Beranda / Romansa / Istri yang Kau Remehkan / 22. Jadi Babu,Bukan Ratu

Share

22. Jadi Babu,Bukan Ratu

Penulis: Suzy Wiryanty
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-12 10:52:30

Ada yang aneh di sini. Alih-alih mendapati mobil Wanti, Suri malah menjumpai mobil Damar yang berhenti tepat di sudut jalan. Demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Suri memang tidak berdiri tepat di depan pos Satpam. Melainkan di sudut jalan sebelum berbelok ke pos.

"Ayo masuk, Suri." Damar membuka kaca mobil penumpang.

Suri terpaku. Ia heran. Siapa yang ditelepon, siapa pula yang datang. Mencurigai sesuatu, Suri merogoh tasnya. Mengeluarkan ponsel dan mengecek siapa yang tadi ia hubungi dengan terburu-buru. Selebar wajahnya seketika terasa panas, saat menyadari bahwa ia telah menekan kontak nama Damar. Tidak heran ia bisa salah menekan kontak. Karena nama-nama pemanggil di ponselnya jarang sekali ia hapus. Riwayat ponselnya penuh dengan jejeran nama-nama pemanggil ataupun yang ia panggil.

"Ma--maaf, Pak Damar. Saya--saya salah menelepon orang." Suri gelagapan karena malu bercampur takut. Ia ngeri kalau sampai Damar memarahinya karena peristiwa memalukan ini.

"Nanti saja k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri yang Kau Remehkan   23. Melemparkan Kenyataan di Wajah Pras.

    "Ini ongkosnya ya, Pak? Sisanya buat Bapak saja. Terima kasih karena telah mengantarkan saya selamat sampai di rumah." Suri mengangsurkan selembar uang seratus ribuan kepada supir taksi online. Padahal ongkosnya hanya lima puluh dua ribu rupiah saja. "Terima kasih banyak ya, Bu? Semoga Ibu makin banyak rezekinya." Sang sopir menerima uang berwarna merah dari Suri dengan gembira. Tidak sia-sia ia bekerja hingga larut malam. Rezeki selalu datang pada orang yang rajin menjemputnya. "Aamiin," Suri mengamini. Sejurus kemudian sang sopir pun berlalu. Suri yang saat ini telah berdiri di depan pagar, melirik mobil berwarna hitam yang berhenti di seberang jalan. Mobil itu adalah mobil Damar. Setelah ia selesai melakukan visum di rumah sakit tadi, Suri memang berinisiatif untuk pulang sendiri. Ia takut kalau Pras memergokinya pulang dengan menumpang mobil Damar. Dikhawatirkan Pras akan menjadikan hal tersebut sebagai alasan bahwa dirinya juga berselingkuh. Oleh karenanya untuk mencegah hal-

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-13
  • Istri yang Kau Remehkan   24. Mempertahankan Harga Diri.

    Suri menandaskan teh manis hangatnya. Ia memutuskan akan menunggu Bu Ajeng di teras rumah saja. Suri tidak ingin membuat kesan seolah-olah ia orang penting saja. Dirinya mengutamakan adab saat berhadapan dengan orang tua.Ketika sampai di teras rumah, Suri memeluk diri sendiri. Hujan yang terbawa angin, tempias hingga ke tempatnya berdiri. Suri merapatkan blazer berbahan tweednya. Mencari sedikit kehangatan dari blazer yang berbahan seperti karung goni itu. Sejurus kemudian tampak sebuah mobil berhenti di depan pagar rumahnya. Suri mengenalinya sebagai mobil Bu Ajeng. Karena mobil inilah yang mempertemukannya dengan Bu Ajeng pertama kalinya. Ketika itu Bu Ajeng akan dinakali oleh para pemotor yang pura-pura terjatuh di depan mobilnya.Suri merapikan rok plisket berwarna kuning kunyitnya yang mengembang karena tertiup angin kencang. Ia bermaksud berlari kecil menuju mobil, agar terhindar dari rintik hujan. Suri malas mencari payung untuk hujan rintik-rintik seperti ini. "Ini ada pay

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-13
  • Istri yang Kau Remehkan   25. Pelaporan Ke Polisi.

