Share

283. Kekacauan Di Dapur

Penulis: Rosa Uchiyamana
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-11 17:12:36

Malik menatap pasrah pada dapurnya yang mulai dikuasai Kimberly. Ditilik dari sifatnya yang kekanakkan, Malik tak yakin Kimberly bisa memasak. Namun, ia tidak bisa mencegah keinginan wanita itu yang sudah bersemangat sejak tadi siang.

Malik hanya bisa berharap dan berdo’a, semoga saja wanita itu tidak membuat kekacauan di dapur.

Ponsel Malik berdering, ia pun meninggalkan dapur untuk mengangkat panggilan tersebut. Kemudian setelah itu ia berkutat dengan laptop di sofa dekat jendela kaca besar, sambil sesekali memperhatikan lampu-lampu rumah di sekitarnya yang menyala. Cerobong asap dari rumah-rumah itu terlihat mengepul.

Ya, cuaca dingin seperti ini memang paling nyaman berdiam diri di depan perapian.

Kondisi tubuhnya yang cukup kelelahan setelah menemani Kimberly berkeliling Andorra La Vella dan berputar-putar di supermarket tadi sore, membuat Malik tanpa sadar memejamkan mata dengan laptop tetap di pangkuan.

Hingga beberapa menit kemudian, tidurnya terganggu oleh suara teriakan dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (33)
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
hahaha, nanti kalau mereka menikah pasti Malik yang masak
goodnovel comment avatar
Inge Tjandra
di tunggu up nya
goodnovel comment avatar
Norma Lisaholet
up dong thor, ditunggu ni.. up yg banyak yah ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri yang Tak Diinginkan   284. Selamat Tinggal

    Setelah kejadian malam itu, suasana keesokan harinya terasa begitu canggung. Kimberly lebih banyak diam dan murung, bahkan sejak bangun tidur ia tidak mau bersitatap dengan Malik. Setiap kali melihat pria itu, rasa bersalah semakin terasa menghujam hatinya.Malik pun terlihat masih enggan bicara dengannya. Keduanya saling diam. Namun, pria itu masih mau membuatkan sarapan untuk Kimberly meski mereka tidak makan bersama.Tepat pukul sembilan, Kimberly sudah selesai membersihkan tubuhnya lalu membereskan semua barang-barang yang berserakan di sofa. Membuang kantong plastik bekas makanan ke tempat sampah, memasukkan pakaian bekasnya dan semua barangnya yang ada di sofa itu ke koper, lalu menaruh gelas dan mangkok kotor ke dapur.Sejenak Kimberly tertegun memperhatikan ruangan dapur itu sudah bersih dan rapi, seolah-olah tidak pernah terjadi kekacauan semalam.Ia menghela napas berat, lalu menunduk. “Aku memang nggak bisa apa-apa,” gumamnya. Kemudian menyalakan keran air dan mencuci gelas

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13
  • Istri yang Tak Diinginkan   285. Terjatuh

    Kimberly terperangah melihat siapa yang ada di belakangnya. Betapa sempit sekali dunia ini, pikirnya. Tidak memiliki janji tapi pada akhirnya mereka bertemu kembali di tempat ini.“Hey! Kamu yang melemparku barusan?!” seru Kimberly.Alih-alih menjawab, pria berjaket hitam itu malah mengedikkan bahunya cuek. Kedua tangannya tersembunyi di kantong jaket, mata hitamnya menatap Kimberly dengan ekspresi datar.“Tentu saja. Siapa lagi kalau bukan kamu.” Kimberly menjawab pertanyaannya sendiri, matanya menyipit pada Malik. “Kenapa kamu ke sini? Apa tujuan kamu tadi keluar terburu-buru itu karena mau ke sini ya?”Pria itu tak menjawab. Dan Kimberly sudah mulai biasa untuk tidak berharap pertanyaannya akan mendapat jawaban.“Aku nggak sengaja,” ujar Malik pada akhirnya setelah ia duduk di samping Kimberly. “Keperluanku kebetulan ada di dekat sini.”“Kalau nggak disengaja ngapain kamu ke sini?” Kimberly masih menatap Malik, dilihat dari samping seperti ini wajah pria itu terlihat jauh lebih teg

