Share

Bab 99. Kesalahpahaman 2.

Aku tidak tahu apa isi otak suamiku saat tangannya melepaskan genggaman kami dan sorot matanya tak berkedip menatap Silvia. Semakin tak nyaman saat ia dan ibu berharap aku segera hamil. Aku memang menginginkan pecel karena itu salah satu makanan favoritku, bukan karena bawaan bayi. Makanya aku hanya menanggapi dengan senyuman kecil.

Aku sengaja segera ke dapur karena tak ingin hatiku semakin panas. Sikap kak Abian itu plin-plan. Membuatku jengah dengan semua ini. Aku kira dia benar-benar mencintai dengan tulus. Buktinya baru dihadapkan pada kecantikan Sintia dia sudah berpaling dari aku.

Sakit! Sakit sekali aku diperlakukan seperti tadi. Sesak sekali dada ini rasanya.

Tes!

Tanpa terasa air mata meluncur begitu saja dari sudut mataku.

"Mbak Silvia mengapa menangis?" tanya mbok Nur saat melihatku.

"Ah, nggak, Mbok. Ini hanya kelipan semata. Aku mau mandi dulu, Mbok. Itu nanti terserah mau dimasak apa," ucapku seraya menunjuk pada tumpukan sayuran di samping westafel yang aku bawa da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status