    "Sebenarnya kamu sudah salah jalan kalau ingin melaporkan suamimu, Suri." Dalam perjalanan ke rumah sakit, Bu Ajeng menasehati Suri. Sembari menyetir, ia mengajak Suri berbincang-bincang ringan."Salah jalan bagaimana maksudnya, Bu?" Suri mengernyitkan dahi. Ia tidak memahami kalimat Bu Ajeng."Begini Suri. Seharusnya jikalau kamu ingin melaporkan tindak kekerasan yang dilakukan oleh suamimu, tempat pertama yang kamu tuju itu adalah kantor polisi. Nah, pada saat melapor ke bagian SPKT nanti, barulah pihak penyidik akan mengeluarkan surat pengantar visum et repertum pada Puskesmas setempat. Surat ini nantinya akan kamu gunakan untuk visum sekaligus mengobati luka-lukamu. Yang kamu lakukan saat ini terbalik. Kamu visum duluan baru melaporkan tindak kekerasan yang kamu alami ke kantor polisi." Bu Ajeng yang juga merupakan salah satu anggota Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan, memberitahu prosedural pelaporan tindak kekerasan KDRT kepada Suri. "Wah, begitu ya, Bu? Saya t

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-13
  • Istri yang Kau Remehkan   26. Belajar Tangguh.

    "Baik, Bu. Saat ini saya memang sedikit gentar. Tetapi bukan gentar karena ingin membatalkan laporan. Melainkan karena tidak terbiasa ke kantor polisi," ungkap Suri apa adanya. Bu Ajeng tersenyum menenangkan. Ia menyukai pribadi Suri yang jujur dan sederhana."Wajar. Segala sesuatu yang judulnya pertama kali pasti menakutkan. Tapi ingat, hidup ini dinamis. Semua hal berubah. Kalau kita tidak siap dengan perubahan dan tantangan, kita akan seperti katak di bawah tempurung. Bodoh dan tidak tahu apa-apa selamanya. Ayo perjuangkan nasibmu. Saya juga akan mendampingimu di SPKT nanti." Bu Ajeng menguatkan Suri.Selanjutnya mereka berdua berjalan menuju ruangan SPKT. Terlihat sekitar tiga orang petugas kepolisian yang duduk di meja kayu panjang. Di belakang meja panjang tersebut ada tulisan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu. Berarti kepanjangan SPKT yang disebutkan Bu Ajeng berulang kali tadi adalah tulisan besar di belakang para penyidik kepolisian ini. Di depan meja panjang itu terbentang

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-13
  • Istri yang Kau Remehkan   27. Kedatangan Ibu Mertua.

    "Sekarang Ibu di mana, Mbok?" Suri mengikuti langkah bergegas Mbok Inah menuju pintu utama. Benaknya penuh dengan segala kemungkinan yang ia tidak tahu jawabannya. "Ada di ruang tamu bersama Pak Pras," jawab Mbok Inah gelisah. Sedari tadi ia mendengar Pras terus saja menjelek-jelekkan Suri. Mbok Inah khawatir kalau Bu Siswoyo nantinya akan memarahi Suri."Wira?" tanya Suri lagi. Ia tidak suka kalau Wira menyaksikan perdebatan mereka nanti. Suri tidak ingin Wira ketakutan."Wira baru saja tidur. Bu Siswoyo mengeloninya sampai tertidur tadi. Karena ada Bu Siswoyo, saya menunggu Ibu di pagar depan. Saya takut nanti Ibu kaget saat mendapati Bu Siswoyo ada di ruang tamu," terang Mbok Inah lagi."Terima kasih ya, Mbok? Untung Mbok memberitahu saya duluan. Saya jadi mempunyai sedikit waktu untuk menenangkan diri." Suri mengucapkan terima kasih pada Mbok Inah. ART yang sudah lima tahun ikut bersamanya ini sungguh sangat setia. Ia beruntung memiliki ART sebaik dan seloyal Mbok Inah. "Sudah m

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-14
  • Istri yang Kau Remehkan   28. Jejak Penganiayaan.

