Bram sendiri juga ikut kesal melihat Mike yang tiba-tiba saja datang dengan tubuh penuh dengan bau sampah. “Enyahlah dari hadapanku sekarang juga!” gertak Bram yang sembari memencet hidungnya sendiri.Mike yang melihat Bram mulai mengamuk, pada akhirnya mengambil langkah cepat untuk tidak membuatnya semakin kesal dengan ucapan Bram. “Ya, aku akan mandi,” jawab Mike dengan segera.“Segera!” amuk Bram.Brak!Suara pintu tertutup di belakang mereka semuanya, mereka tahu bahwa Bram sedang kesal dengan kehadiran Mike yang tidak mengenal tempatnya. Mike sendiri sebenarnya sadar bahwa Erick pasti akan kena omel sebab Erick menembak Danny di ranah mereka.Mike akhirnya menuju meja kerjanya, sementara beberapa orang mundur melihat Mike yang bau sampah. “Cepatlah pergi. Kau bau sekali,” kesal salah satu petugas yang sedang mengambil dokumen.“Ya, ya, aku akan segera pergi ke kamar mandi,” kata Mike.Mereka yang melihat Mike seakan berusaha menghakiminya namun ternyata pada kenyataannya, hal ter
Kepergian Kevin membuat hati Lia seperti di tusuk-tusuk bagaikan pisau, ia terduduk di lantai aspal yang dingin melihat kepergian kakaknya sendiri yang meninggalkan rumah dengan berjalan kaki menyusuri jalanan pada malam itu.Lia merasakan hatinya hancur, ia sendiri juga tidak tahu harus melakukan apa-apa. Sementara kakaknya pergi entah kemana. Lia akhirnya kembali ke dalam rumahnya, melalui jendela berharap Ibunya tidak tahu bahwa ia keluar dari rumah melalui jendela kamarnya.Etiket anak perempuan melewati pintu namun bagi Lia, etiket tersebut tidak berlaku untuknya yang berperawakan setengah perempuan dan setengah lelaki. Dari dulu ia sebenarnya tidak segarang ini namun malahan ia sendiri yang menghancurkannya.Blam!Lia membuka pintunya berusaha melihat supaya Ibunya tidak menggedor-gedorkan pintunya sendiri. “Dasar wanita tak berguna,” umpat Lia.Lia bimbang, tak di ragukan lagi antara ingin meluapkan perasaan terdalamnya kepada Ibunya sendiri atau melakukan hal yang sama seperti
Sandra yang awalnya hanya ingin memberikan obat kepada Kevin malah mendengar omongan tak mengenakan yang ia dengar dari depan pintu rumah Kevin. Sementara Indy sendiri juga ikut melihat kehadiran Sandra, enggan untuk memperkernalkan Sandra kepada Lia anaknya sendiri.Lia sudah bisa menebak bahwa wanita cantik yang berada di depannya adalah Sandra. “Permisi, apa ini rumah Kevin?” tanya Sandra dengan kaku.“Be..betul ini rumah Kak Kevin,” jawab Lia dengan gugup.Situasi tersebut jelas membuat mereka yang ada di dalam rumah menjadi canggung, jika situasi tidak memanas barangkali Sandra bisa menghibur mereka yang sedang mengalami polemik namun keadaan tersebut sangat membingungkan semua pihak.Lia berusaha mencairkan suasana yang tidak mengenakan tersebut. “Kak Sandra, bukan?” tanya Lia yang mencari tahu.Sandra bingung antara ingin menjawabnya atau tidak. “Aah ya, aku Sandra.” Mata Sandra memandang kepada Indy yang seperti mengeram bagaikan anak anjing kecil memintanya untuk pulang.“Ada
Kevin yang tidak ingin berlarut-laur meneleponnya, mencar tahu kepada Sandra apa yang membuatnya memutuskan untuk bertemu dengan dirinya. “Hallo, Sandra, ini aku Kevin. Kau kenapa?”“Aku tidak kenapa-kenapa. Aku hanya perlu membicarakan hal yang penting saja dengan dirimu,” balas Sandra.“Memangnya ada masalah apa sehingga membuat dirimu ingin bertemu?”Sandra tidak ingin berlarut-larut lgi, ia suah lelah dengan kehidupannya di tambah sekarang di rumahnya sendiri ada Lia. “Kak Sandra,” panggil Lia. Sandra menekan tombol mute supaya Kevin sendiri tidak mendengarnya.Kevin yang mengenali suara adiknya sendiri, ia tidak salah mendengarnya, ia kenal betul bahwa dirinya mendengar suara adiknya sendiri. Sekembalinya Sandra berkonsentrasi dengan pembicaraan dirinya dengan Kevin. “Di rumahmu ada siapa?” tebak Kevin.“Kenapa?” Sandra berusaha menutupi kehadiran Lia yang ada di rumahnya, ia juga tidak ingin membuat kesalahan ketika Lia berada di rumahnya.“Aku mendengar suara adikku,” ucap Kevi
