Home / CEO / Istri simpanan CEO / Menjadi wanita Simpanan

Share

Menjadi wanita Simpanan

Ternyata waktu tidak bisa mengobati rasa sakit yang Mia alami. Dia tumbuh semakin besar dan cantik. Tapi, hatinya kosong.

"Hey," ucap Niko-pacar kelima Mia. 

"Apa?" tanya Mia tidak bersemangat. 

"Kamu yang kenapa? Kok di chat gak dibales ditelepon juga gak diangkat? Kamu marah sama aku?" tanya Niko. 

Kepala Mia mengangguk, "Kita putus!" ucapnya lantas bangkit dan pergi begitu saja. Tanpa penjelasan apapun Mia meninggalkan Niko. Rasanya sudah cukup. Mia tidak membutuhkan Niko lagi. 

Informasi yang dia butuhkan sudah terkumpul. Tinggal menjalankan aksi maka rencana balas dendamnya bisa segera dimulai. 

Setelah Ibu meninggal, Mia memutusakan untuk membalas semua kejahatan yang pernah dilakukan Siska dan Rahman. Setiap harinya, Mia terus mencari Informasi mengenai Rahman dan Siska. Ternyata Rahman meregang nyawa saat dia dipecat dari kantor. Ekonominya merosot membuat dia depresi sedangkan Siska memilih untuk menikah lagi. 

"Dasar wanita ular!" gerutu Mia saat mengetahui informasi terbaru terkait kebenaran Siska dan kehidupannya saat ini. 

Siska kini telah menikah kembali dengan pria yang berusia 2 tahun lebih muda darinya. Pria itu bernama Rafka Arganta seorang CEO di perusahaan besar yang bergerak di bidang industri dan jasa. Rafka seperti tidak tahu jika Siska pernah menikah dan memiliki anak. 

"Akan aku pastikan masa tuamu dipenuhi derita!" gumam Mia sambil meremas kertas yang diberikan Niko. 

Niko pemuda 23 tahun yang bekerja sebagai manajer di salah satu cabang perusahaan yang dipimpin Rafka. Mia sengaja mengincar orang-orang terdekat Rafka. Semua itu dilakukannya agar aksi balas dendam ini terlaksana. 

Maka saat usiannya menginjak angka 25 Mia putuskan untuk terbang ke Jakarta. Tujuannya jelas! Kuliah dan bekerja di perusahaan yang dipimpin Rafka. Mia akan mengambil apa yang seharusnya jadi haknya. Tidak hanya itu Mia juga sudah mempersiapkan senjata ampuh untuk meluluhkan keberingasan Siska. 

"Tunggu aku wanita ular." 

****

 Tidak sia-sia Mia berhasil menjebak Rafka. Perbedaan usia 5 tahun tidak jadi persoalan. Mia tetap akan menjalankan aksinya secara profesional. 

Menjadi asisten pribadi Rafka adalah salah satu bagian dari rencana yang berhasil. Urusan Niko sudah beres sejak Mia masih tinggal di kampung halamannya. 

Siapa yang mengira jika anak singa yang lucu ini mampu membelah kemustahilan. Mia membuktikan dendamnya mampu mengalahkan ganasnya kehidupan. Otak pintarnya tidak main-main. Semua ini berkat usaha yang dia lakukan selama 9 tahun. 

"Selamat pagi," sapa Mia penuh cinta. 

"Pagi. Ada meeting hari ini?" tanya Rafka tak ingin kalah. Rafka yang baru saja datang bergegas menggandeng tangan Mia dan mengajaknya untuk berbicara di ruang kerjanya. 

"Kenapa kamu bawa aku ke sini? Kan meja aku di sana? Jadwal kerja kamu juga ada di sana," sahut Mia manja. 

"Aku kangen tahu sama kamu. Masa gitu aja gak ngerti!" balas Rafka yang kini sedang memeluk Mia dari belakang. 

Pintu ruang kerja Rafka tertutup rapat. Tidak ada seorangpun yang bisa melihat kemesraan dua sejoli ini. 

"Aku harus kerja. Kamu juga harus kerja. Udah ya, nanti aja!" tolak Mia. 

Mia tentu jijik melakukan semua ini. Tetapi, demi ambisinya Mia harus merelakan harga dirinya. Selagi tidak ada kontak fisik berlebihan maka Mia akan menjalankannya sepenuh hati. Jangan sampai Rafka curiga. 

"Itu bisa diurus nanti. Gimana kalau kita keluar, sarapan gitu?" ajak Rafka. Sejak mengenal Mia hasrat cintanya kembali membara. Mia memberikan warna baru dalam hidup Rafka. 

