Setelah Yunas mendengar ini, dia mengerutkan kening dan kekhawatiran melintas di benaknya. Akan tetapi, kerutan di alisnya mulai mengendur dan kekhawatiran di benaknya menghilang.Naufal dan Tamara adalah murid kesayangannya. Mereka adalah anak muda paling berbakat dan luar biasa di Istana Nirila.Tidak lama lagi mereka berdua akan menjadi dua petarung di kalangan generasi muda di Istana Nirila.Di Benua Pilis ini, belum ada seorang pun yang bisa menjadi ancaman bagi murid kesayangannya selain mereka para tetua licik dan monster tua ini.Oleh karena itu, Yunas berpikir kali ini tidak akan terjadi apa-apa pada murid kesayangannya dan dialah yang merencanakan penangkapan Zira.Sebelumnya, Yunas sendiri yang memimpin para bawahan dan muridnya untuk menangkap Zira.Semuanya berjalan lancar pada awalnya, tetapi sayangnya Pak Krisna membunuh semuanya di tengah jalan."Aku sudah mengatur segalanya untuk mereka dan nggak ada yang boleh mengganggu mereka berdua."Yunas sangat yakin dengan kekua
Tetua Keempat melambaikan tangannya dan para bawahannya segera pergi."Hahaha, dewa benar-benar membantuku. Sekarang Yunas si tua bangka pasti khawatir.""Dia sangat peduli pada Naufal dan Tamara. Sesuatu pasti telah terjadi pada mereka dan dia pasti akan melakukan sesuatu yang nggak rasional.""Begitu dia melakukan kesalahan, peluang kita akan datang."Tetua Keempat sangat senang dan gembira, begitu pula para tetua lainnya.Kini mereka tidak perlu berbuat apa-apa dan hanya cukup menunggu hasilnya dengan tenang.Setelah pemilik istana kembali dan Tetua Agung belum menyelesaikan masalah ini, dia pasti tidak akan disukai lagi....Kota Perry.Saat ini Zira dan yang lainnya telah menemukan tempat tinggal di pusat kota.Tempat semua orang penting dan orang biasa berbaur yang cocok untuk bersembunyi.Sekarang mereka semua beserta Naufal dan Tamara, memiliki teknik rahasia pada mereka, sehingga para anggota Istana Nirila tidak akan bisa menemukan mereka dalam waktu singkat.Akan tetapi, saat
Dirga sudah mendapatkan jawabannya.Melihat ekspresinya, Pak Krisna bertanya dengan ragu, "Apa kamu benar-benar mengerti?""Sebelum meninggalkan Tanah Suci, adik seperguruanku dihajar habis-habisan olehmu."Dirga tersenyum dan berkata, "Paman Guru, jangan khawatir. Aku mengerti segalanya.""Kamu nggak perlu menahan diri dan memperlakukanku seperti orang mati!"Dirga sudah siap.Pak Krisna bertanya dengan bingung, "Yakin?"Dirga mengangguk tanpa ragu.Pak Krisna tersenyum setelah melihatnya, lalu dia mengangkat tangannya dan Dirga langsung melayang.Tanpa ada sedikit pun ruang untuk melawan.Entah berapa lama atau seberapa jauh Dirga terbang.Hanya setelah menstabilkan tubuhnya, Dirga menyadari dia telah tiba di tempat yang aneh.Ada luka kecil di keningnya dan darah mengalir.Pada saat ini seluruh tubuhnya menggigil dan ketakutan yang belum pernah terjadi sebelumnya menembus jauh ke dalam sumsum tulangnya.Sebelum bisa menarik napas, kekuatan hisap yang menakutkan dan kuat menariknya l
Pak Krisna melanjutkan, "Tapi jangan salahkan aku kalau kelak sesuatu terjadi.""Oke, aku sudah mengatakan semua yang harus kukatakan. Kamu bisa urus semuanya sendiri.""Aku nggak bisa menjamin keselamatan semua kekasihmu, tapi aku nggak akan pernah membiarkan siapa pun menyakiti mereka selama aku masih di sini.""Ada lagi, jangan berpura-pura bodoh, nak. Karena kamu mengetahui beberapa hal, kenapa kamu nggak memberi tahu kekasihmu?"Dirga tersenyum dan berkata, "Hidup akan lebih menarik dengan beberapa rahasia, ditambah lagi Zira adalah kekasihku.""Lebih baik untuk membuatnya agak misterius."Setelah mendengar ini, sudut bibir Pak Krisna berkedut beberapa kali dan memelototi Dirga sebelum memasukkan Pagoda Asura ke dalam cincin penyimpanannya, kemudian melangkah ke udara untuk pergi.Tujuan kedatangannya hanya untuk memberikan bimbingan kepada Dirga agar jalur bela dirinya menjadi lebih cerah dan berjangka panjang.Awalnya Pak Krisna ingin memberi tahu Dirga sesuatu tentang Zira, tet
