Share

JSO 23

Penulis: Zia Novi Ristanti
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Beraninya sama perempuan, dasar b*nci, hah!“ teriak Radit. Beberapa orang sudah berhasil menenangkan Damar dan pukulan terakhir Radit mendarat di perut Damar sebelum orang-orang berhasil memegangi tubuhnya.

Akhirnya mereka berdua berhasil ditenangkan. Dibawa warga masuk ke rumah Ratih. Ratih yang dahinya berdarah sedang mendapatkan perawatan dari Bu Tutik.

“Jadi, apa masalahnya bisa sampai terjadi seperti ini, Pak Radit?“ tanya Pak Joni yang duduk di antara Radit dan Damar.

“Dia ingin memukul istri saya, untung saya melihatnya,“ ujar Radit berapi-api. Tangannya menunjuk Damar dengan wajah penuh amarah.

“Wanita itu yang mulai duluan. Lihat dahi Ratih. Dia berdarah karena perbuatan wanita itu. Saya tidak ingin memukulnya, saya hanya menahan agar dia mempertanggung jawabkan perbuatannya.“ Damar balas menunjuk. Tika yang memang menjadi sumber dari semua masalah ini celingak-celinguk.

“Anaknya yang mulai memukul anakku. Sebagai orang tua, ya, saya tidak terima.“

“Oalah, jadi ini bera
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • JATAH SUAMI ONLINE   JSO 24

    [Aku sudah di Kalimantan, apa maumu?] chat Damar kepada Debbi begitu tiba di apartemennya. Begitu menerima chat dari Damar, Debbi langsung melakukan panggilan telepon. Damar sempat menolak panggilan itu, tetapi Debbi mencobanya berulang kali. Sampai akhirnya Damar mengangkat telepon itu. “Papa ingin bertemu denganmu secepatnya,“ ucap Debbi. “Untuk apa? Kalau masalah perusahaan bisa diselesaikan di kantor.““Bukan masalah kantor, tapi soal kita, Papa ingin aku segera menikah,“ cetus Debbi cepat. “Dari awal kita tidak memiliki hubungan apa pun, jadi silakan menikah dengan siapa pun kecuali aku.“ Damar mengusap wajahnya. Apa yang pernah terlintas di dalam pikirannya kini benar-benar terjadi. “Aku maunya menikah sama kamu.““Aku ... sudah menikah!“ tegas Damar. “Tidak mungkin, aku tidak percaya!“ Debbi langsung memutuskan panggilan telepon. Ia berteriak sambil melempar ponsel berlogo apel itu ke ranjang putih berukuran besar. Sesaat kemudian ia tersenyum. Sepertinya Debbi tengah me

  • JATAH SUAMI ONLINE   JSO 25

    “Maaf, Pak. Apa yang Bapak lihat tidak seperti yang Bapak pikirkan. Debbi baru saja datang, dia tidak menginap di sini.“ Damar mencoba menjelaskan. “Benar itu Debbi? Lantas kenapa kalian berpelukan?““Debbi yang memeluk saya. Saya tidak melakukan itu!“ Damar masih mencoba membela diri. Debbi memasang wajah memelas. Ia bahkan menangis lagi. “Maafkan Debbi, Pa. Debbi melakukan ini semua karena Damar yang maksa Debbi ke sini!““Bohong, Pak! Saya tidak pernah memaksanya ke sini. Debbi yang datang sendiri.““Debbi, Papa ingin kamu berkata jujur. Katakan!“ Pak Damian meninggikan suara. Kini Debbi terisak. “Bukankah Papa ingin aku segera menikah dengan Damar? Papa tahu, 'kan, aku mencintai Damar sejak dulu?““Tapi tidak dengan cara seperti ini, Debbi! Memalukan! Kamu ini perempuan, jangan jatuhkan harga dirimu hanya untuk mengemis cinta kepada laki-laki yang sudah menikah!“Pak Damian tahu Damar baru saja menikah. Rupanya, selama ini Pak Damian mengawasi gerak-gerik Damar dan Debbi. Pak