Keberadaan Siska di sisinya ternyata tidak mampu mengalahkan hasrat Rafka. Dia pria normal yang jelas akan tergiur barang baru. Apalagi barang baru itu Mia, wanita independen yang bukan hanya cantik tapi juga pintar. 

"Gak mau. Kalau istri kamu tahu bisa habis aku!" tolak Mia. Mia sengaja berpura-pura tidak mengenal Siska. Padahal hampir setiap hari dia menguntit rumah megah yang ditempati Siska juga Rafka. 

Kebetulan yang disengaja, Mia menyewa apartemen dekat rumah Siska. Dari rooftop apartemennya Mia bisa melihat dengan jelas ke kaca jendela rumah Siska. Segala macam aktivitas keluarga Siska bisa Mia saksikan. Walau hanya gerakan tubuh tanpa suara. 

"Gak akan sayang. Kamu tenang aja, aman kok aman!" elak Rafka. 

Tidak perlu waktu yang lama bagi Mia untuk mendapatkan perhatian Rafka. Dimulai dari kenaikan jabatan sampai akhirnya menjadi sekertaris plus pacar. 

"Terus kapan kamu nikahin aku? Katanya kamu udah bosen sama istri kamu yang tua itu? Emang dia keriput banget ya? Terus dia juga gak bisa ngasih kamu keturunan, kan? Jadi apa yang kamu pertahankan?" tanya Mia. Saatnya berlaga seolah wanita murahan. Tenang, Mia tahu batasannya. Tidak ada rasa cinta yang mendominasi hubungan Mia juga Rafka. Mia murni memanfaatkan kelemahan Rafka. 

"Nanti ya. Aku usahain secepatnya tapi gak papa kan jadi istri kedua dulu?" jawab Rafka. Sejauh ini Rafka masih ingin mempertahankan Siska.

Bibir ranum Mia melengkung ke bawah, "Jahat kamu! Masa aku yang cantik jadi istri kedua!" sahut Mia. 

"Ya, kan nanti aku cerai sama Siska. Kamu sabar dulu ya," balas Rafka tampak masih bingung dengan pilihannya. 

Mia balas memalingkan wajahnya dan menyingkirkan tangan Rafka yang melingkari pinggangnya. 

"Aku harus kerja. Kamu siap-siap meeting!" ucap Mia ketus. 

Rafka yang merasakan perubahan pada diri Mia buru-buru mencekal lengan Mia. Mia yang hendak membalikkan tubuhnya urung. 

"Lepasin tangan aku!" tegas Mia. Aura kecemburuan tampak jelas di wajah Mia. Padahal itu hanyalah kebohongan. 

"Kamu marah? Maaf ya, kamu kan tahu sendiri resiko pacaran sama aku. Aku janji setelah kita nikah nanti aku akan bercerai, tapi kamu sabar dulu. Aku harus memastikan tidak ada satupun aset atas nama Siska. Aku takut kecolongan!" jelas Rafka.

Selama ini Rafka memberikan surat-surat penting yang dia miliki pada Siska. Rafka menaruh kepercayaan sangat tinggi pada Siska karena sejauh ini Siska dapat diandalkan dalam mengelola keuangannya. 

"Makanya jangan terlalu percaya sama istri kamu itu! Bisa aja kan dia alih nama?" sahut Mia sengaja memanas-manasi. 

Tapi, Rafka bukan pria bodoh.

"Tenang. Aku punya salinannya kok. Kamu gak perlu takut, kalau kita nikah aku gak akan jatuh miskin kok!" balas Rafka menyakinkan Mia bahwa dia memang kaya dan pintar. 

Ayolah, Rafka itu CEO di perusahaan besar. Dia tidak akan bertindak ceroboh atas dasar cinta kecuali saat bersama Mia. Rafka akan berubah 180 derajat. Rafka yang tegas berganti dengan Rafka yang manja layaknya anak kecil yang haus perhatian. 

"Baik tuan Rafka kalau begitu saya permisi dulu. Silahkan melanjutkan pekerjaan bapak," balas Mia enggan mendengarkan pembelaan Rafka. 

Sombong itu anggapan yang diberikan Mia saat Rafka menerangkan dirinya sendiri. 

Cup,

"Have a nice day dear. Jangan pernah takut kehilangan aku. Cinta aku cuma buat kamu, tenang aja!" ucap Rafka setelah mengecup kening Mia. 

'Jijik' gumam Mia dalam hati. 

Senyum manis menjadi topeng kesekian yang Mia tunjukan. 

"Kerja!" ucap Mia. 

'Ini baru permulaan Rafka. Jangan ganggu aku!' 

Disaat Rafka menunjukkan ketulusannya mampukah  Mia menahan gejolak rasa? 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status