Brigita: Tidak, tidak. Kau tidak bisa membunuhnya.
Sesaat setelah Alina mengatakan apa keinginannya Brigita langsung refleks menolak lagi.
Alina: Kau menyukainya? Begini saja, jika kau memang menyukainya kau tinggal menyuruhku untuk membunuh wanita yang ada disampingnya sehingga takkan ada lagi beban untuknya bersamamu.
Brigita: Kalaupun tidak ada lagi laki-laki di dunia ini aku cuma ingin mengambil keuntungan saja darinya. Kenapa aku memintamu untuk tidak membunuhnya? Karena aku tidak suka ditolak.
Senyum di bibir Alina terurai ketika dia mendengar ucapan Brigita! Bukan sebuah senyum bahagia tapi sebuah senyum seperti lelah dan mengejek.
Tadi putrinya tidak mengakui Kalau memang dia ditolak! Tapi akhirnya mengaku. Lalu apa nanti Brigita juga akan mengaku menyukainya?
<"Hmm ... Coba aku cari info detailnya ya!"Alina yang mencurigai sesuatu dan sudah mengambil benang merahnya kini mulai mengulik info lebih serius."Apa yang dia punya? Apa saja yang ditinggalkannya? Semua warisannya diwakilkan pada adik keduanya. Mungkinkah di sana ada motherboard-nya juga?"Berdasarkan pemikiran ini Alina mulai mempelajari warisan yang diberikan oleh Anthony kepada adiknya lebih detail."Rumah! Dia memberikan adiknya rumah?"Alina mencurigai sesuatu yang membuat dirinya makin ingin tahu dengan rumah tersebut."Aku tahu tempat ini. Mungkin aku bisa mendatanginya?"Tak membuang waktu. Alina mencoba mensinkronkan koordinat rumah tersebut.Dan saat
"Hmm. Jeremy Carver, dia menikah dengan Adelle Michelle Martin. Dan mereka memiliki dua orang anak yaitu Barnett Carver dan Cassandra Carver."Tak peduli dengan kebingungan dari Ellena, Alina sudah menggerakkan tangannya untuk melihat-lihat beberapa kosmetik milik Ellena sambil dia bicara sangat santai. Seperti sudah tak ada lagi kecanggungan."Barnett. Dia memiliki istri orang Indonesia. Mereka lalu dikaruniai sepasang anak kembar identik. Alina dan Ellena Carver."Lalu kini mata Alina melirik pada Ellena dengan tangannya masih memegang lipstik milik Ellena dan bibir Alina tersenyum simpul."Sayangnya karena pekerjaan dari Barnett Carver tak memungkinkan untuk dirinya tinggal bersama dengan wanita yang dicintainya. Dia tak mau membahayakan istri dan keturunannya. Itulah yang membuat anak kembar mereka harus
"Aku sudah mengatakan kepada ayah kita kalau aku tidak mau ikut campur dengan pekerjaannya. Dan dia juga sudah bilang padaku kalau aku tidak akan dibebani untuk mengurus apapun yang dilakukan.""Karena itulah aku tidak menceritakan banyak padamu!"Alina tahu, Ellena tidak dibesarkan dan dilatih untuk menjadi seperti dirinya. Ellena seperti kebanyakan wanita pada umumnya dan tidak pernah tahu seberat apa beban yang dipikul Alina dengan semua konspirasi yang terjadi di dunia tentu saja wajar jika dia ngeri."Dan aku hanya memintamu untuk menawarkan ini. Ada keuntungan bagi Grace Garcia karena suaminya Phillipe Garcia sangat menginginkan project ini. Jika dia bisa membuat anak dari suaminya itu melakukan apa yang kuinginkan maka project itu akan berjalan mulus untuknya."Ragu Ellena.
