Share

Istri yang Tergadai : Menjadi Kekasih Gelap Tuan CEO
Istri yang Tergadai : Menjadi Kekasih Gelap Tuan CEO
Author: Risca Amelia

Dijebak Suami

Author: Risca Amelia
last update Last Updated: 2024-12-11 16:30:52

“Pak Alastar?” suara Joya tercekat.  

Pria bertubuh tegap itu berdiri di ambang pintu dengan senyum tipis yang membuat bulu kuduk Joya berdiri. Matanya yang tajam menatap langsung ke arahnya, seperti serigala yang hendak memangsa seekor kelinci. 

Joya mencoba mengatur napasnya yang memburu karena terkejut. “Kenapa Anda ada di sini? Ini… ini kamar saya dan suami saya.”  

Alastar menutup pintu di belakangnya, mengunci dengan santai. “Kamar ini disediakan untukmu, Joya. Dan malam ini, aku akan menghabiskan waktu bersamamu.”  

Joya membeku. Tubuhnya terasa kaku, dan pikirannya berputar mencari penjelasan. 

“A-apa maksud Anda? Saya akan teriak kalau Anda mendekat!”  

Alastar nampak tidak terpengaruh sama sekali dengan ancaman Joya. Ia justru berjalan semakin mendekat. 

“Tidak ada gunanya kamu berteriak. Apakah suamimu belum menjelaskan semuanya? Dia sendiri yang menyerahkanmu padaku.”

Joya menggeleng cepat, tubuhnya mulai gemetar. “Anda pasti salah. Denis tidak akan pernah melakukan perbuatan tercela.”  

Alastar merogoh sakunya, mengeluarkan ponsel, lalu menggeser layar sebelum menunjukkannya kepada Joya. Di sana tertera salinan surat perjanjian utang senilai lima ratus juta rupiah, lengkap dengan tanda tangan Denis di bawahnya.  

Joya terpaku, matanya melebar saat membaca isi dokumen itu. “Ini… apa ini?”  

Alastar tidak menjawab. Sebaliknya, ia menggeser ke dokumen kedua. Kali ini, isi surat tersebut jauh lebih menghancurkan. Pernyataan tertulis dari Denis, bahwa ia bersedia memberikan Joya sebagai jaminan utang selama enam bulan, dengan cara menjadi kekasih Alastar.  

Air mata Joya jatuh begitu saja, seperti aliran sungai yang tak bisa ditahan. Dadanya terasa sesak, seperti tertusuk ribuan belati. 

“Tidak… ini tidak mungkin. Anda pasti memalsukan foto dokumen ini!”  

“Aku?” Alastar tersenyum sinis, melipat tangannya di depan dada. “Bagaimana menurutmu aku bisa masuk ke kamar ini tanpa izin Denis?”  

Kata-kata Alastar menusuk hati Joya lebih dalam. Pikirannya kacau, tetapi fakta-fakta itu terlalu sulit untuk diabaikan. Denis tidak hanya meninggalkannya di sini—Denis menjualnya kepada pria lain.

“Denis… bagaimana dia bisa setega ini padaku…” bisik Joya, hampir tak terdengar.  

Alastar mendekat, langkahnya tenang tetapi menggetarkan. 

“Pilihan ada di tanganmu, Joya. Kamu bisa menolakku. Tapi ingat, jika kamu melakukannya, aku akan memastikan suamimu dan keluarganya kehilangan segalanya. Utangnya akan terus bertambah, dan ibunya tidak akan mendapatkan perawatan di rumah sakit.”  

Joya mundur beberapa langkah, air matanya terus mengalir. “Kenapa Anda memilih wanita yang sudah bersuami seperti saya?” tanyanya dengan suara bergetar.  

“Aku tidak butuh alasan untuk melakukan apa pun,” jawab Alastar dengan dingin. “Sekarang, aku hanya membutuhkan seorang wanita untuk menjadi teman tidur.”

Joya menggigit bibirnya, menahan isak tangis. Di dalam hatinya, ia tahu malam ini adalah awal dari neraka yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Memang sejak awal, Joya merasa heran dengan perubahan sikap Denis, sang suami. Begitu pulang dari kantor, Denis memberikan hadiah sebuah gaun merah dan menyuruhnya untuk berdandan cantik. Padahal, biasanya Denis cenderung acuh tak acuh, bahkan terkesan tidak peduli dengan penampilan Joya.

