Setelah selesai berbicara, Pak Hitam membawa rekan-rekannya terbang pergi lalu menghilang. Begitu mereka pergi, Zira tidak bisa bertahan lagi dan langsung jatuh ke tanah.Wanita Tua tiba-tiba muncul untuk menangkapnya."Kalau belum mati, cepat cari tempat untuk mengobati lukamu. Musuhmu dan Dirga benar-benar banyak.""Tenang saja, aku sudah memutuskan jalur energi antara kita dan Dirga, untuk sementara dia nggak akan menemukan kita.""Jadi, untuk sementara ini, kamu jangan berpikir mau mesra-mesraan dengannya. Kalian berpisah sementara waktu itu bagus untuk kalian dan juga kami semua."Wanita Tua berbicara sambil mentransfer energi sejati ke tubuh Zira. Saat ini, raut wajah Zira sangat pucat, tubuhnya sangat lemah."Nenek, terima kasih."Zira berkata dengan lemas. Begitu mendengar panggilan Zira, ekspresi Wanita Tua langsung berubah suram."Kamu lebih baik panggil aku senior saja, kamu memanggilku nenek membuatku merasa kamu mau menjebakku.""Kekuatan Aliansi Pelindung jauh lebih menak
Semua orang pun duduk dan mulai makan.Di meja makan, Viona dan Sisian terus berbicara tanpa henti, tidak ada yang memedulikan mereka berdua.Bagaimanapun juga, mereka berdua sudah berpisah sangat lama, apalagi dua-duanya cerewet, sangat normal mereka bisa mengobrol tanpa henti.Zira dan yang lain sudah terbiasa, mereka langsung menganggap Viona dan Sisian tidak ada di sini.Bisa berkumpul kembali dengan Naomi dan yang lain, apalagi selanjutnya mereka akan selalu bersama,Zira dan yang lain sangat senang, bahkan Lina juga ikut senang melihat mereka.Namun, ada satu orang yang tidak senang, sangat-sangat tidak senang. Orang itu tidak lain adalah Wanita Tua.Saat ini, dia sedang minum arak sendirian sambil memasang ekspresi kesal. Ekspresi di wajahnya seakan-akan Zira dan yang lain berutang miliaran tapi tidak bayar!Zira sudah menyadari ekspresi Wanita Tua dari tadi, tapi dia tidak ingin bicara dengannya.Karena dia tahu jelas sifat Wanita Tua, kalau ada yang berbicara dengannya waktu d
Meski Dirga tidak mengerti tujuan dari Wanita Tua, dia sudah menyetujuinya, apalagi dia juga sudah sampai di sini.Sekarang, dia harus segera mencari cara untuk bisa menemui Wali Kota Polo, Ignis."Saya Dirga Maharaja, ingin bertemu dengan Senior Ignis, Wali Kota Polo."Suara lantang Dirga terdengar dari depan gerbang kota. Sedetik kemudian, beberapa orang turun dari langit dan mendarat di atas dinding kota.Energi yang sangat kuat langsung menyelimuti Dirga."Siapa kamu? Beraninya kamu membuat keributan di sini?""Para Senior, namaku Dirga Maharaja, aku datang ingin bertemu dengan Pak Ignis.""Tolong kalian sampaikan."Orang-orang yang ada di atas dinding mengamati Dirga dengan teliti, semuanya memasang ekspresi meremehkan."Kultivasinya biasa saja, wajahnya juga biasa saja.""Kamu mau mati?""Kamu anggota dari sekte mana?""Laporkan namamu."Mendengar kata-kata ini, Dirga langsung memutar bola matanya.Sialan, apakah telinga orang-orang ini rusak?Tadi dia bukannya sudah menyebutkan
Dirga tidak mungkin mengasihani mereka, dia kembali melancarkan tinju kedua. Energi yang menakutkan langsung memenuhi seluruh langit!Meski dia sangat jarang menggunakan tinjunya, tidak berarti dia sangat lemah. Orang-orang di depannya ini meski berjumlah banyak, kultivasi mereka tidak lebih tinggi banyak darinya.Bahkan tingkatan sebagian besar berada di bawahnya.Orang-orang ini sama sekali tidak bisa menahan kekuatan tinjunya ini dan langsung dipukul jadi kabut darah!Melihat ini, yang tersisa langsung ketakutan, mereka segera mundur menjauhi Dirga."Mana mungkin?""Bocah, siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu sekuat ini?""Teknik tinju apa ini?""Untuk apa tanya ini-itu? Lagian kalian juga bakal mati."Dirga tidak bicara panjang lebar lagi, dia langsung melompat dan kembali melancarkan tinjunya. Kali ini, dia tidak memberi orang-orang ini kesempatan untuk melawan.Dengan satu tinju, mereka semua langsung mati.Begitu dia menarik kembali tinjunya, dia merasakan energi yang sangat menak
