Saat ini, dia merasa dirinya dapat menaklukkan dunia dengan Pedang Asura.Lina berkata dengan penuh semangat, "Aku mengerti, aku sudah mengerti. Pedang Asura bukan hanya memperbaiki kerusakannya dengan Energi Leluhur Naga, tapi juga menyelesaikan transformasi akhirnya.""Sebagai balasannya, ia juga memurnikan tulang naga ini dengan energi pedang yang mematikan!""Energi pedang ini diselimuti dengan kecerdasan spiritual Pedang Asura. Selama kecerdasan spiritual Pedang Asura masih hidup, energi pedang ini akan memurnikan Energi Leluhur Naga.""Seiring dengan peningkatan kemampuan Pedang Asura dan tingkat kultivasi Dirga, energi pedang ini akan menjadi makin luar biasa."Sembari berbicara, Lina menjadi makin bersemangat. Tentu saja terdapat alasan mengapa dia begitu bersemangat.Sekarang kerangka tulang naga sudah menyerap energi Pedang Asura dan energi pedang ini terus membangkitkan energi naga!Bukan hanya begitu, energi pedang ini meningkat seiring dengan peningkatan kekuatan Dirga dan
Sembari berbicara, Zira melompat ke udara. Di sepanjang perjalanan, dia dapat merasakan aura Dirga. Selain itu, aura ini makin kuat dan terus mendekat.Ini menandakan bahwa Dirga dan yang lainnya makin dekat dengannya. Dia sangat gembira dan sangat menantikan momen pertemuan mereka.Sisian menghentikan langkahnya, dia memanyunkan bibir ke arah Zira pergi sambil berkata, "Kak Zira pasti sudah menantikan kedatangan Dirga. Kurasa setelah bertemu dengan Dirga, dia pasti akan melupakan kita.""Nenek, haruskah kita menghajarnya dulu?"Wanita tua memutar bola matanya ke arah Sisian sambil berkata, "Kamu bisa menghajarnya sendiri, kenapa bertanya padaku?""Sisian, sebaiknya kamu memahami identitas dan kemampuanmu. Kali ini, kamu memang sudah mengejutkan Zira.""Tapi bukan berarti dia akan takut padamu, apalagi kalah dalam melawanmu.""Jangan lupa, jiwa di tubuhmu belum sepenuhnya bangun. Zira punya banyak kartu AS, loh.""Apa kamu nggak merasakan kultivasinya meningkat drastis dalam beberapa h
Para pria itu menanggapi si wanita dengan kesal. Mereka langsung bangkit untuk mengepung Zira!Mereka segera tiba di samping Zira. Pria yang memimpin memulai pembicaraan."Hei, Cantik, kamu sendirian. Sepertinya kamu dari luar kota, 'kan?""Namaku Bruno, aku adalah senior unggul di Nagari Pedang. Mereka adalah adik seperguruanku.""Kamu juga datang untuk mengikuti seleksi?"Bruno sangat percaya diri. Tahun ini dia berusia 21 tahun dan kultivasinya sudah mencapai Krama Pedang. Di antara orang seusianya, dialah orang pertama yang sanggup menerobos ke tingkat Krama Pedang.Kali ini, dia memimpin adik seperguruannya untuk berpartisipasi dalam seleksi Sekte Taranda. Bagaimanapun, peradaban seni bela diri di sini yang paling berkembang.Sekte Taranda dapat memperluas wawasannya, orang-orang yang sanggup datang ke sini bukanlah orang biasa. Semuanya berkelompok dan didukung oleh sekte atau pihak berkuasa.Namun, dia menemukan bahwa Zira sendirian. Jadi, dia menyimpulkan bahwa Zira hanyalah se
