Adegan ini membuat Dirga merasa lega. Saat ini, energi naga yang berlimpah mengalir ke Pedang Asura.Dirga menjadi sangat bersemangat, dia berpikir bahwa energi naga ini dapat memperbaiki kerusakan Pedang Asura.Namun, belasan menit kemudian, dia menyadari ada yang aneh. Karena Pedang Asura tidak bereaksi terhadap aliran energi naga tersebut.Saat ini, dia baru menyadari bahwa Pedang Asura menyerap energi naga. Hal ini membuatnya kaget.Energi naga adalah senjata terakhir Dinasti Tuyam. Meskipun sekarang Dinasti Tuyam hanya tersisa nama, sumber daya yang dibutuhkan oleh para pendekar Benua Hilimun berasal dari energi naga ini.Kalau Pedang Asura menyerap semua energi naga, peradaban seni bela diri Benua Hilimun akan berakhir.Mereka tidak bisa bertahan dengan energi roh yang tersisa.Memikirkan hal ini, Dirga pun tercengang. Dia segera bangkit untuk mencabut Pedang Asura, tetapi sebelum tangannya menyentuh Pedang Asura, tubuhnya sudah terhempas oleh suatu momentum yang menakutkan."Kok
Saat ini, dia merasa dirinya dapat menaklukkan dunia dengan Pedang Asura.Lina berkata dengan penuh semangat, "Aku mengerti, aku sudah mengerti. Pedang Asura bukan hanya memperbaiki kerusakannya dengan Energi Leluhur Naga, tapi juga menyelesaikan transformasi akhirnya.""Sebagai balasannya, ia juga memurnikan tulang naga ini dengan energi pedang yang mematikan!""Energi pedang ini diselimuti dengan kecerdasan spiritual Pedang Asura. Selama kecerdasan spiritual Pedang Asura masih hidup, energi pedang ini akan memurnikan Energi Leluhur Naga.""Seiring dengan peningkatan kemampuan Pedang Asura dan tingkat kultivasi Dirga, energi pedang ini akan menjadi makin luar biasa."Sembari berbicara, Lina menjadi makin bersemangat. Tentu saja terdapat alasan mengapa dia begitu bersemangat.Sekarang kerangka tulang naga sudah menyerap energi Pedang Asura dan energi pedang ini terus membangkitkan energi naga!Bukan hanya begitu, energi pedang ini meningkat seiring dengan peningkatan kekuatan Dirga dan
Sembari berbicara, Zira melompat ke udara. Di sepanjang perjalanan, dia dapat merasakan aura Dirga. Selain itu, aura ini makin kuat dan terus mendekat.Ini menandakan bahwa Dirga dan yang lainnya makin dekat dengannya. Dia sangat gembira dan sangat menantikan momen pertemuan mereka.Sisian menghentikan langkahnya, dia memanyunkan bibir ke arah Zira pergi sambil berkata, "Kak Zira pasti sudah menantikan kedatangan Dirga. Kurasa setelah bertemu dengan Dirga, dia pasti akan melupakan kita.""Nenek, haruskah kita menghajarnya dulu?"Wanita tua memutar bola matanya ke arah Sisian sambil berkata, "Kamu bisa menghajarnya sendiri, kenapa bertanya padaku?""Sisian, sebaiknya kamu memahami identitas dan kemampuanmu. Kali ini, kamu memang sudah mengejutkan Zira.""Tapi bukan berarti dia akan takut padamu, apalagi kalah dalam melawanmu.""Jangan lupa, jiwa di tubuhmu belum sepenuhnya bangun. Zira punya banyak kartu AS, loh.""Apa kamu nggak merasakan kultivasinya meningkat drastis dalam beberapa h
Para pria itu menanggapi si wanita dengan kesal. Mereka langsung bangkit untuk mengepung Zira!Mereka segera tiba di samping Zira. Pria yang memimpin memulai pembicaraan."Hei, Cantik, kamu sendirian. Sepertinya kamu dari luar kota, 'kan?""Namaku Bruno, aku adalah senior unggul di Nagari Pedang. Mereka adalah adik seperguruanku.""Kamu juga datang untuk mengikuti seleksi?"Bruno sangat percaya diri. Tahun ini dia berusia 21 tahun dan kultivasinya sudah mencapai Krama Pedang. Di antara orang seusianya, dialah orang pertama yang sanggup menerobos ke tingkat Krama Pedang.Kali ini, dia memimpin adik seperguruannya untuk berpartisipasi dalam seleksi Sekte Taranda. Bagaimanapun, peradaban seni bela diri di sini yang paling berkembang.Sekte Taranda dapat memperluas wawasannya, orang-orang yang sanggup datang ke sini bukanlah orang biasa. Semuanya berkelompok dan didukung oleh sekte atau pihak berkuasa.Namun, dia menemukan bahwa Zira sendirian. Jadi, dia menyimpulkan bahwa Zira hanyalah se