“Ma..maaf. Saya minta maaf karena saya tidak melihat jalanan,”“Punya mata pakai matanya dengan benar, merepotkan saja orang ini,” umpat laki-laki tersebut. Laki-laki tersebut meninggalkan Sandra yang kebingungan dengan insiden tersebut. Sandra sendiri akhirnya berjalan meninggalkan laki-laki tersebut. “Kenapa laki-laki tersebut? ‘kan aku sudah minta maaf,” jengkel Sandra.Dari kejauhan Sandra melihat mobil yang akan membawanya perlahan menjauhi dari tempat tersebut. Sandra akhirnya mengupayakan hal terakhir, ia berlari dan berteriak untuk tidak meninggalkannya.Beruntung salah satu penumpang melihatnya. “Tunggu sebentar, ada yang mau naik,” tegur penumpang tersebut kepada sang supir.“Ooh, wanita itu.” Supir tersebut melihat Sandra yang berlari, ia akhirnya membukakan kembali pintu dan membiarkan Sandra untuk masuk. “Cepatlah,” ajak supir itu untuk naik ke dalam mobilnya.Sandra mengatur napasnya. “Terima kasih, pak,” ucap Sandra sembari terengah-engah.“Hahaha tak masalah,” balas s
Setelah menerima pesanan aneh tersebut, Sandra, berusaha untuk bisa sabar dengan kelakuan orang yang menerima pesanan itu. Jam berlalu dengan cepat, ia menerima pesanan dengan jumlah 500 dari perusahaan yang sama dengan ia bekerja.Seakan ia sendiri tidak tahu bahwa ia sedang melakukan suatu hal yang di luar imajinasinya, pikirannya kosong namun ia tetap mengerjakan pesanan yang bernominal banyak tersebut.Pak Gunawan dan Irfan yang melihatnya juga bingung melihat Sandra yang memesan begitu banyak. “Sandra, apa yang kau lakukan?” tanya Pak Gunawan.“Perusahaan sudah mengkonfirmasinya maka aku melakukan pemesanan yang tadi di lakukan oleh orang tersebut,” jawab Sandra.Pak Gunawan dan Irfan bertukar pandang mengerikan, ia tahu bahwa Irfan seringkali suka menggodanya namun kali ini Sandra benar-benar tidak sadar akan apa yang ia lakukan barusan. Irfan menyikut Pak Gunawan. “Bagaimana, pak?” tanya Irfan.“Aku juga tidak tahu tapi biarkan saja, siapa tahu memang rezeki kita,” bantah Pak G
Sandra yang lupa bahwa ia akan mengadakan pertemuan dengan Kevin akhirnya dengan segera membalas pesan Kevin untuk bisa menunggu sebentar saja. Sandra menyampirkan tasnya ke bahunya, berjalan meninggalkan toko.Michael yang melihat Sandra tergesa-gesa, mencegatnya ia perlu tahu kemana Sandra akan meninggalkannya. “Kau mau kemana?” tanya Michael. Michael memegang tangan Sandra berusaha menahannya untuk tidak pergi ke pertemuan tersebut.“Maaf, aku ada urusan. Ada yang harus aku lakukan, maaf sekali, aku sendiri saja juga bingung bisa melupakan hal tersebut,” ujar Sandra kepada Michael.“Lupakan saja. Kau harus segera pulang,” oceh Michael kepada Sandra yang khawatir akan terjadi masalah lagi. Mata Sandra dan mata Michael bertemu, mereka melihat satu sama lain dengan harapan bahwa Sandra mengindahkan ucapan Michael.“Mana bisa aku melupakan hal penting itu, aku yang mengajaknya untuk bertemu. Ada yang perlu aku bicarakan dengan seseorang,” bantah Sandra dengan segera. Sandra tahu bahwa
Sebuah cincin yang di lapisi dengan emas terpampang terlihat di atas meja tepat di hadapan Sandra. Sandra sendiri yang melihatnya juga hanya bisa mengeraskan hatinya, ia tahu bahwa ternyata di balik itu semua Kevin hendak melamarnya.Sandra mengambil kotak perhiasan tersebut, melihat dan mengenakan cincin tersebut pada jari manisnya. “Cantik,” gumam Sandra yang melihat sebuah cincin melingkar di jarinya sendiri.Sekali seumur hidupnya Sandra melihat bahwa dirinya di cintai oleh orang banyak. Sandra berusaha untuk tidak acuh namun di dalam hatinya, ia masih belum terima akan perkataan yang di ucapkan oleh Indy.Sikap Sandra yang acuh hanya akan membuat hubungannya dengan Kevin retak, ia sebenarnya hanya ingin membuat semuanya menjadi lebih tenang tapi malah semuanya berbalik kepada dirinya sendiri.Sandra yang tidak ingin berlama-lama melepaskan cincin pemberian yang di berikan oleh Kevin. Andaikan kehidupannya tidak semerana ini, bisa saja dirinya tersenyum bahwa ia di lamar oleh laki