Natasha melihat kedatangan Aiden bersama Amber, jujur saja dia merasa terkejut melihat kedua orang yang tidak ingin dilihatnya. Namun Enrico sengaja menyapa Aiden, dan membawanya ke hadapan Aiden dan Amber. Memperkenalkan dirinya sebagai kekasihnya Enrico.
Terlihat jelas tatapan suka dari Aiden, menyerot Natasha begitu intens, hanya saja Natasha tidak peduli dengan Aiden, baginya Aiden adalah masa lalu, dan ia tidak akan mengharapkan ucapan maaf dari Aiden.
Sudah cukup 5 tahun untuk Natasha menyimpan semua lukanya, dan kali ini dia akan menunjukkan pada Aiden, tanpa Aiden, dia mampu berdiri sendiri.
"Ric, bisakah kau mengantarku ke dalam? Sepertinya aku memerlukan sesuatu?" ucap Natasha tidak ingin berlama-lama melihat kedua orang munafik di depannya.
"Sure baby, apapun yang kau inginkan, aku akan mengantarnya," balas Enrico mengecup kening Natasha di depan Aiden dan Amber. Membuat Aiden mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih, menahan emosinya sejak tadi melihat Enrico memperlakukan Natasha begitu posesif dan romantis.
"I'm sorry Mr. Addison, kekasih mengajak aku untuk masuk ke dalam, dan sekali lagi senang bertemu denganmu," pamit Enrico, lalu ia pun menarik pinggang Natasha, mengapit pinggangnya penuh ke possessive an.
Selepas kepergian Natasha dan Enrico, emosi yang semenjak tadi Aiden tahan tak bisa ditahannya, ia berteriak, lantang menggema seisi lobby.
Sampai Amber pun menenangkan Aiden, tapi percuma saja. Aiden tetap dalam keadaan marah. Justru Amber dibentak olehnya.
"Aiden please tenangkan dirimu?" pinta Amber menenangkan Emosi Aiden yang tak terkendali.
"KAU MENYURUHKU DIAM, DI SAAT AKU MELIHAT ISTRIKU BERSAMA PRIA LAIN, HAH!" teriak Aiden membentak Amber di depan banyak orang.
"Aiden, Natasha tidak mengenalmu! Please, tenangkan dirimu. Aku tidak ingin media semakin menyoroti kita, aku mohon Aiden," Amber merapatkan kedua tangannya dan bersimpuh, meminta Aiden menenangkan emosinya.
Sementara Aiden yang melihat Amber bersimpuh menarik nafasnya kasar secara berulang kali, mencoba untuk menenangkan dirinya sebisa mungkin, semampu dirinya menahan emosi yang masih berada dalam dirinya.
'Arghhh' Aiden teriak, mengeluarkan seluruh emosinya, sebelum ia benar-benar tenang. Tapi sayang--nya emosi Aiden sudah menguasai dirinya.
"Sialan! aku tidak bisa, aku tidak bisa melihat istriku bersama orang pria lain" emosi Aiden semakin menjadi, ia pun meninggalkan Amber yang bersimpuh pada dirinya. Namun, Aiden tidak memperdulikan Amber.
Lantas, Aiden pun pergi mencari Natasha untuk menggeretnya kembali ke dalam hidupnya.
••••
Di ruangan lain, Enrico tahu Natasha tidak nyaman dengan kedatangan Aiden dan Amber di tempat ini.
Enrico sendiri pun tidak mengetahui, kalau Amber adalah salah satu fashion icon di tempat ini, jika saja dia tahu, Ia tidak akan membawa Natasha ke sini. Tetapi semuanya sudah terlambat. Mereka kembali dipertemukan, walaupun Natasha sudah tidak menganggap Aiden adalah suami.
'Hah' helaan nafas kasar Enrico terdengar jelas, hingga membuat Natasha menatapnya.
"Maaf," kata Pertama yang Enrico ucapkan untuk membuka pembicaraannya.
"Untuk?" tanya Natasha tidak mengerti.
Enrico membawa tangan Natasha untuk di kecupnya, sebelum dia membalas ucapan Natasha. "Maafkan aku Nat, jika aku tidak mengajakmu ke tempat ini, mungkin kau tidak akan bertemu dengan Aiden."