    Suri menarik selembar tissue basah dari tas tangannya. Ia kemudian menghapus bedak padat di pipi kanannya. Sebenarnya dengan diulas bedak padat pun memar-memar itu masih cukup jelas terlihat. Dan kini setelah bedak padat terhapus semuanya, memar-memar di pipinya makin jelas terlihat. Suri juga membuka mulutnya memperlihatkan luka pada pipi bagian dalamnya. Pras membuang muka. Ia tidak menyangka kalau tamparannya berakibat cukup fatal pada Suri. Padahal ia hanya menggunakan seperempat tenaganya."Mas Pras memukul saya bukan karena saya menantang-nantang Mas Pras, Bu. Tapi karena kami bertengkar dan Mas Pras digugat oleh nuraninya sendiri. Mas Pras itu sudah lama berselingkuh dengan Bu Murni, atasannya sendiri. Saya dan Wira sudah dua kali memergoki Mas Pras sedang berdua-duaan dengan atasannya itu. Saya juga punya videonya kalau Ibu ingin melihatnya." Suri memutuskan untuk menceritakan semuanya saja. Ia tidak mau Bu Siswoyo hanya tahu dari sisi Pras, yang tentu saja membela dirinya se

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-14
  • Istri yang Kau Remehkan   29. Ibu Mertua Bijak.

    "Ibu pulang dulu ya, Ri? Ingat baik-baik pesan Ibu, jangan membuat keputusan di saat kamu sedang emosi. Endapkan dulu emosimu beberapa waktu. Baru setelahnya lanjutkan apa yang baik menurutmu." Bu Siswoyo menepuk-nepuk pelan bahu Suri. Keprihatinan tergambar jelas di raut wajah tuanya. Namun ia tidak bisa melakukan apa-apa. Pras dan Suri sudah dewasa. Sebagai seorang ibu, ia hanya bisa memperingati dan menasehati keduanya. Namun segala keputusan tetap ada di tangan mereka berdua. "Untuk segala kepahitan yang kamu alami karena ulah Pras, Ibu minta maaf. Ibu sudah memperingatinya kemarin. Pras berjanji bahwa ia tidak akan main tangan lagi padamu. Namun masalah Murni, sayangnya Pras tidak menjanjikan apa-apa. Sekali lagi, Ibu minta maaf ya, Ri? Ibu tidak berhasil menyadarkan Pras akan kesalahannya," ucap Bu Siswoyo sungguh-sungguh. Sebagai seorang ibu ia sudah berusaha keras. Mulai dari membujuk sampai akhirnya mengancam Pras. Tapi apa mau dikata, anaknya tetap tidak mau mendengarkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-14
  • Istri yang Kau Remehkan   30. Amarah Damar.

    "Belum, Mbak. Paling juga sebentar lagi. Oh ya, saya mau bilang, tas-tas rajutnya habis semua lho, Mbak. Sisa delapan pieces yang model clucth itu, kemarin sore sudah terjual semua," lapor Ninik gembira. "Sweater dan syal, sisa beberapa piece saja. Itu juga sudah ada pemiliknya semua. Nanti sore atau besok akan diambil pemiliknya," lanjut Ninik lagi. "Alhamdullilah. Saya ada sisa dua lusin dengan warna berbeda di rumah beberapa perajut. Nanti sore atau besok pagi saya antar ya, Nik? Model-model lainnya insyallah lusa sudah selesai semua." Suri ikut gembira. Usaha rajutnya sekarang semakim laris. Begitu juga dengan online shopnya. Suri craft and Creations sekarang bisa mencapai omzet tujuh puluh juta dalam waktu dua minggu. Profitnya adalah setengah dari omzetnya tersebut. Setelah dipotong dengan biaya produksi, ia masih mengantongi sepersekian rupiah. Alhamdullilah."Selera customer di butik ini sudah bergeser ya, Nik? Dari yang tadinya menengah ke atas, jadi menengah ke bawah. Say

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-14

Bab terbaru

  • Istri yang Kau Remehkan   104. ExtraPart VI.

