Dirga menggendong Naomi dan melayang di tengah udara tanpa menunggu jawaban darinya!Sepuluh menit kemudian, Dirga membawa Naomi ke puncak gunung dan mereka bisa melihat seluruh kota di sini!Bintang-bintang bergemelapan di langit dan juga terdapat cahaya lampu di bawah gunung yang terlihat sangat terang.Dirga mencari sebuah batu yang rata dan berbaring di atasnya, sedangkan Naomi berbaring di atas tubuh Dirga.Mereka berdua dapat dengan jelas mendengar suara detak jantung pihak lain dan tidak ada yang berbicara. Naomi mengangkat kepalanya setelah beberapa saat berlalu, menopang dagunya dengan satu tangan dan menatap Dirga dengan tenang di bawah cahaya bulan yang redup.Satu tangan lainnya dengan lembut membelai dada Dirga dan menarik kumisnya.Pada akhirnya Naomi yang berbicara terlebih dahulu."Sudah lama nggak lihat bintang, temani aku hitung bintang, ya?"Naomi merentangkan lengan Dirga, kemudian berbaring terlentang dan menyandarkan kepalanya di dada Dirga.Bintang-bintang di ata
Terdapat beberapa orang yang sudah lama tidak menyukai Gerbang Jenjang, karena mereka semua memiliki sifat yang sama persis dengan Alvan!Sombong, suka mendominasi dan meremehkan orang lain."Nggak disangka, benar-benar nggak disangka.""Nggak disangka Gerbang Jenjang juga akan mengalami hal seperti ini, bukannya kalian sangat hebat?""Bukannya sangat sombong?""Kenapa dipukul sampai babak belur sekarang? Mulut kalian bahkan dipukul sampai seperti ini, jangan harap bisa bicara lagi di masa depan.""Ke mana sifat sombong kalian biasanya? Setiap tindakan kalian pasti akan dapat karmanya.""Sudah kukatakan kalau pasti ada kejadian yang mengejutkan di tempat ini hari ini!""Hahaha, Saudara, kamu yang memukul mereka semua, 'kan?""Bagus sekali!"Seorang petarung yang berusia awal tiga puluh tahunan dengan cepat datang ke hadapan Dirga dan Naomi, dia adalah seorang kultivator pedang."Salam kenal, namaku adalah Bagas Kilion dan merupakan seorang kultivator perorangan."Kepala Bagas dicukur d
Semua orang menatap Dirga dengan tatapan seperti sedang melihat orang bodoh."Hahaha, sungguh konyol.""Aku nggak salah dengar, 'kan? Aku nggak lagi bermimpi, 'kan?""Coba tampar aku dan buat aku bangun dari mimpi.""Apa yang orang ini katakan tadi?""Nggak disangka dia minta Tetua Pinos untuk berlutut dan minta maaf?""Memangnya dia siapa?"Para petarung dari kekuatan lain dan murid-murid dari Gerbang Jenjang berteriak dengan keras pada saat ini.Terutama murid Gerbang Jenjang, ucapan Dirga merupakan sebuah penghinaan besar bagi mereka.Tetua Pinos memiliki kedudukan yang terhormat di Gerbang Jenjang dan belum pernah ada orang yang berani berkata seperti ini padanya."Tetua Pinos, bunuh dia!""Tetua nggak boleh dihina dan Gerbang Jenjang juga nggak boleh dihina.""Senior kami meninggal karena ditampar olehnya dan dendam ini harus dibalaskan.""Tetua Pinos, kami mohon padamu."Semua murid muda dari Gerbang Jenjang berlutut.Tetua Pinos merasa bangga saat melihat mereka.Setelah itu Tet
Viona segera kembali ke kamarnya dan mulai berlatih."Aku benar-benar merasa kalau Viona adalah orang yang impulsif. Naomi, tolong lebih perhatikan dia di masa depan."Dirga merasa sangat khawatir terhadap sikap dan mentalitas Viona pada saat ini, dia benar-benar takut kalau Viona adalah orang yang impulsif.Karena ini adalah hal paling mematikan bagi seorang petarung, yang juga menunjukkan bahwa pola pikir Viona tidak setenang yang terlihat di luar.Nyawanya akan berada dalam bahaya begitu pola pikirnya hancur.Dirga merasa dia kurang bertanggung jawab dan terlalu jarang memperhatikan Viona."Dirga, kamu tenang saja. Aku terus memperhatikan Viona selama ini. Nggak perlu terlalu khawatir, dia nggak selemah yang kamu bayangkan dan pola pikirnya juga cukup stabil.""Gadis ini memiliki banyak pemikiran aneh, selain itu dia juga masih kecil dan kamu juga nggak akan ngerti meski aku mengatakannya padamu.""Aku bisa menjamin padamu kalau dia nggak selemah yang kamu pikirkan dan pola pikirnya
