Bukan hanya Sarah Finn yang khawatir. Leon juga menyadari bahwa New Fornicatio Hotel dapat langsung bangkrut kapan saja! Dia tahu bahwa setiap manuver yang dilakukan oleh Bronson dan Robert selaku manajer umum dan wakil manajer umum New Fornicatio Hotel benar-benar dijalankan tanpa perhitungan yang matang. Pemborosan dan pembengkakan biaya terjadi hampir pada setiap kegiatan. Kebocoran anggaran terjadi di mana-mana! Kebangkrutan hanyalah soal waktu. Apalagi, pembangunan kasino dan aula pertandingan beladiri tak juga kunjung selesai. Padahal anggaran yang sudah dihabiskan untuk pembangunan kedua ikon New Fornicatio Hotel itu telah jauh melampaui budget. Lebih dari itu, rencana pembukaan kasino dan aula pertandingan beladiri di New Fornicatio Hotel sudah terlanjur tersebar ke seluruh pelosok Granda Peko. Semua orang sudah terlanjur menancapkan perhatian mereka pada hotel milik Edward itu. Sebagian menanti dengan penasaran, sementara sebagian yang lain menunggu sambil menyiapkan b
Leon terus memantau.Statusnya sebagai pelayan rendahan penyambut tamu di New Fornicatio Hotel membuat tak seorangpun memperhatikan aktifitasnya. Dia dapat mengamati setiap orang yang datang maupun yang pergi tanpa khawatir dicurigai.Beberapa kali, dia bahkan menyempatkan diri untuk mencuri dengar pembicaraan orang-orang di lobby – demi memperoleh sedikit informasi.“Luar biasa, aku tidak menyesal sama sekali! Gadis-gadis di sini tak kalah cantik daripada gadis-gadis Wisma Adulterium!” Seorang pengunjung berperut buncit berkata pada temannya yang bertubuh kerempeng dengan nada puas.Si kerempeng menyahut dengan nada mencemooh, “Tentu saja mereka sama cantiknya! Sebagian besar gadis-gadis di sini memang berasal dari sana. Aku mengenal beberapa di antaranya, mereka memang pindahan dari Wisma Adulterium.”“Benarkah? Kalau begitu, apakah gadis-gadis di kasino New Alea juga berasal dari Wisma Adulterium?” tanya si buncit setengah tak percaya.Si kerempeng mengangguk, “Hampir semuanya! Mau
Kakek Sanjaya menemui Isabela dan Victoria Desplazado pada saat hari sudah hampir siang. Dia mengundang ibu dan nenek Adelia itu untuk makan siang bersama. “Maaf, aku harus membuat kalian menunggu begitu lama. Aku tak dapat langsung menemui kalian karena ada beberapa hal yang tidak dapat kutinggalkan. Mudah-mudahan jamuan ini dapat sedikit menebus kesalahanku, karena telah membiarkan kalian menunggu terlalu lama. Silakan,” ujar Kakek Sanjaya ramah. “Terima kasih, Tuan Besar. Keluarga Sanjaya sangat ramah, bagaimana mungkin kami merasa bosan? Kami bahkan tidak merasa menunggu sama sekali.” Isabela menyahut sopan. Kekek Sanjaya tertawa lepas. Selanjutnya, mereka mulai menikmati hidangan tanpa banyak bicara. Isabela dan Victoria agak terkejut saat Adelia tiba-tiba bergabung bersama mereka. Gadis berparas bidadari terlihat sangat dekat dan akrab dengan Kakek Sanjaya. Sebaliknya, dia justru tampak sedikit kaku dan canggung saat berhadapan dengan ibu dan neneknya sendiri. Bagaimanapun,
Isabela dan Victoria akhirnya meninggalkan mansion Keluarga Sanjaya dengan membawa kekecewaan dan kemarahan. Dari raut wajah kedua wanita Desplazado itu, sepertinya mereka telah bertekad untuk menghentikan Edward dengan cara mereka sendiri.Mereka berencana untuk menghancurkan New Fornicatio Hotel dengan gaya Granda Peko!Bagaimanapun, Granda Peko didirikan oleh wanita!Seluruh dunia tahu bahwa Granda Peko tidak didirikan dengan mengandalkan kekuatan yang menakutkan, melainkan dibangun secara perlahan-lahan dengan kelembutan yang menghanyutkan. Tanpa kekerasan sedikitpun, sudah banyak kekuasaan dan kesombongan yang tumbang dan berakhir hina di tempat itu!Granda Peko adalah tempat di mana semua orang tersenyum bahagia, bahkan ketika mereka sedang jatuh bangkrut!Kakek Sanjaya tahu persis tentang hal itu.Dia juga tahu bahwa Keluarga Desplazado adalah penguasa Granda Peko.Orang terkaya Morenmor itu memang sengaja mendorong Isabela dan Victoria agar menggunakan kekuatan Granda Peko unt
