Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 60Pov AuthorTak seperti biasa, pagi ini Bu Saropah berbenah terlebih dahulu termasuk membuatkan sarapan dan menyiapkan baju untuk Risma sebelum berangkat bekerja.Dalam hatinya, ia sudah berjanji untuk merawat cucunya tersebut. Tidak akan mengabaikannya lagi. Tanpa diduga, wanita setengah umur yang sekarang menggunakan setelan jilbab dan daster berwarna senada itu tiba-tiba memikirkan Risma. Hal itu membuat konsentrasi terhadap pekerjaannya menjadi terganggu. Dan benar saja. Ketika sedang mengepel lantai, ia lupa memeras alat pelnya terlebih dahulu. Sehingga,membuat lantai menjadi tergenang dan licin.Bersamaan dengan Bu Saropah yang melamun, tiba-tiba cucu Bu Mira melewati area yang sedang dipel tersebut. Hal itu mengakibatkan bocah dua setengah tahun yang sedang diajak oleh orang tuanya berkunjung ke rumah Bu Mira menjadi terpeleset dengan kepala terbentur lantai. "Hua… hua." Sontak saja, jeritan tangis balita itu menggema di seluruh rumah,
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 61Pov Author'Duh! Sial banget, dah, ah! Gak bisa apa ketiban sial yang berujung dijadiin ratu, gitu?' Nunik menggerutu di hati, saat dalam perjalanan menunju kediaman sang pemilik mobil. "Heh, melamunkan apa kamu? Jangan berpikir untuk kabur, ya!" Sang pemilik mobil mengancam, ketika mengetahui Nunik sedang melamun. "Anda diam, ya! Jangan banyak bacot! Tinggal ngeliatin aja pake berisik segala. Siapa yang kabur?" Nunik tidak terima dituduh mau kabur. "Shit! Berani membantah kamu, ya—" "Udah, diam! Yang penting saya seminggu di rumahmu, bukan?" Pemilik mobil belum sempat meneruskan omongannya, Nunik langsung memotongnya. Tak butuh lama, kedua manusia beda jenis kelamin itu sudah tiba di rumah sang pemilik mobil. Begitu sampai, ternyata sang istri dari pemilik mobil sudah menunggu di teras. "Loh, Mas Hendra! Itu siapa?" tanya istri dari sang pemilik mobil, begitu melihat sang suami dan Nunik keluar dari mobil secara bersamaan. Ia heran sekaligus
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 62Pov AuthorSepulang dari kediaman Bu Mira, Bu Saropah tidak langsung masuk ke rumah melainkan duduk dulu di teras. Dengan tangan memainkan amplop cokelat, Bu Saropah memikirkan bagaimana cara mendapatkan uang. Selama berpikir, banyak ide berdatangan. Diantaranya berdagang di pasar, beternak lele, membuka warung kelontong, dll. Namun, tak satupun ide itu dipilihnya. Banyak alasan kenapa tidak memilih ide itu diantaranya Risma tidak ada yang menjaga, tidak mudah, dan modal yang kurang. "Ah, apa aku buka warung pecel saja, ya? Iya, ya. Sepertinya itu cocok di sini." Di saat hampir buntu, tiba-tiba saja Bu Saropah tercetus sebuah ide untuk membuka warung pecel di depan rumah. Mantap dengan ide tersebut, ia pun memutuskan untuk masuk ke rumah. Penuh semangat, ia membuka pintu dengan wajah berseri-seri. Perasaan saat dipecat tadi hilang begitu saja. Sesampainya di dalam rumah, Bu Saropah segera masuk ke dapur guna mengecek kelengkapan alat-alat yang
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 63Pov AuthorManusia hidup selalu dengan dua sisi yang berbeda di setiap langkahnya. Ada kalanya sedih, ada juga bahagia. Dan setiap langkah kehidupan manusia itu tidak selalu mulus, kadang ada juga batu terjal menghadang yang di mana kita sebagai manusia harus melewatinya agar kehidupan tetap berjalan. Begitu juga antara satu manusia dengan manusia lainnya tidak akan pernah sama dalam menghadapi masalah dan mencari solusinya. Lain kehidupan Nunik yang masih menjalani hukuman di rumah Hendra. Lain pula kehidupan Bu Saropah yang berdagang pecel lontong hasil olahannya sembari merawat Risma. Tidak sama pula dengan kehidupan pasangan Nabila dan Fathan. *****Cuaca sangat panas akhir-akhir ini, hal ini dimanfaatkan oleh Nabila untuk pergi ke tempat-tempat yang menyajikan pemandangan dan menu yang adem-adem. Seperti siang ini. Setelah dhuhur, Nabila pergi ke sebuah cafe berlantai dua di sebuah komplek. Ia memilih kafe tersebut karena menyajikan peman