"Hmm... Aku akan coba lihat jadwalnya dulu Mom."Saat itu juga Savero mengecek di kalender handphonenya semua jadwal artis yang ada di bawah tanggungjawabnya."Bagaimana?" cemas wajah Grace dicoba untuk disembunyikannya saat bertanya."Dia tidak ada jadwal tanggal segitu. Mungkin aku bisa mencoba mengajaknya?""Hmm, cobalah!"Tentu saja mendengar ini Grace sangat bersemangat sekali."Mungkin kalau dia ikutan dalam acara amal seperti ini namanya akan ke angkat dan dia akan semakin popular. Kau tahu kan media sangat membutuhkan sekali berita? Apalagi artis-artis yang mau datang ke acara spektakuler seperti ini katanya tanpa dibayar padahal ada bayaran tersembunyi. Kurasa keuntungan untukmu juga cukup besar dan dia bisa mendapatkan keuntun
Connor: Selamat pagi Tuan Peterson. Saya yakin pasti ada sesuatu yang penting yang membuat anda menghubungi saya sepagi ini. Apa ada masalah?Yah, telepon dari Richard memang membuat Connor hilang kantuknya. Dia khawatir bila terjadi sesuatu dengan proyek kerjasama mereka di Bali. Richard: Oh, tidak. Aku menghubungimu bukan untuk itu. Apa nanti malam kau ingin ikut ke rumah Tuan Adiwijaya, Tuan Meyer?Connor: Ehm, bukannya saya tidak mau Tuan Peterson. Tapi saya sekarang sudah ada di Spain.Richard: Ah, jadi kau sudah kembali?Connor: Yah. Karena Anda bilang sebulan ini kami semua bisa beristirahat dulu. Jadi saya pikir saya bisa menggunakan waktu saya untuk bertemu dengan keluarga dan teman-teman sebelum kembali lagi ke Bali.Ri
"Sssh. Bikin nafsu makan hilang saja."Sesaat setelah masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya Aida menggerutu sendiri sambil berjalan menuju ke karpet yang biasa dia gunakan untuk tidur juga."Emang dia pikir apa isi kulkasnya? Lihat saja sendiri. Masa iya dia tidak bisa melihat? Dan memangnya dia tidak pernah masak apa? Masa dia nggak tahu isi kulkasnya kayak gimana?"Yang Aida tahu Reiko sangat suka sekali masak. Jadi tidak mungkin kan kalau dia tidak tahu apa isi kulkasnya?"Atau mungkin kalau dia mau masak, kekasihnya menyiapkan bahan-bahannya? Atau mereka menyembunyikan bahan-bahannya di tempat lain yang aku tidak tahu?"
Richard: Aku akan bicara degan tanteku Elly. Dia dokter di London. Nanti setelah pasti aku akan bicara lagi denganmu. Dan kau jangan khawatir ini tidak terikat sama sekali denganku malah mungkin kau akan menyelamatkan seorang anak.Felix: Ehm, baiklah Tuan Richard kalau begitu. Dan membantu temanku yang sudah meninggal dan hanya menyisakan anaknya itu.Richard: Maaf aku meneleponmu pagi-pagi begini. di Bali sudah tidak pagi lagi soalnya.Felix: Saya morning person Tuan. Anda tidak perlu khawatir.Richard: Kalau begitu aku tutup dulu teleponnya. Selamat menikmati sarapan pagimu.Felix: Terima kasih Tuan Richard! Selamat melanjutkan hari Anda."Fuuh!" Selepas menutup teleponnya Felix menghempaskan napas pelan dan memijat dahinya.