“Resepsionis di sini, selamat malam. Adakah yang dapat kami bantu?” Seorang gadis muda berwajah cantik menjawab telepon di tengah malam. Dia adalah resepsionis New Fornicatio Hotel. “Ini kamar 1170. Dapatkah kamu menghentikan keributan di kamar sebelah? Aku tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan, tapi kami tidak bisa tidur karenanya!” “Baik, Nyonya. Mohon maaf atas ketidak-nyamanannya. Kami akan segera mengatasinya.” Telepon ditutup, namun langsung berdering kembali. Kali ini dari kamar nomor 1172. Keluhannya sama, tentang keributan di kamar sebelah! “Sepertinya, tamu di kamar 1171 memang sangat mengganggu!” gerutu resepsionis cantik itu saat menghubungi manajer lantai 11 untuk menyampaikan keluhan dari penghuni kamar nomor 1170 dan 1172. Hendrik Prakoso adalah manajer lantai 11. Dia segera memeriksa data tamu di kamar nomor 1170, 1171 dan 1172 untuk memastikan latar belakang mereka. Walaupun semua kamar di lantai 11 hanyalah kamar standar yang tidak mungkin dihuni oleh oran
Rudolf memang baru mulai.Dia baru mengirimkan satu orang untuk membuat kekacauan di New Fornicatio Hotel. Padahal dia masih memiliki ribuan anak buah di luar sana dan dia tidak berencana untuk hanya menggunakan satu orang saja.Walaupun sudah cukup untuk membuat kekacauan, akan tetapi satu orang masih terlalu sedikit. Rudolf bermaksud menambahkan lebih banyak anak buahnya untuk ‘berlibur’ di hotel miliki Edward itu. Siapapun tahu, hotel yang dipenuhi dengan orang-orang kasar berpenampilan menyeramkan tidak akan pernah menjadi tempat yang nyaman untuk menghabiskan uang!Hari ini, Rudolf mengirim delapan belas orang anak buahnya yang lain.Mereka datang secara bergelombang ke New Fornicatio Hotel.Leon yang masih menjalani tugasnya sebagai pelayan penyambut tamu merasa ada yang tidak beres saat melihat kedatangan orang-orang ini. Sebagai seseorang yang telah dilatih ilmu beladiri oleh Martin selama bertahun-tahun, tentunya dia mampu merasakan niat jahat dari orang-orang ini.Namun, dia
Situasi di lobby New Fornicatio Hotel makin panas.Edward dan Bronson memantau setiap perkembangan melalui kamera tersembunyi yang banyak ditempatkan di sekitar ruang resepsionis dan area lobby. Hampir setiap sudut pandang dapat terpantau dengan baik, hingga tidak satupun detil peristiwa yang mereka lewatkan.“Sepertinya, Robert sedikit terdesak. Sebaiknya kamu segera turun untuk membantu. Bawa dua atau tiga orang petarung kita dari Auditorium Ad Mortem. Jangan terlalu banyak bicara, selesaikan secepatnya!” perintah Edward pada Bronson.“Baik. Aku turun sekarang,” sahut Bronson, patuh tanpa membantah.Beberapa saat kemudian, pintu lift di area lobby terbuka.Seorang lelaki gemuk dikawal oleh tiga pria tinggi bertubuh atletis terlihat keluar dari lift.Bronson dan tiga orang ahli seni beladiri berjalan santai menembus kerumunan. Dia langsung menghampiri Robert dan berdiri di sebelahnya dengan penuh percaya diri.“Selamat siang. Saya Bronson, manajer umum New Fornicatio Hotel. Tampaknya
Lucy Sasmita menatap jijik pria-pria berwajah seram di hadapannya.Dia terlihat sangat percaya diri menghadapi 12 orang lelaki di hadapannya.Wanita muda yang sekilas lebih mirip lelaki itu tahu bahwa pria-pria menyeramkan itu sama sekali tak sepadan dengan dirinya. Bagaimanapun, mereka hanyalah beberapa orang lelaki kasar yang cuma mengandalkan sedikit kekuatan fisik dan pengalaman berkelahi di jalanan.Sebaliknya, dia sudah menjadi juara taekwondo tingkat nasional sejak masih remaja. Bahkan, mungkin sekarang dia sudah menjadi juara dunia jika kaki kirinya tidak patah dalam sebuah pertandingan pada 10 tahun silam!Lucy mengembuskan napas berat ketika dia teringat kembali peristiwa 10 tahun lalu itu.Saat itu, kaki kirinya dipatahkan oleh Leon dalam pertandingan babak tambahan demi memperebutkan hadiah bonus sebesar satu miliar dari keluarga Sanjaya. Waktu itu, dia akhirnya memang berhasil mendapatkan hadiah uang satu miliar itu. Namun, dia harus menebusnya dengan sebelah kakinya dan