Sebuah mobil rolls-royce memasuki halaman mansion ketika Rosie sedang mempersiapkan sarapan. Richard masuk ke dalam, memasang wajah keruh ketika mata mereka bertemu. Rosie dapat melihat kantung mata berwarna gelap di bawah mata suaminya, ia pasti sedang tertekan sehingga menyebabkan kurang tidur. “Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu, duduklah!” Rosie mencoba tersenyum manis namun Richard membalasnya masam. “Bisakah kau berhenti berpura-pura baik padaku?” suara Richard terdengar kasar dan berat, “Aku sudah muak dengan sandiwara ini.” “Kau boleh marah, tapi nanti setelah sarapan!” Rosie mendekati meja makan, meletakkan sepiring omelet di atas meja, di tempat suaminya biasa duduk. Richard benci melihat ketenangan istrinya, seolah tidak ada masalah besar di antara mereka. Insiden di restoran Italia sangat memalukan dan membuat ia nyaris kehilangan Sasha, sang kekasih. Ia tak bisa tinggal diam membiarkan masalah rumah tangganya semakin berlarut-larut. Perut Richard berbunyi mencium a
“Manajer menjengukmu!” kata-kata Samantha membuat mata Michael membulat tak percaya. Pemuda itu melihat ke arah belakang punggung Samantha. Tak ada siapa-siapa di sana. “Kau bercanda?” ia menatap Samantha, kesal. Jujur, ia merindukan Rosie saat ini. Gadis itu menoleh ke belakang, lalu berbalik lagi padanya. Dari gelagat Samantha, Michael tahu ia tidak berbohong. Rosie memang datang, pertanyaannya adalah mengapa wanita itu pergi sebelum mereka sempat bertemu? “Aneh, aku yang mengantarnya kemari!” kata Samantha kebingungan, “Aku akan mencarinya di luar.” Michael menahan lengan gadis itu, “Sudahlah, tidak usah!” Samantha mengangguk, dalam hati tersenyum menang. Gadis itu yakin Rosie terbakar cemburu karena ia memperkenalkan diri sebagai kekasih Michael. Dengan begini wanita itu tak akan mendekati pemuda pujaannya lagi. Ia tak tahu sedekat apa hubungan Michael dan Rosie tetapi mengamati sikap manajer kekasihnya, ia menduga wanita itu menyimpan rasa yang sama dengannya. Aku tak aka
“Tuan George?” Pria yang masih terlihat gagah dan tampan itu memutar tubuh menghadap Michael, wajah tegangnya berubah melembut. “Michael, apa kabar?” George tersenyum lebar saat Michael mendekat. “Mengapa Anda datang ke apartemenku?” tanya Michael dengan mimik heran. Bagaimana tidak, seorang miliarder terkenal sekelas George datang ke apartemen kumuh hanya untuk mencari dirinya. Atau jangan-jangan, pria ini mencari Abigail? Sebenarnya ada hubungan apa antara tuan George dengan ibunya? Mengapa mereka seperti saling mengenal dan memiliki masalah sebelumnya? “Sebenarnya aku mencarimu,” kata George, tangannya terayun menepuk bahu Michael. “Mencariku?” pemuda itu menunjuk hidungnya sendiri. Kepala George terangguk beberapa kali, senyum tak lepas dari bibir tipisnya. “Ada yang bisa kulakukan untukmu, Tuan George?” “Aku menyukai ketulusan dan kepolosanmu, Mich!” puji pria berumur itu tulus, “Itu sebabnya aku ingin kau
“Karena dia adalah pemerkosa!” teriak Abigail histeris, “Aku percaya padanya, mengira ia seorang malaikat, aku sama bodoh seperti dirimu, dan sebagai balasannya ia memperkosaku!” Michael ikut gemetar saat merengkuh tubuh ibunya yang merosot ke lantai, menggigil ketakutan. Wanita yang melahirkannya itu terlihat trauma, matanya bergerak-gerak panik. “Ibu, sudahlah!” Michael mengusap rambut Abigail, menenangkannya. “Ketika aku hamil dirimu, bajingan itu melemparkan uang ke pangkuan Ibu dan mengatakan bahwa di antara kami tidak pernah ada apa-apa. Dia tak mengakuimu sebagai darah dagingnya, dia ingin kau digugurkan … dia jahat!” Michael memeluk ibunya, “Sudah, Bu! Aku berjanji tak akan lagi berhubungan dengan manusia rendah itu!” Pemuda itu mengepalkan tangan dan menggertakkan gigi, amarah menggelegak di dalam dirinya. Sungguh tak disangka, orang yang ia percaya sebagai malaikat penolong, miliarder yang berbeda dari yang lain, terny