"Ric, kau tidak salah padaku, ini semua takdir tuhan. Takdir yang mempertemukan aku dengan Aiden kembali, tapi percayalah padaku, aku sudah menetapkan hatiku pada seseorang yang tulus menjaga, merawat dan mengenalkan akur arti cinta, dan aku sadar apalah arti aku menunggu seseorang yang pernah aku cinta, tidak kunjung mencintai ku," ungkap Natasha tersirat makna yang ia simpan selama ini.
Sampai Enrico pun mencerna setiap kata-kata Natasha berulang kali, namun nyatanya, Enrico tidak dapat mencerna ucapan Natasha. Hingga ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, bingung.
"Dan aku benar-benar tidak mengerti arti ucapmu." balas Enrico berusaha untuk tidak terlihat kebingungannya di mata Natasha.
Namun, Natasha tahu jika Enrico tidak mengerti ucapannya. Ia pun tersenyum pada Enrico. Tanpa mau mengartikan ucapnya.
"Kau tidak pandai menyembunyikan kebingunganmu Ric, tetapi kau akan tahu nantinya, arti ucapanku, hanya saja waktu belum tepat untuk menjawab semuanya," ungkap Natasha.
"Jika saja, aku tahu arti maksudmu, entah aku harus bahagia atau tidak, karena aku akan menunggu waktu itu untuk menjawab arti ucapanmu."
Enrico pun merengkuh pinggang Natasha dan mencium bibir mungil Natasha yang sudah menjadi candunya, sampai sorot lampu blitz menyorot mereka berdua. Menjadikan moment tersebut berita terhangat yang nanti diliput media, melupakan kejadian Aiden yang berteriak, hampir mengacaukan acara fashion show.
Tanpa diduga oleh mereka berdua, Aiden datang dan meraih bahu Enrico, memutar tubuh Enrico berhadapan dengannya.
'Bugh'
'Bugh'
'Bugh'
"Jangan pernah berani menyentuh istriku, sialan!" ucap Aiden sambil memukul Enrico di hadapan wartawan dan para tamu undangan.
Enrico hanya terkekeh, melihat Aiden tersulut emosi tanpa membalas pukulan Aiden.
Sedangkan Natasha, terkejut melihat emosi, amarah Aiden terbakar. Ia tidak bisa berbuat apa-apa.
"Apa yang sudah kau lakukan pada istriku, hah! Apa kau sudah meniduri wanita yang telah memiliki suami?" tanya Aiden masih memukuli Enrico.
"Ck..! Bukan urusanmu!" Seru Enrico tanpa ingin memberitahu yang sesungguhnya.
"Brengsek! Pria sialan! Aku tidak akan membiarkanmu menyentuh milikku."
Tangan Aiden yang ingin memukul Enrico lagi, di tahan oleh Enrico, menangkap kepalan Aiden dan berbalik memukulnya, tepat di wajah Aiden, hingga membuat bibir Aiden robek mengeluarkan darah segar.
Enrico tidak hanya sekali memukul wajah Aiden, melainkan dua kali sampai Aiden tersungkur ke lantai dingin.
Lalu, Enrico duduk di atas tubuh Aiden sebelum kembali memukulnya sambil berucap. "Apa yang kau lakukan 5 tahun yang lalu terhadap Natasha, brengsek! Dan kau menudingku merebut istrimu, hah! Sialan!" Enrico tidak suka dituding merebut Natasha. Sedangkan Natasha tidak pernah membalas cintanya.
Dan perkelahian itu pun kembali terjadi, kedua pria itu saling baku hantam tidak ingin mengalah.
Sampai batas kesabaran Natasha pun hilan, ia berteriak untuk melerai perkelahian kedua pria di depannya.
"CUKUP! HENTIKAN SEMUA INI!" teriak Natasha tetapi kedua pria itu tidak menghiraukan teriakan Natasha, tetap baku hantam.
Hingga Natasha menarik kerah baju Enrico dan menciumnya untuk menangkannya.
Aiden yang melihat Natasha mencium pria lain tidak terima, ia pun menarik Enrico kembali. Namun, Natasha menghentikan ciumannya dan menampar Aiden.
'Plak'
Satu tamparan Natasha berikan pada Aiden, semua yang selama ini dipendamnya, ia ungkapkan di depan media dan para tamu undangan.
"Nat, kenapa kau membela pria brengsek itu?" ujar Aiden tidak pernah menyangka Natasha menamparnya.
