Share

Bab 328. Pikiran Liar

Penulis: Rina Novita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-28 00:55:54

Dada Kaisar bergemuruh menatap Kanaya tergugu di sebelahnya. Tenggorokannya tercekat, mulutnya kaku tak bisa bicara. Dirinya seakan membeku di tempatnya. Hingga beberapa menit kemudian Kanaya tampak lebih tenang.

"Ini!" Kaisar menyodorkan saputangannya.

"Te-terima kasih, Pak. Maaf, lagi-lagi saya terbawa suasana. Saya rindu Ayah saya." Kanaya menerima saputangan itu malu-malu, lalu mengusap matanyanya yang basah.

"Hmmm ... saya bisa memahami perasaanmu," sahut Kaisar dengan rasa bersalah di hatinya.

Setelah berdoa, keduanya berdiri dan berjalan kembali ke mobil.

"Sekarang kamu mau kemana?" Kaisar mulai menyalakan mesin mobilnya.

"Entahlah, Pak. Saya nggak punya banyak family di sini. Mungkin kembali ke kostan saja.

"Mumpung libur, kita cari tempat makan yang enak saja di sini. Saya juga sudah lama nggak liburan."

Kanaya tersenyum," terserah Bapak saja."

Kaisar terlihat lega karena Kanaya sudah kembali tersenyum dan ceria. Tapi di lubuk hatinya yang terdalam, kegelisahan makin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Rina Novita
Yang sudah tamat : Istri dekilku anak sultan Foto pelakor di profil ponsel suamiku Kaya Setelah Diusir Mertua Air Mata Maduku Pesona Mantan Istri
goodnovel comment avatar
Thalia Fathirez
karya yg lain judulnya apa ha
goodnovel comment avatar
Yuni Novita
buat Kanaya jatuh hati pada kaisar dan mau Nerima kematian ayahnya biar GK dendam ,thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 329. Menginap

    “Kita... kita di mana, Pak?” Kanaya berbisik, setengah tak percaya. Ia menatap rumah megah berlantai tiga yang berdiri menjulang di balik gerbang. Dindingnya terbuat dari marmer putih berkilau, pilar-pilar besar berdiri kokoh menghiasi bagian depan, dan halaman yang luas dipenuhi lampu taman yang menerangi setiap sudutnya. “Rumah orang tua saya,” jawab Kaisar ringan. Kanaya terdiam. “Apa? Bapak bercanda?” Netranya tiba-tiba melebar. “Aku kelihatan bercanda?” tanya Kaisar, menaikkan sebelah alis. Ia turun dari mobil dan berjalan ke arah gerbang, menekan tombol di interkom. Karena sudah malam, security yang biasa di pos depan sudah masuk ke dalam. "Pak, tolong bukain gerbangnya.” Kanaya masih terpaku di tempatnya saat pintu gerbang itu terbuka. Kaisar kembali ke mobil dan membawanya memasukki gerbang. Beberapa detik kemudian ia membuka pintu mobil. “Ayo turun. Kalau kamu tinggal di sini semalam, nggak ada yang bakal usir kamu.” Kanaya menelan ludah. Menginap di rumah orang tua bos

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 330. Debaran Tak Biasa

    Pagi itu, Kanaya terbangun oleh suara kicauan burung yang terdengar dari luar jendela. Ia mengerjapkan mata, mencoba mengingat di mana ia berada. Begitu kesadarannya pulih, ia terhenyak merasakan tempat tidur empuk, kamar luas, dan pemandangan halaman belakang yang hijau, menegaskan bahwa ia masih berada di rumah orang tua Kaisar. “Aku benar-benar menginap di rumah Pak Kaisar semalam,” bisiknya pada diri sendiri. Ia setengah tidak percaya. Setelah beberapa menit termenung, Kanaya memutuskan untuk bangun. Ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 06.30. Ia harus segera siap-siap. Pasti aneh jika dia masih bermalas-malasan di rumah bosnya. Setelah membersihkan diri, Kanaya keluar dari kamarnya, tapi langkahnya terhenti ketika ia melihat seseorang berdiri di depan pintu kamarnya. “Pagi, Kanaya. Apa tidur kamu nyenyak semalam?” Maira muncul dengan senyuman hangat. Ia memandang Kanaya dengan sangat perhatian. “Pa-pagi, Bu,” balas Kanaya tergagap, cepat-cepat menunduk. “Maaf, saya