"Sebelum membahas masalah imbalan, keluarga Grace adalah keluarga yang sangat baik sekali padaku dan mereka adalah teman dekatku. Kau tidak akan melakukan sesuatu yang buruk pada Jason Ramos kan? Maksudku--""Membunuhnya begitu?""Hmm!"Ellena mengangguk karena dia masih memiliki rasa belas kasihan pada sahabatnya yang sudah membantunya selama ini. Dia tidak ingin sampai keluarganya bermasalah apalagi Jason setahu Ellena adalah seorang pria yang sangat diidamkan oleh anak dari Grace, Louisa. Karirnya juga gemilang. Makanya dia merasa sangat cemas."Aku tidak akan membunuhnya. Aku hanya ingin mengambil sesuatu yang ada di rumahnya dan sebaiknya kau tidak terlalu tahu banyak supaya kau tidak pusing juga nantinya."Yah, apa yang mau diambil oleh saudara kembarnya ini memang m
"Biar kubantu. Dan biarkan Reizo menenangkan dirinya dulu."Dan tiba-tiba seseorang datang, padahal tadi dia tidak ada di sana."Tuan Rafael mohon bantuannya."Dokter Juna dan Rafael akhirnya yang menggali sedangkan Reizo sendiri dalam kondisi dia yang tidak tenang. Irsyad menunggu mayat dengan terus saja bertasbih. Dia tidak meninggalkan Aida, meski dia juga tidak menyentuhnya. Hanya memastikan selalu terdengar tasbih dan sholawat di dekat mayit."Allahu Akbar."Dan tiba-tiba saja dokter Juna meninggikan suaranya. Dia kaget betul dengan apa yang dilihat nya sekarang."Raizo berdiri di sini. Atau kau duduk di sini dan teruslah tasbih. Kasihan Aida."Irsyad terpaksa menarik Reizo untuk mendekat pada Aida, sedangkan dirinya cepat-cepat menuju ke liang lahat.Subhanallah, air matanya ingin tumpah sedangkan dokter Juna juga kebingungan."Bahkan bekas daerah-darahnya juga sudah hilang. Kulitnya kembali seperti semula. Tapi dia tidak bernyawa.""Dia mirip seperti Reizo, tapi dia pucat.""Iy
"Aku tahu. Kau jangan banyak bicara!”"Ya sudah, mulailah Reizo, atau lebih baik kau suruh saja Irsyad yang melakukannya kalau memang kau tidak sanggup.""Aw … ehm ... Irsyad, kau saja yang lakukan. Aku tidak bisa."Sudah seperti yang dipikirkan oleh Irsyad, karena memang saat ini pria itu sedang benar-benar terpukul. Apa yang terjadi pada pikirannya, tapi sungguh dia memang merasa marah dan campur aduk yang tak jelas."Allahu Akbar Allahu Akbar."Dan suara lantunan azan yang begitu merdu itu pun tidak bisa membuat pria itu fokus.Aku tidak bisa menyelamatkanmu dulu dan itu semua karena aku datang terlambat. Tapi kini aku juga tidak bisa menyelamatkan istrimu, karena kemarahanku padanya. Aku meninggalkannya dan aku pikir memang dua rekanku menjaganya. Aku tidak buru-buru mencarinya. Ini semua salahku. Mungkin memang aku tidak pantas untuk menjaganya? Dan sebenarnya apa perasaanku padanya? Kenapa aku seperti makin lama makin ingin tahu tentang dirinya? Tapi kenapa dia begitu bodoh? Ken