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13
  • Istri yang Tak Diinginkan   286. Tiga Pertanyaan

    Malik membeku.Ia tahu, seharusnya ia mendorong wanita itu jauh-jauh. Namun tangannya—yang tanpa sengaja memeluk pinggang Kimberly, seakan-akan lumpuh dan sulit menerima perintah dari otaknya untuk melepaskan wanita di atasnya tersebut.Pandangan keduanya bertemu. Rahang Malik berkedut menatap manik hitam Kimberly yang tengah menatapnya dengan tatapan terkejut. Seluruh perhatian Malik tersita habis oleh wanita manja dan aneh itu.Namun, karena sisi manja dan teledornya itulah Malik merasa tidak bisa mengabaikan dan membiarkannya pergi sendirian. Malik sendiri tidak tahu kenapa ia mau repot-repot datang kemari menyusulnya.Hanya saja... Malik tidak suka membayangkan Kimberly yang teledor itu tersesat atau mendapat masalah saat dibiarkan pergi sendiri.“Em... ke-kenapa kamu bisa… jatuh?” gumam Kimberly, masih dengan ekspresi tegangnya.“Apa setiap orang harus punya alasan untuk jatuh?”“Ha?”Tatapan Malik turun dari mata Kimberly ke hidungnya yang tinggi kecil, lalu turun lagi dan berhen

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-14
  • Istri yang Tak Diinginkan   287. Kamu Jadi Istriku

    Mata Kimberly mengerjap mendengar pengakuan Malik yang membuatnya tak habis pikir. Entah mengapa, Kimberly justru merasa senang mendengar Malik tidak memiliki kekasih. Namun di sisi lain, ada rasa kecewa ketika tahu ternyata wanita bukan prioritas pria di hadapannya itu.“Semoga saja kelak kamu punya istri yang tabah dan sabar,” ucap Kimberly dramatis seraya mengelus dada.Malik mendengus. “Aku nggak kepikiran untuk menikah.”“Ha?” Mata Kimberly membelalak. “Maksudmu kamu akan melajang seumur hidup? Hey!” Ia memukul lengan Malik tanpa tedeng aling-aling. “Kalau kamu nggak punya istri dan anak, lalu gimana masa tuamu? Masa kamu mau diurus sama motor balapmu itu? Jangan berpikiran pendek, pikirkan juga kebahagiaanmu di masa tua nanti,” cerocos Kimberly tanpa jeda, persis seperti seorang ibu menasehati anaknya.Malik mengerjapkan mata. Ia kemudian melipat tangan di meja, mencondongkan tubuhnya ke depan dan mendekatkan wajah mereka.“A-apa yang kamu lakukan?” Kimberly mendadak tergagap da

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15
  • Istri yang Tak Diinginkan   288. Apa Ini Caramu Merayuku?

    “Hm? Besok kamu mau mendaki? Di musim dingin?” Archer memindahkan ponsel dari telinga kiri ke telinga kanan seraya menghela napas resah.Feli yang sedang menata bunga mawar pemberian Archer, ke dalam vas bunga, hanya menoleh pada suaminya itu. Ia sudah tahu lebih dulu tentang rencana Kimberly tersebut saat putrinya itu menelepon tadi sore.Dan Feli sudah bisa memprediksi apa yang akan dikatakan Archer saat ini kepada putri mereka.“Princess, bisa batalkan rencanamu itu? Ayolah… itu Andorra, di musim dingin, kamu mendaki gunung? Astaga! Lama-lama Papi bisa gila di sini, Kim.” Arhcer mengusap wajahnya kasar dan terlihat gelisah.Feli hanya tersenyum dan mengedikkan bahu saat pria itu menatapnya. Lalu terkekeh ketika Archer mengatakan ‘jangan tersenyum’ dengan gerakan mulutnya.“Hanya sebentar? Siapa yang menjamin keselamatanmu di sana?” tanya Archer sembari melepas sepatu. “Pokoknya sekali tidak, tetap tidak. Lakukan hal lain selain mendaki.”“Aku penasaran, kapan dia akan berhenti jadi

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-16
  • Istri yang Tak Diinginkan   289. Maukah Kita Berteman?

