Richard.
Gelas Burgundy di tangan Rosie bergetar, tubuhnya menggigil. Amarah, sedih, benci,dan putus asa menguasai wanita malang itu. Baru tadi pagi Richard berjanji akan menjadi suami yang lebih baik. Inikah cara suami membuktikannya?Rosie menuangkan wine ke dalam gelas hingga terisi penuh, menenggak cairan beralkohol tersebut dengan gusar. Kerongkongannya terasa sangat panas, namun ia tak peduli. Ia berharap panas wine dalam tubuhnya mampu melelehkan segala kemarahan dan kesedihan yang sangat menyiksa. Matanya berkaca-kaca menyaksikan pemandangan sepasang kekasih duduk berhadapan tak jauh dari mejanya. Richard tak henti mencium punggung tangan sang kekasih, menatapnya dengan tatapan panas penuh gairah.Selama lima tahun Richard tak pernah menatap Rosie seperti ia menatap wanita itu. Sungguh menyakitkan.Rosie menuang kembali wine ke dalam gelas, terus meminumnya hingga habis. Ia bahkan meminta tambahan 2 botol wine lagi kepada pramusaKetika Michael tak sengaja melihat sebuah hotel dengan ketinggian hampir 250 meter di seberang restoran, ia akhirnya mendapatkan ide. Setelah menempatkan gadis itu di hotel, maka ia bisa kembali ke apartemennya. Begitu pemikiran yang ada di kepalanya saat ini. Michael menyeberang dengan Rosie bersandar di punggungnya. Ia harus segera melepaskan wanita bertubuh ramping itu dari gendongan piggyback-nya sebelum menjadi gila, karena makin lama makin sulit membayangkan wajah Samantha ketika hidung Rosie menempel di telinganya. Sesampainya di lobby, Michael meletakkan Rosie di sofa kemudian meninggalkannya sebentar menuju resepsionis untuk memesan satu buah kamar. Begitu mendapatkan kartu akses kamar, Michael segera kembali menuju lobby. Kepanikan mulai muncul ketika ia tak menemukan Rosie di tempat ia tinggalkan sebelumnya. Michael mencari ke sekeliling namun Rosie tak juga nampak. Ia menanyakan pada sekuriti di luar lobby, mereka menjawab tidak ada gadis dengan ciri-ciri yang ia maksud
Sepanjang perjalanan pulang Rosie terus berpikir, apa yang telah ia lakukan semalam? Wanita berambut emas itu mulai melihat kembali ke belakang, rekaman jejak peristiwa semalam yang berakhir dengan percintaan panas dan terlarang bersama stafnya sendiri. Setiap kali Rosie berkedip, potongan-potongan ingatan baru muncul menyebabkan wajah cantik nan pucat itu memerah dengan sendirinya. Bodoh kau, Rosie. Sungguh bodoh membiarkan anggur manis mengalahkan keteguhan hati dan kesetiaan sebagai seorang istri dari Richard Eddison. Ketika Rosie telah sampai di depan mansion, ia mendapati Selena tengah menunggunya, bersandar pada pintu mobil ferrari-nya. Rosie menghela napas. Ia sangat, sangat benci berbohong. Tetapi dalam kasus ini, berbohong adalah pilihan terbaik. Tidak hal yang lebih buruk daripada mendengarkan ceramah Selena. Gadis itu terkenal pedas dalam berbicara, dan ia tidak siap mendengarkan omelannya. Keluar dari mobil, ia mendapatkan sam
Michael merenungkan nasihat Nathan, bukannya ia tak tahu risiko melanggar perjanjian Jebakan Madu yang telah disepakati. Ia sendiri tak mengerti mengapa setiap berdekatan dengan Rosie, semua akal sehatnya hilang. Setelah Nathan pergi dan memastikan ibunya masih tertidur, Michael memutuskan ke rumah sakit untuk menjenguk Jonas. Membawa sedikit buah-buahan yang ditempatkan dalam kantong plastik, ia meninggalkan apartemen. Ketika sepeda yang dikendarai pemuda itu mencapai ujung lorong, tiba-tiba saja sebuah mobil mercedes-benz hitam berhenti tepat di depannya membuat ia harus mengerem sepeda mendadak dan nyaris terjungkal ke depan. Dua orang laki-laki keluar dari dalam mobil dalam waktu bersamaan, serta merta meringkusnya dan mendorong masuk ke jok belakang mobil itu. Di sana telah menunggu seorang pria berusia 60-an berpakaian elegan, wajahnya terlihat sangat kaku dan dingin. “Apakah kau mengingatku, Anak Muda?” pria itu membuka pembicaraan. Michael berusaha mengingat sebelum a
