Share

88. Huru-hara Sri Rahmi

Penulis: Areum_bee
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-12 23:31:02
“Apa, Pak? Bapak tadi bilang apa, coba ulangi!” suruh seorang wanita paruh baya sembari melipat tangannya di kedua sisi tubuh. Matanya menatap nyalang sang suami yang tampak lesu.

Pria paruh baya yang merupakan suami si wanita itu, mengangkat kepala yang awalnya menunduk lemas seakan-akan tidak diberi makan sebulan. “Kita coba adopsi anak-anaknya Surti, Buk," lirihnya hampir-hampir tak terdengar.

Namun, karena ketajaman telinga sang istri, kalimat lirih itu pun terdengar begitu vokal dan berhasil menabrak keras gendang telinganya, membuat perempuan baya itu langsung meremas gamis ungu jandanya dengan napas yang makin lama makin tak terkendali.

Didekati lah sang suami yang tampak pucat penuh keputusasaan itu dengan amarah yang bercokol di benaknya. “Bapak melantur? Bapak sadar apa yang bapak omongkan?” tanya Rahmi dengan suara gigi-gigi yang bergesekan, membuat irama mengerikan bagi siapa saja yang mendengarnya, terkecuali seorang pria paruh baya yang saat ini sudah bertekad kuat ak
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    89. Bertemu lawan?

    Dara berjalan keluar kantor bersama para karyawan lain mengingat ini adalah waktu penghujung bekerja. Raut lelah para karyawan menjadi satu-satunya yang menemani Dara dalam kesendiriannya. Saat Dara akan menaiki mobil yang sudah dipersilakan sopirnya, tiba-tiba benda pipih di sakunya bergetar. Dara membukanya, itu adalah panggilan telepon dari ibunya. Segeralah wanita itu menerimanya. “Kenapa, Ma?" tanya Dara sebagai pembuka obrolan sembari masuk ke mobil dan segera memakai. sabuk pengamannya. Terdengar kasak-kusuk dari seberang sana, menunjukkan jika Sukma Wijayakusuma masih berada di kantor pusat dengan berkas-berkas membosankan itu. Tak lama kemudian suara tersebut mulai hening. "Ada undangan dari salah satu kolega bisnis kita. Mama lupa memberi tahu. Kamu sudah di rumah?" tanya wanita paruh baya dengan suara lelahnya. "Belum, Ma. Aku baru saja keluar kantor ini mobilnya baru keluar dari area kantor," jawab Dara sambil melihat pemandangan mobil-mobil yang berjejer macet. "Bag

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    90. Membungkam kesombongan Namira.

    Namira mengulurkan tangannya pada Dara. Hal seperti itu biasannya identik dengan sambutan ramah. Namun, dari sorot matanya, tak ada setitik pun ekspresi ramah. Malah, ada ekspresi sengak ditambah sekelumit ekspresi menghina yang perempuan semampai itu layangkan kepada Dara.Karena ingin menghargai sikap Namira, Dara pun berdiri untuk menyambut perlakuan Namira terlepas niat sebenarnya sang model papan atas yang belum ia ketahui.Dara tersenyum ramah dan menyambut angsuran tangan itu. "Kita berjumpa lagi. Senang bertemu denganmu,” katanya berniat kembali duduk. Namun, cengkeraman erat dari Namira membuat Dara mengernyit bingung akan perlakuan yang semula ramah dan sekarang berubah layaknya monster.Dara berusaha mencari maksud Namira dengan menatap netra tajamnya. janda kembang itu sedikit mendongak karena perbedaan tinggi mereka yang signifikan, meskipun Dara sendiri memiliki tinggi 171 senti, tapi itu tak ada bandingannya dengan Namira Sana Soeroso yang tingginya mencapai 180 senti d

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    1. Perselingkuhan suami

    Chapter 1. Suamiku Berselingkuh“Suami, mertua, dan ipar-ipar Mbak Dara tidak jemput?” tanya seorang gadis sembari mengemasi beberapa pakaian.Wanita yang dipanggil Mbak Dara menatap ke arah gadis itu. “Mereka sibuk ... mungkin?” jawab Dara tak yakin. Netranya menatap nanar bangsalnya yang siap ditinggal dengan perasaan hampa.Lalu lalang manusia berpakaian khas pegawai rumah sakit yang tengah merawat pasien itu, tampak tak terusik dengan keberadaan keduanya.“Namanya keluarga, mau sesibuk apa pun, minimal usahakan, lah! Suami Mbak juga, memangnya pernah jenguk sekali saja? Bahkan Mbak saja ke sini naik taksi sendirian! Suami seperti itu baiknya dibuang jauh-jauh, Mbak!” Sang gadis yang sudah hampir dua tahun bekerja di butik Dara sebagai asisten tahu betul betapa tidak pedulinya suami dan keluarga dari bosnya tersebut. Sang suami sering bertindak kasar dan marah-marah semenjak di PHK dari perusahaan tempatnya bekerja. Belum lagi omelan dan ocehan para ipar. Hanya butik satu-sat

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    2. Firasatku mengatakan ....