"Ckk..! Suami katamu! Suami, hah! Apa kau pikir aku akan kembali padamu setelah kau mengusirku, mencampakan ku,
berselingkuh di belakangku, menjadikanku pembantu rumahmu?" ujar Natasha, menatap nyalang pada Aiden penuh kebencian dan kekecewaan
"Nat, aku tidak pernah se.."
"Tidak pernah seperti itu katamu. Lalu apa yang kau lakukan selama aku menjadi istrimu, kau tidak pernah menganggapku istrimu, kau tidak pernah menganggapku ada selama ini. Setelah ibumu datang mengacaukan rumah tanggaku, dan kau sama sekali tidak pernah memandangku sebagai istrimu, ataupun kau memperkenalkan aku di depan publik sebagai istri Addison, tetapi kau selalu membawa Amber dan memperkenalkan wanita itu, kekasihmu, dan kau menuntut diriku untuk tidak bersama pria lain, tapi sayangnya, aku jatuh cinta dengan pria yang menolongku, yang sudah memberikan hati tulusnya padaku, mengajarkanku untuk tegar, mengajarkan aku arti cinta yang sesungguhnya," ungkap Natasha dengan air mata sialan yang keluar begitu saja tanpa bisa ia tahan.
Sedangkan Enrico sontak terkejut mendengar penuturan Natasha, yang membalas rasa cintanya. Ia begitu senang mendengar Natasha mencintainya. Dan ingin mendengar ucapannya berkali-kali.
"Apa maksudmu Nat?" tanya Aiden tidak mengerti.
"Aku sadar selama ini cinta ku tak kunjung datang, tak kunjung terbalaskan olehmu, hanya sebuah cinta semu yang selalu aku dapatkan, hanya kepalsuan yang kau berikan padaku. Dan aku sadar buat apa aku menunggu cintamu, lebih baik aku mengubur rasa cintamu sedalam-dalamnya, dan memberikan cinta dan hatiku untuk Enrico," Natasha mengungkapkan semuanya, cinta yang selama ini ia berikan pada Aiden tak pernah kunjung datang padanya. Justru Aiden selalu memberi harapan yang tidak pernah ada.
Seperti puing bangunan yang jatuh ke dasar, merusak tanaman yang berada di bawah, hancur sudah hati Aiden, pernyataan Natasha menampar hidupnya. Tak ada lagi Natasha yang memujanya, tak ada lagi Natasha yang mencintainya.
Hanya kebencian, kekecewaan yang di dapatkannya saat ini dari Natasha. Tapi Aiden tidak akan pernah diam. Dia akan kembali merebut Natasha.
Setiap orang pasti menginginkan pernikahan, bukan sebuah pernikahan paksa, tetapi pernikahan dengan orang yang dicintai.Seperti gadis ini, menikah dengan pria yang selama ini dicintai, mengucap janji suci didepan di depan tuhanNamun pernikahan yang begitu didambakan, hancur karena ada pihak ketiga, bukan adanya pelakor, melainkan kedatangan sang ibu mertua ke dalam rumah tangganya.Awalnya gadis ini biasa saja, ia tidak menaruh curiga pada sang mertua, tapi lambat laun sang ibu mertua menunjukan taringnya.Ia disiksa, difitnah bahkan dengan sengaja membuat gadis ini digunjingkan oleh keluarga suaminya sendiriGadis ini hanya bisa diam tanpa melawan sang ibu mertua, karena sebuah ancaman yang membuatnya tidak berkutik.Dia hanya bisa menangis, di kala ibu mertuanya selalu mengejek, merendahkan martabat dirinya sebagai seorang wanita dan juga istri, ada pun perkataan tajam yang membuatnya ingin sekali berontak.Tetapi semua itu tidak ia lakukan, mengingat ancaman ibu mertuanya, yang a
5 tahun kemudian.Seorang wanita cantik sedang duduk di bangku taman sambil menyesap secangkir teh buatannya.Wanita itu adalah Natasha Campbell, istri dari Aiden Addison. Sekarang ini ia tinggal di keluarga Ackerley, pria yang telah menolongnya saat ituAkan tetapi semuanya berubah, Natasha bukanlah wanita yang lemah, tapi ia menjadi sosok wanita yang kuat, penuh dengan perhitungan dan dendam yang selama ini disimpan dalam hatinya.Natasha bertekad untuk membalas semua perlakuan buruk mertua dan suaminya, ia akan memberi pelajaran pada mereka, yang sudah membuat hidupnya hancur dan telah menginjak harga dirinya.Berkat pertolongan Enrico, Natasha kini, memiliki beberapa bisnis, bersanding dengan perusahaan milik Aiden, sang suami.Namun, Natasha tidak pernah menunjukan dirinya di depan publik, ia hanya bekerja di balik layar. Cukup dengan meminta asistennya mengirim laporan tiap harinya.Seperti sekarang ini, Natasha sibuk membaca laporan yang masuk ke dalam surelnya. Membaca semua l