  • JATAH SUAMI ONLINE   JSO 26

    Kinar dan Rea kaget melihat barang-barang baru di rumahnya. Semua barang yang menurut mereka mewah, kini sudah ada di dalam rumah. “Ibuk beli semua ini?“ tanya Kinar sambil memegang lemari es dan mesin cuci di dapur. Sementara Rea yang tahu kasur barunya besar dan bagus berteriak dari dalam kamar kegirangan. “Om Damar yang beli, bukan Ibuk,“ jawab Ratih. “Om Damar itu konglomerat, ya, Buk? Kalau dari bentuk tubuhnya, sih, perawakan orang kaya raya.““Ibuk juga nggak tahu, yang Ibuk tahu Om Damar kerja di tambang dan gajinya banyak.““Apa Om Damar punya waktu untuk ngambil rapor ke sekolahku, ya, Buk?““Kenapa memangnya?““Kalau temen-temen SMP-ku, 'kan, belum pernah lihat Bapak kayak apa. Siapa tahu Om Damar punya waktu dan mau jadi Bapakku untuk ngambil rapor di sekolah.““Kamu serius, Kinar? Kamu benar-benar sudah menerima Om Damar sebagai pengganti Bapak?“ Ratih duduk mendekati Kinar yang duduk di ruang makan.“Tidak ada yang bisa menggantikan posisi Bapak di hatiku. Tapi meliha

  • JATAH SUAMI ONLINE   JSO 27

    Damar masih mencoba menghubungi Clarisa. Namun, teleponnya tetap diabaikan. Damar tahu hal ini pasti akan terjadi, tetapi apa pun resikonya, Damar tetap harus menghadapinya. [Papa bisa jelaskan semuanya, Sayang. Jika kamu kenal dengan Ratih, kamu pasti akan menyukainya. Dia sangat baik, awalnya dia bahkan tidak tahu kalau Papa seorang direktur. Dia baru tahu setelah Papa nikahi, dan dia tampak ketakutan. Dia takut dengan apa yang Papa miliki.]Damar mengirimkan pesan kepada Clarisa, sekian detik, pesan itu dibaca, tetapi tidak ada balasan. Damar tersenyum. Sebenarnya Clarisa penasaran, tetapi ia suka sekali merajuk terlebih dulu. [Papa yang menyukainya duluan, bukan dia. Asal kamu tahu dia berulang kali menolak Papa. Tapi entah kenapa Papa ingin selalu dekat dengan Ratih. Dia jauh berbeda dengan Debbi, kamu ingat Debbi, 'kan? Dari sudut mana pun ia berbeda dengan Debbi, termasuk kepribadiannya.]Chat itu langsung bercentang biru, artinya Clarisa masih menunggu Damar menceritakan sem

  • JATAH SUAMI ONLINE   JSO 28

    Damar meremas rambutnya. Ternyata kejadian tempo hari tidak membuat Debbi jera, tetapi justru membuatnya semakin nekat. Damar tahu, ibunya adalah sosok yang tidak mudah dekat dengan orang baru. Bahkan dulu dengan Imelda, beliau tidak pernah dekat. Itu juga yang menjadi salah satu alasan Imelda pergi meninggalkan rumah di saat Clarisa masih kecil. “Dia bukan calon istriku, Buk. Percayalah! Wanita itu hanya mengada-ada,“ ucap Damar meyakinkan ibunya. “Tapi dia mengenalmu dan tahu setiap detail pekerjaan dan apartemenmu. Kalau tidak dekat, tidak mungkin dia tahu semua itu.““Apa dia masih di sana?“ tanya Damar pelan. “Iya, masih. Kamu mau bicara dengannya?““Kalau Ibuk mengizinkan, aku akan bicara dengannya.“Ibu Damar kembali ke ruang tamu. Ia melihat Debbi sedang memainkan ponselnya.“Damar ingin bicara padamu.“ Ibu Damar menyerahkan ponselnya. Ia menekan loudspeaker karena ingin tahu apa yang mereka bicarakan. “Halo, Sayang, aku sudah sampai di Solo. Kapan kamu akan menyusul?“ tan

