Izinkan suamimu menikah lagi bab 3Pov Nabila"Mas…." Aku berteriak memanggil Mas Fathan, sesaat setelah tiba di parkiran di tempat kerjanya. "Nabila?" Mas Fathan tercengang melihat kedatanganku. Kentara dari mulutnya yang menganga dan mata yang tak berkedip, serta suara yang seperti tercekat. "Iya, ini aku. Kenapa, kaget? Atau kamu tidak suka aku ada di sini?" Aku mencecarnya. Mas Fathan sudah bisa menguasai dirinya. Ia melepas helmnya, lalu menaruh di bagian ujung jok motornya. Kebiasaan yang tak pernah berubah darinya, kalau jatuh kan berbaret. "Bukan begitu, sayang! Aku hanya kaget saja. Kenapa dirimu sudah ada di sini?" jelas Mas Fathan mendekatiku. "Gak usah panggil aku sayang! Kalau kamu sayang aku, harusnya tadi malam kamu pulang ke rumah! Bukan malah korupsi malam dengan perempuan pel*kor nan bin*l itu. Apakah tiga hari dengannya masih kurang?" Aku menggebu mencecarnya, mengutarakan sedikit rasa kesal padanya."Aku bukan korupsi dan kekurangan waktu dengannya, Sayang. Ba
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 33Pov AuthorBrak! "Akhrghh...! Sia! Sial" Nunik membanting pintu dengan keras setelah Nabila yang dianggapnya sialan itu menghilang dari pandangan. Langkah terseok dan gontai, ia gerakkan kedua kakinya menuju sofa. Napas tersengal menahan amarah yang membuncah, membuat hidungnya kembang kempis lebih lebar dari biasanya.Pikiran jernihnya saat ini entah hilang ke mana. Hanya kemarahan, kekesalan, dan kebencian yang mendalam terhadap Nabila. Akal sehatnya kalah, padahal yang dikatakan Nabila adalah kebenaran."Bisa-bisanya aku dihina dan harga diriku diinjak-injak sama Nabila sialan itu. Ini tidak bisa dibiarkan!" monolog Nunik dengan gusar. Matanya memerah melotot nyalang, seperti akan jatuh dari tempatnya."Assalamualaikum." Bu Saropah masuk rumah setelah semalaman menginap di rumah saudara yang berbeda desa dengan Nunik.Sesuai kesepakatan bersama, Bu Saropah pun ikut Nunik. Setelah Nabila mengizinkan suaminya menikah lagi dengan ibunya Risma te
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 34Pov Author"Nabila!" Nabila menoleh, matanya memicing saat ia tahu siapa yang menyapanya. "Farah!" teriak Nabila membalas sapaan Farah. "Assalamu'alaikum, gimana kabarmu?" sambungnya, ia berdiri lalu tangannya berjabatan dan cipika-cipiki. "Wa'alaikumussalam. Kabarku baik. Oh, iya, sudah pesan belum?" Farah mendekap bahu kiri Nabila, mengarahkan tubuhnya agar sama-sama duduk. "Ah, belum. Baru saja mau nyebutin pesanan, kamu datang menyapaku," terang Nabila. "Oh, gitu. Maaf ya, mengganggu konsentrasi kalian," kelakar Farah, dengan tangan kiri memegang tangan kirinya Nabila dan raut wajah yang ia buat nyengir. "Buatkan dua minuman yang paling spesial di sini!" lanjutnya menitah pelayan yang sejak kemunculannya masih berdiri di dekat mereka. "Baik, Bu! Saya permisi dahulu," angguk pelayan dengan sopan meninggalkan mereka berdua. "Kok sama kamu dia manggil Bu? Sedangkan sama aku Kak, padahal kita sama gak ada yang lebih tua wajahnya." Nabila nampa
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 35Pov AuthorWaktu berlalu, putaran roda empat milik Farah berakhir di halaman rumah Nabila. "Jangan menangis lagi! Air matamu terlalu berharga jika dijatuhkan untuk orang-orang pengecut seperti mereka," pesan Farah dengan mata tajam, sebelum keduanya berpisah. Seperti Farah, Nabila hanya menoleh tajam lalu mengangguk."Mau aku temani?" tawar Farah saat Nabila melepaskan sabuk pengaman. "Tidak! Terimakasih, aku ingin sendiri. Assalamualaikum," salam Nabila menutup pintu mobil. Tanpa menunggu jawaban Farah, ia melangkah cepat membuka pintu rumah. Belum menjawab salam tapi melihat Nabila sudah melenggang, Farah hanya menggelengkan kepala. Ia turut prihatin atas perasaan Nabila saat ini.Ceklek! Ceklek! Anak kunci ia putarkan ke kanan dua kali, terbuka. Knop pintu ia gerakkan ke bawah, bersama itu klakson mobil Farah berbunyi. Nabila berbalik badan, tersenyum lalu lambaikan tangan. Sesakit apapun perasaannya saat ini, ia tidak bisa membuat semua oran
