Beranda / Romansa / JANGAN PAKSA AKU MENIKAH, AKU MASIH MUDA / Mengingatkannya Tentang Masa Lalu

Share

Mengingatkannya Tentang Masa Lalu

Penulis: Friska.S
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-23 18:12:04

Sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat di gedung kampus yang mulai sepi. Beberapa mahasiswa lainnya terlihat meninggalkan gedung kampus. Semua serba anak sultan. Sebagian kecil saja yang merupakan anak orang miskin, lainnya, ya, begitulah. Semuanya serba ada dan permintaannya tidak pernah tidak terpenuhi.

"Gedung ini terasa gak asing," gumam Shinta menatap gedung kampusnya yang banyak berubah, tapi bentuknya tetap sama.

"Yuk keluar." Sintha melepas sabuk pengaman, lalu membuka pintu mobil. Shinta menghela napas berat, lagi-lagi dia harus mengikuti kata hatinya. Sifa ikut keluar dan berjalan di belakang Shinta yang mulai memasuki gerbang.

Shinta tampak berbicara dengan seorang penjaga kampus. Beberapa menit kemudian, dia melangkah memasuki area kampus. Sifa berjalan mengikutinya dari belakang.

"Jalannya jangan jauh-jauh. Nanti kamu nyasar." Shinta menarik tangan Sifa. Lagian, jalannya Sifa lama, kayak orang linglung pula. Bikin Shinta gregetan.

Sifa melepas genggaman tangan Shinta. "Gue bisa jalan sendiri," ketusnya. Shinta lagi-lagi tercekat dengan penolakan yang diutarakan oleh Sifa. Apa yang terjadi dengannya? Dia hanya bisa diam menutupi sakitnya hati.

Mereka melangkah ke ruang kelas terlebih dulu. Sampai sejauh ini, mereka belum menemukan dosen yang mengajar yang tidak suka memberi tugas saat mereka kuliah di sini, selalu saja ada tugas, setiap harinya.  Sudah bertahun-tahun lalu, mungkin ada yang pensiun, kena rotasi, atau sudah pulang ke peristirahatan terakhir.

'S1 KEDOKTERAN-Tingkat-2'. Tulisan di papan yang menggantung di depan ruang itu.

"Ini ruang kelas—" Shinta tidak melanjutkan perkataannya karena lagi-lagi Sifa membuat rusuh. Barr... Tiba-tiba Sifa mendorong tubuh Shinta ke dinding. Untung saja pelan. Kalau tidak, kepala gadis itu akan berdarah. Tapi, kenapa dengannya?

"Tata?! Sakit lagi ya?" Sifa ingin menyentuh Shinta, tapi tangannya berhenti di udara. Takut kalau perlakuannya malah membuat Shinta tidak suka seperti tadi.

Berkelebat memori samar-samar lalu-lalang di kepala Shinta. Seorang anak perempuan, seorang lelaki, aktivitas kelas yang membosankan, semua berputar-putar memusingkan.

"Tata..." Sifa melirih. Tidak tega melihat Shinta yang mengerang sakit tanpa suara. Sintha berusaha mengendalikan kepalanya yang berdenyut, menenangkan diri, mengatur napasnya sendiri. Dia bersandar pada pintu kelas yang terbuka. Ruang kelas sudah kosong. Sekosong dirinya.

Ini di luar rencana Sifa. Apa yang selanjutnya harus dia lakukan jika sedikit saja menyenggol masa lalu membuat Shinta mengerang kesakitan? Sifa mempunyai pilihan yang sama saja merugikan. Pertama, relakan Shinta yang ingatannya lesap dalam sebuah tragedi, berarti dia harus relakan Shinta pergi. Kedua, berjuang lagi, tapi harus menyakiti kepala Shinta dengan beberapa hal yang menyangkut masa lalu Shinta, berarti Sifa rela menyaksikan Shinta kesakitan saat masa lalu menghantuinya.