Mansion Addison.Aiden sudah terlihat rapi dengan suit berwarna hitam yang ia kenakan saat ini, wajahnya terlihat begitu segar dan tampan, berbeda dari biasanya yang tampak begitu lusuh dan tak bersemangat.Entah apa yang membuat Aiden begitu bersemangat kali ini, ia pun tidak tahu. Hanya saja perkataan mommy nya benar, tidak seharusnya dia terlihat lesu seperti beberapa tahun yang lalu.Aiden harus menunjukan bahwa dirinya tidak terpengaruh dengan ada atau tidaknya Natasha dalam hidupnya. Wanita tidak tahu diri yang hampir membunuh ibunya.Mengingat peristiwa itu membuat emosi Aiden muncul dalam dirinya. Dan membangkitkan kebencian yang besar pada Natasha."Wanita sialan. Jika saja kau bukan istriku. Sudah Ku pastikan kau akan kubunuh saat itu juga." Batin Aiden mengingat mommy nya terkapar di lantai dingin akibat ulahnya.Suara ketukan pintu dari luar kamarnya menyadarkan Aiden dari lamunannya. Sejenak Aiden menatap pintu yang dibuka mommy–nya. Ia tersenyum saat mommy–nya menghampir
Aiden melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, ia sendiri tidak mau terburu-buru sampai ke tempat fashion show itu, entah kenapa hatinya merasa menolak untuk datang ke pesta itu. Seperti ada yang mengganjal dalam dirinya.Padahal, Aiden ingin sekali sedikit bersenang-senang melupakan semua penat dirasakannya selama ini, berkumpul sesama pebisnis atau hanya sekedar minum Alkohol walaupun cuma sedikit saja, itu lah yang dipikiran Aiden saat ini.Amber yang sejak tadi melihat gelagat Aiden, hanya bisa menatapnya saja, hingga ia pun mengulum bibirnya untuk membuka pembicaraan."Hmm... Aiden!" panggil Amber."Hmm...""Apa kau sudah menemukan Natasha?" tanya Amber ragu. Melirik sekilas Aiden. Menegang saat ia menyebutkan Natasha."Aku tidak pernah mencarinya selama ini, atau pun menghubungi. Bagi ku Natasha sudah ku anggap mati," jelas Aiden, ia berkata jujur kepada Amber."Maksudmu?" Amber tidak mengerti dengan jawaban Aiden, setahunya Aiden begitu memuja Natasha, sampai dia rela menent
Natasha melihat kedatangan Aiden bersama Amber, jujur saja dia merasa terkejut melihat kedua orang yang tidak ingin dilihatnya. Namun Enrico sengaja menyapa Aiden, dan membawanya ke hadapan Aiden dan Amber. Memperkenalkan dirinya sebagai kekasihnya Enrico.Terlihat jelas tatapan suka dari Aiden, menyerot Natasha begitu intens, hanya saja Natasha tidak peduli dengan Aiden, baginya Aiden adalah masa lalu, dan ia tidak akan mengharapkan ucapan maaf dari Aiden.Sudah cukup 5 tahun untuk Natasha menyimpan semua lukanya, dan kali ini dia akan menunjukkan pada Aiden, tanpa Aiden, dia mampu berdiri sendiri."Ric, bisakah kau mengantarku ke dalam? Sepertinya aku memerlukan sesuatu?" ucap Natasha tidak ingin berlama-lama melihat kedua orang munafik di depannya."Sure baby, apapun yang kau inginkan, aku akan mengantarnya," balas Enrico mengecup kening Natasha di depan Aiden dan Amber. Membuat Aiden mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih, menahan emosinya sejak tadi melihat Enrico
