Hati Aida merasa makin malu karena dia seakan paham apa maksud terselubung Irsyad dari saran tadi untuk sahabatnya.
Yah, pas memang setelah Irsyad menutup kitabnya tadi suara adzan berkumandang terdengar di telinga mereka.
Tapi Karena Irsyad sudah dipanggil dan ini urusan birokrasi memang tidak mungkin juga dia izin salat dulu! Kampus itu memiliki aturannya sendiri dan Irsyad yakin di dalam sana dia tidak akan menghabiskan semua waktu salatnya makanya dia bersiap masuk, menyelesaikan urusan beasiswa yang sudah diterimanya dari tahun ke tahun.
"Sip, gue ke mushola duluan!"
Irsyad tanpa menyapa Aida langsung berjalan masuk ke dalam ruangan di saat Dimas yang sudah berjalan menjauh menuju ke arah mushola, paham apa maksudnya.
"Sengaja lo nyuruh gue nunggu di mushola supaya gu
Astaghfirulloh. Tidak mungkin!Melihat siapa yang ditemui oleh kakak iparnya, Irsyad sampai kehilangan kata-kata dan dia kaget sangat. Rasanya itu seperti tidak mungkin, bagai mimpi.Dia ingin menolak itu semua. Irsyad ingin tidak percaya pada apa yang dilihatnya dan wajah itu seakan-akan tidak mungkin. Ini yang membuat Irsyad lancang sampai dia berjalan seperti seseorang yang terkesima melihat sesuatu keanehan dan ingin tahu. Tentu saja dia berjalan mendekat masih sambil menggunakan helmnya, seperti jalannya orang yang terhipnotis.Sampai seseorang yang ingin menjawab ucapan Ibra agak sedikit kaget dan tak nyaman sehingga melirik pada Irsyad yang tentu saja tak dikenal olehnya dengan helm full face masih menggunakan masker dan tidak jelas wajahnya, lengkap dengan jaket hitam juga.Siapa pri
"Umma Husein, hati-hati bicaranya nanti terdengar sama anak-anak!"Qomariah membuang wajahnya dan dia memang tidak lagi mau peduli dengan bujukan suaminya."Dengar! Aku juga sebenarnya emosi pada Reiko. Aku cuma ingin membicarakan masalah bisnis dan dia juga tadi mengatakan dia akan membawa kolega bisnisnya. Aku rasa dia juga tidak ingin datang ke sini dan memperkenalkan wanita itu sebagai kekasihnya, Umma Husein. Lagi pula tadi dia juga memperkenalkannya sebagai teman bisnis kan? Wanita itu sendiri yang mengatakan kalau dia kekasihnya, dia terus dari tadi yang meralat kata-kata itu.""Sama aja! Karena temanmu yang bajingan itu tidak berani melepaskan tangan wanita itu yang kegatelan. Dia juga tidak membantah ucapan wanita berhati iblis itu. Lalu aku harus bagaimana? Pura-pura tersenyum dan membuat pegal bibirku harus menahan senyum selama hampi
"Pezina memang sangat dibenci Allah. Buya tahu, Umma."Sambil menggaruk pelipis matanya Ibra menjawab, ini pun perlahan-lahan sambil dia membiarkan istrinya yang menangis meraung-raung itu mulai sedikit demi sedikit emosinya stabil, baru Ibra bicara.Dia juga sudah duduk di lantai dengan posisinya berhadapan dengan Qomariah yang seakan memang tak kuat berdiri.Sudah sedih sangat Qomariah memikirkan nasib Aida dan sudah terbawa perasaan."Umma, di negara kita ini tidak ada hukum untuk pezina. Itu semuanya sangat lemah umma." Ibra bicara lagi setelah beberapa saat tadi mereka saling diam."Aku sebetulnya juga ingin tegas, tapi Reiko ini satu-satunya sahabatku. Sahabat yang sangat aku khawatirkan dari zaman dulu sekolah. Dia itu hatinya sangat lemah sekali, baiknya kebangetan
