Rasa takut yang menusuk hingga ke tulang rusuk mereka semua menyelimuti kelima pendekar Kaisar Master, termasuk anggota Keluarga Lukito yang masih bertahan hidup.Hingga saat ini barulah mereka menyadari bahwa kultivasi Dirga telah mencapai sesuatu yang berada di luar jangkauan dunia bela diri yang selama ini mereka ketahui.Mereka tahu kalau mereka tak bisa terlepas dari kematian yang sudah menanti dan tak memiliki kesempatan untuk selamat.Namun, sebelum mereka mengembuskan napas yang terakhir, mereka masih ingin mencobanya!"Dirga, mari segera selesaikan semuanya!"Kelima pendekar Kaisar Master kembali menyerang Dirga.Kali ini Dirga memutuskan untuk memuaskan keinginan mereka. Satu tangan Dirga menggenggam pegangan pedang, sementara tangan yang satunya menggenggam bagian pedang yang tajam. Setelah itu, Dirga menarik dengan kuat hingga pedangnya patah menjadi beberapa bagian!Beberapa bagian pedang itu kemudian melesat layaknya sebuah peluru, dalam sekejap menembus kepala kelima pen
Kalau begitu, masuk akal bila menerka bahwa Komite adalah bala bantuan Dirga.Bagaimanapun juga, Raja Asan saat ini merupakan dewan senior ketiga di Komite.Saat memikirkan hal ini, Benny kembali membuat dugaan bahwa Raja Asan kemungkinan besar mengirim pendekar super yang merupakan anak buahnya untuk membantu Dirga melenyapkan Keluarga Lukito dan juga Sekte Langit Biru."Pasti seperti itu.""Dirga memang sangat aneh dan misterius, tapi nggak mungkin dia bisa melenyapkan Keluarga Lukito dan Sekte Langit Biru sendirian.""Tingkat kultivasinya pasti nggak semisterius dan menakutkan seperti yang dibicarakan orang-orang!"Benny segera melakukan penilaian terakhir, dia sendiri merupakan seorang pendekar Kaisar Master.Benny tahu betul betapa sulitnya seorang pendekar ketika hendak mencapai Kaisar Master, itu semua membutuhkan sumber daya yang begitu banyak!Sementara Dirga baru umur berapa?Pemuda dua puluh tahunan. Benny tak percaya kalau kultivasi Dirga sudah mencapai tingkat Kaisar Maste
Dirga menekan tombol menjawab panggilan telepon, kemudian langsung mendengar suara gelisah gurunya dari ujung ponsel."Dirga, bawa Naomi ke Tiagung, di sana ada orang yang akan menjemput kalian berdua.""Tut, tut, tut ...."Panggilan telepon terputus. Dirga baru pertama kali melihat gurunya segelisah ini, dia tak banyak pikir lagi dan segera mencari Naomi.Setelah Dirga membawa Naomi pulang dan berpamitan dengan kedua orang tua Dirga, Dirga langsung pergi meninggalkan Kota Pandora dengan membawa Sasa juga.Pada saat yang bersamaan, Zira, Alin, Lilian dan juga Aisa juga tengah di dalam pesawat menuju Tiagung.Keesokan harinya di pagi hari, Dirga dan kedua orang lainnya tiba di bandara internasional Tiagung.Sasa baru pertama kali pergi sejauh ini, selain itu dia pergi bersama dengan Dirga. Sepanjang jalan Sasa terlihat sangat bersemangat."Wah, tempat ini indah sekali. Pasti banyak makanan enak di sini.""Pak Dirga, nanti kita mau makan apa?""Kak Naomi, di sini ada tahu fermentasi ngga
Bimo Tjohara, tuan muda Keluarga Tjohara dari Kota Tiagung.Berdasarkan informasi yang ditampilkan, Bimo berusia tiga puluh tiga tahun, dia adalah salah satu pria generasi muda Keluarga Tjohara yang luar biasa dan genius dalam berbisnis.Namun, orang ini mempunyai hati yang terdistorsi dan sangat kejam. Bimo akan melakukan cara apa pun demi mencapai tujuannya. Lima tahun yang lalu, Bimo membuat suatu rencana untuk mencelakai Presdir Grup Tjohara beserta keluarganya demi merebut Grup Tjohara hingga ke tangannya.Setelah melakukan konspirasi, Bimo membunuh menyewa pembunuh dan melarikan diri ke luar negeri.Bisa dipastikan bahwa Bimo adalah orang yang dibimbing oleh pihak misterius itu, kali ini tujuan Bimo kembali ke Tiagung adalah untuk merebut kekuasaan keluarganya.Keluarga Tjohara juga tidak sederhana, berdasarkan informasi, leluhur mereka merupakan saudara leluhur Keluarga Tjohara yang merupakan salah satu penguasa Kota Damon.Setelah mencerna informasi-informasi tersebut, Dirga se