Awalnya, Joya mengira suaminya bersikap manis karena ingin merayakan ulang tahun pernikahan mereka. Ternyata, Denis malah mengajaknya ke hotel berbintang lima untuk makan malam bersama Alastar Diwanggana, CEO baru di kantornya. 

Selama makan malam berlangsung, Joya merasakan tatapan tajam Alastar terus tertuju padanya. Ia pun merasa canggung dan ingin buru-buru pulang. Namun, alih-alih memahami perasaannya, Denis justru menerima tawaran Alastar untuk menginap di hotel. 

Ketika tiba di kamar hotel, Denis menyuruh Joya berbaring sendirian di kamar sementara dia keluar untuk menemui Alastar. Tak disangka, lelaki itu telah merencanakan hal yang begitu keji. 

Tubuh Joya bergetar hebat, rasa marah, takut, dan tak percaya bercampur menjadi satu saat Alastar semakin mendekat. Punggungnya kini menempel pada dinding, dan dia merasa seolah seluruh ruang di kamar hotel itu menciut, membuatnya sulit bernapas. 

"Saya peringatkan," katanya dengan suara serak, mencoba terdengar tegas meskipun bibirnya gemetar. 

"Jika Anda menyentuh saya, saya akan melaporkan Anda ke polisi. Pelecehan adalah tindak pidana, Pak Alastar. Jangan kira saya akan diam saja."  

Alih-alih takut atau gentar, Alastar hanya tersenyum tipis, senyum yang membuat darah Joya terasa membeku.

“Lalu apa yang akan kamu katakan? Bahwa aku memaksamu? Atau suamimu sendiri yang menjualmu kepadaku? Tidak ada orang yang akan mempercayai itu, Joya.”  

Alastar menarik lagi ponselnya dari saku dan mulai membuka sebuah file. “Kalau kamu butuh bukti tambahan, dengarkan ini baik-baik.”  

Sebuah rekaman suara mulai terdengar. Suara Denis, suaminya.  

“Sayang…” suara itu memulai dengan lembut, memanggilnya dengan nada yang dulu selalu membuat Joya merasa hangat. Namun kali ini, suara itu justru membuat hatinya hancur berkeping-keping.

“Aku tahu kamu pasti akan membenciku, tapi tolong dengarkan aku dulu.” 

Ada jeda singkat sebelum Denis melanjutkan, suaranya terdengar berat, seperti menahan beban besar.  

“Aku meminjam uang kepada Pak Alastar, karena Mama harus segera menjalani operasi bypass jantung. Sebagian uang itu juga aku pakai untuk membayar uang kuliah adikmu, Siena. Aku tahu kamu akan marah, tapi aku terpaksa menjadikan kamu sebagai jaminan. Aku nggak punya aset apa-apa yang bisa membuat Pak Alastar percaya padaku. Aku benar-benar nggak punya pilihan…”  

Joya menutup mulutnya dengan tangan, air mata mulai mengalir deras.  

“Setelah perjanjian enam bulan dengan Pak Alastar berakhir, aku berjanji kita akan hidup seperti biasa lagi. Aku mohon tolonglah Mama, Joya .…”  

Rekaman itu berakhir, tetapi suara Denis terus bergema di kepala Joya. Tangisnya semakin pecah, dan tubuhnya terasa lemas seakan semua kekuatannya direnggut sekaligus.  

“Sekarang kamu mengerti,” kata Alastar dengan nada datar. “Aku tidak akan meminta lebih dari apa yang telah disepakati. Jadi, kenapa kamu melawan? Bukankah ini juga untuk keluargamu?”  

Joya mendongak, matanya memerah penuh dengan kemarahan dan luka yang mendalam. 

“Kamu… dan Denis… kalian berdua monster!” pekik Joya tak lagi bersikap sopan kepada Alastar.

Dengan segenap kekuatan yang tersisa, Joya menepis tangan Alastar yang hendak menyentuh wajahnya, lalu mulai memukul dada pria itu dengan kedua tangannya yang kecil. 

“Kamu pria keji! Tidak punya perasaan!”  