"Innalillahi wa innalillahi roji'un."Irsyad yang lebih dulu menyadari tentang kepergian seseorang yang sangat dicintainya.Tak tahulah dia harus bagaimana. Tangannya masih menjahit bekas luka saat tadi mengeluarkan bayi. Dan matanya kini basah dengan air mata yang berusaha untuk ditahan olehnya."Hey, bangun! Jangan main-main! Buka matamu!" Tapi lain Irsyad, lain juga pria yang ada di samping Aida yang tadi diberikan oleh Aida rambutnya yang memang rontok. “Bangun! Buka matamu!" Pria itu kembali memaksa."Reizo, kau memintanya bagaimanapun, dia tidak akan bangun. Lukanya terlanjur parah. Lambungnya tersayat, asam lambung di lambungnya menyebar di tubuhnya dan kau tahu? Asam lambung itu sangat berbahaya. Dia bisa melukai dan membakar organ lainnya. Ditambah lagi… lihat ini. Beruntung Aida melahirkan bayinya lebih cepat. Aku tidak tahu kalau ditunda lagi, mungkin bayi-bayi itu juga akan terkena masalah dengan sel kankernya. Pertumbuhan tidak normal dan kau bisa lihat sendiri."Memang a
"Aida."Mereka semua kaget melihat ada beling yang menancap di tubuh Aida dari belakang dan tembus ke depan. Wanita itu pun agak kesulitan untuk bicara."Kau."Leo sudah memegang senjatanya untuk menembak orang di belakang Aida."Kau tidak akan pernah bisa mendapatkan kami. Chip itu sudah kami bawa."Tapi Alexander yang terluka parah, dia juga bisa menggunakan transportasi. Dan Alexander kloningan yang ada di belakang Aida sudah mengambil chip itu. Di saat yang bersamaan, Alexander yang terluka menghilang lalu dia mendekat pada Alexander yang baru keluar dari kapsul lalu membawa pria itu pergi. Sisa sembilan kapsul lagi yang kacanya pecah sekarang.DOOR DOOR DOOR!Makanya Leo yang sudah memegang senjata cepat-cepat mengarahkan senjatanya ke kepala mereka."Aida!” Dan kini Dokter Juna dengan cepat berusaha untuk masuk mengambil Aida."Cepat bawa dia ke rumah sakit!”Rafael yang bicara, lalu dia menatap Jo dan Leo, dia sudah mengaktifkan peledaknya.“Kita harus cari atau semua orang di
"Ah tidak. Aku hanya mendengar cerita dari Alan.”"Dan Alan." Kini Alexander menunjuk pada Aida dengan senyum kecut di bibirnya. "Kalau bukan karena ada pengkhianat seperti dirinya, aku pasti menang dari Rafael," ujarnya lagi dan kini dia menekankan sambil berjalan mendekat pada Aida."Bisakah kau berdiri diam di sana dan tidak mendekat padaku? Aku risih jika bukan suamiku dekat padaku.""Dan kau tahu? Aku menyukaimu. Kau bisa hidup damai denganku dan bekerja denganku. Untuk menjadi suamimu aku juga tidak masalah. Karena kau adalah wanita yang menarik. Hanya saja, aku harus tekankan padamu keselamatanmu itu bergantung pada keloyalanmu padaku dan aku tidak suka pengkhianatan.""Ehm, kenapa kau menyimpan gudang senjata di apartemen suamiku?""Oh, kau membicarakan senjata di lemari yang baru kebuka?”Aida tak mau Alexander mendekat lagi sehingga dia kembali menanyakan sesuatu untuk mendistraksinya.Tipe orang yang suka show of. Aku harus membuatnya menceritakan semua hal. Ini adalah cara
"Terlalu jauh kalau harus membunuhmu. Aku tidak bisa melawanmu karena sekarang aku juga sedang mengandung. Tapi coba keluarkan dulu saja masnya supaya kau tidak membuang waktuku lebih lama berdiri.""Ah … kau pasti lelah. Kau ingin duduk?” tanyanya lagi.“Kau tunggu di sini! Biar kuambilkan kursi dari ruang kerja suamimu supaya kau bisa duduk.”Dia cukup baik juga. Bisik hati Aida lagi. Sesuatu yang membuat dirinya juga penasaran.Ada sisi baiknya. Apakah ini dari gen yang dimiliki oleh ayahnya Tuan Rafael? Dan ada sisi buruknya, apakah ini dari gen yang dimiliki oleh temannya Tuan Rafael? Karena dia memiliki gabungan gen yang berbeda.Aida tak peduli larangan Alexander untuk mengambil sesuatu dari ruang kerja suaminya, tapi dia sempat mendekat pada tempat emas dan mengambil sesuatu dari sana. Sesuatu yang diselipkan di balik kerudungnya. Di tempat yang tidak bisa terlihat oleh siapa pun tentu saja."Kau duduklah di sini!”"Terima kasih." Aida menjawab dengan ucapan sesantai itu dan d