Dirga mengenali wajah Nina, dia telah melihat foto Nina pada informasi yang diberikan oleh Yoyo sebelumnya.Selain itu, Dirga juga mengenali Lutfi Tjohara.Hanya saja, hal yang membuat Dirga terkejut adalah dia tak menyangka kalau mereka berdua akan datang secepat ini.Nina tak tahu harus berkata apa, sementara Lutfi berjalan hingga berhadapan dengan Dirga, kemudian dia tersenyum dan berkata, "Lumayan juga, persis seperti yang dikatakan oleh Rafan.""Dirga, aku dan gurumu sudah lama saling mengenal. Kita harusnya nggak bertemu dalam situasi seperti ini.""Tapi, kamu harusnya sudah tahu beberapa hal juga, jadi aku nggak akan bicara terlalu banyak.""Kamu dan putriku, Nina, punya perjanjian pernikahan. Besok aku akan mengumumkan kabar ini.""Kelak, aku akan menyerahkan Nina kepadamu.""Apa?"Nina terkejut, dia kebingungan, sementara Dirga terlihat tetap tenang.Karena hal ini sudah dikatakan oleh gurunya melalui telepon barusan.Lutfi mengeluarkan sebuah cincin."Nina, hal ini harusnya n
Dirga tidak akan menuruti Kaleb, dia mengangkat tangan lalu menampar Kaleb hingga terpental.Kejadian barusan sontak membuat Yoyo terkejut.Akan tetapi, Dirga langsung menatapnya dengan tatapan mata yang tajam sebelum Yoyo sempat bicara.Sontak, Yoyo ketakutan hingga sekujur tubuhnya gemetaran, kelopak matanya berkedut dan bulu kuduknya merinding.Tatapan mata Dirga seperti pedang yang tajam, sontak menyayat hati Yoyo.Rasa takut ini adalah rasa takut yang tak pernah Yoyo rasakan sebelumnya."Ka ... kamu berani memukulku?""Sialan, aku akan membunuhmu!"Kaleb marah besar, dia tak pernah dipermalukan seperti ini sebelumnya.Kaleb bangkit berdiri, tetapi sebelum dia berjalan hingga ke hadapan Dirga, Dirga kembali menamparnya hingga berguling di lantai."Nggak mungkin!""Kamu hanyalah orang biasa!""Bagaimana mungkin kamu ...."Kaleb hampir kehilangan akal sehatnya, dia tidak mengerti bagaimana Dirga bisa menghajarnya. Kaleb tidak mengerti bagaimana mungkin dirinya tak berdaya melawan Dir
Lutfi bangkit berdiri, lalu berjalan hingga ke sisi Nina."Nina, kamu nggak menyalahkan Kakek, 'kan?"Lutfi terlihat tenang, di dalam hatinya dia juga sangat mengerti bahwa menanyakan hal seperti ini sebenarnya tak ada gunanya.Namun, Lutfi tak kuasa untuk bertanya, dia merasa tidak tega saat melihat Nina yang dari awal terlihat tidak senang.Nina sekarang terlihat tidak bersemangat, seperti mayat hidup. Hal ini membuat Lutfi sangat tidak tega dan merasa bersalah.Sekarang Lutfi tidak bisa hanya memikirkan tentang Nina, dia juga tidak bisa melakukan apa pun untuknya.Nina tak berkata apa-apa, pandangan mata yang kosong menatap sekeliling, tak ada orang yang tahu apa yang saat ini Nina sedang pikirkan.Namun, semuanya dapat melihat rasa tidak bahagia dan kesedihannya."Huft ...."Lutfi menghela napas dan berkata kembali, "Kakek tahu kamu sangat sedih, Kakek juga tahu kamu pasti sangat benci Kakek.""Tapi, Kakek juga nggak bisa apa-apalagi. Kakek harus melakukan ini agar bisa menyelamatk
Sosok itu adalah Dirga.Dirga sebenarnya sudah datang dari tadi, hanya saja dia berdiri di pojokkan, sehingga dia juga telah menyaksikan semua yang terjadi di sini.Awalnya, Dirga tidak ingin ikut campur juga tidak tertarik dengan masalah Keluarga Tjohara.Namun, ketika Dirga barusan melihat Nina hendak mengakhiri hidupnya, Dirga sudah tidak tahan lagi dan akhirnya memperlihatkan dirinya.Nina mendongak dan melihat sosok Dirga, raut wajahnya masih tidak berubah. Nina berjalan melewati Dirga dan kembali menghantamkan kepalanya ke tiang, tetapi Dirga langsung menariknya."Apa kamu rela mati begitu saja?""Kalau kamu mati, Keluarga Tjohara pasti juga akan berakhir.""Kalau kamu mati, orang-orang ini pasti akan langsung membagi-bagikan aset perusahaan.""Kalau kamu mati, ayahmu pasti adalah orang yang paling menderita.""Apa kamu benar-benar rela?""Semua orang mengatakan kalau kamu adalah pebisnis genius generasi muda Kota Tiagung, apa pun kesulitan yang kamu hadapi, kamu pasti bisa melew