"Tata—Shinta..." Sifa masih teriris melihat Shinta yang wajahnya pucat. "Gue gak papa. Lanjut aja." Shinta mulai melangkahkan kakinya duluan. Sifa cepat-cepat mengejar Shinta, berjalan di samping gadis yang sekarang tak lebih dari fatamorgana.

Kaki mereka menyusuri ruang kelas yang lain. Berhenti tepat di sebuah pintu yang tertutup, papan menggantung di atas bertuliskan S1 KEDOKTERAN-Tingkat-4.

"Yang tadi ruang kelas kita. Yang sekarang ruang kelas yang lain. Kita di jurusan yang sama, ruang kelas juga sama sih. Gue hanya menunjukkan kelas yang lainnya untukmu." Sifa menyentuh pintu yang terbuat dari kayu. Matanya menerawang jauh ke beberapa tahun silam. Sifa jadi takut.

Sekarang mereka bergantian siapa yang duluan di depan, dan siapa yang mengekor dari belakang.

Setelah lima detik bernostalgia tentang masa KULIAH, Sifa berjalan ke arah taman belakang. Kaki mereka bergerak menyusuri lorong yang tidak banyak berubah. Ujung lorong sana adalah taman belakang, tapi Sifa menghentikan langkah di tengah-tengah lorong yang cukup gelap. Shinta ikut berhenti di belakang Sifa.

"Ada apa?" Tanya Shinta menatap punggung Shinta yang pendek.

"Lo kenapa sembunyi? Kenapa selalu menghindar?" Sifa berbalik. Mengangkat dagunya untuk melihat ke mata hitam Shinta.

Shinta mengeryitkan dahinya tidak paham. "Ngomong apa sih?"

"Kenapa, Ya?! Kasih gue alasan!" Sifa setengah berteriak. Shinta makin bingung. Bahkan dia sempat berpikir Sifa gila."Kenapa lo minta gue jauhin elo, padahal gue adalah sahabat lama lo, gue sudah berusaha bikin semuanya kembali normal." Dada Sifa bergemuruh. Dia mengulangi kejadian yang menimpanya saat di lorong kampus.

Ketika hati keduanya tak lagi sejalan, hingga Shinta meninggalkan Sifa yang jatuh di lorong yang gelap. Waktu itu, beberapa waktu yang menyakitkan bagi Shinta dan Sifa.

"Waktu itu. Lo ninggalin gue di lorong, padahal lo lihat gue jatuh. Waktu itu semuanya terasa berat. lo ninggalin gue, untuk kali kesekian yang tidak bisa aku hitung. Waktu itu, lo nyakitin gue lebih dalam dari hati gue sendiri. You was so cruel, but i keep holding you on."

Tiba-tiba jerit tangis yang melolong menulikan telinga Shinta. Kepalanya berdenyut lagi.

"Akh!" Shinta mulai memekik sambil memegangi kepalanya. Sesekali dia menutup telinga dengan mata terpejam. Bayangan kelam, kembali menghantui.

Buram. Yang Shinta lihat hanya siluet gadis yang jatuh sambil menangis. Di samping gadis itu ada sebuah tongkat, di depan gadis itu ada seorang anak perempuan yang melenggang pergi tanpa sebuah pertolongan.

Sakit. Kepala Shinta seperti makin dicengkram saat Shinta berusaha melihat secara jelas masa lalunya.

Sifa mengenyahkan pikiran negatifnya tentang reaksi Sintha. Dia merangkul bahu Shinta untuk membantu Shinta berjalan. Shinta yang kepalanya masih kesakitan hanya bisa bertumpu pada punggung Sifa. Aroma tubuh Sifa yang terasa familier malah membuat kepala Shinta semakin kencang denyutnya.

"Duduk sini dulu." Sifa membantu Shinta duduk di kursi yang terbuat dari batang pohon. Tempat favoritnya dulu. Sifa duduk di samping Shinta, menahan batinnya yang menjerit saat melihat Shinta menahan sakit.

"Maafin gue. Gue gak bermaksud nyakitin lo." Jemari Sifa bertautan, bergerak-gerak mengusir canggung rasa bersalah. Shinta diam. Dia hanya menenggelamkan kepala di kedua telapak tangannya, mengurut pelan-pelan agar urat yang mengencang bisa mengendur.

