(Kejadian setelah Didi berpisah dengan Aida)
Salah tidak ya aku pergi dengan Mas Dimas? Haduh gimana dong?
Mobil sudah menderu menjauh dari apartemen dan pikiran ini makin menghantui Aida.
Dia sebenarnya ingin menolak. Tapi tahu sendiri bagaimana Dimas kalau sudah memaksa?
Dimas juga sudah mengatakan kalau dia adalah keluarga dari Mutia dan Farhan juga. Maka Aida tidak berani mengatakan tidak.
Bagaimana kalau Mas Reiko tahu? Tapi kayaknya dia nggak tahu kan, ya? Haduuh, aku ini masih istrinya, tapi aku jalan sama orang lain di luar! Ak
"Ehm, hehehe! Iya bener sih." Aida menimpali celetukan Dimas tadi dengan tawa ringan kali ini."Tapi Mas Dimas nih, izin mau melakukan sesuatu yang penting sama istrinya, tapi lihat, Mas Dimas malahan nyamperin perempuan!" Aida mengerucutkan bibirnya.Dia tak berani menggoda Dimas lagi karena terus saja diplesetin semua yang dikatakannya."Kalau ketahuan sama istrinya Mas Dimas, aku ya nggak enak juga loh! Nanti disangkanya aku jadi pelakor," seru Aida menambahkan. Memang ini sesuai isi hatinya yang tak suka kalau sampai ada suara sumbang seperti itu."Gak akan. Sudah kubilang, dia sangat percaya padaku dan aku juga bukan orang yang aka
Payudara?Aida berbisik di dalam hatinya ketika mendengar ucapan Dimas ini.Kata itu seperti mengandung racun mantra yang sangat kuat dan mampu menghujam di dalam hatinya.Perih sekali, apalagi adegan ketika dia tak sengaja melihat Reiko memegang bagian itu milik Brigita terbayang tanpa diharapkan Aida.Aish, kenapa jadi terbawa perasaan begini? Tak boleh! Aida memperingati hatinya.Perlahan Aida juga mencoba masuk dan bicara lagi ketika dia melihat Dimas sedang senyum-senyum.
"Hmm. Aku nggak tahu lagi tempat yang enak buat ngobrol di mana selain di Ancol!"Dimas membuat jawaban biasa supaya Aida tidak curiga, kalau emosinya sedang meningkat.Aku memang laki-laki bejat, tapi aku tidak bermain dengan wanita baik-baik! Semua yang aku ajak bermain itu adalah wanita di club atau artis yang bisa kubayar. Makanya aku kesal kalau ada orang yang bermain dengan wanita baik-baik! keluh hati Dimas, saat dia menghempaskan napas sebelum bicara lagi…."Soalnya pantai yang dekat dengan Jakarta ya cuman di sini, sih."Dimas melanjutkan sambil membuka seatbelt-nya dan Aida juga melakukan hal yang sama dan bers
"Oh itu semua karena kesalahan saya, Mas Dimas. Bukan karena Mas Reiko." Aida lagi dan lagi melindungi Reiko."Itu saya lagi di dapur dan memang itu awal-awal saya tinggal di rumah Mas Reiko dan saya tidak mengerti bagaimana cara pakai peralatan di dapurnya.""Kamu serius?"Lagi lagi Aida membenarkan. Dari cara dia menatap Dimas memang dia seperti tidak menginginkan ada salah paham."Tapi Mas Dimas apa Pak Raditya tahu kalau Mas Dimas sudah tahu tentang hubungan saya ini?" Aida khawatir."Gak tahu!" Dimas berbohong. "Ini bukan urusan Raditya jadi aku nggak
"Mas Dimas itu makanan kita, bukan? Udah disajikan di meja!"Tapi bukan menjawab pertanyaan Dimas yang barusan, Aida malah menunjuk ke arah pelayan yang sudah menghidangkan makanan."Kamu ini malah ngalihin pembicaraanku lagi.""Ya soalnya sayang kan, kalau makanannya dibiarin kebuka gitu, Mas? Kita kan makannya di luar dan mending kita makan yuk!"Dimas terpaksa mengikuti Aida yang menuju ke arah meja. Apalagi melihat Aida begitu bersemangat. Dimas tak mengelak.Dia belum bisa membuat Aida melakukan apa yang diinginkannya.
"Jadi kau mau coba saingan denganku?"Ini sesaat setelah Reiko tahu Aida pergi dengan siapa dan Brigita sudah tidak lagi ada di apartemennya. Reiko berbisik dengan suara yang berat.Tapi senyumnya itu membuktikan kalau memang dia sudah memikirkan sebuah rencana.Reiko merogoh saku piyamanya dan memencet nomor telepon seseorang yang menjadi bagian dari rencananya.Ratna: Assalamualaikum nak Reiko?Reiko: Waalaikumsalam. Ibu sudah sampai mana sekarang? Karena saya akan menjemput ibu nanti di terminal.Ratna: Oh, nak Reiko yang datang?Reiko: Iya Ibu. Istri saya pagi ini gak bisa diganggu karena ada kursus bahasa Inggris untuk IELTS dan TOEFL-nya. Habis itu, dia ada juga kursus untuk ujian masuk kuliah dan saya meminta tolong pada teman saya, ibu mungkin masih ingat Mas Dimas yang datang ke pernikahan Mutia dan Farhan untuk membantunya? Karena ada workshop di perusahaan komunikasinya hari ini. Saya minta tolong istri saya diizinkan ikut, supaya dia bisa belajar tentang manajemen perusaha
"Yeaaaaay. Makasiiiiih Mas Reiko."Jelas saja, Lestari sangat senang sekali karena Reiko mengabulkan keinginannya.Meski begitu, bukan hanya Lestari yang senang soal ini.Kalau pergi ke Dufan, Arum dan Lingga sebetulnya juga senang hanya saja mereka me-manage perasaan mereka untuk melihat respon ibunya dulu.Menantuku ini memang benar-benar pandai memanjakan anak-anakku. Hanya Ratna yang mengurut dada sendiri sambil geleng-geleng kepala melihat putrinya yang sudah membayangkan berada di dalam Dufan sepertinya."Ibu naik dulu ya. Tidak perlu pikirka
"Hmm, cepet diangkat."Lingga menuruti apa yang diperintahkan oleh ReikoLingga: Mbak Aida. Udah selesai les IELTS ama TOEFL-nya? Aku udah ama Mas Reiko ni, nungguin cewek-cewek masih ganti baju, basah abis main arung jeram.Tapi Lingga justru mengangkatnya di loudspeaker.Aida: Arung jeram?Lingga: Iya, maaf ya Mbak Aida jangan marahin Mas Reiko. Tadi itu pas Mas Reiko jemput kita dan mau nganterin aku ke kosanku, eh si Lestari minta pergi ke Dufan jadi Mas Reiko yang emang selalu baik banget, jadi dia ngikutin maunya Lestari. Tapi sebenernya kita semua ju