Ucapan Zira membuat Bruno dan yang lainnya tertegun, mereka tidak memahami maksud Zira.Beberapa detik kemudian, mereka baru tersadar dan tertawa terbahak-bahak."Hahaha, konyol sekali kamu?""Kamu kira siapa dirimu? Kamu kira kamu itu orang hebat? Bisa-bisanya menanyakan pesan terakhir kami, kamu sedang bercanda?""Karena kamu membunuh adik seperguruan kami, kamu kira kamu seorang bisa menaklukkan kami semua?""Wanita Jalang, biar kuberi tahu, kamu nggak akan sanggup menangkis satu pun serangan Kak Bruno.""Kamu ...."Orang itu tiba-tiba berhenti berbicara, lalu terdengar suara tercekik dan sebuah kepala melayang.Seketika, seluruh penginapan menjadi hening. Bruno dan para adik seperguruannya membelalakkan mata ke arah Zira.Semuanya kaget. Tidak ada seorang pun yang melihat aksi Zira dengan jelas.Kecepatan Zira sangat luar biasa. Saking cepatnya, tidak ada yang sempat bereaksi.Hal yang lebih mengejutkan lagi adalah Zira membunuh orang dengan enteng.Bagaimana mungkin kultivasinya b
Wanita tua yang sedang minum arak tiba-tiba berbicara. Di sepanjang kejadian, dia terus mengawasi gadis kecil itu.Gadis kecil itu jauh lebih patuh dari Viona dan Sisian."Beri tahu Nenek, siapa namamu?""Arsy Dahlia," jawab gadis itu dengan gemetaran."Nama yang bagus, kelak kamu adalah cucuku. Di mana Nagari Pedang?""Tunjukkan arahnya."Sembari berbicara, wanita tua meraih tangan Arsy dan melompat ke udara."Nggak usah takut, Nenek sangat kuat. Aku bisa memusnahkan Nagari Pedang dengan satu serangan."Arsy memandang wanita tua dengan tidak percaya, tetapi dia juga kebingungan.Karena belum pernah ada orang yang begitu baik padanya. Dengan kultivasinya sekarang, dia tidak dapat merasakan betapa menakutkannya wanita tua.Namun, pada saat ini, dia menyadari bahwa wanita tua pasti adalah seorang pendekar super. Hanya saja, dia tidak percaya bahwa wanita tua dapat memusnahkan Nagari Pedang dengan satu serangan.Melihat Arsy tidak menanggapinya, wanita tua pun kesal."Kenapa? Kamu nggak p
Mendengar ucapan ini, Zira pun mengerutkan keningnya. Dia merasa terancam.Melalui nada bicara wanita tua, dia tahu Aliansi Pelindung sangat menakutkan!Dia sudah lama mengenal wanita tua, tapi ini pertama kalinya dia melihat wanita tua memperingatkannya dengan begitu serius.Namun, kini dia sama sekali tidak mengetahui latar belakang Aliansi Pelindung.Sebelum dia memahami hal ini, orang-orang itu sudah mengepungnya, wanita tua dan Arsy.Saat ini, mata mereka tidak tertuju pada Zira, melainkan pada wanita tua. Meskipun Zira berhasil menghempaskan mereka, mereka sama sekali tidak terluka. Selain itu, mereka yang berinisiatif untuk mundur, bagaimanapun mereka sudah sering mendengar soal Zira dan Dirga.Sekarang bukan waktunya untuk menyerang Zira.Mereka tertarik dengan wanita tua."Wanita Tua, sebenarnya siapa kamu? Dari mana kamu mengetahui identitas kami?""Apa saja yang kamu ketahui soal Aliansi Pelindung?"Wanita tua melepaskan guci arak di pinggangnya, lalu menyesap seteguk arak s
Zira menggenggam Tombak Naga Perak dengan sepasang tangan, lalu melangkah maju sambil menghunuskan tombaknya."Ngung!"Raungan Tombak Naga Perak bergema di langit. Pada saat yang sama, suatu energi tombak dan momentum yang menakutkan melesat ke arah lawan.Zira berubah menjadi seberkas bayangan yang menerjang ke arah lawan!"Hehe, jurus rendahan."Menghadapi serangan Zira, pendekar Aliansi Pelindung itu sama sekali tidak peduli dan malah sangat meremehkan.Dia menepuk tangannya dengan pelan, lalu suatu aura hitam yang menakutkan pun terpancar dari telapak tangannya dan menyelimuti seluruh energi tombak Zira.Ekspresi Zira menjadi makin muram. Ketika orang itu beraksi, dia sudah merasakan betapa bahayanya aura hitam ini.Dia merasa dirinya tidak akan sanggup bertahan, tetapi sekarang aura hitam sudah berada di hadapannya, dia tidak mempunyai pilihan selain melawan."Bum!"Aura hitam menyerap energi tombak Zira dan langsung menghantam tubuhnya.Zira terpelanting mundur, tetapi dia segera