    "Bagaimana keadaan Ibu?" Suri menghampiri sang ibu yang terbaring di ranjang." Dirinya memang langsung pulang kampung setelah kakaknya mengabari kalau ibu mereka sedang sakit. "Lho kamu kok tiba-tiba ada di sini, Ri? Kamu datang dengan siapa? Damar?""Dengan Pak Min, Bu. Mas Damar besok baru menyusul. Ada rapat tahunan perusahaan. Keadaan Ibu bagaimana?" Suri menggenggam tangan sang ibu. "Seperti yang kamu lihat. Ibu baik-baik saja. Pasti kamu ya yang mengadu pada Suri, Las? Ibu tidak apa-apa kok?" Bu Niken memelototi Sulastri. Putri sulungnya ini sedikit-sedikit selalu mengadu pada Suri."Tidak apa-apa bagaimana? Orang Ibu nyaris stroke kemarin?" bantah Sulastri."Itu 'kan kemarin. Sekarang Ibu toh baik-baik saja. Lain kali jangan sedikit-sedikit mengadu pada Suri. Suri baru beberapa bulan melahirkan. Repot ke mana-mana membawa bayi." "Tidak repot kok, Bu. Kan ada Mbok Inah. Lagi pula sekalian Wira ingin bertemu dengan Pras. Rindu katanya. Kebetulan sekolahnya libur dua hari karen

  • Istri yang Kau Remehkan   103. Extra Part V.

    Suri merapikan gaun hamil babydollnya karena tegang. Saat ini MC tengah membacakan nama-nama pengusaha yang masuk dalam nominasi Anugerah Wirausaha Indonesia atau AWI. Anugerah Wirausaha Indonesia itu sendiri adalah satu acara penghargaan yang diberikan kepada para pengusaha di Indonesia. Kompetisi dan penghargaan AWI ini biasanya dilaksanakan setiap tahunnya. Dan malam ini adalah acara AWI yang ke-22. Yang mana acara diselenggarakan pada ballroom Adi Daya Graha Hotel. Dalam acara AWI tahun ini, Damar yang mewakili PT Karya Tekstil Adhyatna masuk dalam 26 nominasi AWI yang terpilih. "Santai saja, Sayang. Jangan tegang. Nanti anak kita ikutan tegang di dalam sana." Damar menggenggam tangan Suri yang saling terjalin di pangkuan. Astaga, tangan Suri dingin sekali."Saya tidak tegang, Mas. Saya cuma tidak tenang. Masa nama Mas tidak disebut-sebut sih!" Suri mendecakkan lidah. MC dari tadi hanya membacakan nama-nama nominasi pengusaha yang lain."Sabar dong, Sayang. Nominasi yang harus

  • Istri yang Kau Remehkan   102. Extra Part IV.

    Dokter Aslan tersenyum tipis. Ia teringat pada Murni Eka Cipta. Sang pendonor yang juga mantan teman sekolahnya. Pada mulanya dokter Aslan tidak mengetahui kalau pendonor kornea mata Pras adalah Murni, teman SMP-nya dulu. Sampai sosok tubuh kaku Murni didorong masuk ke ruang operasi. Berdampingan dengan Pras. "Sudah lama meniatkan kornea matanya untuk saya? Siapa orangnya, Pak Dokter? Pras mengerutkan dahi. Ia penasaran. Siapa orang ini sampai-sampai meniatkan mendonor mata padanya? "Nanti Pak Pras akan tahu sendiri." Dokter Aslan menepuk ringan bahu Pras."Baiklah. Karena operasi ini telah berhasil dengan baik, saya akan memeriksa pasien lain lagi. Nanti siang, Pak Pras sudah bisa keluar dari rumah sakit. Saya ingatkan, besok pagi Bapak harus kembali kontrol ke poli mata untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan. Gunakan obat tetes mata sesuai dengan anjuran. Hindari menekan atau mengusap bagian mata, dan jangan mengendarai kendaraan bermotor. Tambahannya makanlah makanan yang bergizi s

  • Istri yang Kau Remehkan   101. Extra Part III.

