Share

Bab 2

Lucas tiba di markasnya, sebuah mansion mewah di pinggiran kota yang dilengkapi dengan keamanan tingkat tinggi. Pintu gerbang besar yang terbuat dari besi otomatis terbuka, memperlihatkan halaman luas dengan air mancur yang memancarkan cahaya keemasan. Mobil hitam yang dikendarainya berhenti tepat di depan pintu utama. Seorang pelayan membukakan pintu mobil, dan Lucas keluar dengan gaya khasnya—tenang, penuh percaya diri, namun selalu terlihat mematikan.

Begitu ia memasuki ruangan utama, langkahnya disambut oleh suara tumit sepatu Aurel, seorang wanita berambut hitam panjang dengan wajah serius namun memikat. Aurel adalah salah satu pekerja paling dipercaya di bisnis Lucas, memiliki bakat mengurus segala hal, mulai dari operasional hingga manajemen keuangan. Wanita itu sudah menunggu dengan dokumen di tangannya, siap memberikan laporan harian.

"Selamat malam, tuan Lucas! Bisnis kita semakin berkembang pesat. Operasi pengiriman terakhir berjalan mulus, dan beberapa pelanggan besar dari Eropa sudah menandatangani kontrak eksklusif dengan kita," lapor Aurel.

Lucas mengangguk pelan, senyum kepuasan terbit di wajahnya. "Bagus sekali. Itu berita yang ingin kudengar."

"Selain itu, investasi di kasino-kasino lokal juga mulai memberikan keuntungan. Dalam dua bulan ke depan, kita akan mendominasi pasar hiburan di kota ini," lanjut Aurel.

Lucas menatap Aurel dengan tatapan puas. "Luar biasa, Aurel. Kau benar-benar tahu cara membuatku senang."

"Tentu saja, bos. Aku bekerja untuk memastikan semuanya berjalan sempurna," kata Aurel.

Lucas mengambil langkah maju, matanya menyapu ruangan dengan tatapan penuh kontrol. "Karena kita berhasil melangkah sejauh ini, aku ingin merayakan malam ini. Siapkan sesuatu yang spesial."

Aurel mengangkat alisnya, "Apa yang kau inginkan?" tanyanya.

Lucas memutar lehernya sejenak, merasa tubuhnya mulai lelah setelah melewati hari yang panjang. "Aku ingin berendam. Siapkan beberapa wanita untuk menemaniku! Mereka harus yang terbaik, kau tahu seleraku kan?"

Aurel hanya mengangguk tanpa ekspresi, meski ada sedikit kilatan ketidaksetujuan di matanya. "Aku akan mengurusnya. Wanita-wanita itu akan segera berada di ruangan spa dalam waktu satu jam."

Lucas tersenyum tipis, lalu melangkah ke arah tangga besar di tengah ruangan. "Bagus. Pastikan mereka siap ketika aku selesai!"

Aurel menunduk sedikit sebagai tanda hormat sebelum berbalik, meninggalkan Lucas dengan pikiran-pikirannya sendiri.

÷÷÷

Satu jam kemudian, Lucas berada di ruang spa pribadinya, ruangan besar dengan pencahayaan temaram dan aroma lavender yang menenangkan. Kolam berendamnya terbuat dari batu alam, airnya hangat dengan gelembung-gelembung kecil memijat tubuh.

Lucas berbaring santai di dalam kolam, tubuh kekarnya tenggelam dalam air hangat. Beberapa wanita sudah berdiri di dekatnya, mengenakan gaun sutra tipis yang hampir transparan. Mereka tertawa kecil dan menatap Lucas dengan penuh kekaguman, berusaha memikat perhatiannya.

Namun, meski dikelilingi kemewahan dan keindahan, pikiran Lucas terus kembali pada sosok Numa. Wanita itu muncul di benaknya seolah menjadi teka-teki yang belum bisa ia pahami. Wajah anggun dan senyumnya yang menggoda membuat Lucas bertanya-tanya—siapa sebenarnya Numa?

Seorang wanita mendekat dan menyentuh bahunya dengan lembut. "Tuan Lucas, ada yang bisa kami lakukan untukmu?"

Lucas hanya menatap wanita itu sekilas dan menggelengkan kepala. "Tidak sekarang. Kalian bisa bersantai di sini, tapi aku ingin menikmati air ini sendiri."

Wanita itu terlihat kecewa, tapi mereka semua patuh. Mereka mundur, meninggalkan Lucas dengan kesendiriannya.

Lucas berbisik pada dirinya sendiri, "Apa yang kau sembunyikan dariku, Numa?"

Ia tahu, semakin ia memikirkan Numa, semakin besar risikonya. Tapi ada sesuatu yang membuatnya tak bisa berhenti. Mungkin ini hanya ketertarikan sesaat, tapi Lucas merasa bahwa wanita itu membawa sesuatu yang berbeda—seperti badai yang datang tanpa tanda.

÷÷÷

Sementara itu, di sudut lain kota, Numa kembali ke markas kecil agensinya. Ia duduk di depan layar monitor, memeriksa catatan misi dengan cermat. Data tentang Lucas tersebar di berbagai folder, mulai dari aktivitas ilegal hingga hubungan bisnisnya dengan mafia internasional.

Namun, semakin ia membaca data, semakin ia merasa bahwa pria itu bukan sekadar target biasa. Ada sesuatu dalam diri Lucas—sesuatu yang membuat Numa merasa sedikit goyah.

Seorang rekan agennya—Lisa, mendekat dengan wajah penasaran. "Bagaimana pertemuanmu tadi?"

Numa berbicara dengan nada datar, "Berjalan lancar. Dia mulai menunjukkan ketertarikan."

"Bagus. Tapi kau harus hati-hati, Numa! Lucas Maxime bukan tipe pria yang bisa dipermainkan. Sekali kau membuat kesalahan, dia tak akan memberi kesempatan kedua," ucap Lisa memperingatkan.

Numa mengangguk, menyadari betul risiko yang ia hadapi. "Aku tahu. Tapi ini tugas kita. Aku hanya perlu membuatnya percaya lebih lama."

Lisa menatapnya dengan serius. "Dan kau yakin tidak akan terjebak?"

Numa terdiam sesaat. Pertanyaan itu menghantamnya dengan keras, karena meski ia tahu ini hanya misi, ada sesuatu tentang Lucas yang mengguncang keyakinannya. Tapi ia tidak punya pilihan. Ia harus menyelesaikan misi ini—atau segalanya bisa berakhir buruk.

Di malam yang gelap dan penuh rahasia, dua dunia yang bertentangan terus bergerak. Lucas dan Numa, dua sosok yang seharusnya berada di sisi yang berbeda, kini semakin terikat dalam permainan berbahaya. Dan dalam permainan ini, hanya ada dua kemungkinan: kemenangan mutlak atau kehancuran total.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status