Tujuan kedatangan Sunata kali ini adalah untuk meyakinkan kakak iparnya.Tak lama kemudian, Sunata tiba di Gerbang Jenjang.Kakak ipar Sunata, ketua sekte Gerbang Jenjang yang bernama Alvan Gunadi sudah tahu kalau Sunata akan datang, sehingga dia sengaja menghindar.Setelah Sunata datang, dia menunggu dengan sabar. Sunata tahu kalau kakak iparnya tidak ingin menemuinya.Walau merasa kehilangan martabat, Sunata tetap bersabar. Sunata menunggu selama enam jam lebih, tetapi dia tak kunjung bertemu dengan Alvan.Pada saat ini, Sunata memanggil salah seorang murid Gerbang Jenjang dan menyuruhnya untuk menyampaikan beberapa hal pada Alvan.Benar sekali, belasan menit kemudian Alvan akhirnya muncul. Alvan mengenakan pakaian tradisional serba biru gelap, wajahnya dipenuhi oleh jenggot.Alvan menggenggam dua buah kacang walnut berumur ribuan tahun. Alvan sudah berusia tiga ratusan tahun, tetapi dia masih berenergik dan terlihat seperti baru berumur enam puluh tahun."Hahaha, adik iparku, maafka
Alvan tahu betul situasi yang diceritakan oleh Sunata, tetapi dia mengabaikan semua itu.Alvan hanya percaya dengan apa yang dia lihat dengan kedua mata kepalanya sendiri.Akan tetapi, Alvan sangat tertarik dengan keuntungan yang dibahas oleh Sunata barusan."Sunata, kamu terlalu mengkhawatirkan banyak hal. Kamu ini terlalu tegang dan kehilangan penilaian yang paling mendasar.""Wilayah timur nggak seperti wilayah selatan yang payah. Hal seperti itu nggak akan pernah terjadi di wilayah timur.""Maksudku adalah ....""Apa kamu pernah berpikir mungkin saja Satya dan Cornelius menjadikan perempuan yang kamu ceritakan itu sebagai pengalihan?""Semua orang tahu kalau Gerbang Langit Selatan dan Sekte Taichi selalu mempunyai hubungan yang baik satu sama lain sejak lama, di antara sekte mereka berdua nggak pernah ada konflik ataupun perbedaan.""Terutama di generasi Satya dan Cornelius, kita terlalu menganggap tinggi kekuatan berbagai sekte dan organisasi di wilayah selatan.""Ambisi mereka be
Dirga juga menyadari kalau kondisi mental ketiganya tidak stabil. Begitu menghadapi kesulitan atau halangan, kondisi mental mereka pasti akan langsung hancur dalam sekejap.Ini sangat fatal bagi seorang petarung.Sementara ini Dirga masih belum tahu apakah dia akan mengingat ketiga orang tersebut ataupun membantu mereka.Karena Dirga tahu betul kondisi mental tergantung pada masing-masing orang. Ada beberapa orang yang tahu kondisi mental diri sendiri dan mempunyai keberanian juga bersedia langsung menghadapi kondisi mental pribadi.Apa pun yang terjadi, kesulitan atau halangan apa pun yang dihadapi, kondisi mental tidak akan tergoyahkan.Orang seperti ini meski bakatnya biasa-biasa saja, jalan bela diri yang bisa dia tempuh tetap akan sangat panjang.Sementara orang-orang yang berbakat, tetapi tidak berani menghadapi kondisi mentalnya sendiri.Orang seperti ini meski mampu mencapai tingkat yang tak bisa dicapai oleh orang-orang seusia mereka, perjalanan bela diri mereka tidak akan pan
Dirga berdiri sambil meletakkan kedua tangannya di punggung.Para pendekar Keluarga Christianto merasa ngeri bukan main. Dirga dan yang lainnya tentu saja tahu kalau sebelum Sunata pergi, dia pasti sudah memberi tahu para pendekar keluarganya.Hanya saja mereka tidak menyangka kalau Dirga ternyata akan berani datang langsung ke kediaman mereka, selain itu barusan mereka sudah merasakan kultivasi Dirga yang sangat mengerikan."Ka ... kamu yang bernama Dirga?"Suara seluruh pendekar Keluarga Christianto gemetar, bahkan tubuh mereka juga gemetar hebat.Para pendekar dengan tingkatan alam yang rendah sudah terduduk lemas, mereka juga tidak ingin demikian, tetapi mereka sama sekali tidak bisa mengendalikan tubuh mereka.Aura yang meluap dari tubuh Dirga benar-benar mengerikan."Akulah yang bernama Dirga. Aku jamin akulah Dirga yang asli.""Keluarga kalian hebat sekali, ya. Siapa pun yang menyentuh pesuruh kalian akan dibinasakan?""Marilah, perlihatkan kehebatan kalian padaku sekarang juga.