Telepon Sifa berdering. Satu panggilan masuk. Ibu jarinya mengusap ponsel, lalu menempelkan ke telinga.

"Halo..." ~ Sifa. Dia berusaha menormalkan suaranya. "Iya, Kak. Aku lagi... em... di kampus. Ada reuni. Kenapa, Kak? Ihh yang itu gak usah lagi di. Sifa gak papa. Ehh jangan, Kak—" Bibir Sifa kelu saat panggilan terputus satu arah. Dia merutuk sendiri karena kesal.

Sifa mengigit jarinya, jantungnya mulai tak keruan. Orang yang menelponnya tadi akan segera ke sini tanpa persetujuannya.

"Kenapa?" tanya Shinta menghentakkan Sifa. Padahal nada bicara Shinta datar-datar saja.

"Emmm—emmm... gue lagi ada urusan mendadak hari ini. Tidak. Bukan yang itu sih..." Sifa menggigit bibirnya enggan meneruskan. Shinta menatap Sifa, menunggu jawaban. "Ahh! Lupakan aja! Gak papa!" Tangan Sifa berkibas-kibas di udara. Sebuah senyum terpaksa dia ukir agar semua tampak baik-baik saja.

Bab terkait

  • JANGAN PAKSA AKU MENIKAH, AKU MASIH MUDA   Hanya Satu Nama

    1 TAHUN KEMUDIAN...Matahari menyengat dunia dengan sinarnya. Musim kemarau sedang melanda Indonesia. Orang berlalu lalang di sisi kemacetan jalan. Di sana, di teras kafe pinggir trotoar. Seorang gadis sedang menatap sekitar, memperhatikan setiap sisi kehidupan kota yang dia tempati. Secangkir kopi di depannya mengepulkan asap ke udara, kopi hitam hasil racikan barista kafe yang ternama di sudut kota.Pakaiannya masih rapi dengan kemeja putih dibalut jas warna krem yang sangat pas di tubuh langsingnya. Celana panjang warna serupa juga terasa pas menutupi kakinya yang beralaskan flat shoes warna hitam. Dari style-nya saja, jelas terlihat bahwa dia adalah wanita karier.Dia menyeruput kopi panas itu, merasakan setiap inci kepahitan yang mengigit lidahnya. Rambutnya yang curly memanjang hingga batas pertengahan punggung sesekali melambai-lambai tertiup angin.."Mbak, Tata!" Sahutan dari arah belakang mengganggu ketenagannya. Dia menengok, mendapati seorang gadis tengah berlari-lari mengha

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-23
  • JANGAN PAKSA AKU MENIKAH, AKU MASIH MUDA   Awal Pernikahan

    "Trisno. Ayo kita pulang!" Ajak Pak Sugeng marah setelah Trisno dan Sintha datang.Trisno dan Sintha yang mulai bingung dengan suara keras Pak Sugeng. Ntah apa yang membuat pria yang berumur 50 tahun itu mengeraskan suaranya di depan banyak orang. Sintha melangkah pelan-pelan menuju kedua orangtuanya. Ingin menanyakan langsung kepada kedua orangtuanya mengapa rumahnya dipenuhi dengan keramaian."Pa, ini kenapa banyak orang yang datang ke rumah kita?" tanya gadis itu dengan polos."Ini bukan urusanmu! Cepat masuk ke kamar!" Perintah Tuan Anugrah Ex Chipto.Sintha menunduk. Baru kali ini dia dibentak oleh Papanya sendiri. Kenapa bisa Papanya semarah itu. Dia tidak bisa menolak perintah Papanya, tanpa berbalik, dia terus melanjutkan langkahnya dengan menapaki anak tangga menuju kamarnya.Atas apa yang membuat kedua orangtua Trisno marah-marah setelah mereka datang. Dan begitu anehnya, di saat Trisno dan Sintha datang, Ayahnya langsung mengajak pria itu pulang."Ayah. Ada apa? Kenapa kita

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-23
  • JANGAN PAKSA AKU MENIKAH, AKU MASIH MUDA   Sampah!