  • JATAH SUAMI ONLINE   JSO 29

    “Ehm, hari ini aku harus balik ke Kalimantan lagi, Buk. Sabtu sore aku pulang.““Kenapa kamu mengalihkan pembicaraan, Damar. Ibuk tanya, maksud dari perkataan gadis itu apa?“ Ibu Damar mengulang pertanyaan yang sama. “Besok Sabtu aku akan menjelaskan semua ke Ibuk. Maaf, aku tidak bisa menginap, Buk. Besok ada meeting penting yang harus aku hadiri.““Kamu ini nggak pernah berubah, dari dulu suka sekali membuat Ibumu penasaran. Untung Ibuk nggak punya penyakit jantung!“Usai makan, Damar langsung mencari penerbangan ke Kalimantan. Sempat terlintas dalam pikirannya untuk mampir ke Yogyakarta dan menemui Ratih sebentar, tetapi Damar pikir jika sudah bertemu dengan Ratih waktu yang sebentar hanya akan membuatnya bertambah rindu. Akhirnya ia putuskan untuk langsung pulang ke Kalimantan. [Aku ada di Solo, tetapi hanya sebentar karena ada kondisi darurat. Maaf tidak mampir ke Yogyakarta, aku harus pulang sekarang. Besok pagi ada meeting yang tidak bisa aku tinggalkan. Kamu nggakpapa 'kan a

  • JATAH SUAMI ONLINE   JSO 30

    “Tidak, Pak! Kami bukan pencuri. Ini semua belanjaan kami, dan kami sedang mengantre di kasir. Tapi orang itu--dia tanteku, Pak. Dia yang mendorong ibuk hingga jatuh,“ Kinar menjelaskan kepada penjaga toko sambil membantu Ratih berdiri. “Makanya jadi orang jangan sombong-sambong! Tanggung tuh akibatnya!“ ketus Galuh. “Sebenarnya apa yang terjadi? Kalau kalian bikin keributan di sini. Saya bisa membawa kalian ke kantor.“ Penjaga toko itu membantu Ratih dan Kinar memunguti barang yang berserakan. “Maaf, Pak. Ini hanya salah paham. Maaf kalau sudah membuat kegaduhan,“ ucap Ratih sopan. “Baiklah, lain kali jika terulang. Maka saya akan membawa kalian ke kantor, kalian harus bayar ganti rugi atas kegaduhan yang telah kalian buat.“Galuh tanpa merasa bersalah langsung pergi dari tempat itu. Sementara Ratih, Kinar, Rea dan petugas keamanan itu masih membereskan barang yang berserakan. “Terima kasih, Pak,“ ucap Ratih saat selesai membereskan itu semua. Ratih kembali mengantre di kasir.

  • JATAH SUAMI ONLINE   JSO 31

    Ratih melongo tak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Radit. Cerai? Radit benar-benar menceraikan Tika di depan orang banyak. Radit tidak peduli Tika histeris dan memanggil-manggil namanya. Tika menyusul Radit pulang. “Apa kita perlu ke Dokter, Mbak?“ ujar Bu Tutik yang masih jongkok di samping Ratih. “Nggak perlu, Bu. Setelah ini biar saya kompres saja, nanti juga sembuh.““Mbak Ratih yakin? Apa saya perlu memberitahu Mas Damar?““Jangan beritahu suami saya, Bu Tutik. Takut mengganggu pekerjaannya. Besok juga dia pulang,“ jawab Ratih sambil memegang kepalanya yang masih berdenyut. Bu Tutik membantu Ratih masuk ke rumah. Ia mengambilkan air hangat dan handuk kecil untuk mengompres memar di kepala Ratih. “Kalau sampai nanti siang masih sakit, jangan sungkan untuk menghubungi saya, Mbak Ratih. Saya siap kapan pun untuk membantu Mbak Ratih.““Terima kasih, Bu Tutik. Ibuk terlalu baik. Maaf kalau saya sering merepotkan Ibuk!““Kalian sudah seperti keluarga saya sendiri. J

Bab terbaru

  • JATAH SUAMI ONLINE   JSO 45 (tamat)