Alastar hanya diam, membiarkan Joya meluapkan emosinya. Dia tidak bergeming sedikitpun, bahkan ketika pukulan Joya menguat. 

Namun, tiba-tiba Joya berhenti. Tangannya menggantung di udara, napasnya terengah-engah. Kepalanya mulai terasa berat, dan tubuhnya panas, seperti ada api yang menyala di dalam dirinya.  

“Apa… apa yang terjadi padaku?” bisiknya dengan suara parau. 

Sekilas adegan di kamar hotel terlintas di kepala Joya. Ia teringat bahwa Denis sempat membuatkan secangkir teh hangat sebelum keluar dari kamar. Mungkinkah pria itu sudah mencampurkan sesuatu ke dalam minumannya?

Related chapters

  • Istri yang Tergadai : Menjadi Kekasih Gelap Tuan CEO   Satu Malam dengan Pria Lain

    Joya mencoba menjauh, tetapi tubuhnya terasa lemas. Dengan susah payah, dia mendorong Alastar hingga pria itu mundur selangkah. Namun, rasa panas di tubuhnya semakin menjadi. Tangan Joya mulai bergerak ke arah gaun merah yang melekat di tubuhnya. “Panas sekali … aku nggak tahan,” katanya, suaranya bergetar. Secara refleks, Joya melepaskan gaunnya dengan tangan gemetar, tubuhnya terasa seperti dikuasai oleh sesuatu yang tak bisa ia lawan. Alastar hanya tersenyum tipis, tatapan matanya penuh misteri. Ia mengamati setiap gerakan Joya dengan tenang.Ketika gaun itu terjatuh ke lantai, Alastar segera bergerak mendekati Joya. Di sisa kesadarannya, Joya mencoba menolak, tetapi tubuhnya terlalu lemah. Pria itu menyentuh wajahnya dengan lembut, lalu mengecup bibirnya penuh damba. Ingin rasanya Joya berteriak dan melawan, tetapi tubuhnya tidak merespons. Di dalam hati, Joya hanya bisa menangis saat Alastar menggendongnya menuju ranjang dan meletakkannya di sana. Joya terbaring pasrah, tu

    Last Updated : 2024-12-11
  • Istri yang Tergadai : Menjadi Kekasih Gelap Tuan CEO   Kau Wanitaku!

    Selesai membersihkan diri, Joya keluar dari bathtub dan mendapati dirinya dihadapkan pada masalah baru. Tidak ada pakaian di kamar mandi, bahkan bathrobe pun tidak tersedia. Joya menggigit bibir, mencoba mencari solusi. Dengan terpaksa, ia melilitkan handuk ke tubuhnya, menutupi sebagian besar kulitnya, meski ia tahu ini tidak ideal. Dengan rambut yang masih basah, Joya membuka pintu kamar mandi perlahan. Ia berjalan mengendap-endap, berharap bisa menemukan sesuatu untuk dikenakan tanpa menarik perhatian Alastar. Namun, langkahnya terhenti ketika matanya menangkap sosok pria itu sedang berdiri di dekat jendela, berbicara di telepon. Suara rendah Alastar terdengar tegas meski ia berbicara dengan nada santai. Ketika Joya melangkah masuk ke ruangan, Alastar langsung mengakhiri panggilannya, seolah menyadari kehadirannya. Ia menoleh, matanya segera tertuju pada tubuh Joya yang hanya dibalut handuk. Senyum kecil menghiasi wajahnya, membuat darah Joya mendidih seketika.“Kenapa hanya

    Last Updated : 2024-12-11
  • Istri yang Tergadai : Menjadi Kekasih Gelap Tuan CEO   Harus Pergi