    Setelah pernikahan antara Sintha Ex Chipto dan juga Alex Chandra Syailendra sudah selesai, Shinta lebih dulu masuk ke dalam kamar. Ini kali pertama Sintha menginjakkan kakinya di rumah orang. Apalagi perannya bukan sebagai tamu tetapi sebagai istri.Sintha disuruh naik ke atas ranjang kamar yang sudah dihiasi dengan taburan bunga mawar yang disusun rapi dan dekorasi lainnya yang dihiasi serba merah putih. Semua terlihat indah. Bahkan, tidak ada satupun yang boleh tertinggal hiasannya, karena ini adalah pernikahan seorang CEO, CEO terkenal di seluruh pelosok-pelosok dunia sekalipun.Sintha mulai gemetaran saat pintu terbuka. Itu pasti Alex Chandra Syailendra. Pria yang sudah menjadi suaminya sekarang. Dia sangat kebingungan dicampur aduk dengan perasaan gelisah dan takut.Dia menutup mata saat pria itu mulai mendekat. Pria itu langsung naik ke atas ranjang. Dan mulai menindih tubuh gadis itu. Sintha merasa keenakan di saat pria itu mulai membuka mulutnya dan mulai mencium bibirnya yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-31
  • JANGAN PAKSA AKU MENIKAH, AKU MASIH MUDA   Mendua

    "Lepaskan gue! Lepaskan gue!" ucap Sintha. Dia menangis pilu saat sang suami tidak mau melepaskan tangannya dari rambutnya. Terasa sakit apabila ditarik kuat. Ntah mengapa hanya dengan pertanyaan itu sang suami langsung memberinya hukuman sebesar itu."Apa? Kamu ingin dilepaskan? Tidak. Aku tidak akan melepaskankanmu sebelum aku puas menyiksamu!" tukas Alex sembari tersenyum miring.Sang suami yang tega menyakiti perasaan dan melakukan kekerasan terhadap Sintha sungguh itu jauh di luar nalar pikiran Sintha. Meskipun sebenarnya sang suami terkenal kejam sebelum menikah dengannya, tapi dia tidak pernah mengira kalau sikap pria itu memang sangat kejam. Tidak melihat rupa ataupun status, jika pria itu tidak menyukainya, maka dia akan memberinya hukuman selayaknya."Lepaskan gue... Hiks... Hiks..." Sintha yang menangis sesenggukan pun pria itu tidak hiraukan. Benar-benar tidak ada pengertian sama sekali dengannya. Sudah banyak rambut Sintha yang berhasil rontok karena jambakannya yang terla

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07
  • JANGAN PAKSA AKU MENIKAH, AKU MASIH MUDA   Jangan Sentuh Milikku!

    Pulang kerja dari kantor, Alex langsung pulang ke rumah, tidak mampir dulu ke Apartemen milik kekasih simpanannya itu. Sesampainya dia di rumah dengan langkah cepat namun masih menampilkan tubuhnya yang kekar dan tegap sungguh membuat naluri setiap insan ingin memilikinya. Tepat pukul 19:00, malam. "Buka pintu ya!" perintah Alex dari luar. Tidak ada sahutan dari dalam membuat emosi pria itu semakin memuncak. Sudah 5 menit dia menunggu pintu agar segera dibuka ternyata masih tetap tertutup seperti awalnya dia datangAlex berdesis tidak karuan. Sambil menghela napasnya dia mengibaskan kerah bajunya sedikit melonggarkan agar udara bisa masuk berhembus di lehernya. "Shinta!" Dia mengeraskan suaranya. Tidak sabar menunggu gadis itu membuka pintu, Alex pun mendobrak pintu dengan sekali percobaan. "Dimana kau?" tanyanya sambil matanya mencari keberadaan sosok gadis itu. Dimana gadis itu? Kenapa dia tidak ada di kamar jam segini..., apa jangan-jangan dia melakukan hal yang tidak-tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-15
  • JANGAN PAKSA AKU MENIKAH, AKU MASIH MUDA   Penyusup masuk