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 331. Hari-hari yang berbeda

    Suasana di mobil kembali hening. Kanaya memilih memandang keluar jendela, tidak tahu harus berkata apa. Pikirannya masih penuh dengan kalimat-kalimat yang diucapkan Kaisar tadi. Mungkin karena selama ini ia terbiasa memandang pria itu hanya sebagai atasan yang tegas dan tak pernah memikirkan apa-apa selain pekerjaan. Namun, jauh di dalam dirinya, Kaisar sibuk bergelut dengan perasaan yang berbeda. Semua kata-kata yang ia ucapkan tadi mungkin terdengar santai dan penuh perhatian, tetapi ada kecemasan besar yang tersembunyi di balik senyum dan tatapan lembutnya. Dia tahu, cepat atau lambat, hubungan mereka akan sampai pada titik di mana kebenaran harus terungkap. Dan jika itu terjadi ... akankah Kanaya masih memandangnya dengan cara yang sama? Kaisar menggenggam setir dengan erat, berusaha mengatur napasnya. Dia tidak pernah merasa takut akan penilaian siapa pun. Sebagai CEO, ia terbiasa mengambil risiko dan membuat keputusan sulit. Tapi kali ini, dia tidak tahu apa yang akan terjadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 332. Permintaan Kanaya

    Akhir pekan Kanaya kembali pulang ke Bogor tanpa sepengetahuan Kaisar. Saat ini Kanaya berdiri di depan rumah kayu sederhana milik Permadi, menatap pintu yang sudah begitu akrab di matanya. Udara dingin khas Bogor pagi itu terasa menusuk kulitnya, seolah-olah ikut menyambut kedatangannya dengan cara yang dingin. “Mamang!” panggilnya sambil mengetuk pintu perlahan. Tak butuh waktu lama, pintu itu terbuka, menampakkan sosok pria paruh baya dengan wajah mirip sang ayah dan rambut yang mulai memutih. Netra Permadi melebar saat melihat keponakannya berdiri di depan pintu, tanpa pemberitahuan apa pun. “Kanaya?” tanya Permadi dengan nada tak percaya. “Kamu pulang mendadak? Ada apa? Kenapa nggak bilang dulu?” Kanaya hanya tersenyum kecil, mencoba menyembunyikan segala perasaan kacau di hatinya. “Maaf, Mang. Naya … memang sengaja nggak ngasih kabar dulu. Mamang sehat?” “Alhamdulillah sehat, Neng.” Permadi mengangguk sambil mempersilakan Kanaya masuk. “Sini, masuk dulu. Udah lama

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 333. Dia akan jatuh cinta

    Kanaya berdiri di ambang pintu, menatap halaman rumah sang paman yang tampak lengang di siang hari. Suasana Bogor yang biasanya membawa ketenangan kini terasa menyesakkan dadanya. Udara segar yang berhembus pun tidak mampu menenangkan perasaannya yang kacau. Ia baru saja mengutarakan keinginan yang sudah lama ia pendam kepada Permadi—keinginan untuk menceraikan pria yang bahkan tidak ia kenal. Setelah pembicaraan panjang tadi, Kanaya merasa sudah tidak ada lagi yang perlu dibicarakan di sini. "Naya pamit, Mang." “Nggak mau makan dulu?” Permadi mencoba menahan, tatapannya penuh kekhawatiran. Kanaya menggeleng pelan. “Nggak usah, Mang. Naya harus pulang ke Jakarta sekarang. Masih ada kerjaan yang harus Naya selesaikan.” Permadi menghela napas berat. Gadis di depannya ini memang keras kepala, sama seperti kakaknya. Ketika sudah membuat keputusan, tidak ada yang bisa mengubah pikirannya. Namun, ia tidak mungkin membiarkan masalah ini selesai begitu saja. Ada yang ia pertaruhkan di sin