    Damar langsung menuju kamar tempat Ratih dirawat, ia belum bisa berlari. Namun, Damar berusaha berjalan dengan cepat agar bisa segera menemui Ratih. Sampai di depan kamar Ratih, Damar menarik napas panjang. Merasakan sedikit nyeri pada kakinya yang terluka. “Ratih kamu kenapa?“ ucap Damar begitu melihat istrinya terbaring lemah di ranjang. Kinar, Rea dan Bu Tutik mendekat, menyalami Damar. “Maaf, Mas ....“ “Maaf untuk apa? Apa yang terjadi sampai kamu dibawa ke sini? Apa sakit kepalamu kambuh lagi?“ tanya Damar cemas. Ratih malah menitikkan air mata. “Aku nggak bisa menyelematkan anak kita.“ Kini Ratih terisak. Damar yang terlihat bingung, hanya bisa memeluk Ratih sambil berpikir tentang apa yang terjadi. “Maaf, Mas Damar. Saya lancang menandatangi surat operasi pengangkatan janin tanpa minta persetujuan dari Mas Damar lebih dulu. Karena kondisi darurat dan kondisi Mbak Ratih yang semakin memburuk.“ Bu Tutik mencoba menerangkan apa yang baru saja terjadi. “Kamu mengandung, Ratih

  • JATAH SUAMI ONLINE   JSO 44

    6 bulan berlalu, Damar sudah bisa jalan hanya dengan menggunakan tongkat, bahkan sesekali ia berjalan tanpa tongkat. Kinar duduk di bangku kelas delapan dan Rea sudah kelas enam. “Ratih, tadi pemilik perusahaan video call denganku, beliau ....““Kenapa, Mas?““Aku sudah harus balik ke Kalimantan. Bekerja lewat online memang tidak bisa maksimal. Hendri harus bolak-balik ke sini dan itu membuat pekerjaan kantor keteteran.““Mas Damar menetap di sana?“ Ratih yang semula berdiri di dekat meja makan, kini sudah duduk di sebelah Damar di ruang keluarga. “Bukan menetap, tetapi lebih sering di sana daripada di rumah. Sabtu Minggu aku di rumah.““Apa Mas Damar nggak capek? Dengan kondisi Mas yang belum sehat betul?“ tanya Ratih khawatir, tetapi Damar menggeleng. “Sudah menjadi tanggung jawabku, Ratih. Toh, bandara tidak begitu jauh dari sini. Namun, ada satu janji yang belum aku tunaikan.““Apa itu, Mas?“ Ratih mengerutkan keningnya. “Aku ingin mengajak kamu dan anak-anak liburan ke luar n

  • JATAH SUAMI ONLINE   JSO 43

    Sebuah mobil mewah berwarna silver berhenti di halaman rumah Ratih. Perempuan tua yang masih cantik dan modis itu keluar dari mobil. Beliau mengamati sekeliling rumah Ratih.Halaman rumahnya kecil dan tidak berpagar meski tertata rapi dan cantik. Teras rumah minimalis, hanya ada satu kursi panjang dari bambu dan satu meja kecil. Meski kecil, Rumah Ratih terlihat baru dan paling bagus dari tetangga kiri dan kanannya. Suasana rumah sepi, Kinar dan Rea masih di sekolah, Ratih sedang menyetrika baju dan Damar sibuk dengan pekerjaan kantornya. Ratih berlari ke depan saat mendengar suara pintu diketuk. Ia melihat Bu Dian sudah berdiri di sana--masih dengan wajah yang tidak ramah. Ratih mengulurkan tangan, lalu menyuruh Bu Dian dan sopirnya masuk. “Kok, sepi?“ tanya Bu Dian tanpa basa-basi. “Iya, anak-anak masih sekolah, belum pulang. Saya panggilkan Mas Damar sebentar.“ Ratih gegas masuk ke kamar, memberitahu Damar kalau Bu Dian sudah datang, lalu mendorong Damar dengan kursi rodanya ke