    Brakk!Suara dobrakan pintu, membuat semua orang yang sedang bersantai di ruang tamu merasa terkejut.“Siapa kalian!” geram Alex terkejut, saat melihat 5 orang pria bertopeng menyerang rumah mereka dengan membawa senjata tajam.“Siapa kalian sebenarnya!” teriak Sintha, istri Alex yang terbangun dari tidurnya.Mereka menangkap Alex dan menahan kedua tangannya agar tidak bergerak untuk melepaskan diri. Mereka membawa keluar Alex dan Shinta ke ruang tamu begitu juga dengan Sena, Ricardo dan Nyonya Anita. Mereka diikat dengan erat sehingga tak bisa melawan. “Pah, siapa mereka?” tanya Sena, putri bungsu Tuan Ricardo.“Entahlah, Papa juga tidak tahu,” jawab Tuan Ricardo yang memang tidak mengetahui kelompok berbaju pria bertopeng tersebut.Dorr! Dorr! Dorr!Tiga tembakan dari arah luar, melesat mengenai dada kiri sang putri, Sena. Shinta histeris saat melihat adik iparnya ditembak hingga jatuh tak sadarkan diri. Darah mengalir deras keluar dari dadanya yang tertembak.“Sena! Bangun Nak! B

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-16
  • JANGAN PAKSA AKU MENIKAH, AKU MASIH MUDA   Apartemen Baru

    Alex menatap Shinta yang masih saja berdiri dengan mata yang terus menyisir setiap sudut ruangan apartemen miliknya.Alex menautkan kedua alisnya. "Apa di rumahmu tidak ada yang seperti ini?" tanya Alex sambil menatap wajah Shinta.Shinta hanya menoleh sekilas ke arah Alex, tanpa menjawab pertanyaan dari sang suami."Ya sudah aku mau istirahat, kamu boleh sepuasnya memandangi semua barang yang ada di sini," imbuh Alex seraya beranjak dari duduknya dan mulai berjalan menuju kamarnya.Shinta mendelik kesal karena secara tidak langsung Alex telah menghina tempat tinggalnya yang tidak sebagus seperti miliknya.Dia banyak berubah, batinnya.Saat menyadari banyak perubahan yang terjadi pada pria itu setelah kejadian beberapa waktu yang lalu, membuat Shinta kagum dengan sendirinya. Meskipun tidak sedekat pasangan lain, tapi setidaknya dirinya sudah bisa dekat dengan suaminya tanpa larangan dari pria itu. Shinta mulai melihat-lihat ke arah dapur apartemen itu. Lagi-lagi matanya di buat segar

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-16
  • JANGAN PAKSA AKU MENIKAH, AKU MASIH MUDA   Dijadikan Sebagai Tumbal

    “Saya nggak main-main ya, Pak … sekarang juga saya telpon suami saya, Alex nih,” ancam Shinta menepis jemari Mikhail yang begitu lancang menyentuh bibirnya, Alex saja tidak berani berulah dan sembarangan padanya. Jelas saja Shinta naik darah kala dihadapkan dengan pria gila macam Mikhail.Teman rekan kerjanya di Rumah Sakit Medika Sehat terkenal di Indonesia. Sesama dokter yang bekerja di Rumah Sakit itu tentunya sudah tahu etika dokter yang profesional dalam bekerja. Tidak boleh bersentuhan, tidak boleh berpasangan saat bekerja, tidak boleh pencemaran nama baik sesama sejawat, tidak boleh menyudutkan dan berbagai macam peraturan yang harus ditaati. Meskipun Mikhail adalah anak dari pemilik Rumah Sakit Medika Sehat tidak menutup kemungkinan dia bisa bertindak semena-mena pada staf/pegawai yang bekerja di tempat itu. Bukannya panik, Mikhail hanya menarik sudut bibir kala mata tajam Shinta tertuju padanya. Jika ditanya bagaimana perasaannya, jelas saja saat ini Shinta merasa takut bahk