    Sang mertua melotot tak terima. “Jika ingin pergi, kau saja yang pergi dasar mandul pembawa sial! Kaulah yang menumpang di sini!” hardik sang mertua membuat Dara menggeleng tak setuju.“Itu tidak mungkin! Rumah ini milikku apa hak kalian—” Dara berteriak lantang dan terpotong. “Meski kamu yang membangun rumah ini, tetap saja, tanah dan sertifikat rumah ini atas namaku. Dan kamu tidak ada hak!” sahut mama mertua dengan setitik senyum bangga.“Tak usah memperpanjang masalah, Ra. Kamu tinggal ikhlas, maka semuanya beres.” Indri, sang menantu baru mulai angkat bicara. “Lagipula, kita kan, berteman. Tidak akan sulit rasanya membagi suami pada temanmu.”Dara berdiri dengan pandangan mencemooh ke arah Indri. Andai saja ikhlas itu semudah membalikkan telapak tangan.“Indri benar. Tidak perlu berselisih lagi, intinya masalah ini selesai!”Mertua Dara memang kerap kali ikut campur dalam rumah tangganya. Namun, kali ini… Dara tidak akan membiarkan wanita tua itu kembali mencampuri ranahnya.“T

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    3. Memohon ampunan

    Dara membersihkan mulutnya yang masih menyisakan cairan asam yang tertolak oleh lambungnya. Terhitung sudah tiga kali ia memuntahkan cairan asam itu. Tubuhnya ambruk di lantai berlapis karpet tanpa bisa dicegah.“Mbak? Mau ke rumah sakit lagi?” tanya perempuan yang tengah memberesi sarapan atasannya yang tinggal seperdua.Dara menggeleng pelan. “Tidak perlu, keadaan butik sekarang sangat sibuk. Saya harus turun tangan langsung mengingat peran saya sangat dibutuhkan,” tolak Dara sembari merapikan rambutnya yang entah sudah berapa hari tak tersentuh sisir.Sang asisten diam-diam menyetujui ucapan Dara. Mau bagaimana lagi? Butik yang tidak seberapa besar ini kekurangan sumber daya manusia, dan sayangnya hanya memiliki satu desainer yang tak lain dan tak bukan adalah sang pemiliknya sendiri.Apa lagi, pendapatan butik selama beberapa hari terakhir, khususnya saat Dara menjalani rawat inap, mengalami penurunan yang signifikan.“Tolong ambilkan desain-desain saya sekalian bawakan catatan pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    4. Salah siapa?

    Atmosfer butik benar-benar kacau, beberapa baju yang sudah rusak berceceran itu semakin menyemarakkan suasana genting di sana. Dara memegangi perutnya yang terasa mulas dihadapkan dengan situasi ini.“Cium kaki saya, maka saya akan pertimbangkan untuk menjualnya atau tidak!” ulang sang mertua yang berhasil menyadarkan Dara bahwa kejadian ini bukan mimpi buruk semata.Para pelanggan sudah pulang karena butik ditutup mendadak agar informasi ini tak menyebar ke pihak luar dan mencemarkan nama baik butik. Kini, hanya tersisa Dara beserta karyawannya dan satu keluarga yang saat ini terus merongrongnya.Mertuanya mencebik, “Kamu tidak mau, Dara? Kalau begitu silakan angkat kaki dari sini–”“Saya mau! Saya akan lakukan apa pun!” sela Dara yang direspons dengan senyum puas satu keluarga itu.Dara melepaskan tangan asistennya yang mencoba menahannya. Matanya menyorot seluruh karyawannya dengan pilu. Hatinya dengan teguh meyakinkan bahwa inilah satu-satunya cara agar butik ini tak lepas dari g