    Kimberly terperangah.Ia benar-benar tak menyangka bahwa Malik akan menepati janjinya yang diucapkan kemarin saat bermain ski. Hari ini pria itu datang ke hotel tempatnya menginap, menunggu di lobi dan mengantar Kimberly untuk mengurusi paspor.Eric tidak ikut. Sebab Kimberly tidak memberitahu Eric pukul berapa dia akan berangkat. Ia hanya pergi bersama Malik dan Nancy.Mengurus paspornya saja butuh waktu hampir seharian. Ia baru selesai ketika waktu sudah menjelang sore. Sepanjang perjalanan menggunakan mobil Malik, pria itu tidak banyak bicara, sikapnya dingin dan datar seperti biasanya. Malik mengantar Kimberly dan Nancy ke hotel setelah makan malam bersama-sama.“Jangan lupa besok pakai baju yang hangat tapi fleksibel, gunakan juga sepatu yang nggak licin,” ujar Malik sebelum mematikan mesin mobil.“Apa kita akan menginap di atas gunung?!” tanya Kimberly, antusias.“Aku nggak mau ngambil resiko besar, kamu akan jadi boneka salju kalau sampai menginap.” Malik tersenyum sinis seraya

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-16
  • Istri yang Tak Diinginkan   290. Hilang

    “Kamu suka sama dia?”Eric yang tiba-tiba duduk di sampingnya, membuat Kimberly buru-buru mengusap air matanya yang sejak tadi enggan berhenti. Ia sedikit membuang muka ke arah lain agar Eric tidak melihat matanya yang pasti masih basah. Sialnya, Kimberly malah melihat Malik yang sedang menatapnya, di kejauhan. Pria itu lalu membuang muka dan mengarahkan lensa kameranya ke arah lain.“Jadi benar, kamu menyukai pembalap itu?” ulang Eric lagi.“Jangan asal ngomong, Ric. Aku nggak mungkin suka sama laki-laki seperti dia,” tegas Kimberly. Namun sedetik kemudian ia meragukan kata-katanya sendiri.“Baguslah.” Eric tersenyum miring. “Aku nggak akan biarin kamu suka sama laki-laki manapun selain aku. Kamu milikku, Kim.”Sontak Kimberly menoleh, matanya mendelik tajam. “Maaf? Apa aku nggak salah dengar?”Bahu Eric terangkat. “Kamu lupa ya? Kita itu sudah dijodohkan, kamu akan jadi istriku.”“Du-lu!” tegas Kimberly penuh penekanan. Ia tidak suka sikap Eric yang terlalu percaya diri. “Dulu iya,

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • Istri yang Tak Diinginkan   291. Mengkhawatirkanmu

    Kimberly hanya sedang ingin sendirian tanpa diganggu siapapun, apalagi Eric. Kakinya terus melangkah melewati jalan setapak yang menurun, sesekali ia menendang butiran salju. Matanya menerawang, seolah-olah sudah kehilangan semangat.Ia tidak mengerti kenapa perasaannya mendadak seperti ini. Di keluarga dan di kalangan teman-temannya, Kimberly memang terkenal dengan sifatnya yang moody, tapi perasaannya saat ini bukan perasaan yang sering ia rasakan ketika 'moody-nya' kambuh.Yang jelas, ia tidak suka saat melihat Malik tertawa lepas dengan Nancy seperti tadi. Itu membuat Kimberly merasa telah menjadi wanita yang tidak berguna, yang membuat orang lain tidak nyaman saat berdekatan dengannya. Malik, contohnya.Kimberly menghela napas berat, ia memutuskan untuk berbelok, menginjak tanah yang ditutupi salju tebal. Sepatunya tenggelam ke dalam salju tersebut. Tiba-tiba saja ia tertawa sendiri, karena menginjakkan kaki di atas salju terasa begitu menyenangkan.Kimberly terus berjalan sambil