Ucapan Zira membuat Bruno dan yang lainnya tertegun, mereka tidak memahami maksud Zira.Beberapa detik kemudian, mereka baru tersadar dan tertawa terbahak-bahak."Hahaha, konyol sekali kamu?""Kamu kira siapa dirimu? Kamu kira kamu itu orang hebat? Bisa-bisanya menanyakan pesan terakhir kami, kamu sedang bercanda?""Karena kamu membunuh adik seperguruan kami, kamu kira kamu seorang bisa menaklukkan kami semua?""Wanita Jalang, biar kuberi tahu, kamu nggak akan sanggup menangkis satu pun serangan Kak Bruno.""Kamu ...."Orang itu tiba-tiba berhenti berbicara, lalu terdengar suara tercekik dan sebuah kepala melayang.Seketika, seluruh penginapan menjadi hening. Bruno dan para adik seperguruannya membelalakkan mata ke arah Zira.Semuanya kaget. Tidak ada seorang pun yang melihat aksi Zira dengan jelas.Kecepatan Zira sangat luar biasa. Saking cepatnya, tidak ada yang sempat bereaksi.Hal yang lebih mengejutkan lagi adalah Zira membunuh orang dengan enteng.Bagaimana mungkin kultivasinya b
Wanita tua yang sedang minum arak tiba-tiba berbicara. Di sepanjang kejadian, dia terus mengawasi gadis kecil itu.Gadis kecil itu jauh lebih patuh dari Viona dan Sisian."Beri tahu Nenek, siapa namamu?""Arsy Dahlia," jawab gadis itu dengan gemetaran."Nama yang bagus, kelak kamu adalah cucuku. Di mana Nagari Pedang?""Tunjukkan arahnya."Sembari berbicara, wanita tua meraih tangan Arsy dan melompat ke udara."Nggak usah takut, Nenek sangat kuat. Aku bisa memusnahkan Nagari Pedang dengan satu serangan."Arsy memandang wanita tua dengan tidak percaya, tetapi dia juga kebingungan.Karena belum pernah ada orang yang begitu baik padanya. Dengan kultivasinya sekarang, dia tidak dapat merasakan betapa menakutkannya wanita tua.Namun, pada saat ini, dia menyadari bahwa wanita tua pasti adalah seorang pendekar super. Hanya saja, dia tidak percaya bahwa wanita tua dapat memusnahkan Nagari Pedang dengan satu serangan.Melihat Arsy tidak menanggapinya, wanita tua pun kesal."Kenapa? Kamu nggak p
Mendengar ucapan ini, Zira pun mengerutkan keningnya. Dia merasa terancam.Melalui nada bicara wanita tua, dia tahu Aliansi Pelindung sangat menakutkan!Dia sudah lama mengenal wanita tua, tapi ini pertama kalinya dia melihat wanita tua memperingatkannya dengan begitu serius.Namun, kini dia sama sekali tidak mengetahui latar belakang Aliansi Pelindung.Sebelum dia memahami hal ini, orang-orang itu sudah mengepungnya, wanita tua dan Arsy.Saat ini, mata mereka tidak tertuju pada Zira, melainkan pada wanita tua. Meskipun Zira berhasil menghempaskan mereka, mereka sama sekali tidak terluka. Selain itu, mereka yang berinisiatif untuk mundur, bagaimanapun mereka sudah sering mendengar soal Zira dan Dirga.Sekarang bukan waktunya untuk menyerang Zira.Mereka tertarik dengan wanita tua."Wanita Tua, sebenarnya siapa kamu? Dari mana kamu mengetahui identitas kami?""Apa saja yang kamu ketahui soal Aliansi Pelindung?"Wanita tua melepaskan guci arak di pinggangnya, lalu menyesap seteguk arak s
Zira menggenggam Tombak Naga Perak dengan sepasang tangan, lalu melangkah maju sambil menghunuskan tombaknya."Ngung!"Raungan Tombak Naga Perak bergema di langit. Pada saat yang sama, suatu energi tombak dan momentum yang menakutkan melesat ke arah lawan.Zira berubah menjadi seberkas bayangan yang menerjang ke arah lawan!"Hehe, jurus rendahan."Menghadapi serangan Zira, pendekar Aliansi Pelindung itu sama sekali tidak peduli dan malah sangat meremehkan.Dia menepuk tangannya dengan pelan, lalu suatu aura hitam yang menakutkan pun terpancar dari telapak tangannya dan menyelimuti seluruh energi tombak Zira.Ekspresi Zira menjadi makin muram. Ketika orang itu beraksi, dia sudah merasakan betapa bahayanya aura hitam ini.Dia merasa dirinya tidak akan sanggup bertahan, tetapi sekarang aura hitam sudah berada di hadapannya, dia tidak mempunyai pilihan selain melawan."Bum!"Aura hitam menyerap energi tombak Zira dan langsung menghantam tubuhnya.Zira terpelanting mundur, tetapi dia segera
