Pemilik gerai langsung menggesek kartu tanpa banyak bicara lagi.Pembayaran selesai dengan ditandai bunyi dari mesin EDC.Saat ini raut wajah pemilik gerai memperlihatkan senyum seorang pedagang."Bagaimana kalau kamu beli beberapa bongkah batu lagi, aku akan memberimu potongan harga.""Nggak perlu, cepat potong batunya."Viona mendesak pemilik gerai. Pemilik gerai segera memotong batu dengan pisau besinya dengan mahir.Akan tetapi, Dirga malah menghentikannya."Pinjamkan alatnya padaku, biar aku saja yang potong."Dirga segera mengambil pisau besi pemilik gerai, kemudian mulai memotong batu giok. Dirga memotong bagian batu yang tidak terdapat energi roh dan tingkat kemurnian energi roh yang rendah.Batu yang tersisa tidak begitu banyak, Dirga mendongak dan bertanya kepada Viona mengenai benda favoritnya."Apa masih perlu tanya lagi? Tentu saja batu berlian. Aku suka Hati Samudra Negara Naga yang tak ternilai itu.""Kak Dirga, kalau Kak Dirga bisa memahat batunya jadi Hati Samudra, kel
Kemudian, pada saat ini terdengar suara Dirga."Apa maksudmu? Kamu berani sok hebat di depanku!""Cari mati!"Setelah Dirga selesai bicara, kekuatan itu tiba-tiba berubah arah dan melesat ke arah orang kepercayaan Sunata."Hmm?""Kuat sekali."Raut wajah orang kepercayaan Sunata berubah drastis, hanya saja dia tidak sempat bertindak dan langsung tewas oleh kekuatan yang barusan dia keluarkan.Ratusan ribu orang yang hadir langsung terdiam. Mulut semua orang menganga, mereka tidak percaya dengan mata kepala mereka sendiri.Terutama petarung-petarung itu.Mereka tahu tingkat kultivasi orang kepercayaan Sunata, tetapi dia dibunuh begitu saja.Siapa yang telah melakukannya?Sejak kapan muncul pendekar super yang mengerikan seperti ini di Kota Foniks?Semua orang tidak berani percaya, mereka semua tidak mengerti apa yang baru saja terjadi.Semua orang segera bubar.Di sisi lain, saat ini Dirga dan yang lainnya sudah menemukan sebuah toko dan duduk di toko itu.Pemilik toko sedang tidak ada
Tujuan kedatangan Sunata kali ini adalah untuk meyakinkan kakak iparnya.Tak lama kemudian, Sunata tiba di Gerbang Jenjang.Kakak ipar Sunata, ketua sekte Gerbang Jenjang yang bernama Alvan Gunadi sudah tahu kalau Sunata akan datang, sehingga dia sengaja menghindar.Setelah Sunata datang, dia menunggu dengan sabar. Sunata tahu kalau kakak iparnya tidak ingin menemuinya.Walau merasa kehilangan martabat, Sunata tetap bersabar. Sunata menunggu selama enam jam lebih, tetapi dia tak kunjung bertemu dengan Alvan.Pada saat ini, Sunata memanggil salah seorang murid Gerbang Jenjang dan menyuruhnya untuk menyampaikan beberapa hal pada Alvan.Benar sekali, belasan menit kemudian Alvan akhirnya muncul. Alvan mengenakan pakaian tradisional serba biru gelap, wajahnya dipenuhi oleh jenggot.Alvan menggenggam dua buah kacang walnut berumur ribuan tahun. Alvan sudah berusia tiga ratusan tahun, tetapi dia masih berenergik dan terlihat seperti baru berumur enam puluh tahun."Hahaha, adik iparku, maafka
Alvan tahu betul situasi yang diceritakan oleh Sunata, tetapi dia mengabaikan semua itu.Alvan hanya percaya dengan apa yang dia lihat dengan kedua mata kepalanya sendiri.Akan tetapi, Alvan sangat tertarik dengan keuntungan yang dibahas oleh Sunata barusan."Sunata, kamu terlalu mengkhawatirkan banyak hal. Kamu ini terlalu tegang dan kehilangan penilaian yang paling mendasar.""Wilayah timur nggak seperti wilayah selatan yang payah. Hal seperti itu nggak akan pernah terjadi di wilayah timur.""Maksudku adalah ....""Apa kamu pernah berpikir mungkin saja Satya dan Cornelius menjadikan perempuan yang kamu ceritakan itu sebagai pengalihan?""Semua orang tahu kalau Gerbang Langit Selatan dan Sekte Taichi selalu mempunyai hubungan yang baik satu sama lain sejak lama, di antara sekte mereka berdua nggak pernah ada konflik ataupun perbedaan.""Terutama di generasi Satya dan Cornelius, kita terlalu menganggap tinggi kekuatan berbagai sekte dan organisasi di wilayah selatan.""Ambisi mereka be