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18

Bab terbaru

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 12 (TAMAT)

    Setelah hampir empat jam mengasuh putra dan putrinya, Malik akhirnya bisa bernapas lega saat bertemu lagi dengan Kimberly. Raut muka istrinya itu tampak lebih cerah dan ceria. Sepertinya Kimberly sudah tidak badmood lagi gara-gara Malik berfoto dengan Yoana tadi.“Gimana anak-anak? Mereka rewel nggak?” Kimberly mengambil alih anak perempuan berpipi chubby dari pangkuan Malik.“Rewel sih nggak, tapi yah… cukup membuatku berkeringat.” Malik tersenyum dan mengedikkan bahu.Kimberly mengamati suaminya sesaat, lalu tertawa karena penampilan pria itu tampak acak-acakan. Ia mengecup pipi Malik dan berkata, “Terima kasih udah kasih aku waktu buat me time.”Malik mengerjap dan memegangi pipinya sambil bergumam, “Kita harus pulang sekarang, Sayang.”“Kenapa? Kan belum beli susu buat Timur di supermarket.”“Malam ini kita titipin anak-anak di Mami sama Papi aja, ya? Besok kita ambil lagi mereka pagi sebelum aku—Oke oke! Nggak jadi, aku cuma bercanda,” ralat Malik dengan cepat saat Kimberly mencub

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 11. Time Flies

    Empat tahun kemudian.“Eh? Bukannya dia mantan pembalap itu, ‘kan?”“Iya, Jeng, yang kemarin ramai dibahas sama hampir semua orang tua murid itu, Jeng.”“Anaknya beneran sekolah di sini?”“Iya.”“Yang bener? OMG! Kita bakalan ketemu dia terus dong! Ganteng banget ya Tuhan.”“Itu kalau setiap hari dia antar jemput anaknya.”“Eh! Emang setiap hari tauk! Kalian berdua aja yang baru lihat. Pagi dan siang dia selalu antar jemput.”“Duh, suami idaman banget sih…. Beruntung banget yang jadi istri dia. Udah ganteng, kaya, perhatian sama anak, lagi. Ya Tuhan, mau yang begini satu aja, please.”Malik menghela napas berat. Ia tidak bermaksud menguping pembicaraan tiga atau empat wanita—entah yang pastinya berapa orang karena Malik tidak begitu memperhatikan—yang sedang membicarakan dirinya, tapi suara mereka terlalu jelas di telinga Malik, sehingga mau tidak mau ia harus mendengarkan dirinya menjadi bahan gosip ibu-ibu.Sudah satu minggu Timur masuk sekolah ke playgroup. Setiap hari Malik selalu

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 10. Timur Malvin Rozano

    “Sayang! Gimana kondisi kamu? Apanya yang sakit?!” tanya Malik dengan raut muka menegang sambil berlari menghampiri ranjang yang ditempati Kimberly. “Perut aku sakit… pinggang aku juga panas.” Kimberly meringis kesakitan. Namun ada yang berubah dalam sorot matanya, ia seolah-olah merasa lega dan aman setelah melihat kedatangan suaminya. Malik merundukan badan, memeluk Kimberly dan mengecup keningnya berkali-kali. Ia berbisik, “Sabar, ya. Maaf aku terlambat.” “Bau!” Malik terkejut saat Kimberly mendorong dadanya. “Eh? Kenapa? Siapa yang bau?” “Kamu,” jawab Kimberly seraya menggigit bibir bawah, menahan rasa sakit yang kembali menyerang dan rasanya tak tertahankan. “Kamu bau debu.” “Ah, ini….” Malik menggaruk tengkuk dan menghidu tubuhnya sendiri. “Barusan aku naik motor, Sayang. Soalnya di jalan macet banget, nggak mungkin bisa sampai dengan cepat kalau aku tetap pakai mobil,” jelasnya sambil menggenggam tangan sang istri. “Apa perlu aku ganti baju dulu? Tapi aku nggak bawa baju c