Raut wajah anggota Keluarga Christianto terlihat sangat beragam pada saat ini.Kakak mereka tidak pernah mengecewakan mereka dan dia sudah membanggakan mereka tidak peduli apa pun hasilnya hari ini.Hanya saja, Ferdinan dan pendekar Keluarga Christianto sama sekali tidak merasa senang, karena mereka tahu kalau kultivasi Viona sangat rendah.Kristin melangkah maju pada saat ini, tapi Dirga sudah menepuk bahu dan menariknya ke belakang sebelum dia sempat berbicara."Kamu bukanlah lawannya!"Dirga membalikkan badannya dan berkata pada Kristin serta yang lain, "Carilah lawan yang setara dengan kalian.""Melina, kamu bertarunglah dengannya."Naomi dan yang lain segera memilih lawan masing-masing setelah mendengar perintah Dirga.Melina melangkah maju dan menerjang ke hadapan Ferdinan."Lawanmu adalah aku, aku akan bertarung denganmu."Raut wajah Ferdinan terlihat sangat buruk pada saat ini, Dirga ingin orang-orangnya bertarung dengan junior dari Keluarga Christianto dan niatnya terlihat san
Seluruh anggota Keluarga Christianto merasa sangat ketakutan saat mendengar ini meski nada bicara Dirga sangat datar."Nggak. Maafkan kesalahan kami, Senior.""Tolong ampuni kami, aku nggak mau membela tindakan Keluarga Christianto.""Keluarga Christianto nggak berniat bermusuhan denganmu, kami sudah terbiasa bersikap arogan selama beberapa tahun ini, serta punya pandangan yang sempit dan nggak punya mata!"Buyut Keluarga Christianto berkata dengan tulus dan seluruh tubuhnya bergetar.Dirga berdiri dan menatap seluruh anggota Keluarga Christianto pada saat ini, kemudian berkata, "Kalian harus merasa beruntung karena punya buyut sebaiknya dan harus berterima kasih padanya!""Kuberi tahu pada kalian, cuma orang yang pura-pura kuat yang akan menindas orang lemah untuk mendapatkan kesenangan.""Maukah kalian jadi kekuatan terkuat di Distrik Easi?"Buyut Keluarga Christianto langsung memahami niat Dirga saat mendengar ini dan langsung berlutut.Anggota Keluarga Christianto yang lain juga ik
Dirga menggendong Naomi dan melayang di tengah udara tanpa menunggu jawaban darinya!Sepuluh menit kemudian, Dirga membawa Naomi ke puncak gunung dan mereka bisa melihat seluruh kota di sini!Bintang-bintang bergemelapan di langit dan juga terdapat cahaya lampu di bawah gunung yang terlihat sangat terang.Dirga mencari sebuah batu yang rata dan berbaring di atasnya, sedangkan Naomi berbaring di atas tubuh Dirga.Mereka berdua dapat dengan jelas mendengar suara detak jantung pihak lain dan tidak ada yang berbicara. Naomi mengangkat kepalanya setelah beberapa saat berlalu, menopang dagunya dengan satu tangan dan menatap Dirga dengan tenang di bawah cahaya bulan yang redup.Satu tangan lainnya dengan lembut membelai dada Dirga dan menarik kumisnya.Pada akhirnya Naomi yang berbicara terlebih dahulu."Sudah lama nggak lihat bintang, temani aku hitung bintang, ya?"Naomi merentangkan lengan Dirga, kemudian berbaring terlentang dan menyandarkan kepalanya di dada Dirga.Bintang-bintang di ata
Terdapat beberapa orang yang sudah lama tidak menyukai Gerbang Jenjang, karena mereka semua memiliki sifat yang sama persis dengan Alvan!Sombong, suka mendominasi dan meremehkan orang lain."Nggak disangka, benar-benar nggak disangka.""Nggak disangka Gerbang Jenjang juga akan mengalami hal seperti ini, bukannya kalian sangat hebat?""Bukannya sangat sombong?""Kenapa dipukul sampai babak belur sekarang? Mulut kalian bahkan dipukul sampai seperti ini, jangan harap bisa bicara lagi di masa depan.""Ke mana sifat sombong kalian biasanya? Setiap tindakan kalian pasti akan dapat karmanya.""Sudah kukatakan kalau pasti ada kejadian yang mengejutkan di tempat ini hari ini!""Hahaha, Saudara, kamu yang memukul mereka semua, 'kan?""Bagus sekali!"Seorang petarung yang berusia awal tiga puluh tahunan dengan cepat datang ke hadapan Dirga dan Naomi, dia adalah seorang kultivator pedang."Salam kenal, namaku adalah Bagas Kilion dan merupakan seorang kultivator perorangan."Kepala Bagas dicukur d