangan pertama.Dengan kecepatan yang hampir tidak masuk di akal, dia melayangkan sebuah tendangan ke rahang salah seorang pengawal Rudolf yang berdiri paling dekat. Setelah itu, dia menjadikan korban pertamanya itu sebagai tumpuan untuk melancarkan tendangan berikutnya ke arah pengawal yang lain, yaitu sebuah tendangan berputar yang menghantam tepat di telinga sebelah kiri.Begitu saja, dalam waktu kurang dari satu menit, Leon telah berhasil menjatuh
Citra New Fornicatio Hotel akhirnya benar-benar berubah.Hotel mewah itu kini dikenal sebagai hotel khusus orang-orang kasar dari kalangan bawah. Tidak ada orang kaya dari kalangan atas yang mau menginap atau menghabiskan uang di hotel itu.Akibatnya sungguh amat mudah diduga.Tidak ada pemasukan sama sekali, sementara pengeluaran untuk biaya operasional dan perawatan justru terus melambung semakin tinggi.New Fornicatio Hotel telah rugi besar!“Ini harus dihentikan, hotel ini bisa bangkrut jika terus begini!” bentak Edward seraya menggebrak meja, tidak bisa lagi menahan marah ketika melihat laporan keuangan hotel yang hanya menampilkan kerugian terus menerus.Lebih buruk lagi, laporan keuangan itu juga menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan sudah memasuki taraf berbahaya.Edward benar-benar kehabisan akal.Dia menatap Bronson, Robert, Selena, Ruth dan Sarah dengan sorot menghakimi.Hari ini, mereka berenam sedang mengadakan rapat khusus untuk membahas perkembangan New Fornicat
Edward akhirnya memilih untuk mengikuti usul Sarah Finn.Tanpa membuang waktu, dia langsung menyuruh Bronson untuk segera menutup hotel.Begitu saja, New Fornicatio Hotel akhirnya secara resmi ditutup untuk sementara sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Staff dan karyawan hotel dipaksa mengambil cuti, sementara para pelayan dirumahkan tanpa pesangon.Selanjutnya, dia mulai mengerahkan seluruh dana perusahaan yang tersisa untuk mengembangkan kasino New Alea. Dia membeli mesin-mesin baru dan meningkatkan nilai hadiah hingga berkali-kali lipat untuk setiap kemenangan.Sepertinya, dia memang berniat untuk mempertaruhkan segalanya.Dia tidak sadar bahwa itu mungkin saja akan menjadi pertaruhannya yang terakhir!Nanti dulu!.Bukan mungkin, akan tetapi – pasti!Itu sebenarnya memang pertaruhan Edward yang terakhir.Tanpa disadari oleh siapapun, sepasang penjudi legendaris sebenarnya telah menggelar karpet merah bagi Edward untuk berjalan lebih cepat menuju kebangkrutan. Mereka adalah Br
Adelia memang tidak menjelaskan rencananya pada Lucy.Namun, wanita kaya berparas bidadari itu menjelaskan semuanya pada Karina dan Morina serta Sherina. Bagaimanapun, pada kenyataannya – ketiga orang pengawal wanita itulah yang sebenarnya lebih berperan dalam menjalankan kebijakan perusahaan Grup Menara Crudel.Seperti yang diharapkan dari para pengawal papan atas Keluarga Sanjaya, ketiga pengawal wanita itu pun langsung mempersiapkan segala sesuatunya sesuai dengan arahan Adelia.“Semua sudah dilaksanakan sesuai rencana, Nyonya. Orang-orang kita sudah berhasil menyusup ke pabrik obat Sanus Pharmacy dan akan langsung bergerak untuk merusak beberapa mesin produksi,” lapor Karina pada suatu hari.Sherina kemudian menambahkan, “Selain itu, seluruh klinik dan balai pengobatan yang tergabung dalam jaringan mitra asuransi Grup Menara Crudel juga sudah siap untuk mulai mengajukan pesanan obat kepada pabrik obat Sanus Pharmacy secara besar-besaran.”“Kami juga sudah menemui Tuan Vincent Marg
