Share

Bab 96 Perjalanan

Bab 96

"Sayang. Maaf, aku terjebak macet."

"Mas pasti capek. Ini diminum dulu habis itu mandi." Rahma dengan telaten melayani suaminya yang baru sampai di rumah. Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Padahal biasanya Sakha sampai di rumah paling lambat menjelang Maghrib.

"Terima kasih." Sakha sempat memberi kecupan singkat di kening Rahma sebelum duduk lalu menyesap jahe hangat buatan sang istri.

"Mas ada tugas ke luar kota?" tanya Rahma tanpa menunjukkan sikap curiga. Sakha pun mengangguk masih dengan menyesap minuman seteguk demi seteguk melewati kerongkongannya. Terasa hangat di saat lelah dan gundah melanda.

"Harus ya berangkat malam ini?"

"Iya, Sayang. Pembukaan cabang baru di kota sebelah harus segera diluncurkan. Aku harus mengawasi pembangunannya.

"Kok tiba-tiba?"

"Iya, mumpung investor lagi semangat."

Sakha merasa bersalah terhadap istrinya karena harus berbohong demi menjaga kewarasan. Ia takut istrinya kambuh dengan depresinya. Ia perlu melihat kondisi Ratih le
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status