Share

113. Harus Bertanggung Jawab.

Kecurigaanku tidak bisa dipatahkan begitu saja. Perempuan ini terlihat lihai dalam berbohong. Aku sudah kehilangan kepercayaan saat ia bilang tidak mengenal suara Sintia, padahal mereka sering berkomunikasi melalui telepon. Bantahannya sudah cukup membuktikan kalau ia memang pendusta ulung. Satu kebohongan akan menuntut kebohongan yang lain.

Sayangnya, selama ini ibu terlalu mempercayai wanita itu.

Wajah itu terlihat terperangah seketika. Mungkin dia tidak menyangka aku akan mengetahui semua ini secepatnya.

"Simbok itu sudah tua, tapi terlihat tidak cerdas!" Aku berkata sambil tersenyum sinis ke arah perempuan itu.

Aku berjalan ke arah meja makan. Menarik salah satu kursi. Benda mati yang berfungsi sebagai tempat duduk itu aku arahkan membelakangi meja. Aku duduk menghadap wajah wanita yang bernama lengkap Nuriyah tersebut. Aku duduk dengan kaki kiri ditumpahkan ke kaki kanan.

"Sekarang mau jujur di hadapan saya atau mau dibawa ke kantor polisi?" Mataku tak lepas dari wanita yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status