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    5. Jalan menuju dendam

    “Terima kasih, Pak,” ujar Dara sebelum taksi yang ditumpanginya menjauh.Dara menatap jalanan kompleks yang sepi sebab waktu yang sudah hampir menunjukkan tengah malam. Ia jalan pintas dengan penuh kehati-hatian, sebab kluster mewah ini dijaga dengan keamanan ketat. “Berhenti di sana!” seru sebuah suara membuat tangan ringkih yang semula berniat membunyikan bel itu mengambang di udara.“Sudah saya bilang berkali-kali, kan?! Pengemis, penjual dan pemulung dilarang memasuki kawasan ini, tidak bisa baca aturan di depan?! Berani-beraninya mengotori kompleks ini dengan aura melaratmu!” sentak lelaki bertubuh tambun yang terasa asing bagi Dara. Ditodongkannya tongkat kebanggaan itu sembari menatap remeh penampilan Dara.Perempuan itu tersinggung saat menyadari penampilannya yang memang layak disebut pengemis daripada pewaris. “Saya bukan pengemis,” jelasnya sembari memencet bel dan membuat satpam itu cepat-cepat menariknya kasar.“Dasar orang miskin! Jangan berani mengganggu ketenangan pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    6. Rencana bercerai.

    Laksmi Wardana terlihat menikmati sup dengan dahi berkerut, tampak sedang menyusun berbagai tanya untuk cucunya. Sedang Hendra dan istrinya tampak terdiam canggung sederajat dengan atmosfer sekitar. Jangan tanya pada manusia satu yang sedang duduk tak jauh di seberang sana, Dara tak yakin ibunya juga sedang menyusun pertanyaan untuknya. Pasalnya, sekedar saling sapa saja seperti sebuah kemustahilan. Setelah usai, Sukma Wijayakusuma tampak langsung berdiri dan berniat pergi. “Mau ke mana, Sukma? Tidak ingin berbincang hangat dengan kami dulu?” tanya Laksmi pada putri semata wayangnya. “Tidak, Ma. Aku mau istirahat saja, banyak sekali musibah yang terjadi hari ini, membuat kepalaku pusing, aku tidak ingin berbicara dengan siapa pun,” kelitnya tanpa melihat anaknya yang mungkin saja tersinggung. Dara tak tahu musibah apa saja yang menimpa ibunya hari ini, hanya ... ia terlampau yakin jika namanya masuk pada daftar musibah itu. “Bahkan dengan Dara?” tanya Laksmi sengaja menyebut na

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19

Bab terbaru

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    90. Membungkam kesombongan Namira.

    Namira mengulurkan tangannya pada Dara. Hal seperti itu biasannya identik dengan sambutan ramah. Namun, dari sorot matanya, tak ada setitik pun ekspresi ramah. Malah, ada ekspresi sengak ditambah sekelumit ekspresi menghina yang perempuan semampai itu layangkan kepada Dara.Karena ingin menghargai sikap Namira, Dara pun berdiri untuk menyambut perlakuan Namira terlepas niat sebenarnya sang model papan atas yang belum ia ketahui.Dara tersenyum ramah dan menyambut angsuran tangan itu. "Kita berjumpa lagi. Senang bertemu denganmu,” katanya berniat kembali duduk. Namun, cengkeraman erat dari Namira membuat Dara mengernyit bingung akan perlakuan yang semula ramah dan sekarang berubah layaknya monster.Dara berusaha mencari maksud Namira dengan menatap netra tajamnya. janda kembang itu sedikit mendongak karena perbedaan tinggi mereka yang signifikan, meskipun Dara sendiri memiliki tinggi 171 senti, tapi itu tak ada bandingannya dengan Namira Sana Soeroso yang tingginya mencapai 180 senti d

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    89. Bertemu lawan?

    Dara berjalan keluar kantor bersama para karyawan lain mengingat ini adalah waktu penghujung bekerja. Raut lelah para karyawan menjadi satu-satunya yang menemani Dara dalam kesendiriannya. Saat Dara akan menaiki mobil yang sudah dipersilakan sopirnya, tiba-tiba benda pipih di sakunya bergetar. Dara membukanya, itu adalah panggilan telepon dari ibunya. Segeralah wanita itu menerimanya. “Kenapa, Ma?" tanya Dara sebagai pembuka obrolan sembari masuk ke mobil dan segera memakai. sabuk pengamannya. Terdengar kasak-kusuk dari seberang sana, menunjukkan jika Sukma Wijayakusuma masih berada di kantor pusat dengan berkas-berkas membosankan itu. Tak lama kemudian suara tersebut mulai hening. "Ada undangan dari salah satu kolega bisnis kita. Mama lupa memberi tahu. Kamu sudah di rumah?" tanya wanita paruh baya dengan suara lelahnya. "Belum, Ma. Aku baru saja keluar kantor ini mobilnya baru keluar dari area kantor," jawab Dara sambil melihat pemandangan mobil-mobil yang berjejer macet. "Bag