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 64 Pov AuthorFathan tiba-tiba mendadak syok karena mendengar kata pecat. Sebenarnya Fathan ingin sekali melampiaskan rasa marah yang sudah meletup-letup di ubun-ubunnya itu dengan berteriak sekencang-kencangnya atau meninju dan memukul apa saja yang ada di depannya. Namun, ia tersadar. Ini masih di tempat kerja, dan ia tidak mau bermasalah lagi dengan pekerjaannya. Sepeninggalnya Pak Darsono dari hadapannya, Fathan bersusah payah berusaha mengatur napasnya agar stabil dan pekerjaannya lancar. Jika tidak, pekerjaan yang sudah semrawut akan semakin acak-acakan apabila diteruskan dengan kondisi perasaan yang belum stabil. Masih dengan jantung yang bertalu-talu menahan amarah, ia memulai mengambil kembali barang-barang terkecil yang sudah ia display di rak dan menaruhnya ke dalam dus sesuai merknya. Selesai dengan barang yang terkecil, Fathan melanjutkan ke ukuran di atasnya dan seterusnya hingga benar-benar selesai. Kondisi emosi Fathan yang seng
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 65Pov author"Pergi kamu. Pergi! Keluar dari rumah ini!" Suara penuh isak, ia menunjuk pintu keluar. Begitu Fathan melenggang mengikuti apa yang diucapkannya, Nabila buru-buru menutup daun pintu rapat-rapat. Setelahnya ia luruh ke lantai dengan bersandar di pintu. Air mata tak terbendung lagi, mengalir begitu deras membasahi pipinya. Nabila sangat menyesalkan perbuatan suaminya tersebut. ***Di luar."Assalamu'alaikum!" Dua orang bapak-bapak mendekat ke arah Fathan. Fathan kaget. Ah, bukan! Tepatnya takut. Ia takut, kedatangan mereka adalah karena pertengkarannya dengan Nabila. "W-wa'alaikumussalam. Ada apa ya bapak-bapak ke sini?" Dengan tergagap seperti sedang kepergok, Fathan menanyakan perihal kedatangan dua orang tersebut. Bukan bermaksud tidak sopan, namun bertamu di waktu dini hari adalah hal yang tidak lazim. Bahkan tidak boleh, akan sangat mengganggu istirahat sang tuan rumah karena sekarang sudah hampir jam satu."Apa yang terjadi, Pa
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 66Menjadi tontonan wargaPov Author"Ayo, berangkat! Ibu udah gak sabar pengen marahin Nabila. Dosa apa dulu ibu, kok bisa punya menantu seperti dia? Padahal, dulu Nabila tidak begitu," oceh Bu Saropah. Tak butuh lama, keduanya sudah sampai di rumah Nabila. Namun sayang, saat ini Nabila sedang pergi. "Assalamu'alaikum, Bil! Keluar kamu, Nabila!" teriak Bu Saropah seraya menggedor pintu berkali-kali. Walaupun diliputi aura kemarahan, ia tetap mengucapkan salam. Sesuatu yang patut diacungi jempol. Walaupun begitu, itu juga tidak benar. Karena sudah mencampur adukkan kebenaran dengan keburukan. Jika memberikan salam, seharusnya dibicarakan dengan baik-baik. "Huh! Ke mana sih dia? Jangan-jangan dia kabur karena tahu kita akan ke sini, Than?" Bu Saropah kembali mengomel, kesal. Sebab, sudah lelah berteriak-teriak dan menggedor-gedor pintu tapi sia-sia. Fathan yang mendengar ocehan ibunya hanya mengedikkan bahunya ringan.Saat sepasang ibu dan anak itu
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 67 Pov AuthorSementara itu di rumah Nabila, Bu Saropah mondar-mandir menunggu Fathan yang belum kembali. "Loh, Bu Saropah kok tenang-tenang saja di sini?" tanya tetangga depan rumah, membuat Bu Saropah diam di tempat. "Tenang-tenang gimana? Ibu gak lihat, saya ini sedang mondar-mandir. Menunggu Fathan yang gak pulang-pulang!" Tetangga yang menyapanya tadi hanya menggelengkan kepalanya, heran dengan kelakuan Bu Saropah. "Nah, itu! Fathan lagi bertengkar dengan Nabila gara-gara Arini. Lihat, sekarang jadi tontonan warga." Usai mengatakan itu, sang tetangga langsung pergi tanpa memperdulikan Bu Saropah yang sedang syok. "Bertengkar karena Arini? Tidak-tidak! Ini pasti gara-gara Nabila. Maunya dia apa sih? Dasar tukang selingkuh!" omelnya sepanjang jalan. Ia berusaha menampik berita yang baru saja didengar telinganya.Ya, Bu Saropah langsung bergegas mendatangi kerumunan tersebut dengan tergopoh-gopoh dan perasaan yang campur aduk, saat ia mengetahui