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 9. Kontraksi

    7 bulan kemudian.“Kakak, jangan lupakan aku. Aku juga adik kamu, adik yang paling ganteng!”“Diam!” Kimberly menjauhkan wajah Ernest dari hadapannya. “Kamu ngehalangin pemandangan aku tahu nggak?”Ernest cemberut.Kemudian Kimberly tersenyum lebar pada bayi berusia 4 bulan yang baru saja membuka mata, di atas kasur yang ia dan Ernest duduki.“Selamat siang Cheryl! Adiknya Kakak yang paling cantik! Nyenyak banget tidurnya ya?” goda Kimberly dengan nada bicara khas anak-anak.Cheryl tersenyum. Dia berguling sendiri hingga tengkurap.“Ugh! Jangan percaya sama kelembutan kakak kita, Dek, aslinya dia itu cerewet dan galak. Kamu kalau sudah besar nanti pasti jadi bahan omelan dia—auwh!” Ernest tiba-tiba mengaduh saat Kimberly menjewer telinganya.“Diam,” bisik Kimberly dengan kesal. “Jangan meracuni otak bayi dengan omongan kamu yang negatif itu ya!”“Aku ‘kan bicara apa adanya,” gumam Ernest sembari mengusap-usap telinga.Kimberly mendelik pada Ernest, lalu kembali tersenyum lebar pada Ch

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 8. Babymoon II

    “Gimana perasaan kamu?” bisik Malik seraya mengelus pipi Kimberly dengan lembut.Kimberly terdiam. Harusnya ia yang bertanya seperti itu kepada Malik.Detik berikutnya, Kimberly tersenyum lebar, tangannya mengusap-usap perut dan berseru riang, “Anak kita sepertinya senang banget, Babe! Dia bikin perasaan aku jadi makin bahagia setelah lihat kamu ngendarain motor balap barusan!”“Benarkah?” Malik ikut tersenyum lebar.Kimberly mengangguk cepat. Ia langsung melompat ke pelukan Malik, melingkarkan tangan di leher pria yang masih memakai baju balapan yang dulu sering dia pakai. Malik terlihat tampan sekali dengan baju itu, mengingatkan Kimberly akan kebersamaan mereka sebelum menikah.“Terima kasih, ya! Aku jadi rindu nonton kamu balapan.” Kimberly terkekeh, suaranya terdengar teredam karena bibirnya terbenang di pundak Malik. “Kalau kamu? Gimana perasaan kamu sekarang?”“Perasaanku?” ulang Malik.“Hm-hm. Apa barusan bisa mengobati kerinduan kamu sama balapan?”“Iya.” Malik bergumam dan m

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 7. Babymoon

    Jam dinding sudah menunjukkan pukul 23.25 waktu Andorra. Kimberly merebahkan tubuhnya di kasur berseprai abu tua. Matanya menatap plafon putih dengan penerangan lampu warm white.Mereka baru saja tiba di Andorra pukul 18.30 waktu setempat. Perjalanan ini atas inisiatif Kimberly yang mengidam ingin tidur di kamar Malik, di rumahnya yang ada di Andorra. Setelah mendengar keinginan istrinya, Malik langsung memesan tiket pesawat.“Ternyata begini rasanya ada di kamar kamu.” Kimberly terkekeh dan melirik Malik yang baru saja selesai memindahkan semua pakaian mereka dari koper ke dalam lemari.Tadi Kimberly berniat membantu, tapi Malik melarangnya dan malah menyuruhnya untuk istirahat.“Gimana rasanya? Aneh?” Malik melepas kaos putihnya dan menghampiri ranjang.“Nyaman banget!” Kimberly meringis, ia mengangkat kedua tangan ke atas untuk menyambut Malik yang baru saja menaiki ranjang dan memeluknya. Tangan Kimberly mengalung di leher Malik.Ia sempat menahan napas dengan jantung berdebar-deb