Setelah selesai berbicara, Pak Hitam membawa rekan-rekannya terbang pergi lalu menghilang. Begitu mereka pergi, Zira tidak bisa bertahan lagi dan langsung jatuh ke tanah.Wanita Tua tiba-tiba muncul untuk menangkapnya."Kalau belum mati, cepat cari tempat untuk mengobati lukamu. Musuhmu dan Dirga benar-benar banyak.""Tenang saja, aku sudah memutuskan jalur energi antara kita dan Dirga, untuk sementara dia nggak akan menemukan kita.""Jadi, untuk sementara ini, kamu jangan berpikir mau mesra-mesraan dengannya. Kalian berpisah sementara waktu itu bagus untuk kalian dan juga kami semua."Wanita Tua berbicara sambil mentransfer energi sejati ke tubuh Zira. Saat ini, raut wajah Zira sangat pucat, tubuhnya sangat lemah."Nenek, terima kasih."Zira berkata dengan lemas. Begitu mendengar panggilan Zira, ekspresi Wanita Tua langsung berubah suram."Kamu lebih baik panggil aku senior saja, kamu memanggilku nenek membuatku merasa kamu mau menjebakku.""Kekuatan Aliansi Pelindung jauh lebih menak
Seiring dengan teknik jitu yang terus dilancarkan oleh Dirga, aura di tubuhnya mencapai puncak dan niat pedangnya menjadi makin kuat!Aura di tubuhnya segera mencapai tahap yang menakutkan, lelaki tua dapat merasakan semua ini.Ekspresinya berubah drastis. Meskipun sosok aslinya berada di Kota Bintang, bagi pendekar super sepertinya, jarak bukanlah halangan.Dirga seolah-olah berada di hadapannya."Nak, aku memang sudah salah menilai dan terlalu meremehkanmu.""Aku nggak menyangka pemahamanmu terhadap Teknik Pantang Menyerah sudah sedalam ini, perlu diakui kamu adalah anak muda kedua paling berbakat yang pernah kutemui.""Teknik Pantang Menyerah sangat menarik, semoga kamu nggak mengecewakanku."Setelah berkata demikian, lelaki tua melompat ke udara. Dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Dirga. Pemuda berbakat seperti ini hanya punya dua pilihan, yaitu diperalat olehnya atau mati di tangannya.Awalnya dia pun ingin menerapkan prinsip ini pada Zira, tetapi akhirnya dia dikalahkan o
Kali ini, Dirga memilih untuk menyerang duluan!"Tsing!"Pedang Asura di tangannya berdenting pelan. Di bawah dukungan Niat Pedang Pantang Menyerah dan Teknik Pantang Menyerah, dia menyesuaikan sudut Pedang Asura, lalu menghunuskan Pedang Asura ke arah tangan raksasa itu.Terdengar suara hantaman.Dirga tidak berhasil memotong tangan raksasa itu menjadi beberapa bagian, tetapi sekarang tangan raksasa itu berubah menjadi ilusi.Dirga memanfaatkan kesempatan ini untuk melancarkan serangan!"Shiu shiu shiu ...."Pada akhirnya, tangan raksasa itu hancur berkeping-keping dan menghilang dari pandangan semua orang.Melihat adegan ini, Dirga dan yang lainnya mengembuskan napas lega. Namun, tak lama kemudian, muncul tangan raksasa lainnya.Tangan raksasa ini lebih besar dan padat dari yang sebelumnya. Dirga sudah mempersiapkan diri untuk menyerang.Namun, ketika tangan raksasa itu melesat ke arahnya, dia sama sekali tidak bisa bergerak. Karena kakinya seolah-olah melekat di tanah.Dalam sekejap