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 334. Perhatian kecil

    Sejak percakapan dengan Permadi, Kaisar tahu dia harus melakukan sesuatu. Dia tidak bisa membiarkan pernikahan ini berakhir begitu saja. Sejak saat itu, ia mulai menunjukkan lebih banyak perhatian pada Kanaya, meskipun gadis itu belum menyadarinya sebagai isyarat perasaan. Kaisar mulai dengan hal-hal kecil. Dia memastikan Kanaya tidak pernah merasa kesulitan dalam pekerjaannya. Setiap kali gadis itu terlihat kelelahan di kantor, Kaisar akan memberikan jeda istirahat tanpa terlihat berlebihan. Seperti pagi itu, ketika Kanaya baru saja selesai mengurus beberapa laporan penting, Kaisar datang ke meja kerjanya dengan dua cangkir minuman di tangan. “Naya, ini untuk kamu. Kamu pasti capek setelah rapat panjang tadi,” ucapnya ringan, memberikan secangkir teh hangat. Kanaya tertegun sejenak, memandang Kaisar dengan bingung. “Eh? Ini buat saya, Pak?” “Ya, buat kamu. Jangan panggil saya ‘Pak’ terus, kamu sudah janji, bukan?" ucap Kaisar dengan senyum tipis. Kanaya tersenyum canggung, tap

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 335. Tersentuh

    Hari-hari di kantor semakin sibuk untuk Kanaya. Proyek-proyek besar terus berdatangan, membuatnya semakin tenggelam dalam pekerjaan. Dalam setiap rapat, setiap laporan yang harus diselesaikan, dan setiap panggilan telepon yang tidak ada habisnya, Kanaya semakin jarang mengambil jeda untuk istirahat. Kaisar, yang selalu memperhatikannya, mulai melihat tanda-tanda kelelahan pada wajah gadis itu. “Naya, kamu baik-baik saja?” tanya Kaisar suatu hari di tengah-tengah rapat. Matanya penuh kekhawatiran saat melihat Kanaya yang tampak lesu dan pucat. Kanaya hanya mengangguk kecil, meskipun jelas-jelas tubuhnya mulai menunjukkan tanda-tanda lelah yang tidak bisa ia abaikan lagi. “Saya baik-baik saja, Pak,” jawabnya, mencoba tersenyum meskipun suaranya terdengar sedikit lemah. Kaisar menatapnya tajam, seolah bisa melihat kebohongan dalam kata-katanya. Tapi ia tahu Kanaya terlalu keras kepala untuk mengakui bahwa dirinya sedang tidak baik. “Kamu butuh istirahat, Naya. Jangan terlalu memaksaka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 336. Pertemuan Menegangkan

    "Pak Kaisar?” ulangnya, kali ini dengan nada penuh keheranan. Permadi menatap Kaisar dengan mata terbelalak, bingung dengan apa yang baru saja ia saksikan. “Kenapa Bapak di sini?” Kaisar, yang sudah menyadari situasi, tetap tenang meski dalam hatinya merasa sedikit panik. Namun, ia mencoba mengendalikan dirinya dengan tersenyum tipis. “Saya sudah lama di sini, Kang,” jawab Kaisar, suaranya tenang dan terukur. “Kanaya sudah terlalu kelelahan dengan pekerjaannya, jadi saya ingin memastikan dia mendapatkan perawatan terbaik.” Permadi masih tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya. Ia tidak pernah menduga bahwa selama ini Kaisar dan Kanaya sudah sangat dekat. Tatapannya beralih ke Kanaya yang juga tampak kebingungan. "Mamang dan Pak Kaisar saling kenal?"Kanaya menatap keduanya bergantian, keningnya berkerut. “Naya, kenapa Pak Kaisar tahu kamu sakit?” tanya Permadi tanpa menjawab dulu pertanyaan Kanaya. Pria paruh baya itu justru mencoba mencari penjelasan dari keponakannya. Kanay

