Share

Bab 65

"Nih tisu," sahut Jali dengan tangan menyodorkan selembar tisu.

Awalnya aku menoleh pada wajahnya setelah itu aku melirik tisu yang berada di tangan Jali.

Tanganku mengulur untuk mengambil tisu yang Jali sodorkan, "Terimakasih."

"Lo gak usah sedih gitu dong, gue jadi tak kuasa melihatnya. Gue suka gak enakan kalau lihat cewek menangis. Percuma juga Lo nangisin laki-laki kayak Haris itu. Seharusnya Lo bersyukur tidak dijodohkan dengannya," papar Jali sambari menghembuskan bokongnya di kursi bersamaku.

"Iya omongan Lo ada benarnya juga sih, tapi seenggaknya gue perlu waktu untuk melupakan seseorang. Apalagi Haris seenggaknya telah membuat hari-hari yang kulalui berwarna."

"Iya sih gue paham itu. Malah sekarang gue yang bingung, gimana caranya agar Haris menceraikan Mama gue. Dan agar Mama tau kalau Haris bukan laki-laki yang mencintainya apa adanya," ungkap Jali mengeluarkan seluruh uneg-uneg yang dipendamnya selama ini.

Aku ikut heran tatkala mendengar itu.

"Maksud Lo?" tanyaku.

"Lo ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status