Aiden melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, ia sendiri tidak mau terburu-buru sampai ke tempat fashion show itu, entah kenapa hatinya merasa menolak untuk datang ke pesta itu. Seperti ada yang mengganjal dalam dirinya.Padahal, Aiden ingin sekali sedikit bersenang-senang melupakan semua penat dirasakannya selama ini, berkumpul sesama pebisnis atau hanya sekedar minum Alkohol walaupun cuma sedikit saja, itu lah yang dipikiran Aiden saat ini.Amber yang sejak tadi melihat gelagat Aiden, hanya bisa menatapnya saja, hingga ia pun mengulum bibirnya untuk membuka pembicaraan."Hmm... Aiden!" panggil Amber."Hmm...""Apa kau sudah menemukan Natasha?" tanya Amber ragu. Melirik sekilas Aiden. Menegang saat ia menyebutkan Natasha."Aku tidak pernah mencarinya selama ini, atau pun menghubungi. Bagi ku Natasha sudah ku anggap mati," jelas Aiden, ia berkata jujur kepada Amber."Maksudmu?" Amber tidak mengerti dengan jawaban Aiden, setahunya Aiden begitu memuja Natasha, sampai dia rela menent
Mansion Addison.Aiden sudah terlihat rapi dengan suit berwarna hitam yang ia kenakan saat ini, wajahnya terlihat begitu segar dan tampan, berbeda dari biasanya yang tampak begitu lusuh dan tak bersemangat.Entah apa yang membuat Aiden begitu bersemangat kali ini, ia pun tidak tahu. Hanya saja perkataan mommy nya benar, tidak seharusnya dia terlihat lesu seperti beberapa tahun yang lalu.Aiden harus menunjukan bahwa dirinya tidak terpengaruh dengan ada atau tidaknya Natasha dalam hidupnya. Wanita tidak tahu diri yang hampir membunuh ibunya.Mengingat peristiwa itu membuat emosi Aiden muncul dalam dirinya. Dan membangkitkan kebencian yang besar pada Natasha."Wanita sialan. Jika saja kau bukan istriku. Sudah Ku pastikan kau akan kubunuh saat itu juga." Batin Aiden mengingat mommy nya terkapar di lantai dingin akibat ulahnya.Suara ketukan pintu dari luar kamarnya menyadarkan Aiden dari lamunannya. Sejenak Aiden menatap pintu yang dibuka mommy–nya. Ia tersenyum saat mommy–nya menghampir
5 tahun kemudian.Seorang wanita cantik sedang duduk di bangku taman sambil menyesap secangkir teh buatannya.Wanita itu adalah Natasha Campbell, istri dari Aiden Addison. Sekarang ini ia tinggal di keluarga Ackerley, pria yang telah menolongnya saat ituAkan tetapi semuanya berubah, Natasha bukanlah wanita yang lemah, tapi ia menjadi sosok wanita yang kuat, penuh dengan perhitungan dan dendam yang selama ini disimpan dalam hatinya.Natasha bertekad untuk membalas semua perlakuan buruk mertua dan suaminya, ia akan memberi pelajaran pada mereka, yang sudah membuat hidupnya hancur dan telah menginjak harga dirinya.Berkat pertolongan Enrico, Natasha kini, memiliki beberapa bisnis, bersanding dengan perusahaan milik Aiden, sang suami.Namun, Natasha tidak pernah menunjukan dirinya di depan publik, ia hanya bekerja di balik layar. Cukup dengan meminta asistennya mengirim laporan tiap harinya.Seperti sekarang ini, Natasha sibuk membaca laporan yang masuk ke dalam surelnya. Membaca semua l
Setiap orang pasti menginginkan pernikahan, bukan sebuah pernikahan paksa, tetapi pernikahan dengan orang yang dicintai.Seperti gadis ini, menikah dengan pria yang selama ini dicintai, mengucap janji suci didepan di depan tuhanNamun pernikahan yang begitu didambakan, hancur karena ada pihak ketiga, bukan adanya pelakor, melainkan kedatangan sang ibu mertua ke dalam rumah tangganya.Awalnya gadis ini biasa saja, ia tidak menaruh curiga pada sang mertua, tapi lambat laun sang ibu mertua menunjukan taringnya.Ia disiksa, difitnah bahkan dengan sengaja membuat gadis ini digunjingkan oleh keluarga suaminya sendiriGadis ini hanya bisa diam tanpa melawan sang ibu mertua, karena sebuah ancaman yang membuatnya tidak berkutik.Dia hanya bisa menangis, di kala ibu mertuanya selalu mengejek, merendahkan martabat dirinya sebagai seorang wanita dan juga istri, ada pun perkataan tajam yang membuatnya ingin sekali berontak.Tetapi semua itu tidak ia lakukan, mengingat ancaman ibu mertuanya, yang a