Biksu muda dan yang lainnya langsung terhempas sejauh puluhan ribu meter. Untungnya Dirga tanggap dan langsung melepaskan energi pedang untuk menarik mereka kembali, kalau tidak, entah ke mana mereka akan terdampar."Menakutkan sekali, momentum dan aura ini sungguh mengerikan.""Momentum ini jauh lebih kuat dari dugaan kita, orang di dalam mungkin sudah menerobos tingkat Yang Bebas dan menapaki Alam Gamasesa."Saat ini, biksu muda dan yang lainnya ketakutan. Hati mereka dipenuhi dengan keterkejutan!Sebenarnya orang itu memang jauh lebih kuat dari dugaan mereka. Suaranya dapat menimbulkan gejolak yang begitu menggemparkan.Saat ini, mereka berdiri di belakang Dirga dan bernapas dengan hati-hati. Kalau tadi Dirga tidak menyelamatkan mereka, mereka mungkin sudah hancur berkeping-keping.Saat ini, mereka menaruh semua harapan pada Dirga. Mereka sangat mengagumi Dirga.Sedangkan ekspresi Dirga pun berubah muram, kekuatan orang di dalam melampaui dugaannya. Meskipun dia sudah mempersiapkan
Setelah selesai berbicara, roh pedang berubah menjadi energi pedang dan masuk ke dalam Pedang Asura.Dirga tertegun di tempat. Setelah belasan detik kemudian, dia baru tersadar. Sebenarnya sekarang dia sangat terluka dan terpukul.Karena ucapan roh pedang membuatnya menyadari betapa lemah dan tidak berharga dirinya. Roh pedang tidak mungkin membohonginya, sekarang dia merasa sangat tidak berdaya.Selama ini, dia tidak merasa bahwa bakatnya yang paling menonjol. Karena jika dibandingkan dengan Zira dan Vania, bakatnya bukanlah apa-apa.Namun, dia melalui semua tahap yang harus dia lalui. Meskipun dia dibimbing oleh Rafan, semua pencapaiannya hari ini diraih dengan kerja kerasnya sendiri.Terlebih lagi, di alam agung seperti Yang Bebas, dia bukan hanya menciptakan teknik jitu, tetapi juga berhasil memahami cara kerja Teknik Pantang Menyerah.Hanya dinilai dari dua poin ini, dia pantas disebut genius di antara para genius. Namun, setelah mendengar ucapan roh pedang, dia baru menyadari ada
Keadaan mereka tidak diketahui!Dirga mencari di sekeliling, tetapi tidak menemukan jejak mereka."Jangan-jangan semuanya terbunuh?""Mana mungkin?"Dirga kebingungan. Tiba-tiba dia teringat akan sesuatu yang membuatnya gelisah."Nggak, nggak, jangan-jangan mereka terbunuh oleh tebasanku tadi?""Nggak mungkin, ini nggak mungkin?"Dirga membantah pikirannya, dia terus mencari biksu muda dan yang lainnya.Akhirnya, dia menemukan mereka di sebuah ruangan yang sudah hancur. Ketika melihat mereka, Dirga tidak bisa berkata-kata.Karena keadaan biksu muda dan yang lainnya sangat mengenaskan, setiap orang terluka parah, bahkan beberapa di antara mereka sekarat.Lokasi kejadian sangat tragis.Tanpa ragu-ragu, Dirga langsung menerjang ke hadapan biksu muda, dia memasukkan beberapa butir pil obat ke dalam mulut biksu muda.Dirga menyuntikkan energi sejati ke tubuh biksu muda, lalu pergi memeriksa keadaan yang lainnya.Setelah memulihkan diri selama dua jam, akhirnya nyawa semua orang aman. Namun,
Saat ini, ketiganya memiliki keinginan untuk membunuh Dirga.Karena kekuatan Dirga jauh di atas dugaan mereka, Dirga membuat mereka merasa sangat terancam!"Kalau begitu, mari lihat apa kalian sanggup. Jangan basa-basi, ayo bertarung!" Semangat tempur Dirga membara. Dia haus akan pertarungan dan akan bertarung dengan sekuat tenaga.Meskipun ketiga orang di hadapannya belum bisa memuaskan keinginannya, mereka cukup bermanfaat.Sekarang, dia makin bersemangat untuk bertarung, terutama dengan musuh yang kuat.Karena musuh yang kuat dapat menutupi kekurangannya dan membuatnya lebih cepat berkembang."Nak, mati kamu."Ketiganya menerjang ke arah Dirga sambil melancarkan serangan, tidak ada yang menyembunyikan kekuatan mereka."Bum bum bum!"Terpancar aura yang menakutkan dari tubuh ketiga orang itu sehingga ruangan yang baru saja diciptakan pun hancur.Perlu diakui kekuatan yang mereka tunjukkan sangat menakutkan.Namun, inilah hal yang diinginkan oleh Dirga."Serang!"Dirga menghilang bers