Dirga pergi ke toko mi di seberang dan memesan semangkuk mi.Mereka berdua kebingungan, meski mereka mengetahui tujuan Dirga, mereka tidak terlalu mengerti apa maksudnya?Hanya saja, mereka hanya bisa menuruti ucapan Dirga.Mereka berdua masuk ke dalam akademi seni bela diri.Mereka berdua terkejut setelah masuk ke dalam.Terdapat banyak ratusan petarung dengan berbagai tingkatan alam di dalamnya.Bahkan ada pendekar terkuat di dalamnya, tidak disangka kepala dari akademi ini adalah seorang pendekar Puncak Mahadewa Bumi peringkat sembilan.Melina dan Milena terkejut saat melihat begitu banyak pendekar."Loh, ada apa kedua wanita cantik datang ke sini?""Bukankah ini sama saja seperti seekor burung elang yang masuk ke dalam sekelompok ayam?""Saudara-saudara, jangan berlatih lagi, cepat berhenti."Kepala Akademi seni bela diri ini adalah seorang pria berumur 150 tahun lebih dengan berat badan 100 kilogram.Pria itu terlihat sangat menakutkan karena pundaknya yang lebar dan wajah yang di
Tentu saja, Dirga juga menerima hadiah dari Keluarga Christianto. Oleh karena itu, Dirga memiliki ide agar Melina dan Milena mengikuti uji coba di akademi seni bela diri tersebut.Kini, mereka lolos uji coba. Akademi seni bela diri tersebut bertindak atas kehendak Dirga."Bangun. Bawa muridmu dan lanjutkan kesibukan kalian."Dirga cukup puas terhadap perbuatan Keluarga Christianto. Dengan jentikan jari, secercah energi sejati memasuki tubuh Kepala Akademi.Seketika, Kepala Akademi menjadi bersemangat. Dia tahu apa artinya itu.Artinya, dia akan segera menerobos alam kultivasi dan menjadi Pendekar Super di Pasar Kuolun.Kepala Akademi tidak berani membayangkan hal itu."Terima kasih, Senior!"Tidak ada kata-kata yang dapat mengungkapkan rasa syukurnya pada Dirga. Kepala Akademi hanya dapat bersujud pada Dirga."Sudah, sudah. Bangunlah!""Bawa orangmu pergi. Jangan biarkan siapa pun menggangguku.""Baik, akan segera kuatur."Kepala Akademi segera bangun dan melambai tangan untuk mengusir
Dirga masuk ke dapur dan menolak siapa pun untuk membantunya!Dalam rangka perpisahan ini, Dirga ingin memasak untuk mereka semua.Lebih dari dua jam kemudian, Dirga menghidangkan semeja makanan.Semua orang duduk mengitari meja untuk makan bersama. Viona dan yang lain sudah mengemas barang masing-masing.Milena, Melina, dan Septa ingin tinggal di sana, tetapi oleh bujukan Viona, mereka bertiga memutuskan untuk mengikuti rombongan Viona ke Distrik Noru!Saat makan, mereka bertiga memberitahukan hal itu pada Dirga. Dirga juga berencana menyuruh mereka bertiga mengikuti rombongan Viona ke Distrik Noru."Baik, kalian bisa pergi sama-sama dan menjaga satu sama lain."Di antara mereka, alam kultivasi Melina dan Milena paling rendah, tetapi kecepatan kultivasi mereka adalah yang paling cepat.Dirga sama sekali tidak mengkhawatirkan mereka semua.Energi pedang yang disegelnya dalam cincin Kristin dan yang lain sangat dahsyat.Setelah makan, Dirga dan Naomi mengantar rombongan Viona ke luar.V
Zira sangat bersemangat.Rombongan Viona sedang dalam perjalanan menuju Distrik Noru dan diperkirakan akan sampai dalam seminggu lagi.Zira tentu sangat bersemangat.Zira tidak tahu sudah berapa lama dirinya tidak bertemu dengan adiknya.Terlepas dari rasa girang dan semangat, ekspresi Zira menjadi lesu.Dirga tidak datang."Dirga, kamu dan Kak Naomi juga akan pergi?""Aku benar-benar merindukanmu!""Jangan khawatir, aku pasti akan mendirikan sekte super milikmu sebelum mereka sampai!""Selama ada aku, nggak ada yang bisa mengganggu mereka. Kamu juga harus lindungi Kak Naomi."Zira bergumam sendiri sambil melihat laporan itu.Ketika Zira sedang memikirkan Dirga, seorang murid Sekte Pedang Ilahi melapor bahwa ada seseorang yang ingin menemuinya."Siapa yang ingin bertemu denganku?""Cinthia, kepala dari Keluarga Siregar yang menduduki peringkat sepuluh di Distrik Noru.""Baik, aku tahu. Persilakan masuk."Zira membakar laporan di tangannya. Dia kembali ke kamar untuk mengganti jubah den