“Aku tertawa karena aku senang, kekasihku cemburu padaku. Itu pertanda …,” mata Michael bersinar nakal menatap mata biru di depannya lalu turun ke bibirnya yang merekah terbuka, “CINTA!” Rosie menginjak kaki Michael dengan sepatu high heels yang dikenakannya, cara itu berhasil membuat pemuda tampan itu menjauh sambil memegangi kakinya. Rosie tersenyum puas telah membalas sakit hatinya, “Jangan kira kau bisa merayuku lagi!” “Aku tidak sedang merayumu,” Michael meringis sebentar. Ia menyeret kaki ke arah kursi, duduk di sana untuk memeriksa apakah kakinya lecet. Untunglah sepatu kets yang dikenakan cukup tebal hingga injakan itu tak sampai menimbulkan luka. “Kau merayu semua wanita, termasuk Sam-mu itu!” Rosie berkacak pinggang. Entah mengapa melihat Michael selalu mengingatkannya pada gadis bernama Samantha. Bagaimana gadis itu mengklaim dirinya kekasih Michael, sungguh mengesalkan. “Kami hanya teman,” kilah si pemuda namun mana
"Aku sudah memikirkannya," kata Michael datar. "Aku tidak berminat bekerja pada tuan George, jadi tolong sampaikan padanya untuk tidak perlu repot-repot memikirkanku." Jawaban Michael sangatlah mengejutkan, pemuda tampan yang mirip dengan ayah biologisnya itu terlihat antusias saat berdiskusi dengan tuan George. Tetapi kini sikapnya berubah drastis. Kevin mencoba melihat ke dalam mata pemuda itu, yang ia temukan hanyalah kemarahan dan … dendam? Ketika Kevin ingin bertanya alasan penolakannya, Michael memasang wajah masam. “Bisakah kau tinggalkan aku?” Kevin menahan napas memikirkan penyebab yang paling memungkinkan menjadi perubahan sikap Michael, Hanya satu hal, maka ia memberanikan diri bertanya dengan suara tertahan, “Kau sudah mengetahuinya, bukan?” “Mengetahui apa?” tanya Michael pura-pura bodoh. Kini ia sibuk mengatur gelas yang sebenarnya sudah tertata rapi di raknya masing-masing“Kejadian 25 tahun yang lalu, hubungan tuan Ge
Michael menggeser dagunya, memandang George dengan sorot mata mengejek, “Ayah? Anda sama sekali tak pantas disebut ayah oleh siapapun. Anda hanyalah manusia hina yang melampiaskan napsu binatang pada wanita lemah seperti ibuku. Aku malu menjadi anak haram, apalagi dari benih orang hina sepertimu!” “Jaga bicaramu!” bentak Kevin. Ia naik pitam mendengar tuan yang sangat dihormati dan dikagumi, dihina habis-habisan oleh anaknya sendiri. Sejahat-jahatnya George di masa lalu, tak dapat menghapus kenyataan bahwa ia adalah ayah kandung Michael. Menghina seperti apa yang dilakukan oleh pemuda itu, sungguh tak pantas. George meminta Kevin berhenti dengan isyarat tangannya, pria yang selalu mengenakan pakaian serba hitam itu menahan diri dan berbalik memunggungi mereka berdua. “Mich, aku banyak melakukan kesalahan kepada ibumu. Aku minta maaf untuk semuanya!” ucap George parau. Ia merasa sangat bersalah namun tak ada yang bisa mengubah masa lalu.
Richard berdiri di ambang pintu, matanya menyala merah melihat dua insan dalam posisi yang mesra. Rosie dan Michael saling melepaskan pelukan dan bangkit berdiri dengan kaget.“Dasar tak tahu malu!” suara Richard menggelegar. Wajah merah padam dan semua otot-otot lehernya menegang, menunjukkan kemurkaan yang amat sangat.Michael berpikir bahwa akting Richard sungguh amat bagus, mungkin ia perlu dianugerahi piala oscar sebagai pemain watak pria terbaik. Seorang suami yang ingin menyingkirkan istrinya dengan menyewa gigolo, berpura-pura marah ketika memergoki keduanya bermesraan. Ekspresi kemarahan yang ditampilkan sungguh nyata, puji Michael dalam hati. Selagi ia masih mencerna, tiba-tiba sebuah bogem mentah mendarat di pipinya hingga ia terhuyung ke belakang menabrak meja kerja di belakangnya. Ia terkejut bukan main, apakah sandiwara harus separah ini? Matanya berkunang-kunang karena pukulan yang tak pernah disangka-sangka. Belum habis keka