    Pras duduk di sisi ranjang seraya membuka mata perlahan. Ia mengikuti instruksi dokter Aslan. Perban yang membungkus matanya selama dua hari ini akhirnya dibuka juga. Sehari setelah operasi keratoplasti alias cangkok kornea mata, dirinya hanya mengganti perban dan mengecek kondisi mata. Setelah dinyatakan kalau hasil operasinya bagus, baru pada hari kedua inilah ia akan membuka mata hasil keratoplasti. Ia sungguh berterima kasih kepada siapa pun orang yang telah mendonorkan kornea mata padanya.Pras mencoba mengikuti instruksi dokter Aslan. Matanya masih terasa sedikit lengket. Padahal tadi dokter Aslan telah mengusapkan semacam cairan sejuk yang melembabkan matanya. Setelah matanya terbuka, Pras mengedip-ngedipkannya sebentar. Samar-samar ia mulai melihat cahaya terang. Sebuah tirai jendela berwarna hijau muda. Pras terbata-bata mengucap syukur. Akhirnya ia mampu melihat cahaya setelah tiga tahun bergelut dalam kegelapan."Ayah? Ayah sekarang sudah bisa melihat belum?"Suara Wira, p

  • Istri yang Kau Remehkan   100. Extra Part II

    "Ya sudah, Wira baik-baik di sana ya? Jangan nakal." Suri mengelus puncak kepala Wira. Sang putra mengangguk patuh. "Wira masuk ke dalam mobil dulu sana. Papa ingin berbicara pada bunda." "Siap, Pa." Wira bergegas masuk ke dalam mobil. Ia sudah tidak sabar ingin menunjukkan bingkisan pada sang ayah. Karena konon katanya ayahnya sudah bisa melihat sekarang."Mas pergi dulu ya, Ri? Kamu dan Dimas baik-baik di rumah. Mas tidak lama. Setelah semua urusan selesai, Mas dan Wira akan langsung pulang ke rumah." Damar mengecup kening Suri mesra. Setelahnya ia mencium sayang pipi anak laki-lakinya.Damar kemudian berjongkok sembari mengelus perut Suri yang sedikit membukit. Ya, Suri tengah mengandung muda. Dirinya dan Suri memang kejar setoran. Usia mereka berdua sudah tidak muda lagi. Untuk mereka berusaha secepat mungkin memiliki keturunan."Adek bayi juga baik-baik di dalam sana ya? Jangan buat Bunda susah ya, Nak ya?" Damar mencium perut Suri. Mengelus-elusnya sebentar. "Ri, jangan kela

  • Istri yang Kau Remehkan   99. Extra Par I.

    Tiga tahun kemudian.Seorang lelaki tua mengecup kening putri kesayangannya untuk yang terakhir kalinya. Setelahnya ia menatap nanar ketika jenazah sang putri didorong masuk ke ruang operasi. Sejurus kemudian satu brankar juga didorong masuk. Pintu kemudian ditutup, bersamaan dengan air matanya yang menetes perlahan. "Selamat jalan, putriku. Ayah bangga padamu karena telah berjuang hingga kamu tidak mampu lagi bertahan. Ayah juga akan melaksanakan pesan terakhirmu. Doakan agar Ayah kuat kehilanganmu. Karena masih ada satu pesanmu lagi yang harus Ayah emban hingga Ayah tutup usia."Air mata sang lelaki tua terus menetes, tanpa sang lelaki tua itu sadar. Ia menangis tanpa suara tanpa emosi. Selama tiga tahun menemani putri tunggalnya ini berjuang melawan penyakit-penyakitnya, tidak sekalipun ia menangis. Ia tidak mau putrinya melihatnya patah semangat.Namun hari ini, semua emosi yang selama ini ditahan-tahannya sendiri luruh. Ia telah kehilangan istrinya bertahun lalu. Dan kini ia ju

