Akting Adelio bahkan hampir mengalahkan aktor terbaik yang menerima penghargaan. Siapa pun yang melihatnya tidak akan menemukan kekurangan!Namun, pertunjukannya ini tidak bisa meyakinkan Lina. Adelio besar sambil menyaksikan Lina, Lina juga menjadi tua sambil melihat Adelio.Mereka berdua sangat memahami satu sama lain. Sebagian besar waktu, kata-kata mereka tidak bisa dipercaya. Karena kalau dirasakan pakai hati, bisa diketahui apa yang sebenarnya dipikirkan satu sama lain.Adelio tentu saja tahu kata-katanya ini sama sekali tidak berhasil membohongi Lina, tapi dia tahu yang diinginkan Lina adalah sikapnya, sebuah sikap yang jelas.Oleh karena itu, meski Lina tidak percaya padanya, dia juga harus menjawab seperti itu, juga hanya bisa menjawab seperti itu.Lina tentu juga tahu apa yang Adelio pikirkan. Tadi dia bertanya seperti itu juga demi memastikan apakah Adelio benar-benar mau memberontak!Sekarang dia sudah mendapatkan jawaban yang dia mau. Sebenarnya, tidak peduli apa pilihan A
Yunas tidak berani bertindak ceroboh karena kalau dia tidak hati-hati, kepalanya mungkin akan terpisah dari tubuhnya.Setelah jadi bawahan Adelio selama bertahun-tahun, dia tahu jelas karakter dan juga temperamen Adelio.Adelio menyuruhnya memilih, tapi pilihan ini sangat rumit. Yunas pun langsung berdiri.Setelah berpikir panjang dan lama, Yunas baru berkata, "Asalkan Yang Mulia tidak mengkhianatiku, aku tidak akan mengkhianati Yang Mulia."Jawaban Yunas ini sangat standar, menunjukkan sikapnya tapi juga menunjukkan di pihak mana dia berdiri.Yang berarti dia akan tetap setia pada Adelio seperti dulu, tapi sikap dan juga opini Adelio terhadapnya harus berubah.Jawabannya ini tidak hanya memuaskan Adelio, tetapi juga menyelamatkan kepalanya.Adelio tiba-tiba berhenti di depan Yunas lalu menepuk bahu Yunas sambil tertawa dan berkata, "Kamu memang hebat, juga cuma kamu yang berani bicara seperti itu denganku.""Pilihanmu ini membuatku sangat senang dan puas. Sekarang kamu seharusnya suda
Tepat pada saat ini, Rafan muncul dan mendarat di belakang Dirga.Beberapa saat ini, Rafan bisa dikatakan hidup dengan sangat senang dan bebas karena sejak Dirga menutup diri untuk pemulihan dan berkultivasi, dia jalan-jalan keliling dunia.Dirga berbalik dan melihat Rafan jadi jauh lebih gemuk."Dasar pak tua, belakangan ini jalan-jalan ke mana saja? Sampai-sampai jadi gemuk begini.""Kamu cuma meninggalkan sebuah formasi saja, kamu nggak takut aku dibunuh orang?"Melihat wajah Rafan yang memancarkan sinar sehat, Dirga agak kesal.Begitu mendengar omelan Dirga, Rafan langsung mengernyit dan berseru, "Dasar bocah, kamu malah marah-marah ke aku?""Aku selama ini sudah hidup susah, memangnya nggak boleh menikmati hidup sesekali? Aku ini menjagamu sehabis menjaga para kekasihmu.""Habis menjagamu, aku harus pergi menjaga kekasihmu lagi.""Memangnya aku ini ayahmu atau ibumu?""Kamu masih berani marah-marah ke aku? Benar-benar mengesalkan, aku pergi!"Rafan benar-benar pergi. Dirga segera
Sekarang saatnya dia pergi menagih utang.Alika dan Catthy tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Mereka berdua tentu saja tidak lupa kejadian sebelumnya, hanya saja mereka tidak menyangka Dirga sama sekali tidak akan mengikuti aturan di sini.Namun, karena Dirga sudah membuat keputusan, mereka juga tidak berani menentangnya."Baik, Tuan Dirga. Kalau begitu, kita lakukan sesuai keinginanmu. Tapi kultivasiku dan Catthy nggak tinggi, nantinya kamu harus membantu kami,"ujar Alika sambil tertawa. Setelah berinteraksi dengan Dirga selama ini, dia sedikit banyak memahami sifat Dirga.Apalagi kalau dihitung-hitung, dia dan Dirga sekarang sudah termasuk teman yang sangat baik. Tentu saja, di hatinya, kedudukan Dirga sangat tinggi.Karena bagaimanapun juga, Dirga telah menyelamatkan keluarganya.Sementara Catthy sekarang merasa bersalah terhadap Dirga. Awalnya dia dan keluarganya seharusnya sudah mati di penjara di Istana Dewa.Dirga tidak hanya menolong mereka bertiga, tapi juga memberi mereka k