    Sementara Joya sibuk dengan pikirannya, Alastar mengambil nasi goreng bagiannya dan duduk di sofa. Ia menyilangkan kaki, menyuap makanan sambil berkirim pesan di ponsel. Aura otoriter yang biasa menyelimuti pria itu sedikit mereda, tetapi Joya tetap merasa waspada. Rasanya, Joya ingin melempar nasi goreng di tangannya ke wajah Alastar. Namun, ia menahan diri untuk tidak melakukan hal itu. Tujuannya saat ini hanya satu, yaitu keluar dari kamar hotel dengan selamat.Setelah makan dengan asal menelan, Joya meletakkan sendoknya dengan keras. “Saya sudah selesai. Saya akan pergi sekarang.”Alastar mengangkat alis tanpa berkata apa-apa. Ia hanya memberi isyarat dengan tangan, seolah mengizinkan Joya pergi. Namun, saat Joya berbalik menuju pintu ia tiba-tiba berkata dengan suara datar.“Ingat, Joya. Kalau aku menghubungimu lagi, kau harus datang.” Joya mendengus, merasa kesal. “Terserah Bapak,” jawabnya pendek sebelum cepat-cepat keluar dari kamar, berharap bisa melupakan pengalaman pahi

    Last Updated : 2024-12-11
  • Istri yang Tergadai : Menjadi Kekasih Gelap Tuan CEO   Tolong, Maafkan Aku

    Nada suara Denis yang memelas itu membuat Joya merasa muak. Denis tidak pernah berbicara selembut ini sebelumnya, apalagi meminta sesuatu dengan nada penuh kerendahan hati. Pastilah ini hanya kebohongan lain yang keluar dari mulut pria yang telah mengkhianatinya. “Aku tidak peduli, Denis,” jawab Joya dingin, lalu tanpa ragu memutuskan panggilan. Dengan berat hati, Joya meletakkan kopernya kembali ke sudut kamar. Ia memandang benda itu, seakan menyesali keputusannya untuk menunda kepergiannya sementara waktu. Namun kali ini, ia tidak punya pilihan. “Ibu lebih penting,” bisiknya kepada diri sendiri. Sambil menghela napas beberapa kali, Joya merapikan diri, lalu keluar dari kamar untuk memesan taksi. Ia berdiri di ruang tamu yang sepi, menunggu kedatangan kendaraan yang akan membawanya ke rumah sakit. Di luar, langit nampak mendung dengan awan kelabu yang mulai berarak. Dalam perjalanan menuju rumah sakit, Joya terdiam, pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan. Haruskah ia tetap

    Last Updated : 2024-12-11
  • Istri yang Tergadai : Menjadi Kekasih Gelap Tuan CEO   Posesif

    Mendengar Joya akan memberinya kesempatan, Denis akhirnya berdiri, wajahnya penuh kelegaan. Lelaki itu bahkan mencoba meraih tangan Joya, tetapi Joya dengan cepat mundur selangkah. “Jangan sentuh aku,” ujar Joya dingin, matanya menatap tajam ke arah Denis. “Nanti kita bicara di rumah. Sekarang, lebih baik kamu kembali ke kantor.” Denis terdiam sejenak, seperti ingin membantah, tetapi akhirnya ia mengangguk patuh. “Baik. Aku akan menunggumu di rumah setelah pulang kantor.” Joya tidak menjawab. Ia berbalik dan bergegas kembali ke lift, meninggalkan Denis yang berdiri diam di lorong, di tengah kerumunan orang yang masih memandang mereka dengan penasaran. Setibanya di kamar rawat, Joya mencoba menenangkan diri. Ia mengatur napas sebelum masuk, memasang senyum kecil untuk ibu mertuanya yang menatapnya dengan penuh kasih sayang. “Sudah makan, Nak?” tanya sang ibu. Joya mengangguk, mengambil posisi duduk di samping ranjang. “Sudah, Bu. Sekarang saya di sini untuk menjaga Ibu.”

    Last Updated : 2025-01-06
  • Istri yang Tergadai : Menjadi Kekasih Gelap Tuan CEO   Sumber Uang

    Sore hari di rumah sakit terasa begitu panjang bagi Joya. Ia masih duduk di kursi plastik di samping brankar ibu mertuanya, matanya sesekali melirik ke arah monitor yang menunjukkan detak jantung. Ia berusaha mengusir kantuk dengan browsing lowongan pekerjaan di ponsel, meskipun pikirannya melayang ke banyak hal yang lebih berat.Telepon dari Alastar tadi masih terngiang-ngiang di telinganya. Alastar, lelaki yang tak pernah ia sangka akan masuk dalam hidupnya, kini menjadi bayang-bayang yang sulit ia hindari. Ia menarik napas panjang, mencoba mengusir pikiran tentang pria gila itu.Beberapa saat kemudian, pintu ruangan terbuka pelan, dan seorang lelaki paruh baya masuk. Wajahnya penuh kekhawatiran, tetapi senyum ramah muncul ketika ia melihat Joya. “Joya, maaf, Om baru bisa datang. Warung makan tadi cukup ramai,” ucapnya seraya mendekat ke arah brankar.“Tidak apa-apa, Om Wildan,” jawab Joya tersenyum tipis. Ia mencoba menyembunyikan kelelahan yang tergurat di wajahnya. “Bagaimana k