Tanpa menunggu Dirga berdiri, mayat hidup yang sangat ramai datang menghampirinya dari segala arah dan mengepungnya.Dirga tidak sempat memikirkan organ dalamnya yang terluka parah, dia langsung berdiri lalu mengayunkan Pedang Asura beberapa kali."Sialan, aku nggak percaya aku nggak bisa membunuh kalian."Namun, baru saja dia bicara, dia sudah terperangah. Dia melihat energi pedangnya yang sangat kuat mengenai para mayat hidup itu, tapi tetap tidak berpengaruh!Sebaliknya malah membuat para mayat hidup itu semakin bersemangat!Seketika, patung yang berkerumun itu muncul di depan Dirga lalu semua patung meledak.Sejumlah besar mayat hidup pun keluar lalu menyerang Dirga sekuat tenaga. Dirga langsung terlempar keluar!Kali ini, dia terlempar sampai ke lereng gunung.Kretek kretek.Dirga jatuh dengan sangat kuat ke tanah, beberapa tulang rusuknya patah."Bagaimana mungkin?"Saat ini, Dirga benar-benar bingung.Namun, begitu dia berdiri, sejumlah besar mayat hidup lagi-lagi terbang ke had
Dirga seketika merasa jijik. Dengan kemunculannya, petarung di dunia ini baru berkesempatan menjadi Yang Bebas?Namun, dia sendiri tidak bisa!Benar-benar tidak adil!"Pak Tua, kamu lihat aku sudah mau mati, kamu berbaik hati kasih tahu aku sedikit, dong. Biar aku matinya tenang."Dasatri melihat Dirga sudah tidak bermaksud memberontak, apalagi memberontak juga tidak ada kesempatan lagi.Oleh karena itu, Dasatri menurunkan kewaspadaannya lalu menjelaskan dengan sabar, "Yang Bebas itu artinya bebas dari umur, karma dan juga batasan terakhir bela diri.""Secara sederhana, menjadi Yang Bebas berarti orang itu bisa mengendalikan kematiannya dan nggak usah takut dengan karma sampai batas tertentu.""Apalagi setelah menjadi Yang Bebas, tingkatan yang sebelumnya akan ditinggalkan dan mengikuti tingkatan bela diri yang benar-benar baru.""Bocah, aku sudah sangat baik menjelaskan semua ini padamu. Sejujurnya, kamu bisa sampai di tingkatan ini dan punya pencapaian serta kedudukan sekarang sudah
Tujuan Dirga sangat jelas, yaitu Sekte Taranda. Meski sekarang dia terluka parah, informasi yang di luar wawasannya itu sedang menyiksanya.Namun, hal ini adalah sesuatu yang bagus baginya.Setidaknya sekarang dia sudah tahu di dunia ini ada keberadaan yang disebut Yang Bebas. Sekarang dia memang masih tidak bisa memproses hal-hal ini,tapi setidaknya sekarang dia sudah punya tujuan.Selanjutnya dia harus berkumpul dengan Zira dan yang lain. Dia punya firasat kalau di Sekte Taranda dia dan Zira seharusnya bisa mendapatkan beberapa jawaban.Di saat yang sama dengan Dirga berangkat ke Sekte Taranda, Zira dan yang lain juga sudah berangkat menuju Sekte Taranda.Mereka berjalan lalu berhenti sesaat selama perjalanan. Sekarang mereka sudah mau masuk ke Sekte Taranda. Sementara para petarung dari organisasi lain yang datang berpartisipasi juga sudah tiba di Sekte Taranda.Karena seleksi kali ini diadakan di wilayah Sekte Taranda, semua orang melakukan perjalanan ke sini. Sekte Taranda dibang
Semua orang sangat tidak sabar berkumpul lagi dengan Dirga.Quinza dan Gesa sudah pernah berinteraksi secara sangat intim dengan Dirga, jadi sekarang mereka paling berhak bicara.Mereka berdua mengenang hari-hari mereka hidup bersama Dirga, seketika muncul senyuman manis di wajah mereka.Sementara Naomi juga teringat dengan awal pertama dia hidup bersama Dirga. Saat itu, dia berkali-kali ingin menyerahkan dirinya ke Dirga, tapi karena berbagai alasan, Dirga tidak menidurinya.Namun, sekarang, dia juga sudah tidak sabar. Hanya saja, dia sepemikiran dengan yang lain, yaitu membiarkan Zira memonopoli Dirga dulu.Bagaimanapun juga, Zira adalah istri pertama Dirga, tapi karena berbagai alasan, waktu mereka berdua bersama sangat sedikit.Tepat pada saat ini, Zira yang wajahnya memerah bertanya dengan serius kepada Gesa dan Quinza, "Sakit, nggak?"Untuk sesaat, Quinza dan Gesa tidak mengerti."Apanya sakit atau nggak?""Kak Zira, apa maksudmu?""Oh, nggak apa-apa, deh. Ayo, kita pergi cari pe