"Ehm … soal itu …."
Dreet dreet dreeet
Sayangnya sebelum dokter Juna bicara ada suara handphone yang bergetar yang membuat dirinya menengok ke sumber suara.
"Maaf ini urusan pekerjaanku!" Reiko merasa tak enak dan dia menjawab sambil berdiri ingin keluar dari dalam ruangan itu.
"Loh kok ada urusan pekerjaan? Bukannya aku sudah bilang sama papamu Endra kalau kamu …."
"Oh, bukan Kakek ini pekerjaanku sama Aurora corporation."
"Eleh, jadi itu pekerjaanmu berhu
"Jadi kau menyadap teleponku?"Dokter Juna baru menutup teleponnya, pertanyaan tadi langsung diberikan oleh Reiko yang sudah tak sabaran."Tunggu dulu. Kamu ndak bekerja sama dengan gangster, kan? Kok tadi aku denger bahasanya Rusia, Le?"Adiwijaya juga tidak kalah penasaran dan dia baru saja bertanya sebelum dokter Juna menjawab pertanyaan Reiko."Yah, ndak semua Rusia itu gangster, Romo.""Kakek! Pakde Waluyo! Biarkan dia menjawab pertanyaanku dulu. Karena aku tidak bisa lagi menelepon siapapun sekarang!"
"Kau mengambil fotoku?"Reiko kaget di saat dokter Juna sudah selesai memfotonya dan kini dia mengambil sesuatu di dalam tasnya begitu santai sekali dia mengeluarkan satu benda tak lebih besar dari ukuran laptop, lalu mencolokkan kabelnya dan mengambil satu gulungan lagi tipis sekali seperti hanya lembaran silikon yang digulung lalu dokter Juna membuka benda seperti laptop itu. Dia menaruh bahan tipis tadi itu di tengah-tengah alatnya dan menutupnya setelah memencet tombol dan Reiko yakin sekali dia melakukan sesuatu di sana yang ingin ditunjukkannya kepada mereka."Bicaralah Mas Reiko!""Huh, kau ingin aku bicara apa?"Reiko yang ditan
"Nek ra ngerti yo kebangetan. Wes tak sekolahin sampai ke London masa masalah begini aja dia ndak ngerti?"Bukan Reiko yang menimpali, tapi Adiwijaya yang kini menengok pada Reiko dengan senyum di bibirnya."Fuuuh, Kakek ini aku sedang serius juga!""Ndak usah terlalu dibuat serius Le," Adiwijaya masih menengok pada Reiko dengan senyumnya sebelum dia kembali pada dokter Juna."Dia tidak berniat jahat padamu, tapi dia hanya ingin menunjukkan kalau dia serius mengancammu kalau kamu sampai memberitahukan pada keturunan Prawiryo itu dimana dia berada. Dan menurutku dia juga tidak berbuat jahat pada keturunan Prawiryo itu. Cuma memang dia in
"Lah, memang ndak bisa ….""Maaf Kek, pekerjaan dari Aurora Corporation ini sangat penting sekali untukku. Ini berhubungan dengan pasion-ku Kek. Dan aku juga sudah berjanji padamu kalau aku sudah menyelesaikan urusanku dengan project Aurora corporation aku akan serius dengan perusahaanmu. Aku tidak akan lagi menjalankan bisnisku yang ini!"Reiko memang terlihat kacau balau sekarang. Ada sesuatu yang terjadi yang membuat dirinya tak bisa menunda lagi dan harus kembali."Aku harap Kakek tidak mempersulit semuanya. Papa pasti akan marah besar kalau Kakek ada di sini dan aku pulang sendirian!""Ta-tapi …."
"Huh, berapa lama aku sudah tidur ya?"Aida membuka matanya perlahan namun belum bisa menggerakkan tubuhnya.Badannya terasa pegal. Mungkin akan lebih enak kalau tubuhnya dipijat refleksi.Tapi mengingat tentang kata pijat, Aida langsung membuyarkan pikiran itu dan membuang keinginannya jauh-jauh.Bagaimana mungkin aku bisa membiarkan terapis melihat tubuhku yang tidak sempurna ini?Pikiran tentang ketidaksempurnaannya memang membuat dirinya malu.Aku lapar! Aida memilih fokus pada hal lain dan melupakan keinginannya yang pertama.
Sssssh!Sesaat setelah masuk pesawat, Reiko memijat dahinya ketika dia sudah ada di dalam ruang kerjanya.Di sini dia sendirian dan memang terasa penat sekali kepalanya.Tapi dia tidak menunggu lama dan membuat dirinya bermanja-manja dengan rasa tak nyaman di dalam dirinya itu. Reiko sudah mengeluarkan barang-barang dari dalam tasnya dan sudah bersiap untuk memulai bekerja.Tapi sebelumnya, Reiko ingat sesuatu.Aku harus mengkonfirmasinya!Saat ini pe
Tok tok tokSesaat setelah Aida meninggalkan Adiwijaya dan yang lainnya, dia mengetuk satu ruangan."Masuk!"Akhirnya suara yang ditunggunya terdengar."Ai, kenapa?"Selepas Aida membuka pintu pertanyaan tadi langsung diberikan oleh seseorang yang wajahnya terlihat lusuh. Sepertinya dia bekerja lumayan melelahkan sampai membuat dirinya terlihat sedikit stress karena beban pikirannya itu."Aku belum makan Mas Reiko."
"Hihihi, ya nggak masalah lah Mas! Orang dari awal aku sama Mas Reiko juga sering ditinggal-tinggal juga ndak masalah, kok!"Jawaban yang membuat Reiko mencubit hidung Aida."Tapi kan suasananya beda. Waktu itu dan sekarang. Aku juga pasti akan merindukanmu karena aku juga pasti pengen ketemu sama kamu. Tapi aku harus ngurusin pekerjaanku dulu Ai.""Ada apa sih, Mas?""Ada sedikit masalah, tapi udah kamu nggak usah tahu. Ini urusanku dan aku mau kamu tenang di rumah pikirin soal kuliahmu terus yang satu lagi yang mesti kamu ingat, aku selalu merhatiin kamu di kamarmu. Ada CCTV di sana, Jadi sering-sering aja di kamar ya, Ai! Sering-sering ngoceh supaya aku bisa dengar suara kamu.