Ucapan Zira membuat Bruno dan yang lainnya tertegun, mereka tidak memahami maksud Zira.Beberapa detik kemudian, mereka baru tersadar dan tertawa terbahak-bahak."Hahaha, konyol sekali kamu?""Kamu kira siapa dirimu? Kamu kira kamu itu orang hebat? Bisa-bisanya menanyakan pesan terakhir kami, kamu sedang bercanda?""Karena kamu membunuh adik seperguruan kami, kamu kira kamu seorang bisa menaklukkan kami semua?""Wanita Jalang, biar kuberi tahu, kamu nggak akan sanggup menangkis satu pun serangan Kak Bruno.""Kamu ...."Orang itu tiba-tiba berhenti berbicara, lalu terdengar suara tercekik dan sebuah kepala melayang.Seketika, seluruh penginapan menjadi hening. Bruno dan para adik seperguruannya membelalakkan mata ke arah Zira.Semuanya kaget. Tidak ada seorang pun yang melihat aksi Zira dengan jelas.Kecepatan Zira sangat luar biasa. Saking cepatnya, tidak ada yang sempat bereaksi.Hal yang lebih mengejutkan lagi adalah Zira membunuh orang dengan enteng.Bagaimana mungkin kultivasinya b
Wanita tua yang sedang minum arak tiba-tiba berbicara. Di sepanjang kejadian, dia terus mengawasi gadis kecil itu.Gadis kecil itu jauh lebih patuh dari Viona dan Sisian."Beri tahu Nenek, siapa namamu?""Arsy Dahlia," jawab gadis itu dengan gemetaran."Nama yang bagus, kelak kamu adalah cucuku. Di mana Nagari Pedang?""Tunjukkan arahnya."Sembari berbicara, wanita tua meraih tangan Arsy dan melompat ke udara."Nggak usah takut, Nenek sangat kuat. Aku bisa memusnahkan Nagari Pedang dengan satu serangan."Arsy memandang wanita tua dengan tidak percaya, tetapi dia juga kebingungan.Karena belum pernah ada orang yang begitu baik padanya. Dengan kultivasinya sekarang, dia tidak dapat merasakan betapa menakutkannya wanita tua.Namun, pada saat ini, dia menyadari bahwa wanita tua pasti adalah seorang pendekar super. Hanya saja, dia tidak percaya bahwa wanita tua dapat memusnahkan Nagari Pedang dengan satu serangan.Melihat Arsy tidak menanggapinya, wanita tua pun kesal."Kenapa? Kamu nggak p
Mendengar ucapan ini, Zira pun mengerutkan keningnya. Dia merasa terancam.Melalui nada bicara wanita tua, dia tahu Aliansi Pelindung sangat menakutkan!Dia sudah lama mengenal wanita tua, tapi ini pertama kalinya dia melihat wanita tua memperingatkannya dengan begitu serius.Namun, kini dia sama sekali tidak mengetahui latar belakang Aliansi Pelindung.Sebelum dia memahami hal ini, orang-orang itu sudah mengepungnya, wanita tua dan Arsy.Saat ini, mata mereka tidak tertuju pada Zira, melainkan pada wanita tua. Meskipun Zira berhasil menghempaskan mereka, mereka sama sekali tidak terluka. Selain itu, mereka yang berinisiatif untuk mundur, bagaimanapun mereka sudah sering mendengar soal Zira dan Dirga.Sekarang bukan waktunya untuk menyerang Zira.Mereka tertarik dengan wanita tua."Wanita Tua, sebenarnya siapa kamu? Dari mana kamu mengetahui identitas kami?""Apa saja yang kamu ketahui soal Aliansi Pelindung?"Wanita tua melepaskan guci arak di pinggangnya, lalu menyesap seteguk arak s
Zira menggenggam Tombak Naga Perak dengan sepasang tangan, lalu melangkah maju sambil menghunuskan tombaknya."Ngung!"Raungan Tombak Naga Perak bergema di langit. Pada saat yang sama, suatu energi tombak dan momentum yang menakutkan melesat ke arah lawan.Zira berubah menjadi seberkas bayangan yang menerjang ke arah lawan!"Hehe, jurus rendahan."Menghadapi serangan Zira, pendekar Aliansi Pelindung itu sama sekali tidak peduli dan malah sangat meremehkan.Dia menepuk tangannya dengan pelan, lalu suatu aura hitam yang menakutkan pun terpancar dari telapak tangannya dan menyelimuti seluruh energi tombak Zira.Ekspresi Zira menjadi makin muram. Ketika orang itu beraksi, dia sudah merasakan betapa bahayanya aura hitam ini.Dia merasa dirinya tidak akan sanggup bertahan, tetapi sekarang aura hitam sudah berada di hadapannya, dia tidak mempunyai pilihan selain melawan."Bum!"Aura hitam menyerap energi tombak Zira dan langsung menghantam tubuhnya.Zira terpelanting mundur, tetapi dia segera