"Mobilnya udah full asuransi kok! Nggak masalah kecelakaan juga. Lagi pula mobil ini…."
Reiko menunjuk ke arah mobil yang akan mereka naiki.
"Kamu gak usah khawatir, Lingga. Karena ini Mercedes Benz maybach. Keamanannya tak perlu diragukan lagi. Kacanya anti peluru dan kalaupun ada kecelakaan, apapun yang terjadi, Dia sangat aman untuk orang-orang di dalamnya. Berdasarkan uji coba yang sudah dilakukan, kalau mengendarainya pelan di bawah seratus kilometer per jam atau mungkin cuma enam puluh apalagi kalau macet, ya paling kita cuma bisa jalan dua puluh sampai empat puluh kilometer per jam, Aku rasa tidak akan masalah."
Percaya diri Lingga pun muncul setelah Kakak iparnya menjelaskan itu.
Ah, jadi itu artinya, dari tadi Aku mendengar nama Anakku dipanggilnya hanya dengan sebutan Ai saja?Makin berbungalah hati Ratna ketika mendengar penjelasan dari Reiko.Dan bukan hanya dirinya.Hihi, Aku jadi pengen punya suami cepet-cepet, kalau lihat Mbak Aida ini dimanjain sama Mas Reiko. Kayak di drama korea, seru hati Arum yang bener-bener terpukau dengan sikap Reiko.Memang nggak salah Mbak Aida dinikahkan dengan Mas Reiko. Aku dulu sempat bertanya, kenapa Ibu tega menikahkan Mbak Aida, apa karena kuliahku? Tapi memang Dia Pria yang sangat baik dan penyayang.
Kenapa lagi-lagi Waluyo dan Waluyo! Ish, Dia yang saingan dengan Kakekku dan sekarang Aku yang punya masalah! Jangan-jangan, Kakekku menikahkanku dengan wanita yang lagi ngambek padaku itu karena gak mau anak Waluyo menikah lebih dulu ketimbang cucunya kan?Jelas saja ada pikiran ke sini dari Reiko, karena Dia juga tidak tahu apa alasan terbesar dari Kakeknya."Hahaha! Jadi Romo pengin punya Cucu cepat-cepet supaya nggak keduluan sama Masku?"Nah lihat! Kakek mengangguk cepat sekali. Benar dugaanku, jangan-jangan Dia sengaja menikahkanku lebih dulu, supaya Dia tidak kalah sayang dengan Waluyo itu, kan?Tentu saja, apa
"Silakan masuk, ayo, duduk dulu, silakan…."Di saat Waluyo sedang heboh menyambut besannya, di saat itulah hati Reiko ketar-ketir.Duh, Raditya Prayoga cerita-cerita tidak ya tentang Aku padanya?Ini ketakutan tersendiri di dalam hati Reiko. Namanya juga Dia menyembunyikan sesuatu dan Dia tahu kalau Radit sudah tahu tentang segala hal hubungan dengan masalah pribadinya bersama Aida dan Brigita. Jelas saja, ini masalah kalau sampai terendus Kakeknya.Tambah lagi, Reiko tak tahu apa hubungan Dimas dengan Farhan. Kenapa Dimas sangat dekat sekali dengan calon mempelai laki-laki? Ini menakutkan untuk Reiko.
Mati Aku! Dimas pasti denger, ini kan?Hati Reiko berbisik pelan disaat yang bersamaan."Nah bener, ini memang suaminya Aida! Tampan kan? Wajahnya Aku pikir-pikir mirip loh sama neneknya.""Enggak kok Ayah. Aku rasa wajahnya mirip sama Romo Adiwijaya.""Hahahah! Waluyo, Kau dengar tidak kata anakmu itu apa? Putrimu Mutia ini adalah anak yang jujur, tak mungkin Dia berbohong, toh?"Tentu saja saat ini Waluyo yang mendengar tak setuju dan mencebik pada Adiwijaya yang sepertinya berbunga hatinya.
"Ehm, maaf Mutia, tapi sepertinya hadiahmu itu biar disimpan dulu sama Bule, tidak apa-apa?"Lagi-lagi keberuntungan ada di pihak Reiko. Sebelum dirinya menjawab, Ratna sudah lebih dulu mem-back up menantu kesayangannya itu."Oh kenapa gitu, Bule?"Gadis dengan kerudung menjuntai bahkan bagian depan kerudungnya itu lebih panjang dari yang biasa Aida gunakan menutupi bagian atas tubuhnya sempurna hingga ke pangkal kaki dan di bagian belakang ujung terpanjang hampir ke lututnya jelas penasaran dengan yang dikatakan Ratna. Itu sebabnya Mutia refleks bertanya."Karena Nak Reiko datang ke sini tidak bilang-bilang pada Aida dan sebetulnya sud
"Ini dokter Juna yang tempo hari Aku ceritakan padamu dan Dia adalah dokter muda berbakat di London. Dalam usianya semuda ini, Juna sudah menjadi dokter spesialis bedah terkenal.""Wow! Luar biasa ya, ngomong-ngomong kenapa kita ngomongnya di depan pagar begini? Ayo masuk!"Farhan mempersilakan dan keduanya pun mengikuti saat dirinya menutup pagar, bertepatan dengan sebuah mobil yang baru saja keluar dari rumah keluarga Adiwijaya.Tentu saja kedua tamu ini tidak dilihat oleh mobil itu."Pasti kalian berdua sangat sibuk sekali, bukan?""Aku sih tidak, karena
"Garis bibirnya pas senyum itu garis bibir Sulastri, loh Romo!"Waluyo memang sudah lama tidak bertemu dengan wanita itu. Tapi Sulastri Listyaningrum memang tak lekang oleh waktu. Tetap masih ada di dalam pikirannya.Makanya Dia memang memperhatikan sekali seseorang di sana."Ndang cepat lihat fotomu. Kamu bisa lihat nanti, bisa ngebandingin."Lah, iya sebentar Romo, tak cari sek, neng endi yo?""Halah! Moso foto ngono ae neng endi, koe simpen neng endi memang?"Adiwijaya jadi
"Pak Dimas bisa tunggu sebentar, tidak? Saya ada janji jam lima, jadi Saya mau….""Teleponlah. Daripada nanti Kau kena omel sama Raditya. Kau janjian dengan mertuanya kan? Tapi lebih baik Kau telepon Sandi saja, daripada Kau telepon Raditya, karena bukan urusanmu selesai tapi Kau akan kena makiannya."Sampai ke tahap ini pun Dimas tahu. Reiko tidak bisa berkata-kata. Dia hanya membuka mulutnya dan tertawa tanpa suara ketika mereka baru saja memasuki pagar rumah Adiwijaya."Jangan kaget juga. Aku tahu kalau Kau ada janji dengan ayahnya Denada itu. Aku tadi pagi ke rumahnya Raditya, ada beberapa hal yang ingin Aku bicarakan dengannya dan tak sengaja Aku juga mendengar obrolan kalau Sandi baru menghubungi Padri,