BUG BUG BUG!Sementara itu selepas Irsyad meninggalkan ruang tamu rumah kakaknya, dia yang berjalan ke arah belakang langsung masuk ke dalam satu ruangan lengkap dengan alat-alat fitness yang ada di rumah Ibra.Dalam ruangan itu Irsyad langsung menumpahkan semua rasa kesalnya pada samsak.Harusnya aku memukulimu seperti ini!Bayangan wajah pria yang ditemuinya di halaman rumah Ibra memang terus saja muncul di benaknya di saat Irsyad sebetulnya tidak mau mengingat-ingat tapi memang semua itu muncul saja seakan menghantuinya.Padahal dari tadi dia tidak ada putus-putusnya terus saja beristighfar untuk membuat dirinya lebih tenang.BUG BUG BUG!Tapi bukan ketenangan yang didapatkannya tapi emos
"Bang, apa Abang ingat waktu Abang nanya aku udah punya rencana belum buat nikah?"Ibra mengangguk karena memang dia selalu menanyakan ini pada Irsyad dan ini adalah suatu kekhawatiran seandainya Irsyad sudah memiliki calon tapi tidak bilang dan ujung-ujungnya mereka akan melakukan yang namanya zina.Makanya dia selalu mengingatkan kalau memang sudah ada calon segera bilang dan keluarga akan memikirkan jika mereka sudah siap untuk menikah dan menyatukan keduanya dalam hubungan yang halal.Toh Ibra juga zaman dulu menikah dengan istrinya masih kuliah. Ini bukan masalah untuk keluarga mereka."Jadi Aida adalah wanita yang kamu suka dari dulu?"Irsyad membenarkan dengan anggukan kepalanya. Dia tidak menatap ke wanita yang bertanya tadi.Me
"Sabar Umma Husein!"Ibra tahu, ceritanya pasti akan membuat mereka semua gemas seperti dirinya yang juga gemas dan mengomel pada Reiko di awal pria itu menceritakan tentang hubungannya di antara dua wanita itu."Dari cerita yang disampaikan Reiko, dua wanita itu sebetulnya baik Umma Hu-""Brigita baik apanya, Buya?" tapi Qomariah tak sependapat dengan yang dikatakan Ibra."Kalau dia wanita baik-baik, dia tahu kalau cowok itu sudah punya istri dia akan pergi. Lagi pula dia juga sempurna kok. Terus kenapa dia masih ada di antara pasangan suami istri? dan bukannya Buya sendiri bilang kalau dia itu tadinya sudah pergi? Sudah tidak ada di kehidupannya lagi tadi pas kita jalan ke sini mau ketemu Irsyad? Tapi terus kenapa dia kembali? Kenapa dia tega sama Aida?" Qomariah memang sangat kritis.
"Reiko?"Pelayannya mengangguk pelan. Tidak mungkin kalau dia tidak mendengar keributan yang terjadi di ruang tamu Ibra karena itu tadi cukup mengganggu ketenangan di lantai dasar. Dan ruangan itu dekat dapur, dekat kamar pembantu.Keduanya tidak pernah ribut dan baru ada ribut besar seperti tadi karena urusan Reiko. Jelas saja membuatnya menyampaikan ini agak sedikit takut-takut."Dia pasti nganterin dulu Brigita pulang ke rumahnya baru setelah itu datang lagi ke sini untuk mengklarifikasi yang masih ngeganjel. Aku yakin sih memang dia nggak mungkin pergi begitu saja kayak tadi!"Yah, benar yang dibilang oleh Ibra. Reiko tentu tidak akan pernah bisa tenang melihat wajah Irsyad yang menatapnya tadi. Apalagi wajah itu adalah wajah yang dicurigainya bahkan sampai membuat Seno diperintahkannya untuk mencari tahu
"BERHENTIIIIIII!"Sampai Ibra benar-benar berada di antara keduanya dengan sangat susah payah dan tentu saja dia berkali-kali terkena pukulan juga baik oleh Irsyad maupun Reiko sebelum akhirnya berhasil merentangkan kedua tangannya untuk menjauhkan dua manusia yang saling memukul dan mungkin saja ingin saling membunuh itu."Astaghfirulloh, kalian berdua ini!"Ibra geleng-geleng kepala dan menatap keduanya bergantian."Duduk Irsyad!" serunya, sebelum menatap Reiko. "Lo juga, duduk!" perintahnya."Aku nggak akan pernah menyerahkan istriku padanya, Bang!""Yah, siapa yang mau nyuruh lo--""Kau pikir aku akan menyerah untuk memperjuangkan Aida setelah tahu semua yang terjadi antaramu dengan wanita itu?"