    Last Updated : 2025-01-07
  • Istri yang Tergadai : Menjadi Kekasih Gelap Tuan CEO   Demi Ibu

    Setelah taksi yang mengantarnya melaju pergi, Joya berdiri sejenak di depan pagar rumah Denis. Hatinya bimbang. Langkah kakinya terasa berat, tetapi janji yang sudah ia buat tak memberinya pilihan. Ia harus berbicara dengan Denis, menyelesaikan persoalan pelik yang tertahan di antara mereka.Rumah tampak sepi saat Joya membuka pintu depan dengan kunci cadangan yang selalu ia bawa. Joya menghela napas panjang dan duduk di sofa ruang tamu. Pikirannya melayang-layang antara masa lalu dan masa kini. Tidak ada yang bisa mengubah apa yang sudah terjadi, tetapi ia berharap waktu bisa mengurangi rasa sakit yang kini menggelayuti hatinya.Sejenak, Joya membiarkan keheningan menyelimuti, hingga ponselnya bergetar di atas meja. Nama Mutia -- sahabat satu-satunya yang ia miliki -- muncul di layar. Joya segera menjawab telepon itu tanpa berpikir dua kali.“Halo, Mutia?”“Joya? Kau baik-baik saja? Aku terkejut saat kau bilang mau mencari pekerjaan,” tanya Mutia dengan nada heran.Joya tahu Mutia pa

    Last Updated : 2025-01-08

Latest chapter

  • Istri yang Tergadai : Menjadi Kekasih Gelap Tuan CEO   Demi Ibu

    Setelah taksi yang mengantarnya melaju pergi, Joya berdiri sejenak di depan pagar rumah Denis. Hatinya bimbang. Langkah kakinya terasa berat, tetapi janji yang sudah ia buat tak memberinya pilihan. Ia harus berbicara dengan Denis, menyelesaikan persoalan pelik yang tertahan di antara mereka.Rumah tampak sepi saat Joya membuka pintu depan dengan kunci cadangan yang selalu ia bawa. Joya menghela napas panjang dan duduk di sofa ruang tamu. Pikirannya melayang-layang antara masa lalu dan masa kini. Tidak ada yang bisa mengubah apa yang sudah terjadi, tetapi ia berharap waktu bisa mengurangi rasa sakit yang kini menggelayuti hatinya.Sejenak, Joya membiarkan keheningan menyelimuti, hingga ponselnya bergetar di atas meja. Nama Mutia -- sahabat satu-satunya yang ia miliki -- muncul di layar. Joya segera menjawab telepon itu tanpa berpikir dua kali.“Halo, Mutia?”“Joya? Kau baik-baik saja? Aku terkejut saat kau bilang mau mencari pekerjaan,” tanya Mutia dengan nada heran.Joya tahu Mutia pa

  • Istri yang Tergadai : Menjadi Kekasih Gelap Tuan CEO   Sumber Uang

    Sore hari di rumah sakit terasa begitu panjang bagi Joya. Ia masih duduk di kursi plastik di samping brankar ibu mertuanya, matanya sesekali melirik ke arah monitor yang menunjukkan detak jantung. Ia berusaha mengusir kantuk dengan browsing lowongan pekerjaan di ponsel, meskipun pikirannya melayang ke banyak hal yang lebih berat.Telepon dari Alastar tadi masih terngiang-ngiang di telinganya. Alastar, lelaki yang tak pernah ia sangka akan masuk dalam hidupnya, kini menjadi bayang-bayang yang sulit ia hindari. Ia menarik napas panjang, mencoba mengusir pikiran tentang pria gila itu.Beberapa saat kemudian, pintu ruangan terbuka pelan, dan seorang lelaki paruh baya masuk. Wajahnya penuh kekhawatiran, tetapi senyum ramah muncul ketika ia melihat Joya. “Joya, maaf, Om baru bisa datang. Warung makan tadi cukup ramai,” ucapnya seraya mendekat ke arah brankar.“Tidak apa-apa, Om Wildan,” jawab Joya tersenyum tipis. Ia mencoba menyembunyikan kelelahan yang tergurat di wajahnya. “Bagaimana k