"Kau sudah mengecek semua isi ruangan di sini?" Aida bertanya masih dengan posisinya berdiri di belakang dinding."Tentu saja. Aku mengecek semuanya termasuk semua lingerie yang kau punya. Wow. Ini sangat menarik sekali. Kau tidak memiliki dua bagian penting bagi tubuh wanita, tapi kamu miliki banyak sekali lingerie. Untuk apa kau memakai itu?"Wajah Alexander seakan-akan ingin menertawai Aida. Dan Aida juga tahu alasan kenapa dia harus memiliki baju itu."Lucu, ya? Aku pun merasakan hal yang sama. Tapi itu kemauan suamiku. Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan, tapi dia memintaku untuk memakai itu.”"Sepertinya dia sangat suka berkhayal.”"Tidak. Dia bukan orang yang suka berkhayal. Dia adalah orang yang menggunakan logikanya. Dia lebih baik daripada aku.""Tapi untuk apa dia memberikanmu ini?""Menurutmu untuk apa?" tanya Aida di bibirnya.Setidaknya aku bisa mengulur waktu. Aku harus bisa membuat dirinya banyak bercerita sampai ada orang yang menyelamatkanku, pikir di dalam hati Aid
"Selamat datang di tempat tinggalku.""Ini adalah rumahku. Ini adalah apartemen milik Mas Reiko-ku. Bagaimana kalau bisa bilang kalau ini adalah tempat tinggalmu?" Aida pikir, dia akan dibawa ke mana oleh orang yang menculiknya, tapi lagi-lagi dia dibawa ke apartemen yang dulu ditempati bersama dengan suaminya."Haha, tapi sayangnya dia sudah tidak ada di sini. Dan tempat ini aku yang tinggali. Kau sendiri juga tidak meninggalinya.""Apa yang kau cari di sini?""Haha. Kau sangat curigaan sekali."Sebenarnya Aida tidak melucu dan dia bertanya serius, tapi pria yang ada di hadapannya justru selalu saja tertawa setiap kali mendengar pertanyaan darinya. Aida yakin sekali ada sesuatu yang dicari oleh Alexander di sana. Sesuatu yang tidak bisa dia dapatkan."Relax. Kau baru sampai di rumahku sebaiknya kau bersantai dulu. Kenapa mundur terus? Kau mau ke mana, hmm? Ruangan ini tetap segini saja. Dan di belakangmu sudah ada rak buku."Pria di hadapan Aida terus maju karena itulah dia berusaha
"Romo, kami sudah cari ke mana-mana tapi tidak ada. Di rumahnya Pakde Waluyo juga nggak ada, terus kita udah cari di sekeliling rumah Romo juga nggak ada. Tadi aku tanya sama ibunya Mbak Aida juga nggak ada di dalam kamarnya.""Lah, ke mana Aida? Apa mungkin dibawa sama Reizo atau dia ketemu sama Dokter Juna? Tadi itu kan Raditya ngebicarain soal Dokter Juna dan mungkin aja dia cerita ke Dokter Juna kalau dia habis ngomong sama Raditya?""Bisa jadi, Romo. Tapi tadi aku telepon Mbak Aida handphone-nya ketinggalan tuh. Dia ndak bawa handphone.""Mungkin sengaja handphone-nya ndak dibawa supaya ndak ketahuan sama Reizo dia ke mana.""Tapi kan mereka punya alat-alat yang sama. Pasti bisa komunikasi, Romo. Soalnya kata Mbak Aida itu kalau sudah pakai itu, semuanya bisa saling komunikasi. Terus mereka juga sudah tahu di mana letak koordinat masing-masing.""Yo embuh, aku ndak tahu, lah. Lagian kamu kalau udah tahu kayak gitu kok malah nanya sama orang yang nggak tahu?""Hehehe. Habisnya aku