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03

Bab terbaru

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 360. Menjagamu selamanya

    "Mengundang Raka? Apa itu perlu?" tanya Rein datar. Maira menghela napas panjang." Sayang, kita harus minta maaf pada Raka dan Kayla karena pernikahan Kaisar kemarin. Aku dengar, dia kecewa." Rein mendengkus kesal. "Bisa-bisanya dia kecewa. Seharusnya dia bisa memilih mana yang harus diprioritaskan. Lagipula, cuma gara-gara dia tidak bisa hadir, semua acara yang sudah direncanakan harus diubah begitu saja?" "Tapi dia papa kandung Kaisar, Rein!" bantah Maira. "Oh, jadi menurutmu Raka lebih berhak memutuskan semuanya daripada aku? Mengapa kamu tidak pernah mengerti, Kaisar itu lebih dari sekedar anak sambung untukku. Kami sudah bersama sejak dia baru bisa berjalan. Kamu pikir kemana Raka selama ini? Bisa-bisanya dia merasa sebagai ayah kandung yang harus diprioritaskan." Bicara Rein mulai meninggi. Hal ini membuat Maira menjadi panik. Ia tidak ingin Rein tiba-tiba sakit di hari bahagia ini. "Ya, Sayang. Sudah, ya. Maafkan aku," ucap Maira lembut. Ia langsung memeluk suaminya

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 359. Cucu Pertama

    Analea dan Fabian baru saja kembali dari rumah sakit setelah kelahiran anak pertama mereka. Maira dan Rein menyambut mereka dengan penuh antusias, sementara Fabian terlihat sangat hati-hati saat menggendong bayi mereka yang masih mungil. "Selamat datang kembali di rumah, sayang," ucap Maira sambil tersenyum hangat. Ia memeluk Analea dengan lembut. "Kamu luar biasa, Analea. Sekarang kamu sudah menjadi seorang ibu!" Maira membawa anak dan menantunya ke ruang tamu. Analea, meski terlihat lelah, tersenyum lebar. "Terima kasih, Ma. Rasanya aku masih nggak percaya akhirnya bayi kecil ini ada di sini," ujarnya sambil memandangi bayi perempuannya yang sedang tidur nyenyak di pelukan Fabian. Saat ini mereka sudah berada di ruang tamu rumah mewah itu. Rein yang berdiri di sebelah Maira tampak tersenyum bangga. "Ini cucu pertama kami. Rasanya seperti mimpi melihat kalian pulang dengan bayi mungil yang cantik," ucapnya sambil menepuk pelan bahu Fabian. Fabian tersenyum lega. "Kami juga merasa

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 358. Pertemuan Tidak Terduga

    Setelah tiga hari berada di hotel, pagi itu Kaisar dan Kanaya memutuskan untuk sarapan di restoran hotel sebelum melanjutkan rencana liburan singkat mereka. Meski tubuh sedikit lelah setelah melewati malam-malam yang panjang, kebahagiaan terus terpancar dari keduanya. "Maafin aku, Sayang. Aku belum sempat membawamu berlibur ke luar kota atau ke luar negeri. Rencananya setelah proyek terakhir ini selesai, aku akan mengajakmu ke suatu tempat yang indah dan tentunya cukup jauh." Kanaya tersenyum haru."Nggak apa-apa, Mas. Selama Mas ada di dekatku, bagiku di mana aja nggak masalah. Liburan di hotel ini pun sudah bikin aku bahagia. Pokoknya asal kita selalu bersama." Kanaya menatap Kaisar dengan lekat. Mendapatkan tatapan yang berbeda dari istrinya, Kaisar jadi berdebar dan salah tingkah." Aku suka kamu tidak lagi malu-malu, Sayang." Kaisar menjawil hidung mancung Kanaya. Keduanya tertawa kecil penuh kebahagiaan. Di saat sedang menikmati momen santai itu, tiba-tiba seorang pelayan men