Tiga hari kemudian, Lucy terlihat meninggalkan rumah sakit Medicamento Hospital dengan menggunakan kursi roda bersama tiga orang pengawal wanita.Ketiga pengawal wanita itu adalah Morina, Sherina dan Karina.Tiga tahun yang lalu, mereka pernah bertugas di Wisma Adulterium sebagai pengawal pribadi Adelia sebelum wanita berparas bidadari itu resmi menjadi istri Leon.Saat itu, Karina sempat dilecehkan secara biadab oleh anak buah Rudolf yang kemudian berakhir dengan peristiwa bunuh diri Isabela Desplazado. Setelah peristiwa tragis itu, pengawal wanita malang tersebut dipaksa masuk kamp pelatihan khusus untuk mengobati trauma sekaligus meningkatkan kemampuannya. Hasilnya, dia pun menjelma menjadi salah satu pengawal wanita terkuat dan terkejam yang paling diandalkan oleh Keluarga Sanjaya! Saat ini, Karina yang bertindak sebagai pendorong kursi roda yang diduduki Lucy. Adapun Morina dan Sherina, mereka tampak berjalan tegap dengan sikap waspada di sebelah kanan dan kirinya.Selain ketiga
Sebenarnya, perpecahan dalam Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus sudah lama terjadi. Konflik tersebut berawal ketika Winston Wijaya dan Duta Besar Bernard Wijaya ternyata sama-sama berambisi untuk menguasai Morenmor!Namun, perseteruan di antara mereka tak pernah terungkap ke permukaan karena kedua orang super licik itu sama-sama pandai mengemas ambisi pribadinya di balik permusuhan abadi antara Keluarga Sanjaya dan Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus. Mereka senantiasa menjadikan konflik abadi antar keluarga teratas tersebut sebagai alasan untuk bekerja sama dan saling memanfaatkan, walaupun sebenarnya masing-masing memiliki tujuan sendiri yang amat berbeda – bahkan saling bertabrakan.Perseteruan di antara mereka baru mulai memanas sejak Negara Pecunia dan Negara Vicinus menggelar program kerjasama dalam bidang kesehatan.Dalam program kerja sama kesehatan tersebut, Winston memaksa perusahaan Sanus Pharmacy milik Grace untuk menjadi perwakilan Keluarga W
Leon datang bersama Adelia.Lucy amat terkejut ketika tidak mendapati sedikit pun raut permusuhan pada wajah kedua orang suami istri itu. Sebaliknya, senyum hangat penuh persahabatan justru terlihat menghiasi wajah pasangan paling berpengaruh di seantero Morenmor tersebut.“Apa kabar? Lama tak berjumpa,” sapa Leon ramah.“Ba … baik. Terima kasih,” jawab Lucy, entah kenapa – mendadak jadi gugup sendiri.Melihat sikap Lucy yang mendadak gugup melihat kedatangannya, Leon segera mengalihkan perhatian ke arah layar monitor di samping ranjang pasien berkaki pincang itu. Dia terlihat serius mengamati deretan angka dan grafik yang tertera di sana sebelum berkata, “Syukurlah, keadaanmu sudah jauh lebih stabil sekarang.”Leon diam sebentar dan kembali mengalihkan pandangannya pada Lucy lalu melanjutkan ucapannya, “Akan tetapi, luka-lukamu belum sembuh sepenuhnya dan masih memerlukan perawatan lanjutan. S
Fajar baru saja menjelang, matahari bahkan belum mulai tersenyum di ufuk timur.Namun, sebuah sepeda motor besar terlihat sudah melaju tanpa perhitungan di atas aspal jalanan. Tanpa basa-basi, suara kenalpotnya yang bising menerobos jendela-jendela rumah penduduk yang kebanyakan masih tertutup rapat.“Keterlaluan, pukul berapa ini?”“Dasar sinting, masih pagi sudah kebut-kebutan!”“Demi langit dan bumi, semoga orang gila itu kecelakaan!”Pagi itu, penduduk Morenmor mengawali hari dengan sumpah serapah yang tak berkesudahan.Orang-orang itu baru berhenti mengutuk ketika suara bising mesin sepeda motor yang telah mengganggu tidur mereka itu tiba-tiba berganti dengan suara lain yang jauh lebih keras. Tak perlu penjelasan apa pun, penduduk kota Morenmor langsung tahu bahwa langit telah mewujudkan kutukan yang mereka lontarkan terhadap sepeda motor pengganggu itu.Tak ada keraguan sedikit pun, sepeda motor yang meresahkan itu sepertinya memang benar-benar mengalami kecelakaan – selaras den