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-17

Bab terbaru

  • JANGAN PAKSA AKU MENIKAH, AKU MASIH MUDA   Perubahan Alex

    Terdengar suara yang biasa di lakukan oleh pasangan suami istri dibalik ruangan kamar pasangan muda bernama Shinta dan Alex.Karena keduanya merasa kelelahan, mereka pun terbaring dan saling menatap."Aku mencintaimu ..." ujar Shinta pada Alex."Aku juga mencintaimu." jawab Alex sembari mendekatkan bibirnya pada Shinta dan menciumnya hingga membuat keduanya saling tertidur.Mereka berdua adalah pasangan suami istri muda yang berlatar belakang dari keluarga miskin, dan hanya tinggal di tempat yang kumuh di tengah-tengah perkotaan.Shinta dan Alex adalah pasangan yang sangat berambisius untuk menjadi orang kaya, dan mereka rela melakukan apapun demi mewujudkanya.Keesokan paginya, terlihat Alex sedang berolahraga di salah satu ruangan rumahnya untuk membentuk tubuhnya agar menjadi lebih sispack namun tiba-tiba Shinta memangilnya."Sayang ..." teriak Shinta."Iyah, kenapa," jawab Alex menghampiri Shinta."Yang, hari ini kita makan apa?" tanya Shinta."Memangya uang yang aku kasih kemarin

  • JANGAN PAKSA AKU MENIKAH, AKU MASIH MUDA   Tak ingin pulang

    Brakk!Suara dobrakan pintu, membuat semua orang yang sedang bersantai di ruang tamu merasa terkejut.“Siapa kalian!” geram Mikhail terkejut, saat melihat banyak pria bertubuh kekar menyerang rumah mereka dengan membawa senjata tajam.“Siapa kalian sebenarnya!” teriak Bryan, sekretaris pribadinya yang terbangun dari tidurnya.Mereka menangkap Mikhail dan menahan kedua tangannya agar tidak bergerak untuk melepaskan diri. Mereka membawa keluar Mikhail dan Shinta ke ruang tamu depan. Mereka diikat dengan erat sehingga tak bisa melawan. "Siapa kalian?" tanya Mikhail ketakutan. Dia melihat seluruh ruangan sudah tergeletak para pasukannya di lantai berlumuran darah."Siapa yang menyuruh kalian ke sini?!" pekiknya. Emosinya bertambah saat salah satu dari mereka tak menjawab. Tiba-tiba ada yang menyalakan tv, dan Mikhail dipertontonkan dengan filmnya sendiri saat bersama Kayla. Dia kembali mengingat masa itu. Hatinya teriris bagaikan buah yang siap dimakan. Dia tak menyangka orang itu ma

  • JANGAN PAKSA AKU MENIKAH, AKU MASIH MUDA   Jangan memerintahku!

    "Sayang?" ~ Astuti. Wanita yang selalu mengganggu hubungan Alex dan Shinta itu terus saja melanjutkan keinginannya. Dia bahkan selalu menghubungi Alex di saat-saat tertentu. "Iya, ada apa Sayang?" jawab Alex dengan senyum kecil. "Kamu sekarang ada dimana? Aku sangat merindukanmu,""Aku juga sangat merindukanmu. Tapi, aku masih punya banyak pekerjaan, aku sibuk. Jangan dulu ganggu aku di saat-saat seperti ini.""Oke, Sayang. Aku mengerti. Jangan pernah berpaling dariku. Ingat itu. Kau hanyalah milikku seorang.""Iya, Sayang. Aku akan selalu ingat dirimu, kapanpun itu. Kau adalah bunga yang selalu mekar di hatiku, tak ada yang lain yang bisa mengisi atau menggantikanmu di sisiku," janji Alex. Dia menutup telepon saat menyadari kedatangan Petir. Merasa tidak dihormati, Alex marah. Seharusnya pria yang menjadi sekretaris pribadinya tahu sisi disaat bekerja. Itu bukanlah tata krama, kesopanan pun di dalam tidak ada, sehingga pria yang berdiri tegak itu memandang lurus ke arah Petir. T

  • JANGAN PAKSA AKU MENIKAH, AKU MASIH MUDA   Kamu jahat!