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 357. Hari yang Bahagia

    “Ini dari Mama,” ucap Kaisar pelan sambil mengangkat telepon. “Halo, Ma?” Suara Maira terdengar penuh semangat di ujung telepon. “Kaisar! Kamu di mana? Analea sudah melahirkan!” Kaisar langsung terkejut. “Apa? Analea sudah melahirkan? Sekarang, Ma?” “Iya! Kami sudah di rumah sakit sekarang. Ayo cepat ke sini, Kaisar. Kalian harus segera datang,” jawab Maira dengan penuh kegembiraan. Kaisar menoleh ke arah Kanaya yang sudah berdiri di belakangnya. “Analea sudah melahirkan, Naya. Kita harus ke rumah sakit sekarang.” Mata Kanaya langsung berbinar. “Beneran, Mas? Ya ampun, aku harus segera siap-siap!” Kaisar tersenyum melihat antusiasme istrinya. “Iya, beneran. Ayo cepat kita berangkat.” Tanpa menunggu lama, setelah membersihkan diri dan berpakaian, Kanaya segera mengambil tas kecilnya, sementara Kaisar sudah siap di depan pintu. Mereka berdua keluar kamar dan menuju lobi hotel dengan cepat. Di perjalanan, Kanaya tampak begitu bersemangat. “Aku masih nggak nyangka, Mas. Kak Analea

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 356. Malam yang Dinantikan

    “Naya, ini malam yang kita tunggu-tunggu,” bisik Kaisar sambil menatap istrinya dengan penuh cinta. Kaisar membuka pintu kamar dengan perlahan, lalu mengajak Kanaya masuk. Kamar itu dihiasi dengan bunga-bunga mawar yang wangi dan lilin-lilin kecil yang menambah suasana romantis. Kaisar menggenggam tangan Kanaya, lalu menuntunnya untuk duduk di tepi ranjang. Kanaya tersenyum kecil, meskipun wajahnya masih terlihat sedikit gugup. “Iya, Mas. Aku masih nggak percaya ini benar-benar terjadi.” Kaisar mengusap pipi Kanaya dengan lembut, lalu mengecupnya pelan. “Kamu nggak perlu takut. Aku akan selalu ada untukmu, sekarang dan selamanya.” Kanaya merasakan debaran di dadanya semakin kencang. “Terima kasih sudah mau menjagaku, Mas. Aku juga merasa sangat bahagia malam ini.” Mereka berdua saling menatap, merasakan betapa dalam cinta yang kini mengikat mereka. "Naya ...," bisik Kaisar. Ia menggeser tubuhnya hingga nyaris tak berjarak lagi dengan Kanaya. Satu tangannya mengusap lembut bibir

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 355. Resepsi yang Mewah

    Malam itu, hotel mewah tempat resepsi berlangsung dipenuhi oleh tamu-tamu dari berbagai kalangan. Lampu kristal yang bergemerlapan menambah kemewahan suasana, sementara karpet merah yang terbentang menyambut setiap tamu yang datang. Kaisar dan Kanaya sudah siap di belakang panggung, menanti giliran mereka untuk memasuki ballroom utama sebagai pasangan suami istri yang resmi. “Kamu siap, Naya?” tanya Kaisar dengan senyum lembut, sambil menggenggam tangan istrinya yang sedikit gemetar. Kanaya mengangguk pelan, meski hatinya masih berdebar-debar. “Aku siap, Mas,” jawabnya. Di ballroom utama, para tamu sudah mulai berkumpul. Banyak wajah yang familiar hadir. Para karyawan yang mengenal Kanaya dan Kaisar datang mengenakan pakaian terbaik mereka. Beberapa dari mereka tampak saling berbicara pelan, masih terkejut dengan kabar bahwa asisten pribadi bos besar mereka ternyata adalah istrinya sendiri. “Aku nggak nyangka banget, ternyata Kanaya benar-benar istri Pak Kaisar,” bisik salah satu