  • Istri yang Kau Remehkan   98. Besar Hati (end)

    Dengan besar hati Murni meminta maaf atas semua kesalahannya. Dua minggu belakangan ini ia sudah menyadari semua kesalahannya. Ia juga sudah meminta maaf pada Pras, walau yang bersangkutan tidak bersedia menerima teleponnya. Menurut orang tua Pras, sekarang Pras kerap mengurung diri di kamar. Pras sedang menjalani fase-fase terburuk dalam hidupnya. "Saya maafkan, Bu. Saya juga minta maaf kalau selama ini tanpa sengaja saya telah menyakiti hati Ibu. Kita akhiri saja semua perseteruan tiada guna ini ya, Bu?" "Iya, Ri." Murni mengangguk mengiyakan. Ia setuju dengan rekonsiliasi Suri ini. Sudah cukup semua pertikaian yang pada mulanya ia picu."Sebaiknya kita memang menghentikan segala pertikaian dan menjalin hubungan silaturahmi demi tumbuh kembang anak-anak kita. Mas Damar sudah berjanji bahwa ia akan tetap menjadi ayah Chika sampai kapan pun, walau ayah kandungnya ada. Martin telah memiliki istri dan juga anak-anak. Saya harus mempertimbangkan perasaan Lidya, istri Martin."Suri ters

  • Istri yang Kau Remehkan   97. Akhir Rekonsiliasi.

    "Boleh saya berbicara berdua denganmu, Ri?" Murni memajukan kursi roda. Menghampiri Suri dan Damar yang sedianya akan ke lokasi perhelatan."Tidak bisa, Murni. Kami akan segera ke ballroom. Lagi pula, saya tidak mengizinkan kamu hanya berdua saja dengan Suri. Terlalu riskan soalnya." Damar dengan cepat menghalangi laju kursi roda Murni. "Saya hanya ingin berbicara sebentar saja dengan Suri sebagai sesama perempuan. Sepuluh menit saja, Mas. Lagi pula keadaan saya sekarang seperti ini. Bagaimana mungkin saya bisa menyakiti Suri?" Murni memandang Damar kecut, seraya menunjuk kursi roda dengan tatapan mata. Di mana dirinya terduduk lemah dengan hanya satu kaki normal. Kaki lainnya tinggal sebatas lutut yang ditutupi oleh kain menyerupai rok batik panjang."Menyakiti tidak hanya selalu dalam bentuk fisik, Murni." Damar menggeleng. Ia tetap tidak mengizinkan Suri berduaan dengan Murni. Istimewa di resepsi pernikahan mereka. Damar tidak mau sampai Murni melukai perasaan Suri di hari bahagi

  • Istri yang Kau Remehkan   96. Keikhlasan.

    "Oh iya. Saya akan membawa tas kecil berisi ponsel saja. Mbak Husna bisa tolong ambilkan tas tangan saya?" pinta Suri pada Mbak Husna. Suri tidak berani memandang wajah Damar yang tengah tersenyum lebar. Ia malu."Bisa dong, Ri. Ini." Mbak Husna meraih tas tangan mewah bertabur swarovski milik Suri di atas meja. Ia kemudian mengulurkan tas tangan berkilauan itu pada sang empunya tas."Mbak Husna tidak ikut keluar sekalian?" Suri yang masih grogi ingin agak Mbak Husna ikut berjalan bersama. Sebagai seorang perias pengantin, sudah menjadi kewajiban Mbak Husna untuk mendampinginya."Kamu keluar bersama Pak Damar dulu. Mbak akan mempersiapkan tas kecil untukmu touch up nanti, kalau diperlukan. Kamu duluan saja, Mbak akan segera menyusul." Mbak Husna memberi kesempatan pada Damar untuk membimbing Suri. Sebagai orang yang sudah makan asam garam kehidupan lebih lama, Mbak Husna tahu bahwa Suri belum seratus persen percaya diri menyandang status sebagai istri Damar. Oleh karenanya Mbak Husna

DMCA.com Protection Status