Sekarang Mutiara Roh ada di tangan Istana Dewa dan hanya masalah waktu sebelum Catthy dan Rose menelannya.Dia dan ibunya tentu saja tahu kalau mereka berdua menelan kekuatan Mutiara Roh, Zira pasti akan menderita serangan balik.Ibu dan putri sudah lama mengetahui hal ini. Mereka juga yakin Dirga mengetahuinya.Akan tetapi, tidak ada orang yang pernah menyebutkannya.Catthy percaya Dirga adalah orang yang cerdas dan sekarang dia pasti sudah menyadarinya. Kalau Dirga sudah menyadarinya, dia pasti akan datang ke Istana Dewa.Selama Dirga datang ke Istana Dewa, dia dan orang tuanya akan selamat.Meskipun Catthy ingin mengingatkan Dirga saat berada di Pagoda Asura, dia tetap tidak melakukannya karena keegoisan.Dia tahu sekarang sudah terlambat untuk mengatakan apa pun. Dia dan Dirga tidak akan pernah berteman.Catthy tidak lagi meminta pengampunan Dirga, tetapi dia berharap Dirga bisa menghancurkan Istana Dewa.Hanya saja Catthy menganggap beberapa hal terlalu sederhana dan tidak mengeta
Rose melanjutkan. Sekarang dia tidak ingin menyembunyikan apa pun lagi.Dia menceritakan semuanya kepada putrinya, Catthy.Akan tetapi pada kenyataannya, dia tidak tahu banyak tentang rahasia Zira."Putriku, kamu cukup tahu beberapa hal ini sendiri dan jangan memberi tahu hal ini kepada Dirga ataupun Zira.""Dirga dan Zira telah dibebani dengan terlalu banyak rahasia dan warisan.""Kamu bisa mengerti ada jiwa lain hidup di dalam tubuh mereka dan mereka adalah warisan dua Pendekar Super di dunia ini.""Kamu juga mengerti keduanya adalah reinkarnasi dari dua Pendekar Super itu.""Selain itu, kamu harus ingat Naomi memiliki darah yang sama mengalir di tubuhnya seperti kamu.""Meskipun dia lahir dari Octa dan istrinya, Dua Penatua Gelap Terang secara paksa memindahkan Fisik Teratai dari tubuh Zira ke dalam tubuhnya.""Jadi dia ditakdirkan untuk menderita sebagian karma Zira. Cuma ini yang aku tahu.""Kamu harus berjanji padaku kalau kau akan hidup apa pun yang terjadi, Dirga nggak akan mem
Catthy sekeluarga langsung menjadi tenang kembali.Karena sosok ini tidak lain adalah Dirga.Saat ini Dirga telah tiba di pintu masuk aula dengan Mutiara Roh mengambang di telapak tangannya."Halo semuanya, aku datang tanpa diundang.""Setelah memikirkannya, aku masih merasa Mutiara Roh akan aman bersamaku.""Bagaimana? Terkejut nggak?"Dirga sangat cepat dan mengejutkan.Awalnya Dirga berencana untuk langsung memusnahkan Istana Dewa, tetapi ucapan Cart membuatnya mengubah rencananya.Dia tidak bisa membiarkan Catthy dan Rose menelan Mutiara Roh, juga tidak bisa membiarkan Zira menderita serangan balik.Akhirnya sekarang dia bisa tenang setelah mendapatkan Mutiara Roh kembali.Dia bisa menyelinap ke dalam kuil tanpa ada yang menyadarinya berkat teknik rahasia yang diberikan Pak Krisna padanya.Sekarang dia mengetahui tingkat kultivasi Hans lebih tinggi darinya dan ada begitu banyak pendekar di Istana Dewa.Takutnya mereka akan menghajarnya kalau melawan mereka secara terbuka."Bocah, h
Alika membuka pintu dan ketakutan setelah melihat kondisi Dirga yang menyedihkan, kemudian bergegas menggendongnya untuk membawanya kembali ke kamar."Pak Dirga, kok kamu bisa terluka begitu parah?""Sudah bawa Mutiara Roh itu kembali?"Alika membantu Dirga sampai di kasur dan duduk dengan wajah khawatir.Awalnya Alika ingin pergi dengan Dirga, tetapi Dirga tidak setuju. Dia juga tahu kalau pergi bersama Dirga dengan tingkat kultivasinya saat ini tidak hanya gagal membantunya, tetapi juga akan menghalanginya.Jadi Alika hanya bisa tinggal di sini dan menunggu Dirga.Dia tentu saja tahu betapa kuatnya Istana Dewa dan juga tahu betapa kuatnya Dirga.Akan tetapi, sekarang Dirga terluka parah yang sudah cukup untuk menunjukkan dia dan Dirga telah meremehkan Istana Dewa sebelumnya.Saat ini Dirga sedang duduk di kasur dengan wajah pucat dan darah mengalir dari sudut bibirnya.Dia menghela napas dengan susah payah, lalu berkata, "Hans si Kepala Istana sangat kuat.""Aku nyaris nggak bisa kem