Dirga juga menyadari kalau kondisi mental ketiganya tidak stabil. Begitu menghadapi kesulitan atau halangan, kondisi mental mereka pasti akan langsung hancur dalam sekejap.Ini sangat fatal bagi seorang petarung.Sementara ini Dirga masih belum tahu apakah dia akan mengingat ketiga orang tersebut ataupun membantu mereka.Karena Dirga tahu betul kondisi mental tergantung pada masing-masing orang. Ada beberapa orang yang tahu kondisi mental diri sendiri dan mempunyai keberanian juga bersedia langsung menghadapi kondisi mental pribadi.Apa pun yang terjadi, kesulitan atau halangan apa pun yang dihadapi, kondisi mental tidak akan tergoyahkan.Orang seperti ini meski bakatnya biasa-biasa saja, jalan bela diri yang bisa dia tempuh tetap akan sangat panjang.Sementara orang-orang yang berbakat, tetapi tidak berani menghadapi kondisi mentalnya sendiri.Orang seperti ini meski mampu mencapai tingkat yang tak bisa dicapai oleh orang-orang seusia mereka, perjalanan bela diri mereka tidak akan pan
Dirga berdiri sambil meletakkan kedua tangannya di punggung.Para pendekar Keluarga Christianto merasa ngeri bukan main. Dirga dan yang lainnya tentu saja tahu kalau sebelum Sunata pergi, dia pasti sudah memberi tahu para pendekar keluarganya.Hanya saja mereka tidak menyangka kalau Dirga ternyata akan berani datang langsung ke kediaman mereka, selain itu barusan mereka sudah merasakan kultivasi Dirga yang sangat mengerikan."Ka ... kamu yang bernama Dirga?"Suara seluruh pendekar Keluarga Christianto gemetar, bahkan tubuh mereka juga gemetar hebat.Para pendekar dengan tingkatan alam yang rendah sudah terduduk lemas, mereka juga tidak ingin demikian, tetapi mereka sama sekali tidak bisa mengendalikan tubuh mereka.Aura yang meluap dari tubuh Dirga benar-benar mengerikan."Akulah yang bernama Dirga. Aku jamin akulah Dirga yang asli.""Keluarga kalian hebat sekali, ya. Siapa pun yang menyentuh pesuruh kalian akan dibinasakan?""Marilah, perlihatkan kehebatan kalian padaku sekarang juga.
Raut wajah anggota Keluarga Christianto terlihat sangat beragam pada saat ini.Kakak mereka tidak pernah mengecewakan mereka dan dia sudah membanggakan mereka tidak peduli apa pun hasilnya hari ini.Hanya saja, Ferdinan dan pendekar Keluarga Christianto sama sekali tidak merasa senang, karena mereka tahu kalau kultivasi Viona sangat rendah.Kristin melangkah maju pada saat ini, tapi Dirga sudah menepuk bahu dan menariknya ke belakang sebelum dia sempat berbicara."Kamu bukanlah lawannya!"Dirga membalikkan badannya dan berkata pada Kristin serta yang lain, "Carilah lawan yang setara dengan kalian.""Melina, kamu bertarunglah dengannya."Naomi dan yang lain segera memilih lawan masing-masing setelah mendengar perintah Dirga.Melina melangkah maju dan menerjang ke hadapan Ferdinan."Lawanmu adalah aku, aku akan bertarung denganmu."Raut wajah Ferdinan terlihat sangat buruk pada saat ini, Dirga ingin orang-orangnya bertarung dengan junior dari Keluarga Christianto dan niatnya terlihat san
Seluruh anggota Keluarga Christianto merasa sangat ketakutan saat mendengar ini meski nada bicara Dirga sangat datar."Nggak. Maafkan kesalahan kami, Senior.""Tolong ampuni kami, aku nggak mau membela tindakan Keluarga Christianto.""Keluarga Christianto nggak berniat bermusuhan denganmu, kami sudah terbiasa bersikap arogan selama beberapa tahun ini, serta punya pandangan yang sempit dan nggak punya mata!"Buyut Keluarga Christianto berkata dengan tulus dan seluruh tubuhnya bergetar.Dirga berdiri dan menatap seluruh anggota Keluarga Christianto pada saat ini, kemudian berkata, "Kalian harus merasa beruntung karena punya buyut sebaiknya dan harus berterima kasih padanya!""Kuberi tahu pada kalian, cuma orang yang pura-pura kuat yang akan menindas orang lemah untuk mendapatkan kesenangan.""Maukah kalian jadi kekuatan terkuat di Distrik Easi?"Buyut Keluarga Christianto langsung memahami niat Dirga saat mendengar ini dan langsung berlutut.Anggota Keluarga Christianto yang lain juga ik