Setelah selesai berbicara, Dirga duduk bersila untuk memulihkan kekuatannya.Dua jam kemudian, kekuatan fisik Dirga sudah sepenuhnya pulih, tetapi energi sejati di dalam tubuhnya masih belum sepenuhnya pulih.Oleh karena itu, kekuatan tempurnya pun tidak kembali ke puncak, hanya pulih 90%.Meskipun kekuatan tempurnya baru pulih 90%, sekarang kultivasinya sudah jauh lebih tinggi dari sebelumnya.Karena selama masa pemulihan ini, dia mendapatkan wawasan baru soal ilmu pedang.Sekarang, dia menyadari setiap pemahamannya terhadap ilmu pedang diperbarui, kultivasinya akan meningkat.Seiring dengan peningkatan kultivasinya, rentang perkembangan kultivasinya menjadi makin besar.Hal ini bukan hanya membuat Dirga kaget dan bersemangat, tetapi juga membuatnya makin bertekad untuk mempelajari ilmu pedang!Saat ini, aura yang terpancar dari tubuhnya lebih berlimpah dari sebelumnya. Semua orang menyadari hal ini.Mereka pun sangat kaget, terutama biksu muda. Meskipun dia baru berinteraksi dengan D
Kemudian, seorang pria paruh baya berjubah hijau keluar dari gerbang besar. Dia langsung mengangkat tangannya untuk meninju Dirga.Seiring dengan suara hantaman, Dirga terhempas mundur. Ketika berhenti, seberkas darah mengalir dari sudut mulutnya.Saat ini, ekspresi Dirga berubah muram.Pria itu bukan hanya kuat, keterampilan dan tekniknya juga sangat unik.Seketika, Dirga tidak menemukan celah dan petunjuk, hal ini membuatnya makin gelisah.Pria berjubah hijau itu memandang Dirga dengan tatapan merendahkan. "Hanya segitu kemampuanmu, kukira kamu sangat hebat.""Ayo bertarung, aku akan memenggal kepalamu dalam tiga serangan."Setelah berkata demikian, pria berjubah hijau itu mengabaikan Dirga dan meletakkan tangannya di bahu Haruwi. Dia menyuntikkan energi sejati ke dalam tubuh Haruwi."Sudah kubilang jangan gunakan teknik memikat seperti ini untuk melawan musuh, sekarang kamu sudah tahu betapa lemahnya dirimu, 'kan?"Haruwi membantah, "Aku ini siluman rubah, apa lagi yang bisa kuandal
Dia kembali menghunuskan sebuah tebasan, Haruwi sudah kehilangan dua ekor!Setelah kehilangan dua ekor, pesona yang terpancar dari tubuh Haruwi melemah. Selain itu, dia berteriak dan terus melangkah mundur.Dia mundur sampai ke depan gerbang besar. Ketujuh ekornya yang tersisa terbentang ke depan.Melihat kedua ekornya sudah dipotong oleh Dirga, Haruwi sangat marah. Dia menggertakkan giginya sambil memelototi Dirga."Manusia Sialan, beraninya kamu memotong dua ekorku, kamu harus mati.""Apa kamu tahu berapa banyak usaha yang kukerahkan untuk berevolusi menjadi rubah berekor sembilan? Apa kamu tahu betapa pentingnya setiap ekor ini bagiku?""Dasar lelaki sialan, aku akan membunuhmu."Sebelumnya, Haruwi terus menyembunyikan kekuatannya. Karena dia merasa Dirga tidak sekuat yang dia pikirkan.Bagi rubah, berevolusi menjadi rubah berekor sembilan adalah batas maksimum. Sekalipun dia ingin lanjut berevolusi dan meningkatkan kekuatannya, kedua hal ini sangat tidak memungkinan.Namun, selama