  • Istri yang Tergadai : Menjadi Kekasih Gelap Tuan CEO   Posesif

    Mendengar Joya akan memberinya kesempatan, Denis akhirnya berdiri, wajahnya penuh kelegaan. Lelaki itu bahkan mencoba meraih tangan Joya, tetapi Joya dengan cepat mundur selangkah. “Jangan sentuh aku,” ujar Joya dingin, matanya menatap tajam ke arah Denis. “Nanti kita bicara di rumah. Sekarang, lebih baik kamu kembali ke kantor.” Denis terdiam sejenak, seperti ingin membantah, tetapi akhirnya ia mengangguk patuh. “Baik. Aku akan menunggumu di rumah setelah pulang kantor.” Joya tidak menjawab. Ia berbalik dan bergegas kembali ke lift, meninggalkan Denis yang berdiri diam di lorong, di tengah kerumunan orang yang masih memandang mereka dengan penasaran. Setibanya di kamar rawat, Joya mencoba menenangkan diri. Ia mengatur napas sebelum masuk, memasang senyum kecil untuk ibu mertuanya yang menatapnya dengan penuh kasih sayang. “Sudah makan, Nak?” tanya sang ibu. Joya mengangguk, mengambil posisi duduk di samping ranjang. “Sudah, Bu. Sekarang saya di sini untuk menjaga Ibu.”

  • Istri yang Tergadai : Menjadi Kekasih Gelap Tuan CEO   Tolong, Maafkan Aku

    Nada suara Denis yang memelas itu membuat Joya merasa muak. Denis tidak pernah berbicara selembut ini sebelumnya, apalagi meminta sesuatu dengan nada penuh kerendahan hati. Pastilah ini hanya kebohongan lain yang keluar dari mulut pria yang telah mengkhianatinya. “Aku tidak peduli, Denis,” jawab Joya dingin, lalu tanpa ragu memutuskan panggilan. Dengan berat hati, Joya meletakkan kopernya kembali ke sudut kamar. Ia memandang benda itu, seakan menyesali keputusannya untuk menunda kepergiannya sementara waktu. Namun kali ini, ia tidak punya pilihan. “Ibu lebih penting,” bisiknya kepada diri sendiri. Sambil menghela napas beberapa kali, Joya merapikan diri, lalu keluar dari kamar untuk memesan taksi. Ia berdiri di ruang tamu yang sepi, menunggu kedatangan kendaraan yang akan membawanya ke rumah sakit. Di luar, langit nampak mendung dengan awan kelabu yang mulai berarak. Dalam perjalanan menuju rumah sakit, Joya terdiam, pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan. Haruskah ia tetap

  • Istri yang Tergadai : Menjadi Kekasih Gelap Tuan CEO   Harus Pergi

    Sementara Joya sibuk dengan pikirannya, Alastar mengambil nasi goreng bagiannya dan duduk di sofa. Ia menyilangkan kaki, menyuap makanan sambil berkirim pesan di ponsel. Aura otoriter yang biasa menyelimuti pria itu sedikit mereda, tetapi Joya tetap merasa waspada. Rasanya, Joya ingin melempar nasi goreng di tangannya ke wajah Alastar. Namun, ia menahan diri untuk tidak melakukan hal itu. Tujuannya saat ini hanya satu, yaitu keluar dari kamar hotel dengan selamat.Setelah makan dengan asal menelan, Joya meletakkan sendoknya dengan keras. “Saya sudah selesai. Saya akan pergi sekarang.”Alastar mengangkat alis tanpa berkata apa-apa. Ia hanya memberi isyarat dengan tangan, seolah mengizinkan Joya pergi. Namun, saat Joya berbalik menuju pintu ia tiba-tiba berkata dengan suara datar.“Ingat, Joya. Kalau aku menghubungimu lagi, kau harus datang.” Joya mendengus, merasa kesal. “Terserah Bapak,” jawabnya pendek sebelum cepat-cepat keluar dari kamar, berharap bisa melupakan pengalaman pahi

  • Istri yang Tergadai : Menjadi Kekasih Gelap Tuan CEO   Kau Wanitaku!