Riana menemui Lucy tanpa membawa pengawal seorang pun. Selain karena tugas yang sedang dilaksanakannya kali ini adalah misi rahasia yang diperintahkan secara langsung oleh Winston, dia juga amat percaya diri pada kemampuannya sebagai seorang ahli racun. Dia sama sekali tak tahu bahwa Lucy adalah seorang petarung yang cukup berpengalaman.Sebaliknya, dia bahkan menganggap wanita berkaki pincang yang saat ini berada di hadapannya adalah sosok lemah yang patut dikasihani!“Selamat siang, Nyonya. Perkenalkan, nama saya Riana Blake dari perusahaan Sanus Pharmacy. Mohon maaf, saya terpaksa membius beberapa orang pengawal di depan supaya bisa bertemu Nyonya secara pribadi tanpa harus terganggu oleh apa pun atau siapa pun. Nyonya tidak perlu cemas, mereka hanya pingsan. Mereka akan siuman satu atau dua jam lagi,” ujar Riana datar penuh intimidasi, tanpa menunjukkan rasa bersalah sedikit pun.Beberapa saat lalu, dia memang telah meracuni seluruh petugas keamanan yang berjaga di depan kantor
Edward mungkin naif.Akan tetapi, dia tidak bodoh!Dia langsung waspada ketika tiba-tiba Lucy Sasmita menemuinya secara rahasia sambil membawa satu bundel berkas dokumen perusahaan Grup Menara Crudel. Apalagi, gadis tomboy berkaki pincang itu mengaku disuruh oleh Donald Wijaya.“Donald hanya memintamu untuk tanda tangan,” ucap Lucy tegas, tanpa basa-basi sedikit pun.Edward tersenyum jijik mendengar ucapan Lucy.Sekali lagi, dia membaca seluruh berkas perusahaan yang dibawa oleh gadis tomboy itu. Tak butuh banyak penjelasan, dia langsung paham bahwa Donald Wijaya berniat mengambil alih Grup Menara Crudel dan akan mengaktifkannya kembali – secepatnya.“Sebenarnya, aku tidak keberatan sama sekali untuk tanda tangan. Sejak awal, perusahaan Grup Menara Crudel memang didirikan atas prakarsa Donald dan Duta Besar Bernard Wijaya. Namun, kontribusi dan pengorbananku juga tidak sedikit. Tanpa diriku, perusahaan itu tidak akan pernah ada!” ucap Edward sinis, tanpa mengalihkan pandangan sedikit
Restoran Cheap Cibum adalah sebuah rumah makan besar yang terletak tak terlalu jauh dari komplek kediaman Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus. Menu yang tersedia amat terbatas, hanya camilan sederhana dan minuman kelas bawah yang justru dibanderol dengan harga amat mahal. Tak perlu banyak penjelasan, sejatinya – restoran ini memang tidak menjual makanan atau minuman sebagai sumber pendapatan utamanya.Tidak ada orang yang datang ke restoran Cheap Cibum untuk makan atau minum!Mereka yang datang ke restoran itu kebanyakan merupakan orang-orang misterius dengan latar belakang tak jelas, bahkan cenderung mengerikan. Biasanya, mereka datang untuk menjual atau membeli informasi. Selain itu, ada pula yang datang untuk mencari orang bayaran yang bersedia melakukan pekerjaan kotor – seperti menculik atau menghabisi orang!Di luar dugaan, Donald Wijaya ternyata adalah salah satu pelanggan VIP Cheap Cibum.Walaupun tidak terlalu sering berkunjung, tak a
Begitu saja, rencana Winston telah maju selangkah.Lelaki tua bertampang bengis itu berhasil menggiring hampir seluruh anggota Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus untuk mengikuti rencananya. Tanpa banyak tenaga, dia berhasil mendapatkan dukungan dari hampir semua tetua dan pemimpin keluarga cabang. Sudah barang tentu, semuanya sepakat untuk mendukung idenya membangun pabrik obat baru di Morenmor – tentu saja di bawah naungan tanggung jawab Grace selaku pemegang saham terbesar Sanus Phamacy.Sukses dengan langkah pertama, Winston segera melanjutkan dengan langkah kedua. Tanpa membuang waktu sedikit pun, dia langsung menempatkan satu orang kepercayaannya untuk mendampingi sekaligus mengawasi Grace dalam menjalankan proyek pembangunan pabrik obat tersebut.Orang kepercayaan Winston tersebut bernama Riana Blake.Dia adalah seorang wanita setengah baya berusia antara 35 atau 40 tahun yang sebenarnya bukan anggota Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus sama