Pengacara Felix langsung berdiri. “Penolakan, Yang Mulia! Klien saya hanya terlewat terkejut sehingga salah bicara. Ucapannya tidak bisa dijadikan kesaksian.” Dia menoleh kepada Felix. “Bukan begitu, Tuan Smith?” Felix mengangguk-anggukkan kepala dengan cepat. “Itu benar! Itu benar, Yang Mulia! Saya hanya salah bicara.” Dia menambahkan, “Saya hanya bermaksud berkata, Valency pernah mengakui karya ini adalah karyanya yang diciptakan di awal tahun ini, jadi bagaimana mungkin dia memiliki dokumen HAKI yang didaftarkan selama itu!?” Ucapan Felix membuat ekspresi keruh sang hakim agak merenggang, tapi sebelum pria itu berbicara, terdengar suara lain berucap, “Kenapa tidak mungkin?” Semua orang menoleh. Ternyata, sekarang yang berbicara adalah Valency. Senyum tipis menghiasi wajah manis Valency seiring dirinya berkata, “Walau agak kurang tepat mengatakan aku baru menciptakan desain itu awal tahun ini, tapi memang benar dokumen HAKI yang kumiliki jauh lebih tua dibandingkan desain yang
Suasana ruangan persidangan menjadi semakin ricuh begitu Valency membeberkan berita yang cukup menggemparkan dan panas. Bisikan-bisikan kekagetan terdengar jelas. Namun Valency masih belum puas hanya sampai di situ saja. Dia melirik sekumpulan media yang hadir dan tersenyum pada Alvaro, seolah memberikan sebuah kode lewat matanya. ‘Aku akan menyelesaikan semuanya hari ini juga!’Valency kemudian menatap Felix dan Cecilia bergantian, kemudian berkata, “Apa kamu mengira aku hanya memiliki bukti satu dokumen desain saja untuk kalian?” Sudut bibirnya terangkat. “Aku masih ada yang lain!”Ucapan Valency membuat Felix memasang sikap was-was. Walaupun terdengar ambigu, Felix yakin jika ucapan gadis itu bermakna bukan sesuatu yang baik untuknya sekarang. BRAK! Tumpukan dokumen yang sangat tebal diletakkan di atas meja hingga menimbulkan suara yang cukup keras, menarik perhatian orang-orang di ruangan itu. Kening Felix mengernyit bingung sekaligus penasaran dengan isi dokumen-dokumen yang
Jayden mengusap kepala Valency lembut dan sedikit mengacak rambut gadis itu. “Istriku memang yang terbaik,” ucapnya yang mampu membuat seluruh orang terkejut dan mematung mendengarnya. Tanpa menghiraukan tatapan sekitar, Jayden menggandeng tangan Valency dengan santai dan mengajak istrinya keluar dari ruang persidangan, diikuti dengan Alvaro di belakang mereka. Para wartawan buru-buru mengerumuni mereka dan mengajukan banyak pertanyaan. Kini Jayden dan Valency didampingi oleh Alvaro berjalan menuruni tangga di tengah-tengah para wartawan yang terus mengikuti, tangan Jayden merangkul pinggang Valency posesif, memastikan agar wanita itu tidak terjatuh karena serangan jepretan kamera dan microphone. “Tuan Spencer, apa benar kalian telah menikah?” “Dari mana kalian saling mengenal? “Mengapa kalian merahasiakan pernikahan ini? Apa ada sesuatu yang kalian sembunyikan?” Pertanyaan terakhir berhasil membuat Jayden tertarik, pria itu menatap wartawan yang bertanya dengan salah satu a
Tangan Cecilia dingin, dan tubuhnya pun bergetar. Dia kira, Valency tidak akan berani mengungkit masalah tersebut di depan semua orang! Dia kira gadis itu takut dengan kuasa keluarga Owen dan memutuskan untuk fokus pada memenangkan hak cipta desain saja!Tapi … ternyata dia salah!?Melihat hal itu, Valency dan yang lainnya sontak menatap dua sejoli tersebut.Dengan sebuah senyuman penuh arti, Valency berkata, “Jangan begitu grogi, Nona Owen.” Panggilan yang dia gunakan tidak lagi intim, melainkan sangat asing. “Kamu tidak diwajibkan untuk menjawab sekarang. Jawablah di kantor polisi nanti.”Mendengar sindiran Valency, Cecilia melemparkan pandangan mematikan pada gadis tersebut. “Jaga ucapanmu, Lency! Aku tidak pernah melakukan a