Tamara jatuh ke tanah dan memuntahkan seteguk darah segar. Sepertinya organ dalamnya hancur berkeping-keping."Nggak tahu malu sekali kamu! Aku sudah memberimu tiga kesempatan!""Kenapa? Kamu kira aku, Dirga boleh ditindas sesuka hati?""Tadi aku membiarkanmu menyerangku sebanyak tiga kali. Sekarang aku baru saja menyerangmu satu kali, masih tersisa dua kali!""Kalau kamu masih hidup setelah dua serangan ini, aku dan kekasihku menunggu pembalasan dendam darimu""Kalau kamu nggak sanggup bertahan, kamu nggak punya pilihan lain selain mati.""Bersiaplah, aku sudah mau menyerang."Setelah berkata demikian, Dirga langsung menyerang. Sama seperti sebelumnya, dia melayangkan telapak tangannya. Energi sejati yang membentuk sebuah telapak tangan pun langsung menghantam tubuh Tamara.Bagaimana mungkin dia bisa melawan serangan Dirga. Dia langsung terpental jauh. Setelah mendarat di tanah, dia bahkan tidak sanggup untuk berdiri.Namun, dia belum meninggal. Saat ini, dia kaget dan tidak puas.Pad
Seseorang berjalan keluar dari kerumunan, senjatanya adalah pisau kecambah.Begitu pisau itu mengaum, energi sejati yang mengerikan pun mengalir ke dalam pisau.Pria itu melangkah maju sambil menebaskan pisau ke arah Dirga. Energi sejati yang terkumpul berubah menjadi pisau panjang yang langsung menghantam tubuh Dirga.Namun, Dirga yang berdiri diam sama sekali tidak terluka, bahkan gaya rambutnya pun tidak berubah.Melihat adegan ini, beberapa orang di hadapannya pun kaget."Nggak mungkin!""Plak!"Begitu pria yang menyerang Dirga selesai berbicara, Dirga langsung melayangkan sebuah tamparan yang membuatnya berubah menjadi kabut darah!"Hanya ahli Alam Kontinen tingkat delapan, siapa yang memberimu nyali untuk menantangku?""Bagaimana? Sudah kapok, 'kan?""Bagaimana dengan kalian? Mau serang bersama atau pergi sekarang juga?"Dirga melirik orang-orang di hadapannya dengan tajam. Dalam sekejap, semua orang dapat merasakan suatu niat membunuh.Jadi, semuanya otomatis mundur beberapa lan
Catthy menjawab sambil melompat. Dalam sekejap, dia sudah berada di atas ring.Begitu melihatnya, Gior pun melambaikan tangan sambil berkata, "Kamu bukan tandinganku, turun."Setelah berkata demikian, dia pun menoleh ke arah Dirga. "Dirga, hari ini aku, Gior menantangmu.""Kamu nggak boleh menghinaku seperti ini. Bisa-bisanya menyuruh seorang wanita melawanku, sungguh rendahan.""Kalau kamu nggak berani dan nggak sanggup, serahkan Pedang Asura, lalu berlututlah untuk bunuh diri!""Haha, konyol sekali. Orang-orang bilang kamu sangat menakutkan!""Ternyata kamu hanyalah pengecut yang nggak bernyali.""Sudah dengar ucapan Kak Gior? Serahkan Pedang Asura, lalu berlutut untuk bunuh diri!"Ratusan murid Sekte Awana bersorak gembira. Mereka tidak menyangka bahwa Dirga akan mengutus seorang wanita untuk bertarung dengan Gior.Gior merasa sangat terhina, wajar kalau dia semarah itu.Namun, Dirga seolah-olah sedang memandang sekelompok idiot. Dia berkata secara perlahan-lahan, "Hei, Idiot. Apa k
Sekalipun dewa datang, hasilnya tidak akan berubah.Melihat antusias para adik seperguruannya, Gior sangat puas.Di bawah sorak-sorai pada murid sekte, dia pun melangkah menaiki ring."Kak Gior perkasa, Kak Gior pasti menang!""Kak Gior, mohon jangan berbelas kasihan. Hajar bocah bernama Dirga itu dengan brutal.""Benar, Kak. Jangan berbelas kasihan. Beraninya bocah ini membawa seorang gadis datang menantang Sekte Awana. Dia harus menerima akibat dari perbuatannya.""Kak Gior, kami percaya padamu.""Kak Gior, semangat. Nanti kita akan memasakkan beberapa hidangan untuk berterima kasih atas kerja kerasmu."Sekelompok murid berlomba-lomba untuk menyanjung Gior. Ketua Sekte Awana dan para tetua lainnya pun tersenyum melihat adegan ini.Sejak Sekte Awana didirikan, tidak ada yang berani datang untuk menantang mereka. Dirga dan Catthy adalah yang pertama.Pertarungan Dirga dengan Gior merupakan babak penyelesaian yang menyangkut martabat Sekte Awana, bahkan kelangsungan Sekte Awana.Karena