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    88. Huru-hara Sri Rahmi

    “Apa, Pak? Bapak tadi bilang apa, coba ulangi!” suruh seorang wanita paruh baya sembari melipat tangannya di kedua sisi tubuh. Matanya menatap nyalang sang suami yang tampak lesu. Pria paruh baya yang merupakan suami si wanita itu, mengangkat kepala yang awalnya menunduk lemas seakan-akan tidak diberi makan sebulan. “Kita coba adopsi anak-anaknya Surti, Buk," lirihnya hampir-hampir tak terdengar. Namun, karena ketajaman telinga sang istri, kalimat lirih itu pun terdengar begitu vokal dan berhasil menabrak keras gendang telinganya, membuat perempuan baya itu langsung meremas gamis ungu jandanya dengan napas yang makin lama makin tak terkendali. Didekati lah sang suami yang tampak pucat penuh keputusasaan itu dengan amarah yang bercokol di benaknya. “Bapak melantur? Bapak sadar apa yang bapak omongkan?” tanya Rahmi dengan suara gigi-gigi yang bergesekan, membuat irama mengerikan bagi siapa saja yang mendengarnya, terkecuali seorang pria paruh baya yang saat ini sudah bertekad kuat ak

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    87. Mengenang mantan.

    “Dara juga sama seperti Sagara, kok. Mereka kan anak muda, berbeda generasi dengan kita juga. Dan pastilah pandangannya hidup pun juga berbeda. Standar kita dan mereka berbeda.”“Bagaimana cara menghadapi anak yang berbeda pandangan dengan orang tua?"“Sebenarnya itu adalah hal yang wajar. Antara anak dan orang tua memang kerap terjadi perbedaan pandangan, bahkan sampai berujung perdebatan. Tugas kita sebagai orang tua tetap mengarahkan anak jika dirasa mereka salah jalan. Hal itu juga berlaku kebalikannya.”“Dulu ... waktu Sagara masih nakal-nakalnya, saya sering berpikir kalau parenting yang saya terapkan salah. Karena sejauh ini, memang Sagara satu-satunya anak laki-laki di antara saudara-saudaranya yang perempuan,”“Bukannya anak remaja memang punya pemikiran bebas melakukan kenakalan? Di tambah jika remaja itu laki-laki.”“Ya, itu benar. Dulu Sagara sering balapan motor dengan anak-anak berandalan luar sana. Padahal saya sudah menghukum, tapi tetap tidak ada kapok-kapoknya.”

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    86. Hampir terungkap.

    Sebuah tampilan menawan dari tubuh pear body shape terpantul indah dari cermin full body. Seorang wanita menyemprotkan parfum sebagai sentuhan terakhir sebelum mengambil sandal selopnya dan keluar kamar. “Bagaimana? Sudah siap?” tanya Sukma Wijayakusuma sembari menatap penampilan putrinya yang lebih kasual dibanding hari-hari kerjanya. Dara mengangguk pelan. “Nanti Mama juga mau ikut masak?” tanyanya sambil memasukkan ponselnya ke saku. Sukma meletakkan majalah mode keluaran sepuluh tahun silam dan segera bangkit. “Entahlah, tapi sepertinya tidak. Nyonya Rissa tidak membicarakan ini saat kami bertelepon,” beri tahunya sambil melangkah keluar rumah setelah menghubungi sopir. Setalah keduanya masuk, Sukma segera memakai sabuk pengamannya diikuti Dara. “Kamu ... kenapa mau-mau saja diajak ke acara ini?” tanya Sukma sembari melirik sang putri semata wayangnya. Dara yang masih difokuskan dengan pekerjaannya itu mengangkat kepalanya hingga bertemu tatap dengan sang ibu. “Kenapa aku haru

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    85. Menggoyahkan iman.

