Sssssh!
Sesaat setelah masuk pesawat, Reiko memijat dahinya ketika dia sudah ada di dalam ruang kerjanya.
Di sini dia sendirian dan memang terasa penat sekali kepalanya.
Tapi dia tidak menunggu lama dan membuat dirinya bermanja-manja dengan rasa tak nyaman di dalam dirinya itu. Reiko sudah mengeluarkan barang-barang dari dalam tasnya dan sudah bersiap untuk memulai bekerja.
Tapi sebelumnya, Reiko ingat sesuatu.
Aku harus mengkonfirmasinya!
Saat ini pe
Tok tok tokSesaat setelah Aida meninggalkan Adiwijaya dan yang lainnya, dia mengetuk satu ruangan."Masuk!"Akhirnya suara yang ditunggunya terdengar."Ai, kenapa?"Selepas Aida membuka pintu pertanyaan tadi langsung diberikan oleh seseorang yang wajahnya terlihat lusuh. Sepertinya dia bekerja lumayan melelahkan sampai membuat dirinya terlihat sedikit stress karena beban pikirannya itu."Aku belum makan Mas Reiko."
"Hihihi, ya nggak masalah lah Mas! Orang dari awal aku sama Mas Reiko juga sering ditinggal-tinggal juga ndak masalah, kok!"Jawaban yang membuat Reiko mencubit hidung Aida."Tapi kan suasananya beda. Waktu itu dan sekarang. Aku juga pasti akan merindukanmu karena aku juga pasti pengen ketemu sama kamu. Tapi aku harus ngurusin pekerjaanku dulu Ai.""Ada apa sih, Mas?""Ada sedikit masalah, tapi udah kamu nggak usah tahu. Ini urusanku dan aku mau kamu tenang di rumah pikirin soal kuliahmu terus yang satu lagi yang mesti kamu ingat, aku selalu merhatiin kamu di kamarmu. Ada CCTV di sana, Jadi sering-sering aja di kamar ya, Ai! Sering-sering ngoceh supaya aku bisa dengar suara kamu.
"Loh, Kak Seno ngapain kesini?"Namun sayangnya sebelum keinginan mereka terwujud ada panggilan yang membuat mereka menengok ke sumber suara lalu mendapati seseorang yang pernah tinggal bersama dengan Aida, Reiko dan Romo selama di Abu Dhabi."Kan sudah kubilang panggilnya Seno aja, ndak usah pakai kak."Tapi jawaban ini malah membuat Aida mengerucutkan bibirnya."Ya mana bisa, toh? Kamu kan lebih tua. Lagian Mas Reiko juga ndak melarang ku kalau memanggilmu dengan sebutan kak Seno. Yang ndak boleh itu pakai kata Mas karena itu cuman buat Mas Reiko."Seno h
"Mbak inggrid kayaknya kita tunggu sebentar deh!"Sampai akhirnya Aida memberanikan diri menahan tangan orang di sampingnya sambil berbisik seperti tadi."Memangnya Mbak Aida mau apa?""Oh, enggak! Kita kesana dulu sebentar, ya!" Aida sulit menjelaskannya, tapi dia meminta Inggrid untuk mengikutinya mengendap-ngendap.Ini masih pagi hari. Sekarang jam juga baru menunjukkan pukul setengah sembilan pagi. Tapi Mall itu memiliki pasar pagi di supermarketnya. Jadi memang sudah buka lebih pagi dari jam delapan. Untuk beberapa restoran yang memiliki breakfast menu dan kedai kopi mereka juga buka pagi. Ada yang sudah buka dari jam tujuh pagi. M
"Kau mau cari masalah denganku?"Gawat! Tuan Raditya sudah tak menahan diri!Kata-kata yang membuat Radit mengantongi kedua tangan di saku celananya dan Sandi meringis ngeri di hatinya dan tangannya buru-buru mengambil handphone.[Tutup pintu Mall. Jangan izinkan visitor masuk dan keluarkan reporter dan pengunjung yang sudah terlanjur di dalam. Pastikan tak ada pekerja di Mall yang merekam kejadian di dekat ice skating atau kalian akan mendapatkan hukuman yang berat jika ini viral!]Sandi memang selalu waspada dalam menjaga citra boss-nya."Apa mau
"Kau mengutuk keluargaku? Kau pikir itu berguna?""Tuhan Maha mendengar, Pak! Dan tidak ada tabir untuk doa seseorang yang dianiaya. Dan saya merasa teraniaya dengan keputusan yang Bapak buat. Makanya saya yakin sekali apa yang saya rasakan ini nanti akan Bapak rasakan. Bagaimana rasanya kehilangan anak Bapak sama waktunya sama seperti yang saya rasakan selama sebulan. Anak Bapak nggak akan bersama Bapak saat itu. Dan Bapak akan merasa perih yang sama seperti yang saya rasakan karena saya tidak bisa bertemu dengan orang yang saya temui selama sebulan. Bapak tidak bisa bicara dengannya, khawatir bagaimana makannya, keadaannya, hidupnya, ini akan menyiksa Bapak. Dan nanti keputusan akhirnya itu tergantung gimana Bapak sekarang menyikapi kesalahan Bapak ini. Anak Bapak akan mati atau anak Bapak akan kembali karena orang itu akan mengembalikannya pada Bapak seperti Bapak berpiki
"Ndak! Mas Reiko ndak begitu! Dia ndak ada dendam sama perusahaan Bapak!"Mbak Aida ini, bicara apa ya? Duh, pria itu pebisnis killer! Orang terkaya di Indonesia dan Mbak Aida sudah bentak-bentak di depan orang-orang di mall? Haduh … gimana kondisi Mas Reiko setelah ini, ya? Aku jadi khawatir!Saat Aida menegaskan dan dia tak terlihat takut sama sekali adu mulut dengan Radit, Seno memang terlihat ketar-ketir dari tempat berdirinya dan mengintai sambil berbisik. Lokasinya makin deket dengan Aida."Kamu terlalu naif!""Saya pakai logika, Pak! Denger ya, kalau Mas Reiko ndak peduli dengan perusahaan Bapak, ndak mungkin dia
"Mau saya, Bapak ndak bikin Mas Reiko kerja di forsil. Biarkan dia pulang di weekend kalau weekday dia bekerja. Gitu loh, Pak!""Hah!" Radit menaruh tangannya di pinggang dan membuang wajahnya dari Aida."Kamu pikir dia bersama saya?""Kalau Mas Reiko gak sama Bapak juga, saya yakin Bapak pasti tahu Mas Reiko ada dimana, iya kan?""Raditya, Aida sudah bicara semuanya yang dia ingin keluarkan, kenapa kamu tidak menjawabnya? Reiko memang ada bersama denganmu, kah?"Nada makin penasaran dengan suaminya yang tidak menjawab Aida padahal sudah beberapa menit berl