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 36Pov Author"Jawab, Than!" tuntut Nabila memanggil suaminya hanya dengan nama. "Jawab! Kenapa diam saja? Kamu tidak tuli tiba-tiba, 'kan?" imbuhnya berteriak. "Itu…." Tenggorokan Fathan tercekat, lidahnya benar-benar kelu. Ia belum siap untuk jujur, bahkan hanya sekadar untuk mengelak pun tak sanggup. "Entah apa maksud semua ini Ya Robb? Hamba belum mengerti, ENGKAU takdirkan hamba bersuamikan sepertinya yang pengecut dari lalu hingga sekarang, bahkan KAU tambahkan dirinya bisu lalu gagu," Nabila mendongak lalu menunjuk wajah pias Fathan. Fathan merangsek maju hendak memeluk Nabila, tapi sudah dicegahnya terlebih dahulu. Nabila mengangkat tangan, tanda tak mengizinkan Fathan menyentuhnya."Jangan coba-coba mendekat! Cukup kamu jawab pertanyaanku!" geram Nabila, sedari tadi ia sudah sangat lelah tapi tetap belum kejujuran dari Fathan. "A… aku minta maaf padamu," ucap Fathan panjang setelah sekian lama mulutnya terkatup. "Maaf? Maaf untuk? Jadi pe
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 37Pov author"Jangan mentang-mentang sudah memberikanmu cucu, bisa seenaknya ibu bela!" Pyar!!! Gelas yang sedari tadi Bu Saropah pegang, tiba-tiba jatuh. Tangannya lemas seketika, mendengar kenyataan bahwa Nabila telah mengetahuinya. "A… apa maksudmu?" tanya Bu Saropah terbata-bata, ia berusaha untuk mengelak. "Maksudku? Apa kurang jelas yang kukatakan padamu, Bu?" tanya Nabila, mempermainkan keterkejutan Bu Saropah. "Si… siapa yang sudah memberikanku cucu?" tanya Bu Saropah bertele-tele, Nabila yang mendengarnya hanya memutar mata malas. "Nunik yang sudah memberikanmu cucu!" geram Nabila pada mertuanya yang masih saja mengelak. "Haha, iya! Risma sudah kuanggap cucu sendiri," kekeh Bu Saropah sedikit tenang. "Aku sudah tahu semuanya, Bu! Semuanya! Segala hal yang kalian bertiga, terutama ibu dan Fathan, anakmu yang pengecut itu sembunyikan dariku selama ini!" ucap Nabila penuh penekanan. "Aku sudah tahu alasan ibu memaksa Fathan untuk menja
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 38Pov FathanCeklek! Mendengar suara pintu kamar kami terbuka, aku segera beralih dan masuk ke kamar samping secara diam-diam agar Nabila tidak mencurigai aku telah mengupingnya.Aku pun sengaja menguping perbincangan Nabila dengan seseorang. Kuat dugaanku lawan bicaranya adalah Ibu dan Nunik. Sempat kudengar suara Nabila menyentak lawan bicara. Aku yakin itu Ibu. Sebab istriku menyebut istilah Cucu. Aku yang dari kecil dididik untuk tidak ikut campur, tidak pernah sekalipun menguping pembicaraan orang lain jika tidak diikutkan gabung dalam obrolan mereka. Namun, semua ini terpaksa aku lakukan. Sebab, aku ingin tahu apa yang dibahas oleh istriku. Selain itu aku berjaga-jaga agar Nabila lepas kendaliSepertinya Nabila susah mengakhiri pembicaraannya. Buktinya, kini sudah tidak terdengar lagi suaranya. Setelah itu, aku pun menuju ranjang untuk mengistirahatkan badan. Raga dan pikiranku, hari ini benar-benar terkuras. Namun, mata tak bisa kuajak komp
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 39Pov Fathan "Nunik!" Aku berteriak kencang. Aku menyibakkan selimut yang membungkus tubuh kami berdua. Aku terkejut bukan kepalang, sebab kami benar-benar tanpa sehelai benang pun."Nunik!" Kali ini aku berteriak lebih kencang daripada sebelumnya. "Mas!" teriak Nunik kaget. Ia terbangun karena dua kali teriakanku yang memekakan telinganya, jarak mulutku dengan telinganya hanya sejengkal. "Apa yang terjadi? Hah, jawab!" Aku kembali berteriak, tak peduli apakah ia sudah sadar sepenuhnya. "Kamu telah menodai ku, Mas!" jeritnya kemudian melirih, kedua tangannya meraup selimut lalu digunakannya untuk menangkup dan menutupi dadanya. Mimiknya seolah-olah sedih dan ketakutan, bak korban perudapaksaan. "Akhrgh!!! Kamu bohong! Kamu pembohong! Itu tak mungkin. Bagaimana mungkin, aku yang tiba-tiba tak ingat apa-apa, bisa berada di sini dengan kondisi seperti ini?" Aku menggeram. Sejurus kemudian aku memunguti pakaian. Memakainya, lalu keluar dari tempat te