    Mereka masuk ke suatu rumah yang mewah dihiasi dengan lampu kelap-kelip seperti di club-club yang mampu membuat orang mengakui bahwa rumah itu memang sangat indah dipandang mata.Shinta menatap rumah itu dengan kedua bola matanya terus mengelilingi setiap sudut rumah. Dia tak menyangka ini kalinya dia harus berpisah dengan suami yang belum pernah menyentuhnya. "Apa ini rumahnya?" tanya Shinta dengan mata sembab. Dia beranikan diri untuk menatap bola mata tajam pria itu. Dia harus mengakui bahwa pria itu memang kejam. Dari sorot matanya yang tajam menggambarkan ekspresi wajahnya yang datar tanpa garis lekukan seraya tersenyum. "Anda tak menjawab pertanyaan saya?" tanya Shinta kedua kalinya. Biar gimanapun dia harus tahu apa maksud dari perbuatan suaminya, yang merelakan dirinya sebagai tumbal untuk diberikan kepada pria yang bukan suaminya. "Apa saya harus menjawab pertanyaan bodohmu?" Alex menatap bola mata Shinta semakin tajam. Dia terganggu dengan kebisingan Shinta yang berjala

  • JANGAN PAKSA AKU MENIKAH, AKU MASIH MUDA   Sebelum Terlambat

    "Nona, sudah seharusnya Anda pulang. Tuan Alex pasti sudah menunggu kepulangan Nona," beritahu Petir sembari menatap kedua bola mata Shinta yang sayu. Dia tahu persis bagaimana sikap Shinta mengatasi masalah yang terjadi akhir-akhir ini. Ditambah pikirannya yang masih kacau karena derita yang dia tanggung sendiri oleh karena suaminya mau menjualnya ke orang yang sama sekali dia tidak suka."Apa Tuanmu yang menyuruhmu ke sini? Menyuruh untuk memata-matai aku?" tanya Shinta dengan menghembuskan napas dalam-dalam seraya itu dilakukan untuk menstabilkan pikirannya yang kacau. "Iya, Nona. Nona harus cepat pulang. Karena sejak tadi Tuan Alex sudah menunggu di markas tempat biasa Tuan Alex memecahkan masalahnya," jawab Petir. Dia melakukan semua tugasnya sesuai perintah dari Bosnya, tanpa pikir ulang. "Apa dia pernah memikirkan perasaanku sehingga tega menyakiti jiwa ragaku sepenuhnya? Dia tega menjual ku, dia tega... hiks...," Dia menangis terisak-isak. Dia merasa kalau dirinya tidak be

  • JANGAN PAKSA AKU MENIKAH, AKU MASIH MUDA   Dijadikan Sebagai Tumbal

    “Saya nggak main-main ya, Pak … sekarang juga saya telpon suami saya, Alex nih,” ancam Shinta menepis jemari Mikhail yang begitu lancang menyentuh bibirnya, Alex saja tidak berani berulah dan sembarangan padanya. Jelas saja Shinta naik darah kala dihadapkan dengan pria gila macam Mikhail.Teman rekan kerjanya di Rumah Sakit Medika Sehat terkenal di Indonesia. Sesama dokter yang bekerja di Rumah Sakit itu tentunya sudah tahu etika dokter yang profesional dalam bekerja. Tidak boleh bersentuhan, tidak boleh berpasangan saat bekerja, tidak boleh pencemaran nama baik sesama sejawat, tidak boleh menyudutkan dan berbagai macam peraturan yang harus ditaati. Meskipun Mikhail adalah anak dari pemilik Rumah Sakit Medika Sehat tidak menutup kemungkinan dia bisa bertindak semena-mena pada staf/pegawai yang bekerja di tempat itu. Bukannya panik, Mikhail hanya menarik sudut bibir kala mata tajam Shinta tertuju padanya. Jika ditanya bagaimana perasaannya, jelas saja saat ini Shinta merasa takut bahk