  • JATAH SUAMI ONLINE   JSO 42

    Damar pulang ke rumah Ratih. Kepulangan Damar disambut gembira oleh Rea dan Kinar. Kinar tidak menyangka kalau Damar akan memilih pulang ke rumah mereka daripada pulang ke Solo. Kinar semakin yakin bahwa Damar adalah sosok Bapak yang benar-benar ia rindukan selama ini. Ratih membantu Damar pindah dari kursi roda ke ranjang. Meski dengan susah payah, ia berhasil memindahkan Damar. “Maaf kalau aku berat dan menyusahkanmu!““Ini sudah tugasku, Mas. Kamu nggak usah minta maaf,“ jawab Ratih. “Aku akan belajar menggeser tubuhku sendiri, biar tidak memberatkanmu!““Jangan tergesa-gesa, biarkan kondisi Mas Damar membaik dulu. Minum obat, makan yang banyak, biar lekas sembuh!“ Damar mengusap lengan Ratih yang duduk di sampingnya. “Aku pengen makan sayur lodeh, boleh?““Baik, nanti aku masak lodeh buat Mas Damar. Mau apa lagi?“ tanya Ratih. “Cuma itu, sekarang aku mau telpon Hendri dulu. Ada dokumen yang harus aku tanda tangani. Aku mau minta dikirim lewat email saja.““Apa nggak istiraha

  • JATAH SUAMI ONLINE   JSO 41

    Ratih bangun kesiangan. Semalam, berkali-kali ia terbangun karena sakit kepala. Sampai hampir subuh ia baru bisa tidur. Ratih melihat isi kulkas yang hampir kosong, ia berniat belanja dulu ke warung Pak Joni di ujung gang, memasak baru berangkat ke rumah sakit. Usai belanja Ratih memasak beberapa jenis makanan. Siapa tahu, Clarisa dan Bu Dian ingin makan masakannya. Tak lupa Ratih membeli jajan pasar untuk camilan Damar di siang hari nanti. Jam sepuluh semua selesai. Kinar dan Rea sudah makan, Ratih juga menyempatkan diri untuk sarapan. Ia tidak mau sakit kepalanya kambuh lagi dan membuat Damar khawatir. “Buk, nanti Aldo izin main ke sini apakah boleh?“ tanya Kinar saat Ratih sudah bersiap di atas motornya. “Asal ada Bu Tutik di rumah, boleh saja. Tapi kalau cuma kalian berdua, Ibuk nggak kasih izin.““Iya, Kinar ngerti. Itu Bu Tutik sudah datang!“ Kinar menunjuk Bu Tutik yang berjalan ke arah mereka. “Maaf, Mbak, baru bisa ke sini. Tadi bantuin Bu Sinta bersih-bersih rumah,“ uca

  • JATAH SUAMI ONLINE   JSO 40

    “Horeee, Ibuk pulang!“ seru Rea saat melihat Ratih memarkir motornya di halaman. “Kok, Mbak Ratih sudah pulang, bukannya hari ini Mas Damar operasi? Mas Damar sama siapa, Mbak? Bagaimana keadaannya?““Alhamdulillah operasinya berjalan dengan lancar, Bu. Di sana ada Ibunya Mas Damar. Jadi, malam ini saya bisa tidur di rumah. Bu Tutik bisa istirahat dulu. Bu Tutik juga pasti capek jagain anak-anak.““Walaaah, enggak, Mbak. Lha wong anak-anaknya Mbak Ratih pinter-pinter dan mandiri, makan pun gampang, apa-apa mau. Saya seneng sama mereka, nurut nggak aneh-aneh.““Alhamdulillah, Bu. Terima kasih untuk bantuannya. Besok kalau sudah mau berangkat ke rumah sakit lagi, saya hubungi Bu Tutik.““Dengan senang hati, Mbak Ratih. Kapan saja Mbak Ratih butuh, saya siap bantu. Kalau begitu sekarang saya permisi dulu. Saya sudah masak untuk makan malam, Mbak. Sisa uang belanja masih saya bawa.““Iya, dibawa Bu Tutik dulu saja. Nanti saya tambahi, sekali lagi makasih, ya, Bu.““Sama-sama, Mbak Ratih,