    Selesai membersihkan diri, Joya keluar dari bathtub dan mendapati dirinya dihadapkan pada masalah baru. Tidak ada pakaian di kamar mandi, bahkan bathrobe pun tidak tersedia. Joya menggigit bibir, mencoba mencari solusi. Dengan terpaksa, ia melilitkan handuk ke tubuhnya, menutupi sebagian besar kulitnya, meski ia tahu ini tidak ideal. Dengan rambut yang masih basah, Joya membuka pintu kamar mandi perlahan. Ia berjalan mengendap-endap, berharap bisa menemukan sesuatu untuk dikenakan tanpa menarik perhatian Alastar. Namun, langkahnya terhenti ketika matanya menangkap sosok pria itu sedang berdiri di dekat jendela, berbicara di telepon. Suara rendah Alastar terdengar tegas meski ia berbicara dengan nada santai. Ketika Joya melangkah masuk ke ruangan, Alastar langsung mengakhiri panggilannya, seolah menyadari kehadirannya. Ia menoleh, matanya segera tertuju pada tubuh Joya yang hanya dibalut handuk. Senyum kecil menghiasi wajahnya, membuat darah Joya mendidih seketika.“Kenapa hanya

  • Istri yang Tergadai : Menjadi Kekasih Gelap Tuan CEO   Satu Malam dengan Pria Lain

    Joya mencoba menjauh, tetapi tubuhnya terasa lemas. Dengan susah payah, dia mendorong Alastar hingga pria itu mundur selangkah. Namun, rasa panas di tubuhnya semakin menjadi. Tangan Joya mulai bergerak ke arah gaun merah yang melekat di tubuhnya. “Panas sekali … aku nggak tahan,” katanya, suaranya bergetar. Secara refleks, Joya melepaskan gaunnya dengan tangan gemetar, tubuhnya terasa seperti dikuasai oleh sesuatu yang tak bisa ia lawan. Alastar hanya tersenyum tipis, tatapan matanya penuh misteri. Ia mengamati setiap gerakan Joya dengan tenang.Ketika gaun itu terjatuh ke lantai, Alastar segera bergerak mendekati Joya. Di sisa kesadarannya, Joya mencoba menolak, tetapi tubuhnya terlalu lemah. Pria itu menyentuh wajahnya dengan lembut, lalu mengecup bibirnya penuh damba. Ingin rasanya Joya berteriak dan melawan, tetapi tubuhnya tidak merespons. Di dalam hati, Joya hanya bisa menangis saat Alastar menggendongnya menuju ranjang dan meletakkannya di sana. Joya terbaring pasrah, tu

  • Istri yang Tergadai : Menjadi Kekasih Gelap Tuan CEO   Dijebak Suami

    “Pak Alastar?” suara Joya tercekat. Pria bertubuh tegap itu berdiri di ambang pintu dengan senyum tipis yang membuat bulu kuduk Joya berdiri. Matanya yang tajam menatap langsung ke arahnya, seperti serigala yang hendak memangsa seekor kelinci. Joya mencoba mengatur napasnya yang memburu karena terkejut. “Kenapa Anda ada di sini? Ini… ini kamar saya dan suami saya.” Alastar menutup pintu di belakangnya, mengunci dengan santai. “Kamar ini disediakan untukmu, Joya. Dan malam ini, aku akan menghabiskan waktu bersamamu.” Joya membeku. Tubuhnya terasa kaku, dan pikirannya berputar mencari penjelasan. “A-apa maksud Anda? Saya akan teriak kalau Anda mendekat!” Alastar nampak tidak terpengaruh sama sekali dengan ancaman Joya. Ia justru berjalan semakin mendekat. “Tidak ada gunanya kamu berteriak. Apakah suamimu belum menjelaskan semuanya? Dia sendiri yang menyerahkanmu padaku.”Joya menggeleng cepat, tubuhnya mulai gemetar. “Anda pasti salah. Denis tidak akan pernah melakukan perbua

DMCA.com Protection Status