Setelah selesai berbicara, Pak Hitam membawa rekan-rekannya terbang pergi lalu menghilang. Begitu mereka pergi, Zira tidak bisa bertahan lagi dan langsung jatuh ke tanah.Wanita Tua tiba-tiba muncul untuk menangkapnya."Kalau belum mati, cepat cari tempat untuk mengobati lukamu. Musuhmu dan Dirga benar-benar banyak.""Tenang saja, aku sudah memutuskan jalur energi antara kita dan Dirga, untuk sementara dia nggak akan menemukan kita.""Jadi, untuk sementara ini, kamu jangan berpikir mau mesra-mesraan dengannya. Kalian berpisah sementara waktu itu bagus untuk kalian dan juga kami semua."Wanita Tua berbicara sambil mentransfer energi sejati ke tubuh Zira. Saat ini, raut wajah Zira sangat pucat, tubuhnya sangat lemah."Nenek, terima kasih."Zira berkata dengan lemas. Begitu mendengar panggilan Zira, ekspresi Wanita Tua langsung berubah suram."Kamu lebih baik panggil aku senior saja, kamu memanggilku nenek membuatku merasa kamu mau menjebakku.""Kekuatan Aliansi Pelindung jauh lebih menak
Semua orang pun duduk dan mulai makan.Di meja makan, Viona dan Sisian terus berbicara tanpa henti, tidak ada yang memedulikan mereka berdua.Bagaimanapun juga, mereka berdua sudah berpisah sangat lama, apalagi dua-duanya cerewet, sangat normal mereka bisa mengobrol tanpa henti.Zira dan yang lain sudah terbiasa, mereka langsung menganggap Viona dan Sisian tidak ada di sini.Bisa berkumpul kembali dengan Naomi dan yang lain, apalagi selanjutnya mereka akan selalu bersama,Zira dan yang lain sangat senang, bahkan Lina juga ikut senang melihat mereka.Namun, ada satu orang yang tidak senang, sangat-sangat tidak senang. Orang itu tidak lain adalah Wanita Tua.Saat ini, dia sedang minum arak sendirian sambil memasang ekspresi kesal. Ekspresi di wajahnya seakan-akan Zira dan yang lain berutang miliaran tapi tidak bayar!Zira sudah menyadari ekspresi Wanita Tua dari tadi, tapi dia tidak ingin bicara dengannya.Karena dia tahu jelas sifat Wanita Tua, kalau ada yang berbicara dengannya waktu d
Meski Dirga tidak mengerti tujuan dari Wanita Tua, dia sudah menyetujuinya, apalagi dia juga sudah sampai di sini.Sekarang, dia harus segera mencari cara untuk bisa menemui Wali Kota Polo, Ignis."Saya Dirga Maharaja, ingin bertemu dengan Senior Ignis, Wali Kota Polo."Suara lantang Dirga terdengar dari depan gerbang kota. Sedetik kemudian, beberapa orang turun dari langit dan mendarat di atas dinding kota.Energi yang sangat kuat langsung menyelimuti Dirga."Siapa kamu? Beraninya kamu membuat keributan di sini?""Para Senior, namaku Dirga Maharaja, aku datang ingin bertemu dengan Pak Ignis.""Tolong kalian sampaikan."Orang-orang yang ada di atas dinding mengamati Dirga dengan teliti, semuanya memasang ekspresi meremehkan."Kultivasinya biasa saja, wajahnya juga biasa saja.""Kamu mau mati?""Kamu anggota dari sekte mana?""Laporkan namamu."Mendengar kata-kata ini, Dirga langsung memutar bola matanya.Sialan, apakah telinga orang-orang ini rusak?Tadi dia bukannya sudah menyebutkan
Dirga tidak mungkin mengasihani mereka, dia kembali melancarkan tinju kedua. Energi yang menakutkan langsung memenuhi seluruh langit!Meski dia sangat jarang menggunakan tinjunya, tidak berarti dia sangat lemah. Orang-orang di depannya ini meski berjumlah banyak, kultivasi mereka tidak lebih tinggi banyak darinya.Bahkan tingkatan sebagian besar berada di bawahnya.Orang-orang ini sama sekali tidak bisa menahan kekuatan tinjunya ini dan langsung dipukul jadi kabut darah!Melihat ini, yang tersisa langsung ketakutan, mereka segera mundur menjauhi Dirga."Mana mungkin?""Bocah, siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu sekuat ini?""Teknik tinju apa ini?""Untuk apa tanya ini-itu? Lagian kalian juga bakal mati."Dirga tidak bicara panjang lebar lagi, dia langsung melompat dan kembali melancarkan tinjunya. Kali ini, dia tidak memberi orang-orang ini kesempatan untuk melawan.Dengan satu tinju, mereka semua langsung mati.Begitu dia menarik kembali tinjunya, dia merasakan energi yang sangat menak