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 354. Malam mendebarkan

    Setelah beberapa saat mencari, Kaisar akhirnya melihatnya. Di sana, di depan makam ayahnya, Kanaya duduk sambil memeluk lututnya. Tubuhnya tampak gemetar, sementara isak tangisnya terdengar pelan di antara keheningan. Kaisar berjalan mendekat dengan hati-hati, tidak ingin mengejutkan istrinya yang sedang larut dalam kesedihan. “Naya ...,” panggilnya pelan, suaranya penuh rasa bersalah. Tapi rasa sayang itu terasa makin mendalam. Kanaya tersentak. Gadis itu terdiam sejenak, sebelum menoleh ke arah suara itu. Matanya yang bengkak menunjukkan betapa berat beban yang ia rasakan saat ini. "Mas ... kenapa menyusulku? Kenapa Mas tinggalin Intan di sana?" Suara Kanaya terdengar parau. Sisa air mata masih membasahi wajah manisnya. Kaisar perlahan lebih mendekat. Ia berlutut di samping Kanaya, menatap mata Kanaya dengan penuh penyesalan. “Naya, aku minta maaf. Aku benar-benar tidak bermaksud membuatmu terluka. Intan muncul tiba-tiba, dan aku terlalu terkejut hingga tidak tau harus melakukan

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 353. Kamu Dimana

    Kaisar memutar tubuhnya hendak memanggil Kanaya. Di tengah kebingungannya, ia ingin segera memperkenalkan Kanaya pada Intan dan memastikan bahwa tidak ada salah paham yang terjadi. Namun, begitu ia melihat sekeliling, ia tidak menemukan Kanaya di sana. "Kanaya?" panggilnya, memandang ke berbagai arah. Tidak ada jawaban. Kaisar mulai merasa panik. Ia mencoba mencari ke ruangan lain, berharap menemukan Kanaya sedang sibuk dengan sesuatu. Tapi setelah mencari ke dapur, ruang tengah, bahkan ke ruang persiapan, Kanaya tetap tidak terlihat. Kaisar semakin gelisah. "Kemana dia pergi?" gumamnya pelan, sambil mencoba menelepon Kanaya. Namun, tidak ada jawaban dari panggilan itu. Perasaannya mulai tak karuan, seolah ada yang menindih dadanya. Di tengah kegelisahannya, Kaisar melihat Maira dan Rein mendekat. Wajah Maira tampak khawatir, sementara Rein berusaha tetap tenang. “Ada apa, Kaisar? Kenapa wajahmu tegang begitu?” tanya Maira dengan nada cemas. Kaisar menghela napas, mencoba menaha

  • Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya   Bab 352. Tamu Mengejutkan

    Bab 26: Kedatangan yang Tak Terduga Rumah besar dan mewah milik Maira dan Rein dipenuhi dengan aktivitas sejak pagi itu. Persiapan resepsi pernikahan Kanaya dan Kaisar yang akan digelar malam ini tengah berlangsung dengan penuh semangat. Maira berkeliling memastikan semua detail dipersiapkan dengan sempurna, sementara Kaisar dan Kanaya membantu semampu mereka. Analea dan Ratu pun ikut membantu Maira. “Kaisar, nanti jangan lupa ke ruang ganti untuk cek lagi setelan jasnya, ya,” ujar Maira sambil memeriksa daftar tamu undangan. Meski mereka memakai jasa WO, Maira tak ingin ada hal sekecil apapun yang terlewat. “Iya, Ma,” jawab Kaisar sambil tersenyum, lalu beralih ke Kanaya yang tampak sibuk dengan telepon genggamnya, memastikan tamu dari pihaknya juga sudah menerima undangan. Ia juga menyiapkan transportasi untuk para keluarganya dari Bogor.Setelah kembali dari ruang ganti, Kaisar kembali menemani Kanaya yang masih mendata para tamunya di ruang tamu. Mereka yang sedang duduk di sof

DMCA.com Protection Status