Sebuah mobil rolls-royce memasuki halaman mansion ketika Rosie sedang mempersiapkan sarapan. Richard masuk ke dalam, memasang wajah keruh ketika mata mereka bertemu. Rosie dapat melihat kantung mata berwarna gelap di bawah mata suaminya, ia pasti sedang tertekan sehingga menyebabkan kurang tidur. “Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu, duduklah!” Rosie mencoba tersenyum manis namun Richard membalasnya masam. “Bisakah kau berhenti berpura-pura baik padaku?” suara Richard terdengar kasar dan berat, “Aku sudah muak dengan sandiwara ini.” “Kau boleh marah, tapi nanti setelah sarapan!” Rosie mendekati meja makan, meletakkan sepiring omelet di atas meja, di tempat suaminya biasa duduk. Richard benci melihat ketenangan istrinya, seolah tidak ada masalah besar di antara mereka. Insiden di restoran Italia sangat memalukan dan membuat ia nyaris kehilangan Sasha, sang kekasih. Ia tak bisa tinggal diam membiarkan masalah rumah tangganya semakin berlarut-larut. Perut Richard berbunyi mencium a
“Manajer menjengukmu!” kata-kata Samantha membuat mata Michael membulat tak percaya. Pemuda itu melihat ke arah belakang punggung Samantha. Tak ada siapa-siapa di sana. “Kau bercanda?” ia menatap Samantha, kesal. Jujur, ia merindukan Rosie saat ini. Gadis itu menoleh ke belakang, lalu berbalik lagi padanya. Dari gelagat Samantha, Michael tahu ia tidak berbohong. Rosie memang datang, pertanyaannya adalah mengapa wanita itu pergi sebelum mereka sempat bertemu? “Aneh, aku yang mengantarnya kemari!” kata Samantha kebingungan, “Aku akan mencarinya di luar.” Michael menahan lengan gadis itu, “Sudahlah, tidak usah!” Samantha mengangguk, dalam hati tersenyum menang. Gadis itu yakin Rosie terbakar cemburu karena ia memperkenalkan diri sebagai kekasih Michael. Dengan begini wanita itu tak akan mendekati pemuda pujaannya lagi. Ia tak tahu sedekat apa hubungan Michael dan Rosie tetapi mengamati sikap manajer kekasihnya, ia menduga wanita itu menyimpan rasa yang sama dengannya. Aku tak aka
“Tuan George?” Pria yang masih terlihat gagah dan tampan itu memutar tubuh menghadap Michael, wajah tegangnya berubah melembut. “Michael, apa kabar?” George tersenyum lebar saat Michael mendekat. “Mengapa Anda datang ke apartemenku?” tanya Michael dengan mimik heran. Bagaimana tidak, seorang miliarder terkenal sekelas George datang ke apartemen kumuh hanya untuk mencari dirinya. Atau jangan-jangan, pria ini mencari Abigail? Sebenarnya ada hubungan apa antara tuan George dengan ibunya? Mengapa mereka seperti saling mengenal dan memiliki masalah sebelumnya? “Sebenarnya aku mencarimu,” kata George, tangannya terayun menepuk bahu Michael. “Mencariku?” pemuda itu menunjuk hidungnya sendiri. Kepala George terangguk beberapa kali, senyum tak lepas dari bibir tipisnya. “Ada yang bisa kulakukan untukmu, Tuan George?” “Aku menyukai ketulusan dan kepolosanmu, Mich!” puji pria berumur itu tulus, “Itu sebabnya aku ingin kau
“Karena dia adalah pemerkosa!” teriak Abigail histeris, “Aku percaya padanya, mengira ia seorang malaikat, aku sama bodoh seperti dirimu, dan sebagai balasannya ia memperkosaku!” Michael ikut gemetar saat merengkuh tubuh ibunya yang merosot ke lantai, menggigil ketakutan. Wanita yang melahirkannya itu terlihat trauma, matanya bergerak-gerak panik. “Ibu, sudahlah!” Michael mengusap rambut Abigail, menenangkannya. “Ketika aku hamil dirimu, bajingan itu melemparkan uang ke pangkuan Ibu dan mengatakan bahwa di antara kami tidak pernah ada apa-apa. Dia tak mengakuimu sebagai darah dagingnya, dia ingin kau digugurkan … dia jahat!” Michael memeluk ibunya, “Sudah, Bu! Aku berjanji tak akan lagi berhubungan dengan manusia rendah itu!” Pemuda itu mengepalkan tangan dan menggertakkan gigi, amarah menggelegak di dalam dirinya. Sungguh tak disangka, orang yang ia percaya sebagai malaikat penolong, miliarder yang berbeda dari yang lain, terny
“Aku tertawa karena aku senang, kekasihku cemburu padaku. Itu pertanda …,” mata Michael bersinar nakal menatap mata biru di depannya lalu turun ke bibirnya yang merekah terbuka, “CINTA!” Rosie menginjak kaki Michael dengan sepatu high heels yang dikenakannya, cara itu berhasil membuat pemuda tampan itu menjauh sambil memegangi kakinya. Rosie tersenyum puas telah membalas sakit hatinya, “Jangan kira kau bisa merayuku lagi!” “Aku tidak sedang merayumu,” Michael meringis sebentar. Ia menyeret kaki ke arah kursi, duduk di sana untuk memeriksa apakah kakinya lecet. Untunglah sepatu kets yang dikenakan cukup tebal hingga injakan itu tak sampai menimbulkan luka. “Kau merayu semua wanita, termasuk Sam-mu itu!” Rosie berkacak pinggang. Entah mengapa melihat Michael selalu mengingatkannya pada gadis bernama Samantha. Bagaimana gadis itu mengklaim dirinya kekasih Michael, sungguh mengesalkan. “Kami hanya teman,” kilah si pemuda namun mana