Share

Bab 168: Intai Pembunuh Kakek Telo dan Norah

Masri mulai lacak dan menuju ke tempat yang disebutkan Sading tadi, tapi Masri lupa, Sading buru-buru menelpon Tukis dan Bimo setelah dia pergi.

Kedua orang penjahat itu tentu saja saja sudah kabur dari tempat persembunyiannya, sehari sebelum Masri tiba di tempat tersebut.

“Sialan, bodohnya aku, harusnya ponsel si Sading aku rampas, pasti mereka kabur karena diberitahu si preman itu,” sungut Masri kesal bukan main.

Ingin rasanya Masri balik lagi ke tempat Sading dan hajar si preman ini, tapi dia menenangkan batinnya.

Dengan kelihaiannya sebagai seorang aparat terlatih, dia sudah tahu kemana arah kaburnya dua orang itu.

Setelah bertanya ke beberapa orang, Masri senyum sendiri. Titik terang mulai ia dapatkan.

“Mau lari kemana kalian, pasti akan terlacak olehku,” pikir Masri, pemuda cerdik inipun menelpon seorang temannya di Mabes yang bertugas di bagian IT.

Masri bahkan ditunjukan peta arah kaburnya Tukis dan Bim

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status