  • JANGAN PAKSA AKU MENIKAH, AKU MASIH MUDA   Apartemen Baru

    Alex menatap Shinta yang masih saja berdiri dengan mata yang terus menyisir setiap sudut ruangan apartemen miliknya.Alex menautkan kedua alisnya. "Apa di rumahmu tidak ada yang seperti ini?" tanya Alex sambil menatap wajah Shinta.Shinta hanya menoleh sekilas ke arah Alex, tanpa menjawab pertanyaan dari sang suami."Ya sudah aku mau istirahat, kamu boleh sepuasnya memandangi semua barang yang ada di sini," imbuh Alex seraya beranjak dari duduknya dan mulai berjalan menuju kamarnya.Shinta mendelik kesal karena secara tidak langsung Alex telah menghina tempat tinggalnya yang tidak sebagus seperti miliknya.Dia banyak berubah, batinnya.Saat menyadari banyak perubahan yang terjadi pada pria itu setelah kejadian beberapa waktu yang lalu, membuat Shinta kagum dengan sendirinya. Meskipun tidak sedekat pasangan lain, tapi setidaknya dirinya sudah bisa dekat dengan suaminya tanpa larangan dari pria itu. Shinta mulai melihat-lihat ke arah dapur apartemen itu. Lagi-lagi matanya di buat segar

  • JANGAN PAKSA AKU MENIKAH, AKU MASIH MUDA   Penyusup masuk

    Brakk!Suara dobrakan pintu, membuat semua orang yang sedang bersantai di ruang tamu merasa terkejut.“Siapa kalian!” geram Alex terkejut, saat melihat 5 orang pria bertopeng menyerang rumah mereka dengan membawa senjata tajam.“Siapa kalian sebenarnya!” teriak Sintha, istri Alex yang terbangun dari tidurnya.Mereka menangkap Alex dan menahan kedua tangannya agar tidak bergerak untuk melepaskan diri. Mereka membawa keluar Alex dan Shinta ke ruang tamu begitu juga dengan Sena, Ricardo dan Nyonya Anita. Mereka diikat dengan erat sehingga tak bisa melawan. “Pah, siapa mereka?” tanya Sena, putri bungsu Tuan Ricardo.“Entahlah, Papa juga tidak tahu,” jawab Tuan Ricardo yang memang tidak mengetahui kelompok berbaju pria bertopeng tersebut.Dorr! Dorr! Dorr!Tiga tembakan dari arah luar, melesat mengenai dada kiri sang putri, Sena. Shinta histeris saat melihat adik iparnya ditembak hingga jatuh tak sadarkan diri. Darah mengalir deras keluar dari dadanya yang tertembak.“Sena! Bangun Nak! B

  • JANGAN PAKSA AKU MENIKAH, AKU MASIH MUDA   Jangan Sentuh Milikku!

    Pulang kerja dari kantor, Alex langsung pulang ke rumah, tidak mampir dulu ke Apartemen milik kekasih simpanannya itu. Sesampainya dia di rumah dengan langkah cepat namun masih menampilkan tubuhnya yang kekar dan tegap sungguh membuat naluri setiap insan ingin memilikinya. Tepat pukul 19:00, malam. "Buka pintu ya!" perintah Alex dari luar. Tidak ada sahutan dari dalam membuat emosi pria itu semakin memuncak. Sudah 5 menit dia menunggu pintu agar segera dibuka ternyata masih tetap tertutup seperti awalnya dia datangAlex berdesis tidak karuan. Sambil menghela napasnya dia mengibaskan kerah bajunya sedikit melonggarkan agar udara bisa masuk berhembus di lehernya. "Shinta!" Dia mengeraskan suaranya. Tidak sabar menunggu gadis itu membuka pintu, Alex pun mendobrak pintu dengan sekali percobaan. "Dimana kau?" tanyanya sambil matanya mencari keberadaan sosok gadis itu. Dimana gadis itu? Kenapa dia tidak ada di kamar jam segini..., apa jangan-jangan dia melakukan hal yang tidak-tidak

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status