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 6. Para Suami Nunggu Istri

    “Tunggu! tunggu! Mami nggak salah dengar, ‘kan? Kamu… hamil?”Kimberly mengangguk cepat berkali-kali sembari tersenyum lebar.Feli tercengang. Ia dan Archer saling tatap satu sama lain dengan tatapan terkejut. Lalu detik berikutnya keduanya sama-sama menghela napas lega dan tertawa.“Ya Tuhan, terima kasih… Mami senang sekali dengarnya, Sayang!” ucap Feli dengan mata berbinar-binar dan memeluk Kimberly. “Pantas saja akhir-akhir ini Mami ngerasa ada yang berbeda sama kamu.”“Oh ya? Mami bisa ngelihat perubahan aku? Kok aku nggak?”“Mami ini ibu kamu, Kim. Selama dua puluh satu tahun tinggal bareng-bareng, masa Mami nggak bisa menyadari sesuatu yang berbeda sama kamu?” Feli terkekeh kecil, tangannya menepuk-nepuk punggung Kimberly. Ekspresi wajahnya terlihat cerah, secerah langit siang ini di luar sana. Walau air matanya tampak menggenang, tapi itu adalah tangis kebahagiaan.“Mami kok nangis?” tanya Kimberly sesaat setelah pelukannya terlepas. Ia cemberut seraya menangkup pipi sang ibu.

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 5. Suami Sigap

    Gimana kalau sekarang Malik sedang mencari kesenangan di luar karena keadaan di rumah tidak membuatnya nyaman?Satu pertanyaan itu tiba-tiba membuat Kimberly menegakkan punggung. Wajahnya menegang. Air matanya seakan tak ingin berhenti mengalir saat membayangkan Malik melampiaskan kekesalannya dengan menghabiskan waktu bersama wanita lain.“Kamu jahat!” Kimberly menangis sambil membenamkan wajah di atas lutut. “Kamu main pergi begitu aja tanpa memikirkan perasaanku!”Setelah cukup lama menangis sendirian hingga ruangan kamarnya berubah gelap karena sudah memasuki malam, Kimberly akhirnya mandi supaya pikirannya lebih jernih.Dua puluh menit kemudian, ia sudah berganti pakaian dan tubuhnya terasa segar, tapi pikirannya tetap saja kacau. Kimberly mencoba menghubungi Malik lagi, tapi berakhir sia-sia.“Non Kimmy, mau makan malam, Non? Makanannya sudah siap di meja,” ujar Bik Nining yang menghampiri kamar Kimberly.Kimberly menggeleng lesu. “Aku nggak lapar, Bik. Nanti saja makannya.”“No

  • Istri yang Tak Diinginkan   Extra Chapter 4. Malik Pergi

    “Sayang, aku pulang!”Mendengar seruan Malik, secara spontan Kimberly terbangun dan menaruh remote di meja. Lalu ia bergegas menyongsong Malik ke pintu utama dengan langkah-langkah cepat.“Kamu bawa nasi lemaknya?” tanya Kimberly dengan mata berbinar-binar.“Bawa dong. Nih!”Kimberly tersenyum lebar saat Malik menunjukkan bingkisan di tangannya. Ia langsung merebut bingkisan tersebut. “Terima kasih!” serunya, ceria.Tepat saat Malik akan mengecup bibir Kimberly—sesuatu yang selalu Malik lakukan setiap kali pulang ke rumah, Kimberly tiba-tiba melesat pergi, membuat bibir Malik tidak punya tempat untuk berlabuh.“Hey! Kenapa pergi begitu aja?” protes Malik, yang tak ditanggapi Kimberly. Malik hanya menghela napas pasrah, lalu melangkah masuk mengikuti sang istri.Kimberly terlihat sedang menghidu aroma nasi lemak yang masih terbungkus. Malik tersenyum, lalu mengambil piring bersih dan menaruhnya di meja.“Ini pasti kerjaan kamu nih, Mama kamu senang banget cuma dapat nasi lemak doang,”

DMCA.com Protection Status