  • JATAH SUAMI ONLINE   JSO 39

    Hari ini operasi pemasangan pen di kaki Damar. Ratih dan Clarisa menunggu di depan ruang operasi dengan perasaan cemas. Mereka berharap operasi berjalan lancar dan Damar bisa segera sembuh. Tidak ada percakapan di antara mereka. Baik Ratih maupun Clarisa sibuk dengan pikiran masing-masing. Beberapa saat kemudian, telepon Clarisa berdering. Panggilan video dari Imelda, Mamanya. “Halo, Sayang. Apa operasinya sudah selesai?““Belum, Ma. Sudah satu jam lebih, tapi Papa belum keluar dari kamar operasi.““Kamu nunggu sama siapa?““Sama Tante Ratih, istrinya Papa.““Mama mau ngomong sama dia boleh?“ Clarisa mengangguk lalu mengulurkan ponselnya ke Ratih. Tanpa ragu, Ratih menerima ponsel itu, apa pun yang akan ia dengar, ia sudah siap. “Halo, kenalkan aku Imelda, Mamanya Clarisa,“ ucap Imelda. Ia menatap Ratih lalu tersenyum ramah.“Salam kenal, Mbak. Saya Ratih, istrinya Mas Damar.““Tolong titip Clarisa kalau dia pas di Indonesia, ya. Titip juga mantan suamiku. Dia orangnya gampang-gamp

  • JATAH SUAMI ONLINE   JSO 38

    “Mas Damar kenapa?“ tanya Ratih saat tahu Damar tengah mengusap airmata.“Makasih, Ratih, makasih,“ ucap Damar sambil menggenggam tangan Ratih. “Makasih untuk apa?““Sudah mau merawatku yang cacat seperti sekarang ini. Maaf jika aku merepotkanmu!““Itu sudah kewajibanku sebagai seorang istri. Tidak perlu mengucapkan maaf. Kemarin pas aku sakit, kamu juga merawatku. Tidak ada yang repot dan direpoti. Bagaimanapun keadaannya, ya, harus dihadapi bersama.““Kamu janji nggak akan tinggalin aku kalau aku cacat?““Mas hanya sakit, bukan cacat. Mas Damar akan jalan lagi. Sekarang semua serba canggih, jadi jangan takut soal itu. Sudah sekarang Mas Damar tidur, istirahat, biar cepat pulih dan bisa segera dioperasi.“Damar mengangguk. Ia menaikkan selimut, lalu berusaha memejamkan mata. Sementara Kinar sudah terlelap di ranjang kecil. Ratih membereskan meja, lalu merebahkan diri di sofa. Matanya menatap langit-langit kamar. Ia berpikir tentang Damar. Hidup dengan harta yang berlimpah tidak men

  • JATAH SUAMI ONLINE   JSO 37

    Radit berlalu dari rumah Ratih. Pria itu adalah masa lalu Ratih, sejak belasan tahun lalu, Ratih sudah mengubur perasaannya dalam-dalam. Namun, Radit seperti bayang-bayang yang selalu mengikuti ke mana saja Ratih pergi. Bahkan saat suami Ratih yang pertama masih hidup. Mungkin itulah yang menjadi sebab kenapa Tika sangat membenci dan menyimpan api cemburu kepadanya. Ratih kembali ke dapur. Sudah hampir jam lima sore. Ia harus segera menyelesaikan masakannya dan kembali ke rumah sakit. “Malam ini Ibuk tidur di rumah sakit atau tidur di rumah?“ tanya Kinar saat membantu Ratih memasak di dapur. “Ibuk harus kembali ke rumah sakit dulu. Soal pulang atau enggaknya, Ibuk belum tahu.“Kinar tampak membuang napas panjang. Bukan merasa perhatiannya direbut oleh ayah sambungnya, tetapi ia merasa kasihan kepada ibunya yang juga dalam kondisi baru sembuh dari sakit. “Aku temani ke rumah sakit, ya, Buk! Nanti kalau Ibuk mau menginap di sana, aku bisa pulang naik ojek online. Mumpung liburan se

DMCA.com Protection Status