Masuk ke dalam mobil, Valency menghela napas sembari menyandarkan punggungnya di kursi mobil dengan perasaan lega yang luar biasa. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk senyuman tipis. Selesai sudah perjalanannya membalaskan dendam pada kedua orang yang mengkhianatinya. Dan yang paling penting, dia telah berhasil mempertahankan hak cipta karya ibunya.Selagi dia terdiam, Valency tiba-tiba merasakan ada sentuhan lembut di kepala, membuatnya sontak menoleh dan menatap ke arah pemilik tangan. “Jay …,” panggilnya tipis saat sepasang mata cokelat manisnya bertemu dengan sepasang manik hitam Jayden yang menenangkan. “Kamu sudah berjuang,” ucap Jayden lembut, mengusap pelan wajah mungil Valency menggunakan ibu jarinya.Sentuhan Jayden membuat Valency menutup mata, menikmati kehangatan yang diberikan. Gadis itu juga menggenggam tangan Jayden sambil tersenyum. “Semua ini berkat bantuanmu,” balasnya tenang. Namun, seiring Valency membuka mata, perlahan-lahan ekspresi bahagia di waj
Jayden terbengong di tempat. Dia tidak pernah menyangka akan mendengar kalimat seperti itu terlontar dari bibir Valency. Perlahan, wajah pria itu sedikit merona. Alhasil, Valency pun mengerjapkan mata. “Kau demam?” tanya gadis itu seraya menempelkan dahinya di dahi Jayden. “Wajahmu agak memerah ….” Sontak, Jayden langsung menjauhkan wajah dan tubuhnya dari Valency selagi menjawab, “Tidak.” Dia menundukkan wajah dan menutup setengahnya dengan tangan. “Aku baik-baik saja.” Valency hanya tampak kebingungan, tak sedikit pun menyadari tindakannya hampir membuat jantung Jayden meledak karena terkejut. Di sisi lain, sopir yang berada di kursi depan, yang mengintip dari spion tengah hanya bisa menghela napas. ‘Nyonya … sangat berbahaya tanpa dia ketahui ….’ Setelah diam beberapa saat dan telah kembali tenang, Jayden kembali berucap, “Jadi, kenapa kau tidak marah?” Dia menatap Valency. “Kau belum menjawabku.” Valency yang baru saja membalas pesan singkat Jennita, langsung meletakkan pon
Dalam waktu singkat nama Valency telah menjadi pembahasan panas di berbagai media sosial. Ribuan berita yang meliput hasil persidangan antara Felix Smith, Cecilia Owen, dan Valency Lambert memenuhi portal berita dan ramai dibicarakan oleh orang-orang. Ada beberapa topik utama yang kebanyakan dibicarakan oleh masyarakat, yaitu mengenai identitas asli Valency, kebohongan yang Felix lakukan, dan percobaan pembunuhan yang dilakukan Cecilia. Hal ini berefek pada banyak hal. Salah satunya yang paling besar adalah nama baik Cecilia dan keluarga Owen. Banyak orang memaki Cecilia karena dianggap bermuka dua dengan wajah manisnya selama ini. Namun, anehnya … saham keluarga Owen tetap stabil seolah tak terjadi apa-apa. Valency yang tengah duduk di kursi mini bar dengan ponsel di tangan mengernyitkan kening, kemudian mendengus. Tatapannya menelisik penasaran pada Jayden yang sedang berada di balik konter dapur. “Jadi ... keluarga Owen bersedia menyerahkan Cecilia selama kamu dapat membantu
Saat Valency menoleh, dia dikagetkan dengan jarak wajah Jayden yang begitu dekat. Tampak pria itu sedang menaruh dagunya di pundak Valency. Hal tersebut membuat bibir mereka hampir bersentuhan.Alhasil, Valency pun agak memekik.Melihat reaksi itu, Jayden hanya tersenyum dan mengecup singkat bahu Valency yang terbuka, membuat tubuh gadis itu agak bergetar, merasa area yang Jayden cium terasa panas.“Sepertinya, istriku senang melamunkan hal lain dibandingkan memandang diriku,” ujar Jayden dengan sedikit memiringkan kepalanya.Jantung Valency terasa ingin meledak. Bagaimana bisa pria ini terlihat tampan dan menggemaskan di waktu yang bersamaan!!!‘Tenang, Valency! Tenang!’ peringat Valency kepada dirinya sendiri. Kemudian, setelah tenang, Valency tersenyum tipis. “Bukan apa-apa. Hanya sedikit melamun karena bosan.”Kening Jayden mengernyit, matanya menatap lekat kedua mata Valency sambil terdiam, mencoba menggali kebenaran dari sepasang mata itu. Namun, karena tidak bisa mendapatkan a