    Entah kenapa, jantung Dara rasanya seperti berhenti berdetak untuk sesaat, sebelum kemudian kembali berdetak dengan intensitasnya yang semakin tinggi.“Delion, jangan bercanda!” seru Dara memperingati. “Kamu pikir itu lucu?!” sentaknya tak habis pikir. Kenapa Delion berbicara hal konyol itu? Apakah Delion tak tahu jika kata-kata seperti itu bisa mengafirmasi dan menjadi kenyataan sama halnya sebuah pengharapan? Bagaimana jika akhirnya menjadi kenyataan seperti ucapan Delion tadi? Dara tak ingin mendoakan hal buruk bagi wanita itu terlepas statusnya sebagai kekasih gelap mantan mertuanya. Terdengar decak meremehkan dari seberang sana. “Apakah ucapanku terdengar seperti candaan, Dara?” tanya Delion dengan suara rendahnya. Sial! Jika sudah seserius itu, maka kemungkinan bercanda itu sangat kecil, terlebih yang sedang mereka bicarakan adalah seorang ibu hamil. Rasanya, Delion pun tak akan yaga menjadikannya sebagai candaan.Bahu Dara perlahan melemas. “Tapi Delion, itu ... itu sangat ti

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    84. Kematian mendadak.

    Sebuah mobil mewah terparkir di depan rumah bergaya klasik. Tak berselang lama, sepasang kaki berbalut sandal selop sederhana menuruni kereta besi itu dengan pelan-pelan. Dara berjalan menuju kediaman Wijayakusuma dengan lesu. Kerjaan yang tak ada habisnya membuat mood perempuan itu terjun seketika. Ditambah, adanya rumor miring yang membicarakan tentangnya. Sebelumnya, Dara tak terlalu peduli pada rumor-rumor apa pun yang berseliweran tentangnya. Ia selalu bisa menerapkan prinsip acuh tak acuhnya itu. Namun, entah kenapa untuk rumor yang satu itu Dara tak bisa mengabaikannya begitu saja. Dara hamil? Sialan! Siapa cecunguk yang tak sengaja melihatnya di warung ubi bakar kemarin dan mengikutinya hingga ke minimarket? Gila saja! Rasa-rasanya Dara ingin menjambak orang itu karena telah membuat karangan yang luar biasa ngawurnya. Sialnya, beberapa gosip dari PT Juita Betari selalu sampai pada kantor pusat Anguliger group. Bagaimana kalau ibu dan pamannya tahu hal itu? Mungkin ibunya a

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    83. Rumor gila!

    Seorang perempuan memasuki kawasan perusahaan Juita Betari dengan langkah tegasnya. Terdapat senyum tipis yang timbul ketika beberapa orang yang ia lewati menyapanya. Ia memasuki ruangan yang dikhususkan untuknya dengan langkah mantap. Begitu ia menduduki kursi kebesarannya, suara pintu yang diketuk dari luar menyahut kemudian. Setelah diizinkan,seseorang dari luar langsung masuk dengan sopan. Dara mengangkat kepalanya. “Ada jadwal apa saja untuk hari ini?” tanyanya sembari menghela napas pasrah melihat beberapa tanggungan berkas yang menunggu sentuhannya. “Untuk hari ini ... ada rapat kerja dengan tim finansial yang dilaksanakan jam 10.00 sampai 10.30.” Dara mengangguk paham. Sehari ia tak masuk, tiba-tiba saja ada rapat dengan divisi finansial untuk membahas penganggaran, perkiraan, perilaku pelanggan dan tren pasar, serta dampak pemasaran dan tak lupa strategi pemasaran ditambah permasalahan produksi. Dara melirik jam di mejanya yang sudah menunjukan kalau rapat akan segera dim

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    82. Tiba-tiba hamil?!

    Dara mematung saat melihat wajah ramah nan jelita itu. Tubuhnya tiba-tiba saja kaku seolah-olah kakinya diolesi lem super lengket. Di sisi lain, wanita yang tak sengaja ditabrak itu memunguti belanjaannya yang berceceran akibat ulah perempuan muda yang saat ini malah mematung alih-alih membantunya. Dara sendiri? Ia masih terbengong di tempatnya. Sampai kemudian, wanita itu selesai memunguti barang-barangnya yang sudah kembali ke tempat semula dan mengangkat wajahnya hingga bertemu tatap dengan Dara. Sial! Itu benar-benar penjual jamu yang menjadi simpanan mantan mertuanya! "Maaf, Mbak," kata Dara setelah bersusah-payah menelan ludahnya gugup, aih! Sudah terlambat meminta maaf, malah tidak ikut membantu. Perlahan, tapi pasti. Dara memundurkan langkahnya sembari berjinjit-jinjit sebagai upaya menghindari kekasih gelap sang mantan mertua. Jangan salahkan Dara sebagai orang yang tak bertanggung jawab, kalau pun bisa, Dara pasti akan membantunya. Namun, siapa yang tak akan lari terbi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status