(Sesaat setelah Aida menyerahkan handphone ke tangan Reiko)Heish, anak itu temperamennya harus dibetulin!Reiko geleng-geleng kepala sendiri, melihat Aida yang sudah pergi begitu saja, masuk ke dalam kamarnya.dreet dreet dreetTapi Dia tidak melupakan tangannya yang memegang handphone yang sudah bergetar itu.Hahah, cemburu lagi kau dengan Bee? seru Reiko karena yang ada di otaknya itu, Dia berpikir sesederhana ini sambil berlari menuju ke arah tangga dengan jari tangannya memencet tombol hijau.
Gara-gara Kamu, sekarang Aku jadi membohongi Bee lagi!gerutu seseorang yang sudah menempelkan handphone di telinganya."Heish, Aku mengajakmu untuk bertemu dengan keluargamu, Kamu tidak mau! Salahmu sendiri terlalu banyak berpikir tentang Aku," seru Reiko yang kinimenunggu orang di ujung sana menerima teleponnya.Deni: Iya Pak Reiko?Reiko: Helikopter! Aku butuh helikopter untuk pergi ke Bandara!Deni: Saat ini, Pak?Reiko: Hmm. Cepatlah. Siapkan helikopter karena mungkin k
Selesai satu urusan.Lega hati Reiko, ketika Dia sudah menelepon Sandi. Dia tidak meng-cancel. Hanya menunda waktunya dari siang hari ke sore hari.Aku rasa, Aku sudah sampai di sini lagi kok nggak akan lama! pikir Reiko sambil melangkah keluar dari lift.Dia tidak harus menunggu lama. Lima menitan, helikopter yang akan membawanya sudah terlihat.Aku tidak mempermainkan siapa-siapa di sini. Aku yakin kok! seru Reiko yang merasa yakin dengan apa yang Dia lakukan sambil melangkahkan kakinya naik ke helikopter.Jika Kamu tidak ma
Aku tahu kok batasannya!Setelah menutup teleponnya inilah yang ada dalam benak Reiko.Dia tidak mau memperpanjang pikiran apapun di dalam benaknya, karena sekarang Reiko lebih memilih fokus turun dari helikopter dan menuju ke pesawat jet pribadi yang sudah menunggunya.Aku tahu batasan dan Aku tahu apa yang harus Aku lakukan. Tapi untuk berbuat kasar padanya Aku tidak tega.Reiko malah jadi kepikiran saran ini, sambil Dia tertawa kecil.Dia sudah janji selamanya padaku untuk membuatkanku teh manis, lalu bagaimana Dia
"Nak Reiko tidak perlu!"Tapi akhirnya Ratna bicara juga, karena memikirkan efek samping dari apa yang ditawarkan Reiko."Aida tidak ada di sini, nanti kalau Dia tahu Nak Reiko pergi sama adik-adiknya nanti Dia cemburu. Dia kesal sama Nak Reiko dan kalian malah akan berantem. Kadang Aida agak keras kalau sudah ngambek."Ratna kini menatap anak-anaknya bergantian, setelah Dia selesai bicara pada Reiko."Kalau Mbakmu tahu, kalian bisa bikin masalah untuk rumah tangga Mbakyu-mu! Jangan tambah perkara!"Ratna sudah berpikir panjang. Mengingat bahwa putrinya tid
"Eh iya bener, hampir lupa fotonya!" celetuk Arum."Asiiiiik. Iya iya mau foto dulu!"berbarengan dengan Lestari yang sudah hampir keluar sikap aslinya. Dia tak lagi malu-malu dengan Reiko."Mas Reiko handphonenya bagus, pakai handphone Mas Reiko fotonya boleh, gak?""Oke!" dan sudah meminta sesuatu yang membuat Reiko tentu saja bersemangat untuk mengabulkan permohonannya itu."Asiiiiiik!" pekik Lestari.Kalau begini ceritanya, Kakak iparku ini adalah favorit pertama yang paling de best pokoknya! Makin sayanglah
"Mobilnya udah full asuransi kok! Nggak masalah kecelakaan juga. Lagi pula mobil ini…."Reiko menunjuk ke arah mobil yang akan mereka naiki."Kamu gak usah khawatir, Lingga. Karena ini Mercedes Benz maybach. Keamanannya tak perlu diragukan lagi. Kacanya anti peluru dan kalaupun ada kecelakaan, apapun yang terjadi, Dia sangat aman untuk orang-orang di dalamnya. Berdasarkan uji coba yang sudah dilakukan, kalau mengendarainya pelan di bawah seratus kilometer per jam atau mungkin cuma enam puluh apalagi kalau macet, ya paling kita cuma bisa jalan dua puluh sampai empat puluh kilometer per jam, Aku rasa tidak akan masalah."Percaya diri Lingga pun muncul setelah Kakak iparnya menjelaskan itu.
Ah, jadi itu artinya, dari tadi Aku mendengar nama Anakku dipanggilnya hanya dengan sebutan Ai saja?Makin berbungalah hati Ratna ketika mendengar penjelasan dari Reiko.Dan bukan hanya dirinya.Hihi, Aku jadi pengen punya suami cepet-cepet, kalau lihat Mbak Aida ini dimanjain sama Mas Reiko. Kayak di drama korea, seru hati Arum yang bener-bener terpukau dengan sikap Reiko.Memang nggak salah Mbak Aida dinikahkan dengan Mas Reiko. Aku dulu sempat bertanya, kenapa Ibu tega menikahkan Mbak Aida, apa karena kuliahku? Tapi memang Dia Pria yang sangat baik dan penyayang.